Profitablitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Angka profitabilitas dinyatakan antara lain dalam angka laba sebelum atau sesudah pajak, laba investasi, pendapatan per saham, dan laba penjualan. Nilai profitabilitas menjadi norma ukuran bagi kesehatan perusahaan. Sedangkan return on asset (ROA) menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva yang
Penelitian yang dilakukan oleh R. Ade Sasongko Pramudhito tahun 2014 untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap pembiayaan Operasional (BOPO), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Net Core Operating Margin (NCOM) terhadap profitabilitasbankumumsyariah di Indonesia (studi kasus pada bankumumsyariah di Indonesiaperiode2008-2012). Variable yang digunakan musyarakah, mudharabah, murabahah dan Return On Asset (ROA). Hasil dari penelitian tersebut Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap pembiayaan Operasional (BOPO), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Net Core Operating Margin (NCOM) berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Non Performing Financing (NPF) tidak signifikan terhadap ROA.
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan-laporan keuangan banksyariah yang terdaftar di BI dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 dengan presentasi tingkat profitabilitas yang sesuai dari bankindonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder dari pusat kepustakaan BI. Presentase profitabilitas telah diatur dalam peraturan BankIndonesia, yaitu Return On Equity (ROE). Bank syriah yang mempunyai ROE besar dapat menjadi acuan seberapa besar tingkat penentuan bagi hasil yang akan dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh tingkat risiko pembiayaanmudharabah, tingkat risiko pembiayaanmusyarakah, dan tingkat risiko pembiayaanmurabahah terhadap tingkat profitabilitas yang terdaftar di BankIndonesiaperiode 2010-2014. Total sampel yang digunakan sebanyak 40 data dengan meliputi 8 banksyariah selama lima tahun yang ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda untuk menguji pengaruh tingkat risiko pembiayaanmudharabah, tingkat risiko pembiayaanmusyarakah dan tingkat risiko pembiayaanmurabahah terhadap tingkat profitabilitas. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa uji F (simultan) tingkat risiko pembiayaanmudharabah, tingkat risiko pembiayaanmusyarakah dan tingkat risiko pembiayaanmurabahah berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Pada hasil uji t tingkat risiko pembiayaanmudharabah berpengaruh positif terhadap tingkat profitabilitas dan tingkat risiko pembiayaanmurabahah berpengaruh negatif terhadap tingkat profitabilitas, sedangkan tingkat risiko pembiayaanmusyarakah tidak berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas.
Perbankan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring permintaan dan pemikiran masyarakat. Bank terbagi dua jenis, yaitu banksyariah dan bank konvensional. Perbedaan antara banksyariah dan bank konvensional terletak pada sistem operasionalnya. Banksyariah menggunakan sistem bagi hasil sedangkan bank konvensional menggunakan sistem riba. Adapun jumlah perbankan syariah di Indonesia menurut OJK (OJK, 2016) adalah 195 bank yang terdiri dari BUS (BankUmumSyariah), UUS (Unit Usaha Syariah) dan BPRS (BankPembiayaan Rakyat Syariah). Menurut Umam (Umam, 2011) setelah banyaknya kritik terhadap bank konvensional karena karakteristiknya yang masih terdapat unsur riba, judi (maysir), ketidakpastian (gharar), dan bathil maka perbankan syariah menjadi sebuah alternatif bagi praktek perbankan konvensional sehingga perbankan syariah tumbuh semakin meningkat.
Dari hasil analisis sebagaimana yang telah diuraikan di atas, dihasilkan bahwa pendapatan pembiayaanmudharabah, musyarakah, murabahah dan ijarah memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitasbankumumsyariah. Hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan porsi pembiayaan tidak berdampak pada kenaikkan profitabilitasbank. Seperti dalam artikel yang ditulis oleh Roy Franedya dalam berita harian online bahwa berdasarkan data BankIndonesia pada akhir februari 2011 rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Finance (NPF) perbankan syariah mengalami kanaikan dari 3,28% menjadi 3,66%. Keterkaitan dengan kenaikan kredit macet tersebut, menurut Beny (Asbisindo) mengatakan bahwa kenaikan NPF berasal dari adanya persaingan ketat yang disebebkan oleh banyaknya banksyariah di Indonesia dan kelemahan internal bank dalam melakukan penilaian terhadap calon nasabah serta kurangnya kesiapan SDM bank dalam memberikan pembiayaan. Dalam surat kabar online lainnya seperti Palembang-pos dalam artikelnya dijelaskan bahwa menurut data yang dipublikasikan oleh BankIndonesia per agustus 2013, NPF bankumumsyariah dan unit usaha syariah terkerek 26 basis poin ke 3,01% dari periode juli 2013. Angka npf tersebut mencapai rekor tertinggi sejak tahun 2011.
Dahliawati, Anne dan Muhammad Muchlis Febrianto. 2012. “Analisis pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR) dan Aktiva Tetap Terhadap Modal (ATTM) terhadap profitabilitas (ROA) pada PT. Bank “X” Syariahperiode 2009- 2011”. UG Jurnal, Vol. 6, No, 11.
This study aims to obtain empirical evidence about the effect mudharabah, musyarakah, and ijarah in Islamic commercial bank in Indonesia 2011-2014 period. Sample selection is done by using purposive sampling and the type of data used quantitative data. Data obtained from the publication of the IndonesiaBank Exchange on the financial statements and annual report, as well as journals, reference books, internet and scientific literature realted to the research. The analytical method used was a descriptive statistical analysis and multiple linear regression. The results of study indicate that the mudharabah is positive but not significant effect on return on asset,musyarakah is negative but not significant effect on retun on asset and ijarah is positive and significant effect on Return on asset.
Menurut Karya dan Rakhman, tingkat profitabilitasbanksyariah di Indonesia merupakan yang terbaik diukur dari rasio laba terhadap asset (ROA), baik untuk kategori bank yang full fledge maupun untuk kategori Unit Usaha Syariah. Husnan dan Pudjiastuti (2002: 120), menyatakan bahwa rasio rentabilitas ekonomi mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. Karena hasil operasi yang ingin diukur, maka dipergunakan laba sebelum pajak. Aktiva yang digunakan untuk mengukur kemampuan memperoleh laba operasi adalah aktiva operasional (Aristya, 2010). ROA merupakan rasio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba banksyariah (Muhammad, 2005:265). ROA dihitung berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak dan total aktiva. ROA dirumuskan sebagai berikut:
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berperan penting dalam perekonomian suatu Negara. Sistem perbankan Indonesia menganut dual- banking system yakni Bank Konvensional dan BankSyariah. Perkembangan yang pesat pada dunia perbankan syariah menyebabkan terjadinya persaingan antar banksyariah yang secara langsung ataupun tidak langsung berpengaruh terhadap pencapaian profitabilitasbanksyariah. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur profitabilitasbank adalah ROA (Return on Assets), merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan dari keseluruhan aktiva yang ada dan yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Upaya peningkatan profitabilitas harus disertai dengan upaya peningkatan kualitas penyaluran aktiva produktif. Salah satu bentuk penyaluran aktiva produktif perbankan syariah adalah melalui pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat yakni pembiayaan yang berprinsipkan jual beli dan bagi hasil. Pembiayaan dengan prinsip jual beli yang dilakukan oleh perbankan syariah diimplementasikan ke dalam tiga bentuk skim yaitu pembiayaanmurabahah, salam, dan istishna. Sedangkan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil diimplementasikan ke dalam dua bentuk skim yaitu pembiayaanmudharabah dan pembiayaanmusyarakah (Rifqi, 2010:40). Pembiayaan–pembiayaan tersebut dapat berpotensi menimbulkan pembiayaan bermasalah atau non performing financing.
Hasil statistik deskriptif pada penelitian ini menunjukkan rata-rata NPF pembiayaanmusyarakahBankUmumSyariah selama tahun 2009 sampai 2013 adalah sebesar 6,04%, lebih rendah dari rata–rata NPF pembiayaanmudharabah. Hal ini disebabkan risiko pembiayaanmusyarakah yang ditanggung oleh pihak bank lebih kecil daripada risiko pembiayaanmudharabah, karena penyertaan modal dan penanggungan kerugian pada pembiayaanmusyarakah akan dibagi oleh masing–masing pihak. BankUmumSyariah juga melakukan restrukturisasi pada pembiayaanmusyarakah, sehingga dapat mengurangi risiko akibat kerugian yang terjadi pada pembiayaanmusyarakah. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa NPF pembiayaanmusyarakah berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Masing–masing BankUmumSyariah menyalurkan pembiayaan bagi hasil pada skim musyarakah dalam jumlah yang lebih besar daripada mudharabah, sehingga risiko yang terjadi pada pembiayaan tersebut dapat berpengaruh pada pencapaian profitabilitas. Hubungan yang terjadi antara NPF pembiayaanmusyarakah dengan profitabilitas (ROA) pada penelitian ini adalah hubungan positif. Jika semakin rendah atau menurunnya NPF pembiayaanmusyarakah maka ROA yang akan dihasilkan semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak pada BankUmumSyariah tidak seimbang dengan peningkatan nilai aset, dimana nilai aset mengalami peningkatan yang lebih besar daripada laba sebelum pajak, sehingga menyebabkan ROA menurun.
Rasio profitabilitas adalah alat untuk mengukur keefektifan dan kesuksesan manajemen dalam menghasilkan suatu laba pada suatu periode tertentu. Tujuan dilakukannya analisis rasio profitabilitas adalah untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaan. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA). ROA diukur dengan laba bersih setelah pajak dibagi total aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio yang memberikan informasi seberapa efisien suatu bank dalam melakukan kegiatan usahanya, karena rasio ini mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh rata- rata terhadap setiap rupiah asetnya.
Syafi’I (2007:101) Murabahah merupakan salah satu prinsip akad jual beli barang yang dijalankan banksyariah tanpa mengenal riba, pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati bersama, dengan disertai cara pembayarannya. Murabahah adalah menjual suatu barang dengan harga pokok ditambah keuntungan yang disetujui bersama untuk dibayar pada waktu yang ditentukan atau dibayar secara cicilan. Murabahah umumnya dapat diterapkan pada produk pembiayaan untuk pembelian barang-barang investasi, baik domestic maupun luar negeri, seperti melalui letter of creditatau lebih dikenal dengan nama L/C. Kalangan perbankan syariah di Indonesia banyak menggunakan murabahah secara berkelanjutan (roll over/evergreen) seperti untuk modal kerja, padahal sebenarnya murabahah adalah kontrak jangka pendek dengan sekali akad (one short deal). Murabahah sangat tidak tepat diterapkan untuk modal kerja. Hal ini mengingat prinsip murabahah memiliki fleksibilitas yang sangat tinggi.
Alhamdulillaahirrabil’aalamiin , Segala puji bagi Allah SWT, atas segala limpahan rahmat serta hidayah-Nya, tak lupa shalawat serta salam kita sanjungkan kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW. Atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: “ Pengaruh PembiayaanMudharabah, Musyarakah, Murabahah dan Non Performing Financing Terhadap ProfitabilitasBankUmumSyariahperiode2012- 2016”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pada awalnya keberadaan banksyariah di Indonesia ditandai dengan adanya atau berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992. Dengan adanya UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan yang merupakan revisi dari UU No. 7 tahun 1992. Undang-undang tersebut telah meletakkan dasar bagi terwujudnya sistem perbankan ganda, yaitu sistem bagi hasil (BankSyariah) dan bank yang beroperasi dengan sistem bunga (Bank Konvensional). Oleh karena itu diberikan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendirikan bank yang menyelenggarakan kegiatan umum untuk membuka kantor cabangnya yang khususnya melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah. Upaya untuk mengembangkan bank dengan sistem bagi hasil semakin kuat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya keinginan masyarakat guna memperoleh layanan perbankan dengan prinsip syariah.
4.1 Gambaran Subyek Penelitian ................. Error! Bookmark not defined. 4.2 Analisis Data .......................................... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Hasil Statistik deskriptif ..................... Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Hasil Uji Normalitas .......................... Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Uji Hipotesis ...................................... Error! Bookmark not defined. a. Regresi Linear Berganda ........................ Error! Bookmark not defined. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)Error! Bookmark not defined.
Dengan demikian bankumumsyariah sebagai lembaga yang dapat memediasi perputaran moneter pada suatu Negara dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah baik nasabah pemilik dana maupun nasabah pengguna dana (pembiayaan) supaya dapat tercipta tingkat profitabilitas yang baik dan bagi masyarakat dapat melakukan investasi pada sektor riil secara berkesinambungan, bermanfaat dan saling menguntungkan. Pertanyaan mendasar yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah Bagaimana pembiayaanmudharabah, musyarakah, murabahah dalam mempengaruhi tingkat profitabilitas yakni Return On Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM) dan Operating Profit Margin (OPM) pada bankumumsyariah di Indonesiaperiode 20052010? Diantara ketiga pembiayaan tersebut manakah yang lebih memberikan kontribusi signifikan terhadap tingkat profitabilitas yakni Return On Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM) dan Operating Profit Margin (OPM) pada bankumumsyariah di Indonesiaperiode 20052010?
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh PembiayaanMudharabah, Musyarakah, dan Murabahah terhadap ProfitabilitasBankUmumSyariah di IndonesiaPeriode 2010-2014” Adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Mudharabah berasal dari kata adhdharby fl ardhi yaitu berpergian untuk urusan dagang. Disebut juga qiradh yang berasal dari kata alqardhu yang berarti potongan, karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian keuntungan. Menurut PSAK 105 mudharabah didefinisikan sebagai akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana/shahibul maal) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana/mudharib) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian financial hanya ditanggung oleh pemilik dana.