Sehubungan dengan hal tersebut, maka kegiatan penelitian ini membahas tentang pengaruh strategi bauran pemasaran (Marketing Mix) terhadap efektivitas volumepenjualan sayuran hidroponik. Seperti pada PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Batu adalah salah satu penghasil terbesar produk petanian yang mempunyai prospek cerah didalam unit usahanya. Maka perlu diadakannya pengkajian terhadap efektivitas volumepenjualan yang berfungsi sebagai pedoman menggunakan variabel-variabel didalam pemasarannya, sehingga perusahaan dapat mengatur serta mengendalikan suatu kegiatan pemasaran tersebut secara optimal. Mengingat produk yang dihasilkan merupakan produk yang umur penggunaan relatif singkat, memiliki pangsa pasar yang luas, serta persaingan yang sangat ketat maka penentuan bauran pemasaran sangat berperan penting peranannya dalam peningkatkan volumepenjualan produk sayuran hidroponik PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Batu.
5. Biaya kualitas berpengaruh negatif terhadap volumepenjualan. Pengaruh ini mempunyai arti bahwa semakin menurun biaya kualitas akan menyebabkan peningkatan terhadap volumepenjualan atau sebaliknya. Total biaya kualitas dari tahun ketahun pada umumnya mengalami penurunan. Komposisi masing- masing biaya kualitas yang ada diperusahaan sudah cukup baik, ditunjukkan dengan adanya peningkatan biaya pengendalian (biaya pencegahan dan biaya penilaian) yang diikuti dengan penurunan biaya kegagalan (biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal). Total biaya kualitas yang ada diperusahaan belum bisa dikatakan optimal karena persentase terhadap volumepenjualan masih diatas 2,5 % walaupun tiap tahunnya persentase tersebut selalu menurun.
Dari kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat bahwa besar kecilnya volumepenjualan perusahaan sangat dipengaruhi oleh posisi perusahaan dalam persaingan. Maka di tengah-tengah perkembangan bisnis yang semakin kuat seorang manajer dituntut untuk mengambil suatu kebijaksanaan, yaitu sarana promosi yang dianggap tepat untuk meningkatkan volumepenjualan. Dalam hal promosi yang digunakan adalah promosi penjualan dan periklanan. Dari keempat alat promosi tersebut dapat diketahui mana yang paling efektif dan dapat diketahui juga apakah dengan biaya promosi yang semakin besar dapat meningkatkan volumepenjualan. Tentu saja volumepenjualan yang besar akan memperkuat posisiperusahaan dalam persaingan.
Tahun 2012 samsung merilis berbagai handphone baru dengan OS yang lebih canggih dan fitur- fitur yang lebih canggih. Samsung mulai menggunakan OS terbaru yaitu Jelly Bean versi 4.1. Jelly Bean versi 4.1 memiliki fitur- fitur yang diperbaharui dalam sistem operasi ini antara lain, pencarian dengan menggunakan Voice Search yang lebih cepat, informasi cuaca, lalu lintas, hasil pertandingan olahraga yang cepat dan tepat, selain itu versi 4.1 ini juga mempunyai fitur keyboard virtual yang lebih baik. Permasalahan umum yang sering ditemui pengguna android adalah baterai, namun baterai dalam sistem Android Jelly Bean versi 4.1 ini cukup hemat. Tahun 2013 samsung merilis handphone dengan sistem operasi terbaru, yaitu versi 4.2. Android versi 4.2 ini merupakan versi terbaru dari versi versi Android sebelumnya. Jelly Bean V.4.2 diklaim lebih pintar dan inovatif dibandingkan dengan pendahulunya. Beberapa fitur yang diperbaharui dalam sistem operasi ini antara lain Notifications, Google Assistant, Face unlock dengan Liveness Check, Barrel Roll, Smart Widget, Google Now, Tehnologi Project Butter untuk meningkatkan responsifitas yang sangat baik, Sistem operasi yang cepat dan Ringan, Full Chrome browser menjejalah internet menggunakan Google Chrome seperti pada PC. Dengan fitur yang lebih canggih dari sebelumnya, Samsung ingin meningkatkan volumepenjualan handphonnya.
Pabrik Getuk Marem Magelang adalah perusahaan produsen makanan. Dalam proses produksi maupun pemasarannya membutuhkan dana untuk membiayai seluruh aktivitas manajemennya. Biaya-biaya pemasaran seperti biaya promosi penjualan, biaya periklanan dan biaya personal selling menjadi hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam meningkatkan volumepenjualan. Untuk itu, kali ini peneliti mengamati variabel biaya promosi yang merupakan salah satu variabel yang turut memberikan pengaruh dalam peningkatan volumepenjualan di Pabrik Getuk Marem. Berdasarkan analisis deskriptif dapat dilihat bahwa terdapat nilai terendah (minimum) dan tertinggi (maksimum) biaya promosi.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Apakah perikalanan dan promosi penjualan berpengaruh terhadap peningkatan volumepenjualan pada percetakan Widya Duta di Surakarta. 2) Faktor mana yang paling dominan antara periklanan dan promosi penjualan terhadap peningkatan volumepenjualan pada percetakan Widya Duta di Surakarta.
Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) Untuk menganalisis pengaruh promosi penjualan terhadap volumepenjualan jenang krasikan pada perusahaan jenang kelapa manis di Sukoharjo. 2) Untuk menganalisis pengaruh periklanan berpengaruh terhadap volumepenjualan jenang krasikan pada perusahaan jenang kepala manis di Sukoharjo. 3) Untuk menganalisis diantara promosi penjualan dan periklanan mana yang paling kuat pengaruhnya terhadap volumepenjualan jenang krasikan pada perusahaan jenang kepala ma nis di Sukoharjo.
syarat bagi pemenuhan tujuan perusahaan secara keseluruhan memperoleh laba.Dimana terdapat hubungan antara volumepenjualan, biaya pemasaran, dan laba bersih.Manajer pemasaran harus dapat mengendalikan biaya pemasaran seefektif mungkin.Caranya adalah dengan melakukan perencanaan biaya yang baik dengan melakukan penyusunan anggaran pemasaran.Anggaran pemasaran dapat dijadikan pedoman agar setiap biaya pemasaran yang akan dikeluarkan dapat terjaga pada tingkat yang dianggarkan.Dalam kondisi bagaimanapun biaya pemasaran harus tercermin secara wajar. Perusahaan dapat mengetahui apakah biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh perusahaan wajar atau tidak dengan cara melakukan analisis terhadap biaya pemasaran.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini kerap kita temui masyarakat yang menjadikan internet sebagai salah satu komoditas utama dalam kehidupan mereka. PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Witel Sumut Barat sebagai salah satu penyedia layanan internet mempunyai produk yang diberi nama Speedy yang merupakan layanan akses internet yang dapat menyalurkan data dan suara secara bersamaan dengan kecepatan tinggi. Persaingan antar Operator Telekomunikasi dalam penyediaan layanan Internet dewasa ini semakin tajam. PT Telekomunikasi Indonesia juga merasakan persaingan ini. Untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan baru serta mempertahankan pelanggan lama dan memperoleh tingkat penjualan serta keuntungan yang tinggi pada perusahaan, diperlukan adanya upaya untuk mengevaluasi biaya promosi, karena promosi merupakan faktor terpenting untuk mencapai volumepenjualan perusahaan. Pada penelitian ini penulis menggunakan biaya promosi sebagai variabel independen yang akan diteliti bagaimana pengaruhnya terhadap volumepenjualan sebagai variabel dependen.
Dalam pengolahan survei volumepenjualan komoditas spesifik, masing-masing komoditas diolah secara terpisah satu sama lain, sehingga diperoleh persentase volumepenjualan per kualitas/merk dari setiap komoditas. Persentase volumepenjualan atau bobot yang diperoleh selanjutnya akan digunakan sebagai timbangan. Di samping itu, kualitas/merk dari setiap komoditas yang diperoleh dari survei, akan dipantau harganya dalam survei harga konsumen secara rutin. Untuk melakukan pengolahan volumepenjualan komoditas spesifik digunakan 3 (tiga) jenis lembar kerja (LK), yaitu LK-I, LK-II, dan LK-III.
Uji koefisien determinasi (R²) sebesar 0,985 atau sebesar 98,5%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 1,5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel tersebut. Dengan menggunakan derajat keyakinan 95%, maka diperoleh nilai F tabel sebesar 3,41. Sedangkan nilai F hitung diketahui sebesar 207,337. Tampak nilai F-hitung (207,337) lebih besar dari F-tabel (3,41). Oleh karena itu nilai F-hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yang terdiri dari periklanan, promosi, personal selling dan publisitas berpengaruh terhadap volumepenjualan di PT. Pabelan. Dengan hasil tersebut, maka penelitian ini cukup baik digunakan dan dipergunakan untuk penelitian berikutnya.
Penjualan merupakan kegiatan yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba. Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat memperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil suatu produk yang dihasilkan (Kotler,2003:457). Pada umumnya suatu perusahaan yang ingin mempercepat proses peningkatan volumepenjualan akan melakukan kegiatan promosi melalui iklan, personal selling dan publisitas. Dalam meningkatkan penjualan perusahaan juga harus memperhatikan harga.
Tujuan penelitian untuk mengetahui: Pengaruh biaya promosi yang terdiri dari biaya periklanan, promosi penjualan, personal selling dan publisitas terhadap peningkatan volumepenjualan. Pengaruh promosi yang terdiri dari biaya periklanan, promosi penjualan, personal selling dan publisitas secara parsial terhadap peningkatan volumepenjualan. Pengaruh promosi yang terdiri dari biaya periklanan, promosi penjualan, personal selling dan publisitas secara simultan terhadap peningkatan volumepenjualan. Diantara variabel-variabel promosi, yang terdiri dari biaya periklanan, promosi penjualan, personal selling dan publisitas manakah yang berpengaruh dominan terhadap peningkatan volumepenjualan pada CV. Rown Division. Penelitian dilakukan di CV. Rown Division Surakarta di Jl. Adi Soecipto No. 1 Manahan, Banjarsari. Data diperoleh data sekunder, ya itu data laporan keuangan bagian promosi periode tahun 2010. Sampel adalah data laporan keuangan yang berjumlah 12 data mulai Januari – Desember 2012. Metode analisis menggunakan: Uji regresi linear berganda, Uji hipotesis, yaitu uji t, uji F dan uji koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukkan: Hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai koefisien regresi positif, sehingga disimpulkan jika biaya periklanan, promosi penjualan, personal selling dan publisitas dinaikkan maka menaikkan volumepenjualan. Hasil uji t menunjukkan: Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial biaya periklanan terhadap volumepenjualan, dibuktikan nilai t hitung sebesar 3,003 dan signifikansi sebesar 0,020. Terdapat pengaruh yang
memperoleh laba adalah tujuan utama dari setiap perusahaan. Soemarso (2002) memberikan pengertian mengenai laba adalah selisih lebih pendapatan atas biaya- biaya yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu. Jadi, ada laba bila pendapatan lebih besar daripada biaya dari perusahaan, sedangkan menurut Henry Simamora (2000:25) mengartikan laba bersih bahwa, laba bersih adalah perbedaan antara pendapatan dengan beban, jikalau pendapatan melebihi beban maka hasilnya laba bersih. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa laba bersih merupakan selisih lebih pendapatan atas biaya-biaya yang terjadi dalam satu periode tertentu. Salah satu sasaran penting bagi organisasi yang berorientasi pada profit orientied adalah menghasilkan laba. Oleh karena itu jumlah laba yang dihasilkan dapat dipakai sebagai salah satu alat ukur efektivitas, karena laba adalah selisih antara pandapatan dan pengeluaran. Laba merupakan keuntungan yang diterima perusahaan karena perusahaan telah melakukan pengorbanan untuk kepentingan pihak lain. Konsep laba terdiri dari beberapa macam bentuk atau jenis. Menurut Sofyan S Harahap (2007) terdapat bentuk atau jenis konsep laba diantaranya adalah konsep (1) laba akuntansi, merupakan perbedaan antara revenue yang direalisasikan yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada saat periode tersebut, dimana konsep ini menyatakan lima sifat laba akuntansi diantaranya adalah sebagai berikut. (a) laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang dilakukan oleh sebuah perusahaan (terutama pendapatan yang timbul dari penjualan barang atau jasa dikurangi biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut). (b) laba akuntansi didasarkan pada postulat periodik dan berhubungan dengan prestasi keuangan perusahaan selama periode tertentu. (c) laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan dan membutuhkan definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan. (d) laba akuntansi membutuhkan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya histories yang
Penelitian ini mengambil studi kasus pada UKM Vinito Brownis dimana merupakan UKM yang bergerak dibidang makanan ringan khususnya brownis. Hasil produksi dari Vinito Brownis adalah brownis mesis, brownis keju serta brownis susu. UKM Vinito Brownis selama ini belum menerapkan analisa perhitungan biaya, volume dan laba. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak mengetahui volumepenjualan yang harus terjual agar perusahaan berada dalam titik impas maupun volumepenjualan untuk mencapai target laba yang diinginkan oleh pihak UKM Vinito Brownis.Tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui berapa besar volumepenjualan yang harus terpenuhi agar UKM Vinito Brownis mengalami keadaan Break Event Point, mengetahui perhitungan dan seberapa besar Margin of safety, Contibution Margin, serta laba maksimal yang dapat diperoleh UKM Vinito Brownis periode Mei – Oktober 2014. Hasil dari penelitian ini antara lain: Pada perhitungan margin kontribusi didapatkan angka sebesar Rp.164.772.150 dan memiliki rasio margin kontribusi sebesar 46,61 %. Margin of safety pada UKM Vinito Brownis adalah sebesar 76,24 %. Break even point atau titik impas untuk periode Mei – Oktober adalah sebesar Rp.83.969.839. Serta laba maksimal yang diperkirakan mampu diperoleh di periode Mei – Oktober 2014 yaitu sebesar Rp.182.265.995.
4 adalah tahu ya g e a ta g, dita dai oleh ko petisi ya g se aki ketat serta prefere si konsumen yang berubah dengan cepat, terutama dalam segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT). Sampoerna mengalami penurunan volumepenjualan segmen SKT sebesar 22,9% pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013. Meskipun dibandingkan dengan volumepenjualan SKT Sampoerna yang sangat lemah pada kuartal pertama 2014, volumepenjualan SKT pada kuartal pertama 2015 tetap menunjukkan tren penurunan sebesar 7,1% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun tahun sebelumnya. Namun, portofolio Sigaret Kretek Mesin (SKM) kami tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan dengan peningkatan volu e sebesar 9% di tahu 4, ujar Paul Ja elle, Preside Direktur Sampoerna.
Pada dasarnya distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk dari tangan produsen ke tangan konsumen atau pelanggan dalam kondisi baik, tepat waktu serta sesuai dengan keinginan pembeli. Proses pendistribusian dapat dilakukan secara langsung maupun melalui mata rantai distributor/perantara atau dapat dilakukan kedua-duanya. Proses pendistribusian ini tentu saja ada biaya yang harus dikeluarkan, seperti biaya distribusi, besar kecilnya biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan secara langsung akan berpengaruh terhadap harga jual dan akan berdampak pada volumepenjualan. Permasalahan penelitian yang muncul: bagaimana saluran distribusi produk pada Sari Intan Manunggal Knitting dan berapa besar biaya distribusi memberikan pengaruh terhadap volumepenjualan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana saluran distribusi produk dan berapa biaya distribusi yang dikeluarkan oleh perusahaan serta berapa besar saluran distribusi dan biaya distribusi memberikan pengaruh terhadap volumepenjualan. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif, dengan teknik studi dokumen biaya distribusi, kuesioner saluran distribusi dan volumepenjualan serta wawancara kepada pihak terkait yaitu bagian pendistribusian dan bagian keuangan.
PT. HM Sampoerna adalah salah satu perusahaan yang memberikan pendapatan negara yang cukup besar melalui pembayaran pajak. Namun, tidak bisa dipungkiri persaiangan sangatlah ketat. Tahun 2014 adalah tahun yang menantang, ditandai oleh kompetisi yang semakin ketat serta preferensi konsumen yang berubah dengan cepat, terutama dalam segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT). Sampoerna mengalami penurunan volumepenjualan segmen SKT sebesar 22,9% pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013. Meskipun dibandingkan dengan volumepenjualan SKT Sampoerna yang sangat lemah pada kuartal pertama 2014, volumepenjualan SKT pada kuartal pertama 2015 tetap menunjukkan tren penurunan sebesar 7,1% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun tahun sebelumnya. Namun, portofolio Sigaret Kretek Mesin (SKM) tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan dengan peningkatan volume sebesar 9% di tahun 2014.
JAKARTA, 22 April 2015 – PT HM Sampoerna Tbk. (IDX: HMSP) hari ini mengumumkan hasil kinerja perusahaan untuk kuartal pertama tahun 2015 yang menunjukkan penurunan yang berkelanjutan dalam segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT). Pangsa pasar SKT Sampoerna mengalami penurunan sebesar 1,4 poin menjadi 8,2 pada kuartal pertama tahun 2015 dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014. Untuk referensi, Sampoerna mengalami penurunan volumepenjualan segmen SKT sebesar 22,9% pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013. Meskipun dibandingkan dengan volumepenjualan SKT Sampoerna yang sangat lemah di kuartal pertama 2014, volumepenjualan SKT pada kuartal pertama 2015 tetap menunjukkan tren penurunan sebesar 7,1% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun tahun sebelumnya.
Total pembelian pedagang pengumpul kecamatan adalah 3400 kg dengan nilai pembelian Rp 20.400.000,- dan volumepenjualan sebanyak 3.350 kg dengan total nilai penjualan Rp 20.770.000,- untuk bawang umbi kering, sedangkan untuk bawang basah (sayur) volume pembelian sebanyak 30 kg (Rp.129.000,-) dengan nilai pengeluaran Rp. 135.000,-. Perbedaan volume pembelian dan volumepenjualan pada pedagang pengumpul kecamatan disebabkan karena adanya kerusakan dan lain-lain selama pengangkutan, demikian pula halnya pada pedagang pengecer. Total pembelian dan penjualan dari pedagang pengumpul desa lebih besar dari pedagang pengumpul kecamatan, hal ini disebabkan karena pengumpul desa mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk membeli lansung setiap saat hasil panen petani dari pada pedagang pengumpul kecamatan. Disamping itu, para petani juga sudah terbiasa menjual bawang merahnya kepada pedagang pengumpul desa.