Abstrak: Tujuan Penelitian ini Menguji secara Empiris Pengaruh UkuranPerusahaan (Firm Size) terhadap Penghindaran Pajak Agresif (Aggressive Tax Avoidance) di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan data panel laporan keuangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012 yang dilakukan uji regresi dengan program Eviews. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuranperusahaan tidak berpengaruh terhadap aggressive tax avoidance di Indonesia, yang artinya bahwa perilaku perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk semakin melakukan aggressive tax avoidance tidak di pengaruhi besar kecilnya perusahaan.
Ukuranperusahaan merupakan gambaran besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besarnya jumlah aset perusahaan. Perusahaan dengan skala besar cenderung memiliki audit delay lebih singkat dibandingkan perusahaan kecil. Hal tersebut disebabkan oleh manajemen dengan skala lebih besar biasanya memiliki audit internal yang baik untuk mengurangi audit delay (Ningsih dan Widhiyani, 2015). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dari pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. (Andi Kartika, 2011)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran KAP, opini audit, ukuranperusahaan, dan profitabilitas perusahaan terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010- 2015.
Penelitian yang dilakukan ini mempunyai keterbatasan, sehingga perlu diperhatikan bagi peneliti-peneliti selanjutnya. adapun keterbatasan penelitian yang ada yaitu sampel yang digunakan hanya sebatas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, sehingga eksternal validitas sampel masih rendah, periode penelitian hanya tiga tahun, sehingga belum memberikan gambaran hasil yang dapat digeneralisasikan, penelitian ini hanya meneliti variabel ukuranperusahaan, solvabilitas, umur perusahaan, opini auditor, ukuran KAP, profitabilitas yang mempengaruhi audit delay sehingga faktor-faktor lain yang diduga mempengaruhi audit delay tidak diteliti dalam penelitian ini. eda pada tiap perusahaan sampel per tahunnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran KAP, opini audit, ukuranperusahaan, dan profitabilitas perusahaan terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010- 2015. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran KAP, opini audit, ukuranperusahaan, profitabilitas perusahaan, dan auditor switching. Populasi dari sampel adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015. Sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini memiliki 126 sampel dari 21 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching dengan tingkat signifikansi (α) 0,088 > 0,05. Opini audit berpengaruh terhadap auditor switching dengan tingkat signifikansi (α) 0,016 < 0,05. Ukuranperusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switching dengan tingkat signifikansi (α) 0,380 > 0,05. Profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor switching dengan tingkat signifikansi (α) 0,919 > 0,05.
Nilai rata-rata ukuranperusahaan sebesar 20.982, dengan nilai tertinggi sebesar 24.651 dan nilai terendah sebesar 15.134. Ukuranperusahaan merupakan suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan. Variabel ukuranperusahaan ini sama seperti profitabilitas dengan asumsi jika suatu perusahaan memiliki total aset yang besar diasumsikan akan semakin besar pula dana yang digunakan untuk kegiatan CSR. Nilai rata-rata leverage (DER) sebesar 1.193, dengan nilai tertinggi sebesar 14.383 dan nilai terendah sebesar 0.039. Leverage merupakan tingkat ketergantungan perusahaan terhadap hutang dalam membiayai kegiatan operasinya. Variabel ini diduga sebagai salah satu veriabel yang mempengaruhi tingkat CSR dengan asumsi bahwa semakin perusahaan tergantung pada hutang pihak ketiga maka semakin tinggi pula perusahaan tersebut melakukan CSR agar mendapat kepercayaan dari para kreditur untuk memberikan pinjaman baik berupa uang ataupun barang.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji karakteristik perusahaan dan karakteristik auditor yang memengaruhi audit report lag. Karakteristik perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuranperusahaan, anak perusahaan, dan profitabilitas perusahaan. Karakteristik auditor yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran KAP dan opini audit. Sampel penelitian ini menggunakan 390 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 hingga 2014. Sampel penelitian tersebut diambil dengan metode purposive sampling. Teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS IBM Statistics 21. Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa ukuranperusahaan, profitabilitas perusahaan, dan ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Anak perusahaan dan opini audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran KAP, ukuranperusahaan, dan profitabilitas perusahaan terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009- 2014. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran KAP, ukuranperusahaan, profitabilitas perusahaan, dan auditor switching.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh ukuranperusahaan dan mekanisme corporate governance dalam hal ini ukuran dewan direksi, proporsi komisaris independen dan komite audit terhadap manajemen laba. Ukuranperusahaan diukur dengan jumlah total asset yang di logaritma naturalkan, mekanisme corporate governance diukur menggunakan tiga variabel (ukuran dewan direksi, proporsi komisaris independen dan komite audit).
Hasil pengujian analisis regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa secara statistik terbukti terdapat pengaruh ukuranperusahaan terhadap auditor switching selama enam tahun pengamatan (2009-2014). Variabel ukuranperusahaan menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar 1,413 dengan tingka t signifikansi (α) sebesar 0,034 , lebih kecil dari α = 5%, maka hipotesi s ke-2 ( ) diterima. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dwiyanti dan Sabeni (2014), tetapi tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pratitis (2012), Buchari dan Marita (2014).
Informasi asimetrik sangat jarang terjadi pada peruhaan kecil, oleh karenanya hirarki Pecking Order gagal dijelaskan dalam perusahaan kecil (Frank and Gayol 2003). Perusahaan yang kecil atau masih muda kemungkinan memiliki kas inflows yang rendah dalam menghadapi peluang investasi yang menguntungkan, tidak mempunyai akses untuk masuk pada pasar modal regular, sehingga perusahaan kecil sulit untuk menggunakan pendanaan eksternal. Menurut Frank dan Goyal (2007) menemukan bahwa Perusahaan perorangan cenderung menggunkan Laba ditahan dalam pendanaan, Perusahaan Publik skala kecil menggunakan pendanaan ekuitas sedangkan perusahaan besar lebih menggunakan laba ditahan dan obligasi. Hal ini menunjukan bahwa ukuranperusahaan akan mempengaruhi struktur modal. Sehingga diharapkan ukuranperusahaan dapat menjelaskan struktur modal.
Beberapa bukti empiris mendukung adanya pengaruh tehadap pengungkapan ISR yang menemukan bahwa ukuranperusahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR. Hal ini karena dengan perusahaan yang lebih besar sudah pasti memiliki pembiayaan, fasilitas, dan sumber daya manusia yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil, demikian juga pada tingkat profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan ISR (Widyawati dan Raharja, 2012). Hal ini menggambarkan suatu kondisi ketika perusahaan memiliki laba yang tinggi berarti perusahaan menganggap perlu mengungkapkan informasi yang lebih luas dalam melaksanakan kegiatan CSR perusahaan. Kemudian dalam penelitian lain mengungkapkan bahwa leverage berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting dengan slope negatif. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat utang pada bank syariah yang tinggi akan mengurangi pengungkapan kegiatan sosial perusahaan, begitu pula sebaliknya.
PENGARUH UKURANPERUSAHAAN, UMUR LISTING PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN DISPERSI, PROFITABILITAS, DAN UKURAN DEWAN KOMISARI TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE GOVERNANCE (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011)
Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh siklus hidup dan ukuranperusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, teknik pengumpulan data dilakukan dengan purposive sampling. Total sampel 78 perusahaan manufaktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel siklus hidup berpengaruh positif signifikan terhadap praktik manajemen laba sedangkan variabel ukuranperusahaan tidak berpengaruh signifikan terha- dap praktik manajemen laba. Secara umum dapat disimpulkan bahwa hanya varia- bel siklus hidup saja yang memiliki pengaruh positif signifikan terhadap earning management. Peneliti berikutnya diharapkan menambah faktor pengaruh earning management lainnya sebagai variabel independen lain, karena sangat dimung- kinkan faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini berpengaruh terha- dap praktik earning management.
nilai perusahaan. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor internal maupun faktor eksternal dari perusahaan. Faktor eksternal yang dapat memaksimalisasi nilai perusahaan berupa tingkat bunga, fluktuasi nilai valas dan keadaan pasar modal. Namun nilai perusahaan juga dapat turun oleh faktor eksternal tersebut. Misalnya keadaan krisis ekonomi yang terjadi tahun 1999 yang lalu mengakibatkan tidak lakunya saham di bursa efek. Tidak lakunya saham sebuah perusahaan dapat mengakibatkan turunnya nilai perusahaan bagi perusahaan yang telah go public. Nilai perusahaan dapat dinilai dengan permintaan terhadap perusahaan tersebut (Suharli 2006). Sedangkan faktor internal yang dapat memaksimalisasi nilai perusahaan berupa pembayaran pajak, ukuranperusahaan, pertumbuhan, keunikan, resiko keuangan, nilai aktiva yang diagunkan profitabilitas, pembayaran deviden, non debt tax shield. Variabel-variabel dalam faktor internal tersebut dapat dikendalikan oleh perusahaan. Terdapat banyak faktor-faktor yang dapat menentukan nilai perusahaan. Ukuranperusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Karena semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal.
sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang (Almilia dan Retnasari, 2007). Leverage dapat dikatakan sebagai pinjaman sehingga suatu perusahaan dapat membeli lebih banyak aktiva dibandingkan yang disediakan pemegang saham melalui investasi mereka. Jensen dan Meckling (1976); dalam Supriadi (2010), menyatakan bahwa perusahaan dengan leverage yang tinggi menanggung biaya pengawasan (monitoring cost) tinggi. Jika menyediakan informasi yang lebih komprehensif akan membutuhkan biaya lebih tinggi, tambahan informasi diperlukan untuk menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak–hak mereka sebagai kreditur. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rasio hutang terhadap aktiva (DTAR). Rasio hutang terhadap aktiva dihitung dengan membagi total hutang terhadap total aktiva. Rasio ini mengukur jumlah aktiva yang didanai dengan hutang. Debt to asset ratio =
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini akan menganalisa tentang pengaruh strukur modal, likuiditas, profitabilitas dan ukuranperusahaan terhadap manajemen laba riil dengan komisaris independen sebagai variabel moderasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Sehingga dalam penelitian ini ada perumusan yang akan dianalisa penulis adalah: Apakah strukur modal, likuiditas, profitabilitas dan ukuranperusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba riil. Apakah komisaris indpenden dapat memoderasi hubungan antara strukur modal, likuiditas, profitabilitas dan ukuranperusahaan dengan manajemen laba riil.
Corporate governance adalah suatu konsep tata kelola perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui pengawasan atau pemantauan kinerja manajemen dan menjamin pertanggungjawaban manajemen kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan (Rini, 2010). Organisation for Economic Co-operation and Develpoment (OECD) mendefinisikan Corporate governance adalah suatu sistem dimana sebuah perusahaan atau entitas bisnis diarahkan dan diawasi.
Komisaris luar (komisaris independen) adalah anggota dewan komisaris yang bukan merupakan pegawai atau orang yang berurusan langsung dengan organisasi tersebut, dan tidak mewakili pemegang saham (FCGI, 2001). Sebagai contoh adalah seorang komisaris yang diangkat yang sedang atau pernah menjabat posisi presiden sebuah perusahaan dari sektor industri yang berbeda. Komisaris luar diangkat karena pengalamannya dianggap berguna bagi organisasi tersebut. Mereka bisa mengawasi komisaris dalam dan mengawasi bagaimana organisasi tersebut dijalankan. Komisaris luar biasanya berguna dalam melerai sengketa antara komisaris dalam, atau antara pemegang saham dan dewan komisaris. Komisaris luar dianggap berguna karena mereka bisa bersikap objektif dan memiliki resiko kecil dalam conflict of interest. Di sisi lain, komisaris luar mungkin kekurangan pengalaman dalam menangani masalah spesifik yang dihadapi oleh organisasi tersebut.
Ukuran dewan komisaris memiliki rata-rata sebesar 5.10 dengan standar devisiasi 1.591. Perusahaan yang memiliki ukuran dewan komisaris tertinggi yaitu PT.Indah Kiat pulp n Paper Tbk sebanyak 9 dewan komisaris pada tahun 2011 dan 2012, PT. Indah Kiat Pupl n Paper Tbk sebanyak 8 dewan komisaris pada tahun 2010. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa rata-rata dari variabel ukuran dewan komisaris 5.10 pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Dimana rata-rata tertinggi dewan komisaris pada tahun 2010 adalah PT.Kalbe Farma yaitu sebesar 6. Hal ini menunjukan bahwa semakin banyak dewan komisaris dalam suatu perusahaan akan memberikan pengawasan dan koordinasi terhadap dewan direksi, dapat dilihat dengan banyaknya anggota dewan komiaris dapat berakibat pada baik pada kinerja yang dimiliki perusahaan. Hal ini dapat dilihat bahwa semakin banyak dewan komisaris akan memberikan koordinasi dan kontribusi semakin optimal.