Pengguna jasa bus kota Batik Solo Trans terdiri dari beberapa lapisan masyarakat. Hal tersebut menimbulkan persepsi dan tingkatkepuasan yang berbeda-beda pula mengenai atribut pelayanan tersebut. Oleh karena itu untuk menyatukan persepsi dan tingkatkepuasan dari semua lapisan masyarakat yang ada, maka perlu diadakan penelitian tentang atribut pelayanan seperti apa yang diinginkan pengguna, persepsi dan tingkatkepuasanpengguna terhadap atribut pelayanan yang ada. Berdasarkan pada kenyataan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel dari atribut pelayanan yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, mengetahui persepsi dan tingkatkepuasanpengguna jasa angkutan umum bus kota Batik Solo Trans mengenai atribut pelayanan yang ada serta untuk mengetahui tingkatkepuasanpengguna berdasarkan jenis kelamin, mengetahui minat penggunaan ulang pengguna jasa Batik Solo Trans. Metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan penyebaran kuisioner langsung dilapangan dengan jumlah sampel adalah 350 responden. Variabel pengamatan sebanyak 22 variabel yang berkaitan dengan atribut reliability, responsiveness, assurance, emphaty dan tangibles. Analisa dilakukan dengan metode pendekatan Analisis Faktor den metode Importance Performance Analysis (IPA). Dari 22 variabel atribut pelayanan dihasilkan 6 faktor yaitu Faktor I adalah Faktor Fasilitas dan Kenyamanan Halte, Faktor II adalah Faktor Pelayanan Petugas, Faktor III adalah Faktor Keamanan, Ketersediaan Informasi dan Keramahan Petugas, Faktor IV adalah Faktor Pelayanan Umum Operator, Faktor V adalah Faktor Pelayanan Armada Bus, dan Faktor VI adalah Faktor Kenyamanan. Dari analisis IPA didapatkan hasil yang digambarkan dalam grafik yang terbagi dari 4 kuadran yaitu, kuadran A menggambarkan variabel yang menjadi prioritas utama, kuadran B menggambarkan variabel yang harus dipertahankan kinerjanya, kuadran C menggambarkan variabel yang menjadi prioritas rendah, dan kuadran D menggambarkan variabel yang berlebihan kinerjanya.
Melihat semakin bertambahnya minat masyarakat untuk menggunakan kereta api Prameks dan untuk mengetahui persepsi dan tingkatkepuasanpengguna jasa kereta api Prameks yang terdiri dari berbagai lapiasan masyarakat dengan karakter, tingkat penghasilan serta latar belakang yang berbeda, maka perlu diadakan penelitian tentang atribut pelayanan yang tersedia. Hasil analisis yang akan dilakukan akan menghasilkan faktor atribut pelayanan dari yang paling utama hingga terendah berdasarkan persepsi dan tingkatkepuasanpengguna jasa, serta persepsi dan tingkatkepuasanpengguna jasa tentang variabel atribut pelayanan yang disediakan oleh penyedia jasa. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan kinerja penyedia jasa dalam menyediakan atribut pelayanan kereta api Prameks, sehingga bertambahnya minat masyarakat untuk menggunakan kereta api Prameks dapat didukung dengan penyediaan atribut pelayanan tidak berlebihan dan kurang maksimal oleh penyedia jasa.
Hasil analisis dengan menggunakan SPSS 17 menunjukkan bahwa indeks variabel reliability yaitu dengan nilai 0,62 masuk kriteria sedang, dengan item tertinggi yaitu pelaksanaan pekerjaan sesuai aturan dan syarat-syarat dari pengguna jasa. Variabel responsiveness dengan nilai indeks 0,64 juga masuk kriteria sedang dengan item tertinggi yaitu sikap kontraktor yang bertanggung jawab atas kerusakan dan kelalaian selama pelaksanaan proyek. Sedangkan variabel assurance masuk kriteria tinggi dengan nilai indeks 0,82, dengan item tertinggi yaitu tanggung jawab kontraktor terhadap keselamatan pekerja dan masyarakat dan pemeliharaan bangunan setelah selesai dibangun. Pada variabel emphaty dan variabel tangibles dengan nilai indeks rendah 0,56 dan 0,57 tetap masuk kriteria sedang, item tertinggi yaitu kepedulian kontraktor terhadap kekurangan atau kesalahan gambar kerja dan peralatan dan perlengkapan proyek yang memadai. Variabel-variabel diatas merupakan dimensi dari Metode Service Quality yang digunakan untuk mengukur tingkatkepuasanpengguna jasa.
Kepuasan pelanggan yang tercipta merupakan reaksi konsumen setelah menerima nilai dari service yang diberikan melalui rangkaian proses-proses service perusahaan dengan strategi marketing mix untuk kemudian bertemu dengan konsumen. Kepuasan atau ketidakpuasan merupakan perbandingan antara harapan performance sebelum membeli dan persepsi performance yang diterima konsumen setelah membeli. Jika harapan performance sebelum membeli lebih besar dari performance yang diterima setelah membeli maka dapat dikatakan sebagai ketidakpuasan. Sebaliknya jika harapan performance sebelum membeli lebih kecil dari persepsi performance yang diterima setelah membeli maka konsumen mengalami kepuasan (Peter dan Olson dalam Harjati, 2003:131).
Permasalahan seperti kemacetan dan masalah angkutan penumpang umumpun mulai muncul. Pada akhirnya masyarakat kota Solo lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor. Akan tetapi secara tidak langsung hal tersebut justru semakin menambah tingkat kemacetan yang ada.
Pelanggan merupakan kehidupan bagi sebuah perusahaan. Tanpa adanya pelanggan, perusahaan bisa bangkrut dan akhirnya mati. Kepuasan konsumen diperoleh ketika pelayanan atau produk telah memenuhi kebutuhan konsumen dan ketika perusahaan memenuhi atau melebihi harapan pelanggan selama kurun waktu produk atau pelayanan itu mereka peroleh (Juran, 1991). Sedangkan menurut Kotler kepuasan konsumen merupakan kepuasan atau kekecewaan yang dirasakan oleh pelanggan setelah membandingkan antara harapan dan kenyataan yang ada (Kotler, 1997).
berlangganan. Pengguna warnet memiliki tingkatkepuasan yang paling tinggi dengan frekuensi 56 (94,8%) pada Facebook dan 55 (94,8%) pada Friendster. Sedangkan pengakses Facebook maupun Friendster yang menggunakan free access memiliki tingkatkepuasan terendah yaitu sebesar 16 (88,2%) (lihat tabel 3.39).
Berisikan tentang informasi ringkas termasuk perubahan profil, acara mendatang, dan peringatan ulang tahun. News feed juga menunjukan dialog yang terjadi antar dinding (wall) teman yang satu dengan yang lainnya, serta memberikan laporan tentang kegiatan apa saja yang dilakukan pengguna terhadap profilnya.
Sementara itu, Sulistyanto (dalam Hari Santoso, 2001) mengemukakan secara lebih rinci bahwa tingkatkepuasanpengguna atau pelanggan terhadap layanan tertentu termasuk sistem layanan di lab dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu : (1) Keberadaan sarana danprasarana layanan (availability of service), yaitu suatu kondisi ketersediaan perlengkapan kerja dan fasilitas-fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat bantu pelaksanaan layanan kepada masyarakat pengguna, (2) Ketanggapan staf layanan (responsiveness of the staff), yaitu kemauan staf layanan untuk tanggap dan bersedia membantu kepentingan pengguna yang memerlukan layanan,(3) Keahlian staf layanan (professionalism of the staff), yaitu kemampuan dan keterampilan staflayanan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan di bidangnya, (4) Ketuntasan layanan yang diberikan (completeness of service), yaitu kemauan aparat layanan untuk menjamin bahwa layanan yang diharapkan pengguna dapat diselesaikan sesuai ketentuan yang berlaku.
Tujuan penelitian dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kepuasanpengguna terhadap pengoperasian KA Komuter dan mendapatkan masukan dari para pengguna kereta komuter Yogyakarta – Kutoarjo dalam hal faktor-faktor pelayanan yang masih perlu ditingkatkan.
Fasilitas penunjang kereta api adalah segala sesuatu yang melengkapi penyelenggaraan angkutan kereta api yang dapat memberikan kemudahan, kenyamanan, dan keselamatan bagi pengguna jasa kereta api (Bab I pasal 1 ayat 11, UU Perkeretaapian No. 23 Tahun 2007). Fasilitas tersebut semata-mata ditujukan untuk memenuhi harapan penumpang agar dapat melakukan berbagai aktifitas secara nyaman dalam melakukan perjalanan dengan kereta api.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasanpengguna terhadap pelayanan pengoperasian KA Komuter. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 200 orang responden pada hari kerja (Senin) maupun hari libur (Sabtu-Minggu) pada saat jam sibuk. Penelitian ini menggunakan metode Importance Performance Analysis guna mengukur tingkatkepuasan dan kepentingan respnden terhadap faktor-faktor pelayanan kereta api komuter.
d. Pengguna warnet memiliki tingkatkepuasan yang paling tinggi sebagai media emotional release dengan frekuensi 56 (94,8%) pada Facebook dan 55 (94,8%) pada Friendster. Sedangkan pengakses Facebook maupun Friendster yang menggunakan free access memiliki tingkatkepuasan terendah yaitu sebesar 16 (88,2%) (lihat tabel 3.39).
Dalam penelitian ini ada dua kelompok variabel yaitu: (1) variabel 5 (lima) dimensi penentu kualitas jasa pelayanan yang terdiri atas: (a) penampilan fisik (tangible), penampilan fasilitas fisik, peralatan,penampilan personel dan materi komunikasi, (b) kehandalan (reliability), kemampuan perusahaan untukmelaksanakan jasa-jasa yang dijanjikan dengan terpercaya dan akurat, (c) tanggapan (responsiveness), kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa yang cepat, (d) kepastian (assurance), pengetahuan dan keramahtamahankaryawan dan kemampuan karyawan untuk menciptakan opiniyang dapat dipercaya pelanggan, (e) empati (emphaty), kepedulian dan perhatian perusahaan terhadap pelanggan, (2) variabel Kepuasan Customer, beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan jasa pelabuhan
Berdasarkan hasil perhitungan dengan Importance Performance Analysis, terdapat 20 pernyataan terletak di kuadran I, 2 pernyataan terletak di kuadran II, dan 1 pernyataan terletak di kuadran III. Hasil penelitian adalah sebagai berikut ini. Pertama, pengguna laboratorium Pendidikan Administrasi Perkantoran belum puas dengan atribut tangible laboratorium dengan perolehan tingkat signifikansi sebesar 0,039 yang mana lebih kecil dari nilai signifikansi α=0,05. Kedua, pengguna laboratorium Pendidikan Administrasi Perkantoran belum puas dengan atribut reliability laboratorium dengan perolehan tingkat signifikansi sebesar 0,007 yang mana lebih kecil dari nilai signifikansi α=0,05. Ketiga, pengguna laboratorium Pendidikan Administrasi Perkantoran belum puas dengan atribut responsiveness laboratorium dengan perolehan tingkat signifikansi sebesar 0,036 yang mana lebih kecil dari nilai signifikansi α=0,05. Keempat, pengguna laboratorium Pendidikan Administrasi Perkantoran belum puas dengan atribut assurance laboratorium dengan perolehan tingkat signifikansi sebesar 0,026 yang mana lebih kecil dari nilai signifikansi α=0,05. Kelima, pengguna laboratorium belum puas dengan atribut empathy laboratorium dengan perolehan tingkat signifikansi sebesar 0,024 yang mana lebih kecil dari nilai signifikansi α=0,05.
Jika unsur pelayanan terletak pada kuadran 2, maka unsur tersebut memiliki importance tinggi dengan performance juga tinggi. Kondisi ini berarti faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan dianggap penting dan menjadi keunggulan dari penyedia jasa, sedangkan kepuasanpengguna jasa juga terpenuhi (sudah merasa puas). Dalam hal ini pengelola penyedia jasa diharapkan dapat mempertahankan prestasinya dalam bentuk kualitas pelayanan/kinerjanya.
Posyandu lansia merupakan bentuk pelayanan kesehatan lansia di masyarakat yang dilaksanakan dengan mekanisme 3 meja. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Departemen Kesehatan kepada lansia masih terbatas dan tidak seluruh puskesmas di Indonesia memiliki posyandu lansia. Kenyataan lapangan menunjukkan bahwa umumnya fasilitas layanan kesehatan milik pemerintah masih belum atau tidak memenuhi harapan pasien dan/ atau masyarakat. Tingkatkepuasan pasien yang akurat sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan mutu layanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Pelaksanaan Program Posyandu Lansia dan TingkatKepuasan Lansia Pengguna Posyandu di Puskesmas Buntu Raja Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif pada lansia pengguna posyandu yang berusia 60 tahun ke atas. Populasi sebanyak 303 orang dan sampel sebanyak 61 orang . Penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan program posyandu terlaksana sepenuhnya 96,7% dan terlaksana sebagian 3,3%. Tingkatkepuasan lansia pengguna posyandu kategori puas adalah 68,9%, kategori tidak puas 16,3% dan sangat puas 14,8%. Pelaksanaan program posyandu lansia harus tetap digalakkan secara inovatif dan berkesinambungan untuk tetap menjaga dan memelihara kesehatan lansia. Saran bagi puskesmas Buntu Raja agar lebih melaksanakan pengukuran tinggi badan, meningkatkan penyuluhan/pendidikan kesehatan dan lebih proaktif dalam mengajak lansia untuk melaksanakan senam lansia serta aktif mengikuti posyandu lansia.
Motivasi tersebutlah yang nanti akan menghasilkan kepuasan yang didapat dari penggunaan media yaitu kepuasan akan informasi, kepuasan akan intregitas dan interaksi sosial dengan orang lain, penemuan identitas diri, dan kesenangan serta kebahagiaan yang didapat dari hiburan yang diberikan oleh jejaring sosial tersebut. Pada Facebook misalnya, kepuasan akan interaksi dan intregitas dengan orang lain dapat dipenuhi dengan aplikasi Chatting dengan pengguna lain, pada Twitter melalui Tweet dan Re Tweet dengan pengguna lainnya.
Alat analisis regresi sederhana digunakan untuk menjawab persoalan penelitian ke dua yaitu untuk mengetahui pengaruh kepuasan konsumen pengguna Membership Card melalui membership card terhadap loyalitas pelanggan kosmetika Oriflame di kota yogyakarta .Analisis regresi dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 11 for windows, sehingga diperoleh persamaan regresi yang dapat ditulis sebagai berikut:
Perpustakaan didefinisikan sebagai gedung yang memiliki koleksi bahan pustaka (buku, majalah dan media lainnya) yang ditata atau diatur dengan cara tertentu agar mudah dimanfaatkan oleh pengguna secara cepat dan tepat (Mahmudin; 2006; 7). The Oxford English Dictionary” kata ”Library” atau perpustakaan mulai digunakan dalam bahasa Inggris tahun 1374, yang berarti ’ sebagai suatu tempat buku -buku diatur untuk dibaca, dipelajari atau dipakai sebagai bahan rujukan” (Rohanda; 2000; 1). The American Library Association peprustakaan diartikan sebagai pusat media, pusat belajar, pusat sumber pendidikan, pusat informasi, pusat dokumentasi dan pusat rujukan (Rohanda; 2000; 1). Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor: 11, perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.