Limbah karbit merupakan limbah yang dihasilkan dari unit pembuatan gas acetylene pada salah satu industry gas di daerah Gresik. Gas acetylene diproduksi dengan mereaksikan kalsium karbida dengan air, sehingga menghasilkan gas acetylene dan meninggalkan endapan karbit yang berwujud slurry. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa komposisi kimia yang terdapat dalam limbah karbit dan pengaruhnya terhadap ujiwaktuikatsemen. Analisa dilakukan dengan menggunakan X-Ray Flourescene (XRF). Hasil uji XRF menunjukkan bahwa komposisi limbah karbitterdiri dari senyawa Al2O3 sebear 0.61%, SiO 2 0,94%, SO 3 0,3%, CaO
Perawatan benda uji dilakukan dengan cara perendaman dalam air sampai dilakukan pengujian kuat tekan pada umur 3, 7, 14, 21, 28, dan 90 hari. Perawatan dilakukan setelah beton mencapai final setting artinya beton telah mengeras. Perawatan dilakukan agar proses hidrasi selanjutnya tidak mengalami gangguan. Jika hal ini terjadi beton akan mengalami keretakan karena kehilangan air yang begitu cepat.
7) peganglah cetakan benda uji dengan salah satu tangan, kenudian melalui lobang dasarnya masukan pasta semen sampai terisi penub, dan ratakan kelebihan pasta pada dasar cincin dengan sekali gerakan telapak tangan; letakan dasar cincin pada pelat kaca, ratakan permukaan atas pasta dengan sekali gerakan sendok perata, tanpa mengadakan tekanan pada pasta; 8) letakan thermometer beton diatas benda uji, lalu disimpan di lemari lembab
Penelitian ini dilakukan dengan efek pengaruh variasi suhu pembakaran terhadap waktuikat dan kuat tekan mortar. Abu sawit berasal dari proses pembakaran cangkang menjadi abu. Proses pembakaran ini menghilangkan kandungan kimia organic dan meninggalkan silika Oksida (SiO2) hingga 54,53% serta senyawa lainnya yang juga terdapat pada semen (Balai Riset dan Standardisasi Padang, 2015). Dari hasil penelitian menunjukan bahwa abu cangkang sawit mengandung unsur silika yang cukup besar, sehingga abu cangkang sawit ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambah atau subtitusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah abu cangkang sawit sebagi bahan subtitusi semen terhadap waktuikat dan kuat tekan mortar, metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan benda uji kubus ukuran 5x5x5 cm sebanyak 36 buah yang terdiri dari 9 benda uji mortar setiap variasi. Berdasarkan penelitian ini didapat hasil kuat tekan mortar maximum di umur 28 hari, mortar normal (MN)= 16,4 Mpa, mortar tanpa pembakaran (MS0)= 20,8 Mpa, mortar suhu pembakaran 600˚C (MS1)= 9,84 Mpa dan mortar suhu 700˚C (MS2)= 12,8 Mpa. Dan untuk hasil pengujian waktuikat mortar, daya ikat mortar sangat lambat terdapat
Persiapan campuran dilakukan dengan menuangkan air suling itu ke dalam mangkok pengaduk, kemudian masukkan pula secara perlahan-lahan 300 gram benda ujisemen kedalam mangkok pengaduk yang sama, selanjutnya biarkan selam 30 detik. Kemudian aduk campuran air suling dan benda uji itu selama 30 detik dengan kecepatan pengadukan 140 ± 5 putaran per menit. Pengadukan dihentikan selama 15 detik, bersihkan pasta semen yang menempel di pinggir mangkok pengaduk. Kembali aduk pasta semen selam 60 detik dengan kecepatan pengadukan 285 ± 10 putaran per menit. Buat pasta semen berbentuk bola dengan tangan, sambil dilemparkan sebanyak 6 kali cuci tangan kiri ke tangan kanan dengan jarak kedua tangan ± 15 cm. Peganglah cetakan benda uji dengan salah satu tangan, kemudian melalui lobang dasarnya masukan pasta semen sampai terisi penuh, dan ratakan kelebihan pasta pada dasar cincin dengan sekali gerakan telapak tangan. Letakan dasar cincin pada pelat kaca, ratakan permukaan atas pasta dengan sekali gerakan sendok perata, tanpa mengadakan tekanan pada pasta.
b. Waktuikat akhir (final setting time), yaitu waktu antara terbentuknya pasta semen hingga beton mengeras.
Pada semen portland initial setting time berkisar 1 - 2 jam, tetapi tidak boleh kurang dari 1 jam, sedangkan final setting time tidak boleh lebih dari 8 jam. Untuk kasus- kasus tertentu, diperlukan initial setting time lebih dari 2 jam agar waktu terjadinya ikatan awal lebih panjang. Waktu yang panjang ini diperlukan untuk transportasi (hauling), penuangan (dumping/pouring), pemadatan (vibrating), dan perataan permukaan. Perhitungan waktuikat awal dan akhir dapat dilakukan dengan alat yang disebut alat vicat aparatus, yang ditunjukkan pada gambar 2.4 berikut :
Hasil pengamatan selama pengujian menunjukkan setelah terjadi retakan benda uji dengan penambahan sampah daun masih mampu menahan penambahan beban walaupun kecil. Pencapaian beban maksimum memerlukan waktu yang cukup lama dan keruntuhan terjadi secara perlahan- lahan. Pembebanan menunjukkan pola naik turun yang tidak stabil, terjadi kenaikkan dan penurunan beban yang berulang dan tidak beraturan. Hal ini dikarenakan sulit mendapatkan pemadatan standar yang seragam. Beban mengalami kenaikan dan penurunan berulang-ulang sebelum benda uji patah tidak menunjukkan total failure.
Hasil pengamatan selama pengujian menunjukkan setelah terjadi retakan benda uji dengan penambahan sampah daun masih mampu menahan penambahan beban walaupun kecil. Pencapaian beban maksimum memerlukan waktu yang cukup lama dan keruntuhan terjadi secara perlahan- lahan. Pembebanan menunjukkan pola naik turun yang tidak stabil, terjadi kenaikkan dan penurunan beban yang berulang dan tidak beraturan. Hal ini dikarenakan sulit mendapatkan pemadatan standar yang seragam. Beban mengalami kenaikan dan penurunan berulang-ulang sebelum benda uji patah tidak menunjukkan total
Hasil pengamatan selama pengujian menunjukkan setelah terjadi retakan benda uji dengan penambahan sampah daun masih mampu menahan penambahan beban walaupun kecil. Pencapaian beban maksimum memerlukan waktu yang cukup lama dan keruntuhan terjadi secara perlahan- lahan. Pembebanan menunjukkan pola naik turun yang tidak stabil, terjadi kenaikkan dan penurunan beban yang berulang dan tidak beraturan. Hal ini dikarenakan sulit mendapatkan pemadatan standar yang seragam. Beban mengalami kenaikan dan penurunan berulang-ulang sebelum benda uji patah tidak menunjukkan total
Abstrak: Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral menjadi satu massa yang padat. Meskipun definisi ini dapat diterapkan untuk banyak jenis bahan, semen yang dimaksudkan untuk konstruksi beton adalah bahan jadi dan mengeras dengan adanya air yang dinamakan semen hidraulis. Hidraulis berarti semen bereaksi dengan air dan membentuk suatu bahan massa Komposisi kimia semen portland pada umumnya terdiri dari CaO, SiO2,Al2O3 dan Fe2O3, yang merupakan oksida dominan. Sedangkan oksida lain yang jumlahnya hanya beberapa persen dari berat semen adalah MgO, SO3, Na2O dan K2O. Variasi penambahan campuran serbuk kayu berpengaruh terhadap waktu pengikatan awal sedangkan pada waktu pengikatan akhir pasta semen tidak berpengaruh (ada pengaruh tapi sangat kecil) Penambahan prosentase serbuk kayu selalu menunjukan adanya penambahan terhadap waktu pengikatan awal maupun akhir pasta semen hal ini terlihat pada hubungan waktuikat dan prosentase semen.
Abstrak: Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral menjadi satu massa yang padat. Meskipun definisi ini dapat diterapkan untuk banyak jenis bahan, semen yang dimaksudkan untuk konstruksi beton adalah bahan jadi dan mengeras dengan adanya air yang dinamakan semen hidraulis. Hidraulis berarti semen bereaksi dengan air dan membentuk suatu bahan massa Komposisi kimia semen portland pada umumnya terdiri dari CaO, SiO2,Al2O3 dan Fe2O3, yang merupakan oksida dominan. Sedangkan oksida lain yang jumlahnya hanya beberapa persen dari berat semen adalah MgO, SO3, Na2O dan K2O. Variasi penambahan campuran serbuk kayu berpengaruh terhadap waktu pengikatan awal sedangkan pada waktu pengikatan akhir pasta semen tidak berpengaruh (ada pengaruh tapi sangat kecil) Penambahan prosentase serbuk kayu selalu menunjukan adanya penambahan terhadap waktu pengikatan awal maupun akhir pasta semen hal ini terlihat pada hubungan waktuikat dan prosentase semen.
Konstitusi RDTL melarang kepemilikan tanah oleh warga negara asing.
Dalam UU No 1 Tahun 2003 mengenai status benda tak bergerak ditetapkan bahwa semua akta yang dikeluarkan pada jaman Indonesia dinyatakan tidak berlaku dan benda-benda tidak bergerak milik Pemerintah RI dinyatakan menjadi milik negara RDTL. Sedangkan milik perseorangan masih akan dikaji dan diputuskan lebih lanjut berdasarkan bukti-bukti kepemilikannya. Berkenaan dengan klaim atas aset tersebut, Pemerintah TL telah memberikan batas waktu untuk pengajuan klaim yaitu sampai 10 Maret 2004. Klaim resmi yang telah diajukan kepada Direktorat Land and Property TL mencapai 11.000 klaim dan
umur beton tersebut. Dari grafik tersebut dapat juga dilihat bahwa nilai kuat tekan antara semen Tipe 1 dengan PCC nilainya tidaklah terlalu signifikan. Dari hasil tersebut juga dapat dilihat grafik mortar hampir sama dengan dengan grafik beton namun pada mortar terjadi penurunan kuat tekan pada umur 21 hari, kemungkinan yang terjadi penurunan pada umur 21 hari akibat ketidakseragaman dalam pembuatan sampel sehingga ada sampel yang tidak begitu bagus hasil kuat tekannya. Walaupun pembuatan sampel dilakukan secara bersama tapi perlakuan tiap sampel tidak sama persis untuk tiap sampelnya,
Daftar simpangan tersebut. Kedua pihak harus sekurang-kurangnya mengambil sekelompok benda uji yang sehomogen mungkin dan yang berasal dari “lot” jenis material yang diminta. Kemudian benda uji secara acak diberikan dalam jumlah yang sama kepada masing-masing laboratorium untuk diuji. Hasil rata-rata dari dua laboratorium tersebut harus dibandingkan menggunakan pendekatan statistik yang sesuai dengan tingkat kepercayaan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Jika ada penyimpangan, maka penyebabnya harus ditemukan dan harus dikoreksi. Dalam hal ini penjual dan pembeli harus sepakat dalam menginterpretasikan hasil-hasil pengujian yang akan datang berdasarkan simpangan yang telah diketahui tersebut;
Kekuatan desak ijin beton diperoleh dari kuat desak karakteristik (o'bk) dikalikan dengan suatu faktor tertentu, sedang kekuatan tank ijin baja tulangan didapat dari tegangan leleh karak[r]
Keywords: Cement, Standard Time, Clinker, and Stacking.
1. PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini perkembangan teknologi yang semakin lama semakin maju yang membawa dampak diberbagai bidang industri, baik diindustri jasa maupun manufaktur. perusahaan yang bergerak dibidang tersebut harus siap bersaing dan tingginya tingkat persaiangan dengan perusahaan lain. jika ingin tetap bertahan dan dapat terus bertahan dengan meningkatkan keuntungan yang di dapat. Pada sisi lain perusahaan dituntut agar dapat meningkatkan kinerja karyawan dengan caramengantur segala sistem yang menjadikan lebih profesional yang berdampak pada produksi yang lebih efektif dan efesiein yang akhirnya perusahaan akan mampu bersaing dengan ketat dan mendapat keuntungan. Perusahaan industri yang bergerak dibidang produksi barang jadi atau setengah jadi dengan meningkatkan produktifitas kerja, baik dengan jalan menganalisa waktu proses produksi maupun dengan menggunakan pemahaman tentang peningkatan kerja. dengan menggunakan waktu seefesien dan seefektif mungkin dengan alat-alat canggih yang membantu proses perkerja menjadi lebih cepat dari sebelumnya.
Berdasarkan pengujian sifat fisik tanah, USCS mengkasifikasikan sampel tanah sebagai tanah berbutir halus dan termasuk ke dalam kelompok CL.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan paving block menggunakan bahan tanah lempung dengan bahan tambahan semen memenuhi paving block SNI-03-0691-1996. Penambahan bahan aditif tersebut dan pemeraman yang dilakukan dapat meningkatkan sifat fisik dan mekanik tanah. Untuk nilai kuat tekan paving block tanpa pembakaran dan dengan proses pembakaran paling baik ditunjukkan pada penambahan kadar campuran 20% dengan waktu pemeraman 14 hari. Selain kuat tekan pengujian daya serap air yang dihasilkan diantara 3-9%
Paving block merupakan produk bahan bangunan dari semen yang digunakan sebagai salah satu alternatif penutup atau pengerasan permukaan tanah. Pada umumnya paving block sendiri biasa terbuat dari campuran agregat kasar (kerikil) dan agregat halus (pasir) dengan bahan campuran semen dan air. Maka pada penelitian ini akan memberikan alternatif lain dengan menggunkan tanah dan semen dan dilakukan perendaman untuk mengetahui pengaruh terhadap kuat tekan. Sampel tanah yang digunakan berasal dari Kota Baru, Lampung Selatan. Campuran yang digunakan adalah 20% semen dan 80% tanah, dengan variasi perendaman 7, 14, 21, dan 28 hari. Perendaman sampel dilakukan dengan dan tanpa proses pembakaran untuk dilihat kuat tekan dan daya serap.
Paving block merupakan suatu komposisi bahan bangunaan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, dan agregat atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton itu. Dalam pelaksanaan dilapangan paving block dibuat dengan bahan dasar semen, pasir, agregat dan air dengan metode pembuatan mencampur seluruh bahan dan mencetak adukan paving block. Salah satu upaya untuk menciptakan inovasi baru pada alat pembuatan paving block maka diciptakanlah alat pemadat paving block yang diharapkan dapat meningkatkan mutu paving block tersebut dengan bahan dasar semen dan tanah.Sampel tanah yang diuji pada penelitian ini yaitu tanah yang berasal dari daerah Kota Baru, Lampung Selatan. Kadar campuran yang digunakan adalah 20% dengan variasi waktu pemeraman selama 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari serta dengan perlakuan pra dan pasca pembakaran pada sampel paving block. Berdasarkan pengujian sifat fisik tanah, USCS mengkasifikasikan sampel tanah sebagai tanah berbutir halus dan termasuk ke dalam kelompok CL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan paving block menggunakan bahan tanah lempung dengan bahan tambahan semen memenuhi paving block SNI-03-0691(1996). Penambahan bahan aditif tersebut dan pemeraman yang dilakukan dapat meningkatkan sifat fisik dan mekanik tanah. Untuk nilai kuat tekan paving block tanpa pembakaran dan dengan proses pembakaran paling baik ditunjukkan pada penambahan kadar campuran 20% dengan waktu pemeraman 14 hari. Selain kuat tekan pengujian daya serap air yang dihasilkan diantara 3-9% secara keseluruhan memenuhi syarat paving block SNI-03- 0691(1996).
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah yang ingin dibahas dalam penelitian ini yaitu sifat fisik dari material tanah yang digunakan. Sifat-sifat tanah yang berbeda dari setiap tempat pengambilan sampel, maka dari itu pengujian material tanah perlu dilakukan untuk mengetahui jenis klasifikasi tanah sampel. Paving block merupakan salah satu alternatif perkerasan jalan, dimana apabila terjadi hujan dan digenangi air maka akan mempengaruhi kuat tekan paving block sehingga dapat mengurangi mutunya. Paving block dengan campuran tanah sebagai pengganti pasir dan agregat akan memberikan hasil kuat tekan yang berbeda bila dilakukan perendaman. Maka perlu dilakukan penelitian mengenai kuat tekan paving block campuran tanah dan semen yang terendam oleh air dalam waktu beberapa hari. Pengujian pengaruh waktu perendaman paving block terhadap kuat tekan paving block dilakukan dengan melihat perbandingan perlakuan antara tidak mengalami proses pembakaran dan juga melalui proses pembakaran. Kemampuan daya serap air pada paving block merupakan syarat SNI, sehingga perlu dilakukan pengujian daya serap air baik pra pembakaran dan juga pasca pembakaran sehingga dapat melihat perbandingannya.