Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalianpersediaanbahanbaku yang selama ini diterapkan oleh PT.X serta metode pengendalianpersediaanbahanbaku yang dapat meminimumkanbiayapersediaan PT.X. Model probabilistik metode Q sesuai dengan penyelesaian masalah yang ada dalam perusahaan ini dikarenakan permintaan selama horison perencanaan bersifat probabilistik dan berdistribusi normal dengan rata-rata (D) dan deviasi standar. Hasil penelitian menunjukan total biaya dengan model probabilistik lebih rendah dibandingkan kebijakan perusahaan. Total cost persediaan yang dikeluarkan perusahaan selama tahun 2015 dengan menggunakan model probabilistik adalah sebesar Rp 83.643.450,66, sedangkan dengan menggunakan kebijakan perusahaan adalah sebesar Rp 83.666.250,65. Sehingga terdapat selisih total cost persediaan antara model probabilistik dan kebijakan perusahaan sebesar Rp 22.749,99.
Sedangkan minimum pemesanan dari supplier adalah 20.000-25.000kg. Jumlah pemesanan harus sejumlah kelipatan dari minimum ukuran pemesanan. Sebagai contoh perusahaan membutuhkan bahanbaku Anti Lembab AFH 02 sebanyak 20.500kg peusahaan memesan sebanyak 40.000kg atau sebanyak kelipatan ukuran minimum dari supplier. Hal tersebut menyebabkan kuantitas pemesanan lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan bahanbaku yang diperlukan perusahaan sehingga menyebabkan Overstock. Oleh karena itu biaya simpan yang dihasilkan akan menjadi sangat besar. Hasil perhitungan teknik lotting Fixed Lot dihasilkan biaya simpan yang tinggi yaitu sebesar Rp 109.803.347.
Persediaan merupakan material yang dibeli atau produk yang dibuat dan disimpan sebagai persediaan seperti material atau produk tersebut diperlukan. Oleh karena itu, yang menjadi persediaan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi, supplies maupun bahanbaku. Bahanbaku merupakan salah satu faktor penentu dalam kelancaran proses produksi, sehingga setiap perusahaan harus mempunyai persediaanbahanbaku yang cukup dalam menunjang kegiatan produksi perusahaan. Apabila pasokan bahanbaku tersendat maka proses produksi akan terhambat. Keterlambatan ini akan berdampak pada tingkat output yang dihasilkan. Penurunan tingkat output akan mempengaruhi tingkat penjualan sehingga perusahaan tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini pada akhirnya mempengaruhi laba perusahaan dan tingkat kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.
Universitas Kristen Maranatha dua jenis permintaan yang ada, yaitu dependent dan independent demand. Dependent demand adalah permintaan terhadap suatu barang yang bergantung kepada permintaaan barang lain. Sedangkan independent demand adalah permintaan terhadap suatu barang yang tidak bergantung kepada permintaan barang lain (Heizer& Render, 2008, 489). Dalam pengendalianpersediaan yang bersifat independent demand, ada dua model pengendalian yaitu probabilistic dan deterministic model. Probabilistic model adalah model statistik yang berlaku bila permintaan produk atau variabel lain tidak diketahui namun dapat ditentukan dengan cara distribusi probabilitas. Sedangkan deterministic models adalah suatu model statistik yang berlaku dengan asumsi permintaan akan suatu produk adalah konstan dan diketahui. (Heizer&Render, 2008,502)
Forecasts Period Forecast 37 292099 Time Series Decomposition for NILAI Multiplicative Model Data NILAI Length 36 NMissing 0 Fitted Trend Equation Yt = 315191 - 556,659*t Seasona[r]
Untuk menyikapi permasalahan tersebut salah satu solusi yang dapat dilakukan oleh pihak perusahaan adalah melakukan pengendalianpersediaanbahanbaku sehingga dapat menentukan waktu dan jumlah pemesanan dengan tepat. Selain dapat mengatasi persoalan yang ada, diharapkan juga dapat meminimasi biaya-biaya yang terkait dengan bahanbaku.
CV Rajawali Indah Tekstil merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang home industry yang membuat pakaian olahraga. Pengendalianpersediaan yang selama ini dilakukan oleh CV Rajawali Indah Tekstil adalah berdasarkan perkiraan dari pemilik semata, sehingga sering terjadi kekurangan bahanbaku yang berakibat proses produksinya menjadi tersendat atau tidak lancar. Berdasarkan analisis perusahaan sebaiknya mengendalikan persediaanbahanbaku dengan menggunakan metode Economic Order Quantity Multi Item. Apabila perusahaan menerapkan metode tersebut, maka biayapersediaan dapat dihemat sebesar Rp 33.026.532,60 per tahun.
Permasalahan produksi merupakan hal yang sering dihadapi oleh perusahaan manufaktur. Salah satu cara penekanan biaya produksi adalah dengan mengoptimalkan biayapersediaan yang dilakukan menggunakan analisis EOQ (Economic Order Quantity) yang diharapkan dapat mengendalikan persediaanbahanbaku seoptimal mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan EOQ dapat mengoptimalkan pengendalianpersediaanbahanbaku, dan mengetahui perencanaan kebutuhan bahanbaku menurut EOQ dalam mengoptimalkan pengendalianpersediaan. Objek dari penelitian ini, yaitu PT. Agronesia Divisi Industri Plastik "Agroplas" Bandung. Metode penelitian yang digunakan, yaitu metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini adalah persediaan dan penggunaan bahanbaku. Analisis yang digunakan adalah metode EOQ. Berdasarkan hasil penelitian, metode EOQ perlu diterapkan di PT. Agroplas karena berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa total biayapersediaanbahanbaku yang dihitung menurut EOQ lebih sedikit dibandingkan yang dikeluarkan oleh perusahaan, maka ada penghematan biayapersediaanbahanbaku bila perusahaan menggunakan metode EOQ dalam persediaanbahan bakunya.
Melihat begitu pentingnya nilai persediaan dalam perusahaan, dan praktek kecurangan yang terjadi dalam perusahaan banyak terletak pada bagian yang berhubungan dengan persediaan, maka penulis memilih topik pengendalianpersediaan. Penulis menemukan perusahaan yang memiliki sistem informasi akuntansi pengendalianpersediaan yang masih tradisional dan dipandang membutuhkan sistem yang lebih baik. Maka penulis memilih PT.X sebagai objek penelitian. Penulis berpendapat bahwa persedian perusahaan yang lebih rawan untuk terjadinya penyelewengan dan pencurian adalah persediaanbahanbaku. Maka dari itu, penulis mengangkat topik persediaanbahanbaku sebagai topik penelitian.
PT. XYZ merupakan industri penghasil minuman berkarbonasi yang memproduksiberbagai minuman berkarbonasi dengan variasi rasa dan dikemas dalam beberapabentuk kemasan yang unik. Untuk penelitian ini dilakukan pada departemen perencanaan atau Demand Operational Planning (DOP). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menghitung EOQ, safety stock, biaya pemesanan, frekuensi pemesanan, serta reorder point bahanbakuuntuk kemudian melakukan perencanaan persediaanbahanbaku. Data – data yang ada pada perusahaan memiliki karakteristik tingkat permintaan yang bervariasi sehingga data – data tersebut diolah dengan metode Economic Order Quantity (EOQ). Dari hasil penelitian dan analisa diketahui bahwa EOQ bahanbaku top end sebanyak 3.039.117 pcs. Sedangkan frekuensi pemesanan untuk pembelian bahanbaku top end 23 kali pemesanan serta waktu pemesanan kembali bahanbaku (reorder point) sebanyak 479.212 pcs dan safety stock sebesar 85.521,7 pcs. Untuk EOQ bahanbaku can sebanyak 3.510.356 pcs. Sedangkan frekuensi pemesanan untuk pembelian bahanbaku top end 18 kali pemesanan serta waktu pemesanan kembali bahanbaku(reorder point) sebanyak 3.504.664 pcs dan safety stock sebesar 72.903,8 pcs
55 Metode single exponential smoothing membutuhkan nilai alpha dalam setiap peramalannya. Nilai alpha ini ditetapkan berdasarkan pada tingkat kepercayaan perusahaan terhadap data terbaru. Semakin percaya pada data terbaru maka nilai alpha yang ditetapkan semakin tinggi. Pemilihan nilai alpha ini juga dapat dibantu dengan mekanisme penentuan MSE terkecil. Namun penggunaan metode ini dianggap tidak sesuai dengan sistem kerja dari perusahaan yang cepat, tepat dan fleksibel. Produk yang diproduksi oleh PTX memiliki tingkat variasi yang cukup tinggi dengan tingkat permintaan yang beragam serta mudah berubah setiap periodenya. Untuk itu perusahaan memerlukan suatu model peramalan yang mendekati kenyataan namun tidak membutuhkan banyak waktu untuk proses peramalannya, mudah dan fleksibel.
Menurut Sofyan Assauri (1984) dalam melakukan kegiatan usaha, setiap perusahaan harus memperkirakan semua yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam dunia usaha pada masa yang akan datang. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, kita kenal dengan apa yang disebut peramalan. Secara lengkap dikatakan bahwa peramalan adalah usaha untuk melihat situasi dan kondisi pada masa yang akan datang dengan memperkirakan hasil masa lampau dan pengaruh situasi secara kondisi terhadap perkembangan yang akan datang.
Inventory Control: Theory and Practice.Prentice Hall of India Private Limited: New Delhi Nasution, Arman Hakim.. Perencanaan dan Pengendalian Produksi.Yogyakarta: Graha Ilmu Rangkuti[r]
Penentuan kuantitas persediaanbahanbaku dan bahan penolong yang optimal merupakan hal yang sangat penting dalam proses produksi perusahaan. Kuantitas persediaanbahanbaku dan bahan penolong yang terlalu besar akan berakibat pada besarnya biaya penyimpanan dan merupakan pemborosan. Hasil observasi awal di PT. Sukorejo Indah Textile Batang diperoleh data bahwa perusahaan selalu membeli bahanbaku dan bahan penolong dalam jumlah yang besar. Kebijakan ini mengakibatkan besarnya persediaanbahanbaku dan bahan penolong yang menumpuk di gudang sehingga biaya total persediaanbahanbaku dan bahan penolong sangat besar. Permasalahan dalam penelitian ini adalah belum optimalnya persediaanbahanbaku dan bahan penolong pada PT. Sukorejo Indah Textile Batang sehingga biaya total persediaan yang dikeluarkan perusahaan menjadi besar. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis persediaan yang optimal dan meminimumkanbiaya total persediaanbahanbaku dan bahan penolong maka dilakukan penelitian kualitatif ekstrapolasi (deskriptif) dengan menggunakan metode Economical Order Quantity (EOQ).
membeli software untuk mempermudah proses perhitungannya yang rumit jika dilakukan dengan manual, sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli software tersebut dan biaya lainnya untuk melakukan training terlebih dahulu kepada karyawan sebelum diterapkan oleh perusahaan. Jika dipertimbangkan dari hal-hal tersebut dengan selisih total biaya keseluruhan yang tidak terlalu besar bila perusahaan menggunakan teknik lot sizing period order quantity yaitu sebesar Rp.418.201,- sebaiknya perusahaan juga dapat mempertimbangkan untuk memilih teknik lot sizing period order quantity.
Berdasarkan permasalahan yang dialami oleh perusahaan penghasil sarung tangan, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan membutuhkan adanya pengendalianpersediaanbahanbaku dengan metode yang tepat. Oleh karena itu sudah selayaknya untuk diteliti, apabila hal ini bisa dilakukan maka hasilnya akan dilaporkan dalam bentuk tulisan karya ilmiah (skripsi) dengan judul ”AnalisisPengendalianPersediaanBahanBaku Kulit Suede dengan Menggunakan Metode Probabilistik untukMeminimumkanBiayaPersediaan pada CV.X Garut” .
Untukmeminimumkanbiaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, peranan dari manajemen operasi dalam hal ini adalah merencanakan dan mengendalikan persediaan, sehingga kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar dan perusahaan dapat memenuhi kewajibannya untuk selalu memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. Untuk mewujudkan hal tersebut maka salah satu aspek yang perlu diperhatikan oleh perusahaan yaitu masalah ketersediaan bahan bakunya.
Tabel 3.10 Ramalan Pemakaian BahanBaku Tahun 2013 39 Tabel 3.11 Frekuensi Kumulatif Hasil Pengamatan dan Teoritis 41 Tabel 3.12 Waktu Tunggu Pengadaan BahanBaku Tahun 2010 – 2012 44 Tabel 3.13 Perbandingan Metode Perusahaan dengan Metode EOQ 49
AnalisisPengendalianPersediaanbahanbaku merupakan hal yang penting dalam kegiatan produksi suatu perusahaan, masalah yang umumnya dihadapi dalam pengendalianpersediaan adalah menentukan berapa banyak kuantitas pesanan bahanbaku yang sebaiknya dilakukan perusahaan agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar dan dapat meminimumkanbiayapersediaan. Dalam penelitian ini untuk menganalisis data terlebih dahulu dilakukan peramalan kebutuhan bahanbaku periode Januari sampai dengan Desember 2013. Dari hasil perhitungan dengan metode dekomposisi, hasil peramalan pemakaian bahanbaku gula pasir di PT.Sinar Sosro Medan Periode Januari 2013 sampai dengan Desember 2013 adalah 3.498.399,51 Kg. Selanjutnya dilakukan pengujian data dengan uji Kolmogorov-smirnov dimana data tersebut berdistribusi normal, kemudian metode yang digunakan untuk menganalisis persediaanbahanbaku adalah menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), sehingga diperoleh pemesanan yang optimal untuk sekali pesan adalah 1.894,23 karung dan pemesanan bahanbaku gula industri dapat dilakukan kembali jika persediaan di gudang sebesar 10.509,62 karung dan untuk menghindari terjadinya kekurangan persediaan maka diperlukan persediaan pengaman gula pasir yaitu sebesar 5.320,33 karung. Sehingga setelah dianalisis diperoleh selisih antara biaya total persediaan model perusahaan dengan menggunakan model EOQ adalah Rp 114.839.962,92