Adanya kandungan senyawa flavonoid dan tanin kulitbuahnanas (AnanascomususL. Meer) yang berpotensi sebagai tabirsurya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu fisik sediaan krim sunscreen dan mengetahui kemampuan ekstrakkulitbuahnanas pada konsentrasi 20% guna melindungi kulit dari sinar radiasi. Metode penelitian ini meliputi ekstraksi maserasi kulitbuahnanas menggunakan pelarut etanol 96%. Formulasi sediaan krim dengan konsentrasi ekstrakkulitbuahnanas 20%. Uji mutu krim dilakukan organoleptis, homogenitas, daya sebar (300 gram), daya lekat, uji tipe krim, pH, uji SPF. Hasil rendemen yang diperoleh 7.81792%. Hasil uji mutu organoleptis berwarna coklat kekuningan, bau krim khas, halus dan lengket, homogenitas krim homogen, daya sebar (4,5 cm) , daya lekat (6 detik), tipe krim air dalam minyak, pH krim 7, nilaiSPF 3,9. Kesimpulan penelitian ini adalah uji mutu pada sediaan krim sunscreen ekstrakkulitbuahnanas pada konsentrasi 20% telah memenuhi SNI dan nilaiSPF memenuhi persyaratan (2-4) dengan tingkat kemampuan minimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai sun protecting factor (SPF) ekstrakkulitnanas (Ananas comosus L Merr) dalam bentuk sediaan krim dengan varian konsentrasi 2%, 4% dan 8%. Kulit tanaman nanas memiliki kandungan zat flavonoid dan tanin yang dapat memberikan efek sebagai tabirsurya. Pembuatan formulasi krimekstrakkulitnanas menggunakan fase minyak dalam air. Bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi krim yaitu asam stearat, paraffin cair sera alba, setil alkohol, stearil alkohol, propilen glikol, trietanolamin, air suling dan nipagin. Krimekstrakkulitnanas kemudian dilakukan berbagai pengujian kualitas dan ditentukan nilaiSPF. Masing – masing konsentrasi krim diencerkan menggunakan etanol 96%. Krim yang telah diencerkan dibaca nilai absorbansinya pada alat Spektrofotometer UV-Vis kemudian dihitung nilaiSPF. Hasil penelitian menunjukan bahwa krimekstrakkulitnanas telah memenuhi persyaratan setelah dilakukan berbagai uji kualitas krim dan nilaiSPF masing-masing konsentrasi krim sangat rendah. Disimpulkan bahwa konsentrasi krimekstrakkulitnanas 2% telah menunjukkan nilaiSPF yang sangat kecil dan semakin meningkat konsentrasi yakni 4% dan 8% yang terkandung menunjukkan semakin tinggi nilaiSPF namun tetap tidak memenuhi standar sebagai krimtabirsurya yang baik.
Sediaan tabirsurya dibuat dalam bentuk sediaan krim. Sediaan krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar yang terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok (Dirjen POM, 1979: 8). Sediaan krim digunakan karena sediaan ini merupakan sediaan yang menyenangkan, mudah menyebar rata, dan praktis digunakan (Ansel, 2008: 515). Selanjutnya dilakukan Penentuan nilaiSPF (Sun Protecting Factor), %Te, dan %Tp sediaan krimekstrakkulitnanas, dengan cara masing-masing dari formula (formula I, II, III, dan IV) ditimbang sebanyak 2 gram, lalu dilarutkan dengan etanol p.a dan dicukupkan volumenya hingga 10 mL dalam labu ukur yang telah disaring sebelumnya, setelah itu diukur absorbansinya pada panjang gelombang 290-400 nm dengan interval 5 nm dan diukur transmitan pada panjang gelombang 272,5-372,5 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Dilakukan 3 kali pengujian untuk setiap formula. Pengukuran absorban dilakukan untuk menentukan nilaiSPF dari masing-masing formula, sedangkan pengukuran transmitan dilakukan untuk menentukan %Te dan %Tp dari masing-masing formula.
Penentuan nilaiSPF dilakukan secara in vitro dengan metode spektrofotometri UV-Vis dan dilakukan pada sediaan losio ekstrakkulitbuahNanas F1, F2 dan F3. Menurut Wasitaatmadja (1977), nilaiSPF 2-4 merupakan kategori tabirsurya dengan efek yang minimal, 4-6 kategori sedang, 6-8 kategori ekstra, 8-15 kategori maksimal dan lebih dari 15 kategori ultra. Semakin tinggi nilaiSPF maka semakin baik kemampuan tabirsurya. NilaiSPF kurang dari 2 berarti tidak memiliki kemampuan untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari atau tidak memiliki kemampuan sebagai tabirsurya. Hasil yang diperoleh dari ketiga sediaan losio yaitu 2,66 untuk sediaan losio F1, 2,72 untuk sediaan losio F2 dan 2,83 untuk sediaan losio F3. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilaiSPF dari ketiga losio yang dibuat memenuhi syarat sebagai tabirsurya dengan efek yang minimal.
KulitbuahNanas (Ananas comosus. L.) mengandung flavonoid dan tanin yang mampu bekerja sebagai tabirsurya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu fisik dan nilaiSPF sediaan krimtabirsuryaekstrakkulitbuahnanas dengan konsentrasi 12%, 16% dan 20%. Ekstrakkulitbuahnanas dibuat dengan mengekstraksi kulitbuahnanas secara maserasi menggunakan pelarut etanol 70% untuk mendapatkan ekstrak kental kulitbuahnanas. Selanjutnya dibuat krimekstrakkulitbuahnanas. Evaluasi krim meliputi mutu fisik dan nilaiSPF. Mutu fisik meliputi: uji organoleptis, pH, homogenitas, daya sebar dan daya lekat. Krim yang dibuat memenuhi persyaratan uji mutu fisik meliputi uji organoleptis dengan bentuk semisolid, warna coklat- kekuningan dan bau khas buahNanas. Uji homogenitas dengan tidak terdapatnya partikel-partikel kecil pada seluruh sediaan krim, uji pH dengan nilai pH 6 yang masih dalam interval pH kulit yaitu 4,5-8,0 dan uji daya sebar dengan luas diameter sebar 5,5-6,2 cm yang menunjukkan konsistensi semisolid yang sangat nyaman dalam penggunaan dan uji daya lekat 13-20 detik yang masih dalam interval yaitu lebih dari 10 detik. Efektivitas sediaan tabirsurya dilakukan dengan penentuan SPF menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Seluruh krim memenuhi syarat sebagai tabirsurya dengan nilaiSPF berturut-turut 2,567, 3,039 dan 4,984.
Penggunaan antioksidan pada sediaan tabirsurya dapat meningkatkan aktivitas fotoprotektif dan meningkatkan kestabilan sunscreen yang bersifat photounstable seperti avobenson (Afonso, dkk., 2014; Bonina, dkk.,1996). Selain itu, penggunaan antioksidan dapat mencegah berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh radiasi sinar UV (Hogade, 2010). Beberapa golongan senyawa aktif antioksidan terdapat pada kulitbuah manggis seperti golongan xanton diantaranya α -mangostin, ß-mangostin, γ -mangostin, garcinon E, 8-deoksigartanin, dan gartanin yang memiliki sifat antioksidan sehingga memungkinkan untuk memberikan perlindungan terhadap sinar UV (Chaverry, dkk., 2008). Dalam sunscreen, antioksidan harus tersedia dalam jumlah yang adekuat untuk mendapatkan hasil yang efektif (Grimes, 2008).
kemampuannya dalam menyerap sinar UV pada rentang 310-400 nm (Wang, dkk., 2010). Namun avobenson ini bersifat tidak stabil (photounstable). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Afonso, dkk., (2014) penambahan senyawa yang mengandung antioksidan dapat meningkatkan kestabilan dari avobenson, menurunkan kerusakan kulit akibat sinar UV dan meningkatkan nilaiSPF.
Sirsak merupakan tanaman dengan tinggi pohon sekitar 5-6 meter. Batang coklat berkayu, bulat, bercabang. Mempunyai daun berbentuk telur atau lanset, ujung runcing, tepi rata, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, panjang tangkai 5 mm, hijau kekuningan. Bunga terletak pada batang atau ranting, daun kelopak kecil, kuning keputih-putihan, benang sari banyak berambut. Buahnya bukanlah buah sejati, yang dinamakan ”buah” sebenarnya adalah kumpulan buah- buah (buah agregat) dengan biji tunggal yang saling berhimpitan dan kehilangan batas antar buah. Daging buah sirsak berwarna putih dan berbiji hitam. Akar pohon sirsak berwarna coklat muda, bulat dengan perakaran tunggang. Di Indonesia, sirsak tumbuh dengan baik pada daerah yang mempuyai ketinggian kurang dari 1000 meter di atas permukaan laut (Meiyanto, dkk., 2006).
Kulit pisang kepok kuning salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan dasar kosmetik dan diformulasikan menjadi sediaan krim, memiliki kandungan senyawa flavonoid dan tanin yang berfungsi sebagai antioksidan dari paparan radikal bebas sinar UV sinar matahari, sehingga dapat meminimalisir penuaan dini pada kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui mutu fisik dari sediaan krimtabirsuryaekstrakkulit pisang kepok kuning dengan konsentrasi 2%, 4% dan 8% dan nilaiSPF-nya. Metode penelitiannya meliputi maserasi dengan menggunakan etanol 96% selama 5 hari, uji skrinning fitokimia flavonoid dan tannin dengan reagen spesifik serbuk Mg dan HCl, dan FeCl3 1%, pembuatan sediaan tabirsurya dengan metode pelelehan dan uji mutunya serta pengujian nilaiSPF (Sun Protecting Factor) dengan spektrofotometer UV-Vis. Rendemen ekstrak etanol 96% adalah 9,18014%, uji skrinning fitokimia positif mengandung senyawa flavonoid dan tanin, dan mutu fisik sediaan tabirsurya meliputi uji homogenitas (homogen), daya lekat (10 – 35 detik), daya sebar (4 – 5 cm), dan Uji pH (6 – 6,5). NilaiSPF sediaan krim 2%, 4%, dan 8% berturut – turut adalah 0.1782, 0.1130, dan 0.1067. Kesimpulan penelitian ini adalah mutu fisik sediaan memenuhi standar dan nilaiSPF dibawah standar (4).
De Fretes, H., Susanto, A.B., Limantara, L., Prasetyo, B., Heriyanto., dan Brotosudarmo, T.H.P. (2011). Composition and Content of Pigment, Photostability, and Thermostability Studies of Crude Pigment Extracts from Red, Brown, and Green Varierities of Red Algae Kappa phycusalvarezii Doty. Seminar ICONS. Universitas Ma Chung. Malang. 17(1): 31-38.
Menyatakan bersedia menjadi sukarelawan untuk uji iritasi dalam penelitin Karina Adirra Islami Affan dengan judul penelitian Pengaruh Penambahan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap NilaiSPFKrimTabirSurya Kombinasi Avobenzone dan Oktil Metoksisinamat dan Memenuhi Kriteria sebagai sukarelawan uji sebagai berikut (Ditjen POM, 1985):
Penelitian menunjukkan bahwa semua sediaan krimtabirsuryaekstrak etanol daun sirsak homogen dengan tipe emulsi m/a, rentang pH pada kisaran 5,7 - 6,3, tidak mengiritasi, dan stabil selama 12 minggu penyimpanan pada suhu kamar. NilaiSPF meningkat dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak etanol daun sirsak. NilaiSPF basis krim, blanko dan krim dengan penambahan ekstrak etanol daun sirsak 4% (FI), 6% (FII), 8% (FIII) dan 10% (FIV) berturut-turut adalah 0,39; 15,85; 16,96; 19,46; 20,99 dan 23,49. Hasil analisis secara statistik menunjukkan peningkatan nilaiSPF ini memiliki perbedaan yang signifikan (p < 0.05). Dapat disimpulkan bahwa ektrak etanol daun sirsak dapat meningkatkan nilaiSPFtabirsurya kombinasi avobenson dan oktil metoksisinamat.
108 Hasil menunjukan bahwa keempat formula memiliki bentuk semi solid dan bertekstur lembut, warna dan bau sediaan berbeda dari tiap formula. Pada formula I krim mengalami sedikit perubahan warna setelah hari ke 15. Sedangkan pada formula II, III dan IV krim tidak mengalami perubahan. Perubahan warna krim selama penyimpanan dikarenakan pengaruh cahaya yang mengoksidasi vitamin C dalam carica yang lebih dominan. Pada formula II yang mengandung ekstrak sarang semut memiliki kestabilan yang lebih tinggi dibanding dengan formula lain, hal ini terjadi karena pada formula II ekstrak yang digunakan berupa eksrak yang sangat kental, sehingga konsistensinya lebih padat.
dikeringkan dengan tisu. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 g sediaan dilarutkan dalam beker glass hingga 100 ml aquades. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan. Penentuan pH dilakukan tiga kali pada krim terhadap masing-masing konsentrasi (Rawlins, 2003). Nilai pH diamati sebelum dan sesudah penyimpanan. Nilai pH penting untuk mengetahui tingkat keasaman dari sediaan agar tidak mengiritasi kulit. Sehingga pH sediaan kosmetik harus sesuai dengan pH fisiologis “mantel asam” kulit, mantel asam kulit merupakan lapisan tipis lembab yang bersifat asam, lapisan ini merupakan lapisan perlindungan pertama kulit yang berfungsi sebagai penyangga untuk menetralisir bahan kimia yang terlalu asam atau terlalu alkalis, semakin alkalis atau semakin asam bahan yang mengenai kulit akan semakin sulit untuk menetralisirnya sehingga kulit menjadi kering, pecah-pecah, sensitif dan mudah terkena infeksi. Uji pH bertujuan untuk melihat kesesuaian keasaman dari sediaan dengan pH kulit yang mempunyai rentang 4,5-7,0 (Wasitaatmadja, 1997). 3.5.5 Pengamatan stabilitas sediaan
In this study, the ethanol extract leaves of soursop leaves were done by percolation. The suncreen cream of avobenzone and octyl methoxycinnamate combination was formulated with addition of Soursop leaves extract at 4% (FI), 6% (FII), 8% (FIII) dan 10% (FIV). Evaluations conducted on organeleptic, homogenity, emulsion type, pH, stability, skin irritation, and SPF value of sunscreens was determined by in vitro method using UV Visible spectrophotometer.
Untuk melihat potensi antioksidan dari enzim protease yang telah digunakan dalam perawatan luka, dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan aktivitas antioksidan terhadap kulitbuahnanas. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa kulitnanas mempunyai kemampuan sebagai antioksidan dan aktivitas biologis lainnya (Hossain dan Rahman, 2011; da Silva et al , 2010; Erukainure et al , 2012). Kulit dari buahnanas merupakan salah satu bagian dari limbah buahnanas, selain bonggol dan daunnya. Limbah tersebut umumnya dapat digunakan sebagai pakan ternak. Khususnya kulitbuahnanas dapat digunakan untuk produksi kertas, baju, dan uang kertas. Hal tersebut disebabkan kulitbuahnanas banyak mengandung selulosa, hemiselulosa, dan karbohidrat yang lain (Bartholomew et al. , 2003). Bromelain diduga terkandung dalam kulit, selain di bonggol, dan daun (Ketnawa, Rawdkuen, dan Chaiwut, 2010).
Nanas merupakan tanaman yang mudah ditemukan di daerah tropis. Selama bertahun-tahun telah banyak kegunaan dari bagian-bagian buahnanas yang digunakan dalam pemeliharaan kesehatan. Seperti kulitnanas yang telah menjadi bahan penting dalam pengobatan tradisional untuk mengobati berbagai penyakit selama bertahun-tahun. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa kulitnanas mempunyai kemampuan sebagai antioksidan dan aktivitas biologis lainnya (Hossain dan Rahman, 2011; da Silva et al, 2010; Erukainure et al, 2012). Bromelain merupakan salah satu enzim protease yang umum digunakan dalam perawatan luka. Enzim protease yang digunakan dalam perawatan luka untuk regenerasi jaringan dan mencegah timbulnya keloid berpotensi memiliki aktivitas antioksidan (Pendzhiev, 2002). Enzim ini tidak hanya dapat ditemukan di bagian daging, stem dan daun, namun juga di kulitnanas (Hebbar, Sumana, dan Raghvarao, 2008).
Hasil pengujian menunjukkan formula 1 tidak memiliki efek tabirsurya yang efektif, dikarenakan hanya terdiri dari bahan pembawa saja tanpa tambahan ekstrak etanol daun kersen. Sedangkan formula 2-formula 4 memiliki efek proteksi maksimal hingga proteksi ultra. Semakin banyak ekstrak etanol daun kersen yang ditambahkan maka semakin besar nilai SPFnya, karena semakin banyak flavonoid yang terkandung (Mulangsri, 2018).Formula 3 dan formula 4 memiliki efektivitas yang setara dengan sediaan yang ada dipasaran. Sebagian besar sediaan yang beredar memiliki nilaiSPF antara 15-30. Hal ini juga disebabkan tingginya intensitas sinar matahari di Indonesia, sehingga dibutuhkan sediaan tabirsurya yang dapat memberikan proteksi ultra.