persediaanbahanbakuPTFoximasMandiri tersebut belum tepat. Dengan demikian, ada baiknya dilakukan suatu analisis untuk meningkatkan pengendalianpersediaanbahanbaku dan dapat meminimumkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal tersebut dapat membantu perusahaan untuk mengurangi risiko kekurangan persediaan (stock out) atau kelebihan persediaan (over stock), sehingga perusahaan pun dapat mencapai nilai persediaan yang optimal. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan usulan pengendalianpersediaanbahanbaku yang lebih baik dan tepat.
Pengumpulan data dilaksanakan pada PT Indomilk yang berlokasi di Jl. Raya Bogor Km 26,6 Gandaria, Jakarta selama bulan Juli 2005. Manajemen persediaanbahanbaku pada PT Indomilk dianalisis dan diuraikan secara deskriptif. Analisa yang dilakukan dibatasi hanya pada dua jenis bahanbaku utama, yaitu Skim Milk Powder (SMP) dan Butter Milk Powder (BMP). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Material Requirement Planning (MRP) dengan tiga teknik penentuan ukuran lot yang berbeda, yaitu teknik Lot-For-Lot (LFL), Economic Order Quantity (EOQ), dan Part-Period Total Cost Balancing (PPB). Perusahaan menerapkan periodic order cycle policy dalam pengendalianpersediaanbahan bakunya, dimana persediaan diawasi dan pada setiap periode tertentu sejumlah bahanbaku ditambahkan agar jumlah persediaan tetap berada pada tingkat persediaan yang telah ditentukan. Tingkat persediaanbahanbaku pada PT Indomilk diatur dalam standard buffer stock policy, dimana targeted buffer stock untuk bahanbaku SMP dan BMP adalah sebesar kebutuhan dua minggu produksi. Selama periode pengamatan (Juli 2004 – Juni 2005), total kuantitas pesanan untuk bahanbaku SMP adalah sebesar 6.194,75 ton dengan frekuensi pemesanan sebanyak 28 kali. Untuk bahanbaku BMP, total kuantitas pesanannya adalah sebesar 2.705,225 ton dengan frekuensi pemesanan sebanyak 20 kali.
Salah satu unit usaha Garment berskala menengah. PT Unie Sakinah Busana (USB) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertekstilan atau pakaian jadi. PT. USB memproduksi kemeja pria/wanita, blouse, wanita, rok, baju anak- anak, dan sebagainya. PT Unie Sakinah Busana merupakan salah satu perusahaan yang cukup mendapat perhatian dari pemerintah karena perusahaan ini termasuk kedalam perusahaan yang mampu bertahan dan dapat berkembang dengan baik semenjak tahun 1998. Namun dalam pengelolaan manajemen perusahaan belum tertata dengan baik, khususnya dalam pengelolaan persediaanbahanbaku.
Sementara, untuk bahanbaku yang berada di kelas A, belum ada yang di VMI kan. Bahkan sebelum dilakukan VMI pun, baik pemasok maupun PT XYZ menemui kesulitan yang disebabkan production planning yang sering berubah. PT XYZ mendapatkan kesulitan saat pemasok tidak dapat memenuhi tenggat jadwal pengiriman, baik dikarenakan ketidak tersediaan produk pada mereka maupun proses transportasi yang jauh. Terutama untuk black cocoa powder yang dibeli secara impor. Padahal, pemasok black cocoa powder sudah dipilih secara global dan merupakan single supplier dimana PT XYZ sudah memiliki kontrak global dengan pemasok tersebut dan berdasarkan global quality policy hanya black cocoa powder yang diproduksi oleh pemasok tersebut saja yang boleh digunakan untuk proses produksi biskuit OR di PT XYZ. Pemasok tersebut, menjadi pemasok tunggal black cocoa powder untuk semua pabrik PT XYZ di kawasan Asia Pasifik. Berdasarkan ketentuan tersebut, seharusnya PT XYZ dapat memVMIkan black cocoa powder.
1) Penulis menyarankan agar perusahaan menambah jumlah karyawan. Karyawan yang masih dibutuhkan adalah karyawan yang dapat ditempatkan pada bagian akuntansi dan bagian gudang. Bagian akuntansi direkomendasikan agar pencatatan yang dibutuhkan perusahaan dapat dibuat dengan lebih baik. Sedangkan bagian gudang dibutuhkan untuk mengendalikan persediaanbahanbaku di gudang, baik barang yang masuk dan barang yang keluar.
Pada pengendalianpersediaan ada dua keputusan yang perlu diambil, yaitu jumlah setiap kali pemesanan dan kapan pemesanan itu harus dilakukan. Prinsip dari persediaan yaitu mempermudah dan memperlancar jalannya operasi perusahaan pabrik, yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang, serta selanjutnya menyampaikan kepada pelanggan atau konsumen. Persediaan memungkinkan produk-produk dihasilkan pada tempat yang jauh dari pelanggan dan atau sumber bahan mentah (Rangkuti, 2002). Dari segi teori, persediaan digunakan untuk menentukan prosedur optimal dalam jumlah optimal produksi atau bahan yang disimpan untuk memenuhi permintaan pasar di masa depan (Bedworth dan Bailey, 1982).
Penelitian mengenai manajemen persediaan dilakukan Astuti (2002), yang melakukan penelitian tentang pengendalianpersediaanbahanbaku susu bubuk pada PT Mirota KSM Inc, Yogyakarta. Analisispengendalianpersediaan susu bubuk PT Mirota KSM Inc menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan model persediaan probabilistik yang terdiri dari persediaan pengaman (Safety Stock) dan titik pemesanan kembali (Reorder Point). Penggunaan model EOQ ini atas dasar sifat bahanbaku yang mudah rusak mengharuskan susu bubuk digunakan secara kontinu serta letak pemasok yang jauh dari lokasi perusahaan sehingga perusahaan membutuhkan suatu model pengendalianpersediaan yang mudah diterapkan perusahaan dan membantu perusahaan dalam menentukan persediaan pengaman agar proses produksi berjalan lancar. Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya persediaan berdasarkan kebijakan pengendalianpersediaan dengan metode EOQ lebih kecil dibandingkan dengan biaya persediaan berdasarkan kebijakan pengendalian yang dilakukan perusahaan. Perusahaan dapat menghemat biaya persediaan jika menggunakan metode EOQ sebagai model pengendalian persediaannya.
Dari hasil penelitian diperoleh metode yang dipilih untuk produk jenis PDL adalah metode Q yang memberikan biaya persediaan sebesar Rp 361.544,15untuk bahanbaku kulit Fukk Grain dan Rp 254.800,10 untuk bahn baku karet Compound , sedangkan untuk jenis PDH dipilih juga metode Q yang memberikan biaya persediaansebesar Rp 515.212,86 untuk bahanbaku kulit Full Grain dan Rp338.804,18 untuk bahanbaku karet compound.
Untuk meminimumkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, peranan dari manajemen operasi dalam hal ini adalah merencanakan dan mengendalikan persediaan, sehingga kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar dan perusahaan dapat memenuhi kewajibannya untuk selalu memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. Untuk mewujudkan hal tersebut maka salah satu aspek yang perlu diperhatikan oleh perusahaan yaitu masalah ketersediaan bahan bakunya.
Pengendalianpersediaan merupakan masalah vital yang mempengaruhi kelancaran proses produksi yang berimbas terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Dikarenakan biaya penyimpanan bisa sangat mahal, maka perlu diperhatikan metode pengendalianpersediaan yang sesuai dengan situasi perusahaan. Menyimpan terlalu banyak persediaan akan merugikan perusahaan dengan biaya simpan yang terlalu besar sedangkan kekurangan persediaan akan menghambat proses produksi yang akan berimbas pada kehilangan penjualan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah akan ada efisiensi biaya dengan membandingkan biaya total aktual perusahaan dan biaya total jika perusahaan menggunakan metode EOQ, serta untuk mengetahui angka ROP dan safety stock sebagai model probabilistiknya. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara,observasi serta studi pustaka. Penelitian ini dilakukan di PT Dharma Satya Nusantara Temanggung. Bahanbaku yang diteliti adalah kayu sengon. Sedangkan pengukuran data dilakukan secara matematis. Analisa dilakukan secara deskriptif dengan menjabarkan poin-poin yang ditemukan dengan bantuan tabel maupun gambar. Metode pembelian bahanbaku dengan metode EOQ ini diharapkan dapat meminimalkan biaya total persediaan. Sedangkan permintaan bahanbaku yang tidak menentu diharapkan dapat diatasi dengan menetapkan ROP serta Safety Stock. Hasil penelitian menunjukkan adanya efisiensi biaya pada tiap jenis kayu sengon dengan menggunakan metode EOQ. Penelitian juga menghasilkan titik ROP untuk tiap jenis kayu sengon yang dapat digunakan sebagai titik pemesanan kembali serta persediaan pengaman yang perlu disimpan oleh perusahaan dalam antisipasi permintaan yang tidak menentu.
Gambaran ini memperlihatkan bahwa decoupling point atau titik temu dimana suatu aktivitas dapat dijalankan tanpa harus menunggu proses berikutnya terletak pada proses pengadaan input. Untuk itu sebaiknya persediaan disimpan dalam bentuk input dibandingkan dalam bentuk produk jadi karena perusahaan memiliki keragaman produk yang cukup besar. Jika persediaan dalam bentuk barang setengah jadi (belum filling) maka kemungkinan kerusakan bahan akan semakin besar, karena kondisi bahan yang masih mudah kontak dengan udara. Jika persediaan ada dalam bentuk produk jadi, maka keuntungan yang hilang akibat barang tidak terjual menjadi lebih besar dibanding kehilangan input yang tidak terpakai, karena dalam produk jadi sudah mencakup biaya produksi didalamnya. Selain itu persediaan dalam bentuk input memiliki tingkat ketidakpastian yang relatif rendah karena input bahanbaku dapat digunakan tidak hanya untuk satu macam produk tetapi juga dapat digunakan untuk produk lain.
Pengendalianpersediaan berkaitan erat dengan kelancaran proses produksi dan berpengaruh pada kepuasan konsumen. Bagi perusahaan, manajemen persediaan merupakan hal dilematis dan dianggap penting karena berhubungan dengan biaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengendalianpersediaan yang efisien guna meminimalkan biaya persediaan. Metode yang digunakan yaitu analisis ABC untuk pengendalianpersediaanbahan pendukung serta metode EOQ dan POQ untuk pengendalianpersediaanbahanbaku dengan bantuan sofware microsoft excel dan QM for Windows 2. Hasil analisis ABC menunjukkan sepuluh bahan pendukung masuk dalam kelas A dengan penyerapan 70,89% biaya persediaan. Metode EOQ menghasilkan pemesanan optimal 48,05 m³ dengan 3 kali pemesanan per periode dan biaya persediaan Rp 5.218.660. Metode POQ menghasilkan interval pemesanan 3 bulan dengan target persediaan 72,39 m³. Frekuensi pemesanannya 3 kali per periode dengan biaya persediaan sebesar Rp 6.532.137. Hasil perbandingan metode EOQ, POQ dan perusahaan menunjukkan metode EOQ mampu meminimalkan biaya persediaan dengan penghematan biaya senilai Rp 14.618.065 atau 72% biaya persediaan perusahaan. Kata Kunci : Analisis ABC, EOQ, POQ
PT Gemilang Putra Mandiri Sejahtera (GPMS) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pakan ternak seperti ayam dan bebek yang berlokasi di Sukabumi. Saat ini perusahaan mengalami permasalahan dalam pengendalianpersediaanbahanbaku dimana terlihat penumpukan bahanbaku yang tersimpan di gudang. Hal ini dikarenakan perusahaan melakukan pemesanan seluruh bahanbaku setiap empat bulan dengan ketentuan pertimbangan supplier dimana bahanbaku jagung dan gandum minimum dipesan tiga bulan sekali dan untuk kemudahan dalam pemesanan perusahaan juga menetapkan semua bahanbaku setiap empat bulan sekali.