The purpose of this research is to determine whether the deffered tax and taxtobookratio affect the company performance either partially or simultaneously. This research used Earning per share (EPS) as a proxy of company performance. The samples of this research are 40 companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2012-2013. This data are analyzed by using the multiple regression analysis. The research result showed that partially the deffered tax has no a significant effect on the company performance while taxtobookratio has a significant influence. Simultaneously the deffered tax and taxtobookratio have a significant influence on company performance.
The purpose of this research is to examined the effect of deffered tax and taxtobookratio on the firm performance. This research uses Net Profit Margin (NPM) as a proxy of firm performance. The sampling method of this research is purposive sampling, 21 firms which consist of manufacturing firms, trading firms, and mining firms have been chosen. Tests using the clasical asumption test for normality, heteroscedasticity, multicolinearity, and autocorrelation. Regression analysis is used multiple linear regression analysis. The result of this research prove that deffered ta x doesn’t has significant effect on firm performance, while taxtobookratio has significant effect on firm performance.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh taxtobookratio dan booktax difference terhadap pertumbuhan laba baik secara parsial maupun simultan. Data penelitian berupa laporan keuangan perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Metode analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial taxtobookratio dan booktax difference tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Secara simultan, taxtobookratio dan booktax difference tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis memilih 30 perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013 sebagai objek penelitian dalam penyusunan skripsi berjudul “Pengaruh Pajak Tangguhan dan TaxToBookRatio Terhadap Kinerja Perusahaan (Penelitian pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia 2011- 2013)”.
This study aims to analyze the influence of deferred tax and taxtobookratio on profitability and earning persistence. Variables that used in this research are deferred tax and taxtobookratio, the Return on Asset (ROA) is used as a proxy of profitability. This study is based on differences in preparation of commercial financial statements and fiscal financial statements. The population in this research are manufacture company listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the 2011-2013, of the 486 companies listed, only 76 companies (profitability) and 69 (earning persistence) that meet the criteria of the study sample has been determined. Tests using the classical assumption test for normality, heteroscedasticity, multicollinearity, and autocorrelation. Regression analysis is used multiple linear regression analysis. Testing of hypotheses using multiple linear regression analysis with SPSS 21.0. The results of the study prove that the deferred tax hasn’t significant effect on profitability and the taxtobookratio has n’t significant effect on earning persistence, while the taxtobookratio has significant effect on profitability and the deferred tax has significant effect on earning persistence.
Pada bagian ini peneliti akan menarik kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh hasil penelitian yang didapat mengenai pengaruh deferred tax dan taxtobookratio terhadap kinerja perusahaan yang diukur menggunakan net profit margin. Sektor manufaktur yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 12 perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2014-2015. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan pembahasan dari penelitian, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
Suandy (2011) menyatakan bahwa Taxtobook adalah adanya perbedaan antara perhitungan akuntansi komersial dan akuntansi fiskal yang mengakibatkan perbedaan dalam menghitung besarnya jumlah penghasilan kena pajak. Perbedaan antara laporan keuangan fiskal dan komersial adalah 2 faktor penyebabnya yaitu perbedaan waktu dan perbedaan tetap atau permanen. Oleh sebab itu apabila laporan keuangan menurut komersial dan laporan keuangan fiskal berbeda perhitungannya maka berdampak pula pada laba dari laporan keuangan tersebut.
Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena Rahmat-Nya peneliti dapat menyel esaikan skripsi ini dengan judul “ Pengaruh Pajak Tangguhan Dan TaxToBookRatio Terhadap Profitabilitas Dan Persistensi Laba ”. Adapun maksud penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian program pendidikan Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Akuntansi STIE Perbanas Surabaya.
Manajemen laba (earnings management) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan perusahaan. Adanya praktik manajemen laba diidentifikasikan dengan menggunakan perbedaan antara laba sebelum pajak (book income) dan penghasilan kena pajak (taxable income). Beberapa literatur, misalnya Bauman et al. (2001), Phillips et al. (2002), Burgstahler et al. (2002), Dhaliwal et al. (2004), Maydew (2005), Tang (2006), dan Frank et al. (2009). Penelitian yang dilakukan oleh Mills dan Newberry (2001), Manzon dan Plesko (2002), serta Ayers, Jiang, dan Laplante (2008) menemukan taxable income dapat menjadi indikator atas kualitas laba yang lebih informatif dibandingkan dengan book income untuk perusahaan-perusahaan yang melakukan manajemen laba. Hanlon (2005) menggunakan deferred taxes sebagai proksi book-tax differences. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dengan booktax differences dalam jumlah besar serta bernilai positif dan negatif (large positive book-tax differences dan large negative book-tax differences) mempunyai laba yang kurang persisten dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai booktax differences dalam jumlah kecil (small book-tax differences) (Christina dkk, 2010:155).
Dengan adanya keinginan pihak manajemen untuk menekan dan membuat beban pajak sekecil mungkin, maka pihak manajemen cenderung untuk meminimalkan pembayaran pajak. Upaya meminimalisir beban pajak ini disebut dengan perencanaan pajak (tax planning) (Suandy, 2008). Perencanaan pajak merupakan proses mengorganisasi usaha wajib pajak yang tujuan akhir proses perencanaan pajak ini menyebabkan utang pajak, baik pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya berada dalam posisi seminimal mungkin. Perusahaan yang melakukan perencanaan pajak dengan baik tercemin dari adanya perbedaan yang tidak terlihat terlalu besar antara laba akuntansi dengan laba fiskal. Hal tersebut dapat dilihat pada rasio laba pajak terhadap laba akuntansi (taxtobookratio) (Ferry dan Anna, 2014).
Keberadaan pajak sebenarnya adalah sebagai salah satu sumber penerimaan negara, di sisi lain, akuntansi merupakan sistem pencatatan untuk menghasilkan laporan keuangan. Hanlon (2005) mengatakan bahwa secara spesifik sistem perpajakan dirancang untuk meningkatkan pendapatan negara, sebaliknya sistem akuntansi dirancang untuk menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan dan diharapkan dapat menekan asimetris informasi yang mungkin terjadi antara menajemen sebagai pihak internal dan pengguna laporan keuangan sebagai pihak eksternal (Ulfah, 2013:3). Philips et al. (2003) dalam Christina dkk (2010:155) menyatakan bahwa Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (PABU) telah memberikan diskresi yang lebih besar kepada pihak manajemen perusahaan dibandingkan undang-undang perpajakan sehingga manajemen menggunakan diskresi tersebut untuk melakukan manajemen laba. Hal ini berpotensi mengakibatkan terjadinya perbedaan yang besar antara book income dan taxable income (book-tax differences) yang akhirnya akan meningkatkan jumlah beban pajak tangguhan (deferred tax expense). Karenanya informasi yang terkandung dalam deferred tax expense lebih berguna untuk mendeteksi manajemen laba daripada model akrual yang dikembangkan oleh Healy (1985), Jones (1991), dan Dechow et al (1995).
akuntansi > laba kena pajak) terlihat pada semakin besarnya pajak tangguhan bernilai positif menunjukkan adanya manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan mengakibatkan laba pada laporan keuangan menjadi tidak berkualitas dan kinerja perusahaan menurun dimasa mendatang, sedangkan perbedaan laba akuntansi dengan laba pajak yang semakin kecil (laba akuntansi < laba kena pajak) terlihat dari semakin besarnya pajak tangguhan yang bernilai negatif menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba semakin rendah dan kemungkinan perusahaan akan default (Christina dkk, 2010). Kelangsungan hidup perusahaan pun tergantung dari besar kecilnya laba akuntansi suatu perusahaan dimasa mendatang karena adanya efek pajak yang dikelola manajemen dengan sedemikian rupa yang pengaruhnya pada laba fiskal untuk pembayaran pajak sehingga perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal pun dibuat untuk tujuan yang berbeda. Besar kecilnya perbedaan tersebut dapat terlihat dari taxtobookratio dan pajak tangguhan. Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pajak tangguhan dan taxtobookratio terhadap kinerja perusahaan.
Dhaliwal (2008) meneliti dari sudut pandang yang berbeda, periode penelitian untuk waktu lima atau enam tahun, Book-tax Different positif dan signifikan berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas. Biaya modal merupakan tingkat pengembalian yang diminta (required rate of returns) atas berbagai jenis pendanaan (Van Horne, 2007). Perusahaan akan benar-benar menguntungkan dan menciptakan nilai jika dan hanya jika labanya lebih tinggi daripada biaya modal yang digunakan untuk mendanai operasi, EVA mengakui bahwa untuk benar-benar mengukur kinerja dengan tepat, perlu memperhitungkan biaya dari ekuitas modal (Brigham & Houston, 2009).
This study addresses the limitations of prior studies in a number of ways. First, it focuses on student dropout as an outcome of fiscal decentralization in Indonesia at the beginning of decentralization (2002) and after almost one-and-a-half decades of decentralization (2014). Second, based on a national representative sample, we examine the linkage between fiscal decentralization and student dropout rates at the elementary school, transitional, and junior secondary levels. Third, this study combines the results of national survey data (Susenas 2002 and 2014) and case studies on fiscal decentralization and student dropout in two districts in the province of Yogyakarta. With its use of mixed methods, this study also explores why fiscal decentralization has failed to reduce student dropout in both districts. Fourth, this study uses multilevel regression to account for unobserved heterogeneity of the effect of fiscal decentralization on student dropout rates. This analysis is also able to account for other supply and demand factors of student dropout at the district and individual levels. Thus, the results are more robust than those of prior studies based on ordinary least squares.
Tabel 5 menunjukkan hasil analisis sebelum variabel interaksi dimasukkan, didapatkan hasil F uji sebesar 5,567 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Oleh karna tingkat signifikansi F pada model ini <0,05, maka hal ini mengindikasikan bahwa secara simultan variabel Equty to Net Profit, Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, DER, PER, Book Market Value, Earning Per Share, Pertumbuhan Penjualan, dan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Dengan demikian hipotesis pada penelitian ini yang menyatakan bahwa factor fundamental dan faktor uncontrollable berpengaruh terhadap harga saham (H1) dapat diterima.
Atas dasar research gap dari hasil penelitian-peneltian sebelumnya dan perlunya perluasan penelitian yang didukung oleh teori yang mendasari, maka diajukan permasalahan faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR), adapun terdapat tujuh faktor yang berpengaruh. Ketujuh variable tersebut adalah : (1) Profitability (ROA), (2) Current Ratio (CR), (3) Debt to Equity Ratio (DER), (4) Market toBook Value Ratio (MBV), (5) TaxRatio (TR), (6) Sales Growth (SG), dan (7) Cash Flow (FCF).
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, menambah wawasan dan memperkaya dalam pengembangan ilmu pengetahuan di lingkungan akademis terutama dari segi analisis perpajakan dan pemahaman mengenai kualitas laba perusahaan yang ditinjau dari pemahaman tentang pengaruh book-tax differences dan tingkat hutang terhadap persistensi laba.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan descriptive statistics untuk menggambarkan data dari seluruh variabel-variabel, yaitu: Current Ratio, Return on Equity, Market toBookRatio dan Harga Saham. Untuk pengujian menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Linearitas, Uji Statistik yang terdiri dari Analisis Regresi Linier Berganda, Koefisien Korelasi Berganda (r), Koefisien Determinasi (R 2 ), Uji Statistik F dan Uji Statistik T.
The populations were 146 companies which listed in Bursa Efek Indonesia (BEI) and 67 companies as samples. This research used purposive sampling method which based on the criteria that determined by the data obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD) in 2010 and 2012. The analysis technique was used the multiple linear regression analysis. The F test is used to determine the effect of simultaneous independent variables on the dependent variable which was the leverage, while the t-test was used to determine the effect of each variable partial.
Fr om the adjusted R squar e, the a bility of 5 independent variables (fixed assets, fir m size, pr ofitability, MTB and EAT) to explain the dependent var iable wa s 28% of lever age, and the r emaining 72% wa s explained by other factor s. Fr om the F test, it appear s that independent var iables influence the dependent var iable which was the lever age. While individually, fixed assets and pr ofitability var iable ha s no effect to the lever age. Var iable size of the compa ny and MTB have a positive relationship with the lever age and EAT var iables have a negative relationship to the lever a ge.