Untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa diperlukan metode pembelajaran yang dapat menjadikan siswa aktif dengan tujuan agar dapat melatih daya penalaran siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Silberman dalam bukunya bahwa pembelajaran tidak dapat ditelan secara keseluruhan. Untuk mengingat apa yang telah diajarkan, peserta didik harus mencernanya. Belajar yang sesungguhnya tidak akan terjadi tanpa ada kesempatan untuk berdiskusi, membuat pertanyaan, mempraktekkan, bahkan mengajarkan kepada orang lain. 10 Metode ThinkingAloudPairProblemSolving (TAPPS) adalah metode yang menekankan siswa untuk berpikir secara keras dan logis. Permasalahan yang diberikan berupa soal pemecahan masalah. Soal-soal pemecahan masalah dirasa mampu mengembangkan kemampuan peralaran siswa. Dengan TAPPS, siswa dilatih untuk menganalisa sebuah permasalahan, lalu menyampaikan kepada pasangannya. Aktivitas metode TAPPS dilakukan dalam kelompok kecil yang heterogen sehingga menuntut siswa untuk aktif dan berpendapat. Selain itu pada metode ini juga terjadi interaksi antar anggota kelompok. Kelompok yang hanya dibagi menjadi dua orang anggotanya menuntut siswa untuk aktif sebagai pembicara dan sebagai pendengar. Siswa dirasa mampu memberikan
Salah satu strategi pembelajaran kolaboratif yang bisa digunakan adalah strategi ThinkingAloudPairProblemSolving (TAPPS) yang diperkenalkan oleh Claparade (Lochhead & Whimbey, 1987: 75). Kegiatan TAPPS ini dilakukan dalam kelompok kecil yang heterogen hal ini memungkinkan terjadiya interaksi positif antar siswa sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika. Setiap kelompok terdiri atas sepasang siswa. Seorang siswa bertugas memecahkan masalah bersama temannya yang secara tidak lagsung membantu proses pemecahan masalah dengan cara meminta penjelasan seluruh langkah pemecahan masalah yang dilakukan siswa tersebut. Hal ini membuat siswa untuk terus menggunakan kemampuan komunikasi matematikanya dalam penyelesaian masalah. Dimana salah satu kemampuan komunikasi matematis siswa yang dapat diukur adalah ketika siswa memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa sendiri, merefleksikan benda-benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide-ide matematika.
Research on the application of learning methods ThinkingAloudPairProblemSolving (TAPPS) in improving students' analytical skills . The research was conducted on the eleventh grade students of Social Sciences on economic subjects.This study was conducted to determine the application of the learning methods of ThinkingAloudPairProblemSolving (TAPPS) in improving students' analytical skills on economic subjects . This study is a quasi- experiment with form nonequivalent control group design . Based on the test results was concluded ; First , there is a difference between the analytical skills before and after treatment in the experimental class that uses learning methods ThinkingAloudPairProblemSolving (TAPPS). Second , there are differences between the analytical skills of students before and after treatment in the control class using conventional methods . Third , there is a difference between the students' analytical skills improvement class experiments using learning methods ThinkingAloudPairProblemSolving (TAPPS) with grade control using conventional methods . Thus , the use of learning methods ThinkingAloudPairProblemSolving (TAPPS) can enhance analysis capabilities better than conventional learning methods.
Metode thinkingaloudpairproblemsolving (TAPPS) melibatkan siswa bekerja secara berpasangan dengan tugas yang berbeda untuk setiap siswa, satu pihak siswa sebagai problem solver yaitu bertugas menyelesaikan permasalahan yang diberikan dan menjelaskannya kepada listener dan satu pihak siswa lainnya sebagai listener dan ketika menjadi seorang problem solver, siswa harus dapat menemukan ide-ide, memahami konsep matematika yang dipelajari untuk dapat menyelesaikan permasalahannya, memahami urutan langkah-langkah yang mendasari pemikiran mereka, dan dapat mengidentifikasi kesalahan yang dilakukan. 12 Sehingga pada saat siswa menjadi seorang problem solver, siswa dapat melatih kemampuan berpikir analitis matematis mereka. Dengan metode pembelajaran TAPPS, diharapkan kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan mengaplikasikan konsep matematis siswa akan terus terlatih sampai akhirnya kemampuan analitis matematis siswa dapat menjadi lebih baik.
Pembelajaran dengan metode ThinkingAloudPairProblemSolving dan Hypnoteaching (Hypno-TAPPS) cocok untuk diterapkan sebagai pengembangan potensi kemampuan disposisi matematis peserta didik di SMP Taman Siswa Teluk Betung karena pada metode ini banyak motivasi yang diberikan kepada peserta didik, dalam proses pembelajaran peserta didik diyakinkan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menyelesaikan setiap tugas secara mudah dan nyaman tanpa mengandalkan kemampuan dari teman, sehingga pada saat mengerjakan soal-soal matematika, peserta didik mampu mengerjakan soal-soal tersebut dengan percaya diri dan yakin dengan jawabannya. Respon dari beberapa peserta didik yang diwawancara mengaku lebih menikmati pembelajaran dengan metode yang digunakan, hal ini karena menurut mereka guru (yang melakukan hypnoteaching) tidak seperti guru matematika mereka biasanya melainkan seperti teman yang biasa dijadikan teman untuk berbagi.
Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan perbaikan dalam proses pembelajaran dimana guru harus mampu menerapkan beragam strategi pengajaran mulai dari pendekatan-pendekatan yang berpusat pada guru hingga pendekatan yang berpusat pada siswa atau mengabungkan keduanya. Beberapa model pembelajaran dapat dikolaborasikan untuk mendapatkan variasi mengajar yang lebih menarik sehingga diharapkan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Salah satu kolaborasi model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah kolaborasi model pembelajaran TAPPS dengan strategi pembelajaran Learning start with a question.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menguji perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif dengan metode TAPPS dan yang menggunakan pembelajaran konvensional; (2) untuk menguji hasil belajar afektif siswa yang menggunakan metode TAPPS dan yang menggunakan pembelajaran konvensional untuk mengetahui aktivitas belajar siswa yang menggunakan metode TAPPS dan yang menggunakan pembelajaran konvensional dan (4) untuk menguji efektivitas pembelajaran kooperatif dengan metode TAPPS dan yang menggunakan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa.
Salah satu alternatif metode pembelajaran yang inovatif adalah metode pembelajaran TAPPS. Metode TAPPS merupakan suatu metode pembelajaran yang melibatkan dua orang siswa menyelesaikan suatu masalah. Setiap siswa memiliki masalah masing-masing dan guru dianjurkan untuk mengarahkan siswa sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Banyak penelitian dilakukan untuk menguji efektivitas metode TAPPS khususnya dalam mata pelajaran Matematika, namun belum ada penelitian tentang penggunaan metode ini dalam mata pelajaran Biologi SMP untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) model pembelajaran mana yang memberikan prestasi belajar lebih baik diantara model pembelajaran NHT saintifik, TAPPS saintifik, atau klasikal saintifik, 2) siswa dengan kategori AQ mana yang mempunyai prestasi belajar lebih baik diantara siswa dengan AQ tinggi, sedang atau rendah, 3) pada masing-masing model pembelajaran mana yang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik diantara siswa dengan AQ tinggi, sedang, atau rendah, 4) pada masing-masing kategori AQ, model pembelajaran mana yang memberikan prestasi belajar lebih baik diantara model pembelajaran NHT saintifik, TAPPS saintifik, atau klasikal saintifik.
Metode TAPPS juga berhubungan dengan teori Vygotsky tentang perkembangan sosial. Seperti halnya Piaget, Vygotsky mengemukakan bahwa siswa membentu pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui bahasa. 17 Vygotsky menekankan pada hubungan orang dengan konteks budaya dimana mereka bertindak dan berinteraksi dalam membagi pengalaman. Menurut teori Vygotsky, guru dan siswa harus bekerja secara kolaboratif, bukan guru mendiktekan materi kepada para siswa. Ruang kelas akan menjadi suatu komunitas pembelajaran jika siswa dan tempat duduknya dibagi-bagi dalam kelompok kecil.
Metode TAPPS juga berhubungan dengan teori Vygotsky tentang perkembangan sosial. Seperti halnya Piaget, Vygotsky mengemukakan bahwa siswa membentu pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui bahasa. 17 Vygotsky menekankan pada hubungan orang dengan konteks budaya dimana mereka bertindak dan berinteraksi dalam membagi pengalaman. Menurut teori Vygotsky, guru dan siswa harus bekerja secara kolaboratif, bukan guru mendiktekan materi kepada para siswa. Ruang kelas akan menjadi suatu komunitas pembelajaran jika siswa dan tempat duduknya dibagi-bagi dalam kelompok kecil.
The purpose of this study examines 1 ) Improved understanding of students' mathematical abilities after learning TAPPS method.2 ) . Student's Activitiess in Learning mathematics using learning methods TAPPS. 3) The response of students towards learning mathematics using learning methods TAPPS . This research was conducted in MTs Asy - Syariah academic year 2012/2013 on September-October 2013.The methodology of research is Classroom Action Research ( CAR), which consists of two cycles . The research instrument was a test understanding of concepts , interviews , observation sheets , and daily journal of students .The results of the research shows that the application of Learning Model ThinkingAloudPairProblemSolving ( TAPPS ) can improve students' understanding of mathematics . It is showed improving of average scores of conceft understanding on first cycle test was 68.13 to 78.06 in the second cycle test. Then visible indicator of the increase in the percentage of students' understanding of mathematical concepts achieving more than 70 % or in the good category . Understanding of the concept among other indicators Instrumental and Relational . Student's Activities during the learning process of mathematics very well with the method TAPPS. This can be seen by average student activity on the first cycle of 63.33% increased to 87.78% in the second cycle. In addition , the results also showed that in general students responded positively to the learning of mathematics TAPPS . It can be seen through the results of a daily journal that shows the percentage of positive responses of students increased from 60.16 % to 81.82 % first cycle to the second cycle.
There have been many researches that have been learned about problemsolving. Among them are researches about problemsolving of expert and novices (Jacobson, 2000), problemsolving assessment (Gok, 2014; Care, 2014), process of problemsolving (Rott, 2013), developing method for problemsolving (Phumeechanya, 2013), etc. There also have been many researches about TAPPS (Benham, 2009; Niekerk, 2013; Kani, 2015) and problemsolving style (Tsai, 2014). But there is no research on problemsolving is viewed from the perspective of problemsolving style by using TAPPS method on the learning process. Based on the explanation, the researchers intend to conduct research by the title Students’ Performance on Solving Physics Problem through ThinkingAloudPairProblemSolving (TAPPS) Method for Junior High School Students.
dimana siswa aktif dalam pembelajaran dan menciptakan interaksi antara guru dan siswa. Model pembelajaran TAPPS seluruh siswa dibagi menjadi beberapa tim, satu tim terdiri dari dua pihak. Pihak satu sebagai listener dan pihak lainnya sebagai problem solver. Dalam menyelesaikan tugas, anggota saling bekerja sama untuk memahami bahan pembelajaran. Hal ini berarti siswa dituntut untuk berfikir dan turut langsung dalam pembelajaran sehingga siswa akan menjadi terampil dalam menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan meneliti kembali hasilnya.
pembelajaran ThinkingAloudPairProblemSolving lebih tinggi dibandingkan peningkatan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan pembelajaran biasa. Hal dikarenakan ketika siswa belajar dengan pembelajaran TAPPS siswa benar-benar dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. Siswa tidak hanya mendapatkan informasi satu arah dari guru saja seperti pembelajaran langsung. Namun, siswa dapat mengembangkan ide-idenya berdasarkan konsep yang ia pahami untuk menyelesaikan masalah.
The research was distributed by low level of mathematical problem-solving ability of junior high school students. The purpose of this study is (1) to know the difference improvement problemsolving ability of students who use the model Tapps (ThinkingAloudPairProblemSolving) with a scientific approach with a scientific approach to the model of learning which the steps proposed in 2013 curriculum teacher handbook. (2) determine students' attitudes towards the learning model of ThinkingAloudPairProblemSolving. The method used in this study was a quasi-experimental method with a non-equivalent control group. Population of this study were all students of VII grade of SMP 4 Cimahi in 2014/2015 academic year, and samples in this study are students of VII-8 VII-6 class at that school where one class became an experimental class and other classes became the control class. The Experimental class derive a learning with TAPPS models, while The control class derive a learning with a learning model that the steps are proposed in the junior high school math teacher handbook curriculum of 2013. This research data obtained through the student's problemsolving ability test, questionnaire and observation sheet. The results of this research are : (1) There was no difference in mathematical problemsolving ability improvement among students who get a learning model of ThinkingAloudPairProblemSolving (TAPPS) with a scientific approach with students who get a learning model based on the mathemathics teacher handbook curriculum of 2013. Quality improvement of mathematical problemsolving ability of students who get learning model of ThinkingAloudPairProblemSolving (TAPPS) and students who get a learning model based on the mathemathics teacher handbook curriculum of 2013 are goes to medium; (2) attitudes of students who get the learning model of ThinkingAloudPairProblemSolving (TAPPS) are very positive.
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan beberapa kelebihan pembelajaran model ThinkingAloudPairProblemSolving (TAPPS), yaitu (1) siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran; (2) memberikan lebih banyak kesempatan untuk berinteraksi antar siswa maupun siswa dengan guru sehingga siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan pasangannya; (3) siswa dapat saling belajar mengenai strategi pemecahan masalah satu sama lain; (4) melatih siswa untuk berpikir keras dalam memecahkan masalah sehingga pola berpikir mereka lebih terstruktur; dan (5) penggunaan worksheet sangat membantu siswa dalam melakukan proses penyelesaian masalah serta siswa mempunyai catatan sendiri untuk dibawa pulang dan dipelajari kembali di rumah.
Salah satu pembelajaran yang sesuai digunakan adalah Metode Pembelajaran Think AloudPairProblemSolving (TAPPS) merupakan suatu pembaharuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Melalui Metode Pembelajaran Think AloudPairProblemSolving (TAPPS), peserta didik diarahkan oleh guru melalui pertanyaa-pertanyaan pemecahan masalah yang menuntut siswa menggunakan struktur kognitifnya secara optimal, sehingga siswa dapat menanyakan pada dirinya apa yang berkaitan dengan materi serta soal-soal, dan memahami dimana letak kelebihan dan kekurangan dirinya dalam menyelesaikan soal-soal tersebut.
melakukan private speech akan mengarahkan peserta didik kepada self- regulation, kemampuan untuk merencanakan, memantau, dan membimbing pemikiran dan pemecahan masalah sendiri. Setelah pembiasaan private speech ketika peserta didik menjadi problem solver dalam kelompok, selanjutnya perkembangan kognitif peserta didik akan berkembang dengan melakukan inner speech atau pembicaraan batin ketika peserta didik dihadapkan pada permasalahan yang harus dikerjakan secara individu. Melalui proses ini peserta didik menggunakan bahasa untuk mencapai kegiatan kognitif yang penting seperti arah perhatian, pembentukan konsep perencanaan, pemecahan masalah, dan kontrol diri sehingga pola pikir peserta didik dapat lebih terstruktur dan peserta didik dapat lebih mudah dalam mengomunikasikan hasil pemikirannya baik secara lisan maupun tulisan.
1. Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan problemsolving matematis antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran ThinkingAloudPairProblemSolving (TAPPS) dengan pendekatan saintifik dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran yang berpedoman pada buku pegangan guru matematika kurikulum 2013. Kualitas peningkatan kemampuan problemsolving matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran model pembelajaran ThinkingAloudPairProblemSolving(TAPPS ) dan siswa yang mendapatkan pembelajaran yang berpedoman pada buku pegangan guru matematika kurikulum 2013 tergolong sedang.