Top PDF ANALISIS YURIDIS IJIN CUTI KEPALA DAERAH PROVINSI UNTUK MENGIKUTI PEMILIHAN PRESIDEN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
Pemilihanumum merupakan pranata terpenting dalam setiap negara demokrasi, terlebih lagi bagi negara yang berbentuk republik seperti Indonesia. Pranata itu berfungsi untuk memenuhi tiga prinsip pokok demokrasi, yaitu kedaulatan rakyat, keabsahan pemerintahan, dan pergantian pemerintahan secara teratur. Bagi negara demokrasi modern, pemilihanumum merupakan mekanisme utama yang harus ada dalam tahapan penyelenggaraan negara dan pembentukan pemerintahan. Pemilihanumum dipandang sebagai bentuk paling nyata dari kedaulatan yang berada di tangan rakyat serta wujud paling konkret partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan negara. Oleh karena itu, sistem penyelenggaraan pemilu selalu menjadi perhatian utama. Pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat diharapkan benar-benar dapat diwujudkan melalui penataan sistem dan kualitas penyelenggaraan pemilu.
undangan di Indonesia khususnya yang mengatur tentang Pemilihanumum selalu mengalami perubahan-perubahan setiap periode yang kadang-kadang membingungkan masyarakat, hal tersebut menjadi perhatian serius bagi para Penyelenggara PemilihanUmum, terlebih kepada Panitia Pengawas PemilihanUmum (Panwaslu) yang langsung terjun kelapangan untuk mengawasi jalannya pemilihanumum. Seiring berkembangnya zaman begitu juga dengan banyaknya kecurangan-kecurangan dilapangan yang telah terjadi sebelum dan disaat dilaksanakannya pemilihanumum. Seperti yang terlihat dan nyata sebagai fakta terdapat beberapa kasus kecurangan maupun isu kecurangan dalam pemilihanumumpresiden dan wakilpresidentahun 2014. Banyaknya pemilih siluman di PemilihanPresiden dan WakilPresidentahun 2014 berakibat penggelembungan suara untuk salah satu kandidat (http//:pks-banten.org), dengan banyaknya kasus-kasus yang terjadi dilapangan, seolah-olah melambangkan bahwa sistem demokrasi yang telah diterapkan di negara Indonesia belum sepenuhnya bisa berjalan sesuai dengan negara yang telah demokrasi.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah- Nya, sehingga penulisdiberikemudahan, kesabaran, kekuatansertahikmah yang terbaikdalammenyelesaikan skripsi dengan judul “ ANALISISYURIDIS SENGKETA DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHANUMUMPRESIDEN DAN WAKILPRESIDENTAHUN 2009 BERDASARKANUNDANG – UNDANGNOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEYELENGGARA PEMILIHANUMUM ” yang disusun guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program studi ilmu hukum dan mencapai gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum Universitas Jember.
Peraturan MahkaMah konstitusi noMor 4 tahun 2014 TENTANG PEdomAN BErAcArA dAlAm PErsElisihAN hAsil PEmilihAN UmUm PrEsidEN dAN WAkil PrEsidEN tiDak DiPerJuaLBeLikan mahkamah konstitus[r]
Pasal 6A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa ?Presiden dan WakilPresiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat? dan ?Pasangan Calon Presiden dan WakilPresiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihanumum sebelum pelaksanaan PemilihanUmum?. Presiden dan WakilPresiden dipilih setiap lima tahun sekali melalui Pemilu yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, yang diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihanumum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Konsistensi UndangUndangNomor42Tahun2008 tentang PemilihanUmumPresiden dan WakilPresiden terhadap prinsip-prinsip demokrasi dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Objek penelitian adalah kebijakan pemilu Presiden dan WakilPresiden. Sedangkan subjek penelitiannya adalah DPR dan Pemerintah selaku pembuat UU. Sumber bahan hukum dari peraturan perundang-undangan, buku-buku, makalah dan literature penunjang lainnya yang dianalisisi secara normatif deduktif. Hasil penelitian menunjukkan pertama : Pembukaan dan Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945 telah mencerminkan kedaulatan rakyat, prinsip demokrasi dan pengakuan terhadap Hak Azasi Manusia. Kedua : UndangUndangNomor42Tahun2008 yang menjadi aturan pelaksana Pemilu Presiden dan WakilPresiden kurang konsisten terhadap UUD NRI Tahun 1945. Kebijakan presidential threshold dan mekanisme pelaksanaan pemilu yang bertahap telah mereduksi prinsip-prinsip demokrasi tentang kebebasan, persamaan, keadilan, dan pertanggungjawaban.
Tugas akhir ini mengangkat permasalahan tentang peran media dalam kampanye ditinjau dari UndangUndang yaitu Jojo Widodo melakukan kampanye pada pemilihanumumpresiden dan wakilpresiden 2015, yang dimana kamanye tersebut di luar jadwal yang ditetapkan oleh KPU, dan kamanye tersebut ditayangkan secara live oleh SCTV. Tujuan dari penelitian ini untuk membahas bagaimana akibat hukum dari kampenye melalui penyiaran televisi menurut peraturan perundang-undangan, dan tindakan hukum apa yang sebaiknya dilakukan oleh KPU terhadap lembaga penyiaran terkait kampanye di luar jadwal melalui penyiaran televisi berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Mengacu pada pemikiran Ibn Hazm, di dalam siyasah Islam, boleh bagi seseorang yang terpenuhi padanya syarat-syarat untuk menjadi pemimpin maju untuk mencalonkan dirinya dan memperkenalkan diri agar diketahui khalayak akan kelayakan dirinya menjadi pemimpin. Dengan ketentuan apabila kondisi negara tersebut dalam keadaan darurat, karena seorang khalifah terdahulu tidak melaksanakan Istikhlaf, dengan tidak menunjuk khalifah sebagai penggantinya, serta Ahlu al-Halli wa al-Aqdi belum memilih khalifah bagi kaum muslimin sehingga terjadi kekosongan kepemimpinan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menggambarkan p e r a n l u r a h m e n u r u t p e r a t u r a n p e r u n d a n g - u n d a n g a n y a n g m e n g a t u r penyelenggaraan pemilihanumum legislatif, pilpres serta pilkada dengan menggunakan metode kualitatif, dimana teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan analisis dokumen. Adapun key informan dalam penelitian ini adalah individu- individu yang mengetahui atau terlibat langsung dalam proses pemilu dan pilkada, yakni lurah, anggota KPUD, anggota DPRD, tokoh masyarakat, pemantau pemilu serta fungsionaris partai politik.
Telah kita ketahui ketika Nabi Muhammad SAW wafat beliau tidak meninggalkan wasiat tentang siapa penggantinya kelak dan tidak ada nash atau dalil yang tegas untuk menyebutkan khalifah pengganti beliau. Diangkatnya Abu Bakar menjadi Khalifah dilakukan dengan kesepakatan para sahabat. Pengangkatan beliau sebagai khalifah pertama melalui pemilihan musyawarah yang dilakukan oleh umat Islam setelah wafarnya Rasulullah SAW. Pemilihan secara musyawarah ini dilakukan dengan sengat panjang dan melalui perdebatan yang sengit oleh golongan Anshar dan Muhajirin, dalam hal ini menunjukan bahwa yang memilih seorang imam adalah para tokoh, ulama, dan pemimpin. Yang akan disebut dengan Ahlul Halli Wal „Aqdi.
Tidak menindaklanjuti temuan Bawaslu, Panwaslu provinsi, Panwaslu kabupaten/kota, Panwaslu kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri dalam melakukan penyusunan dan pengumuman Daftar Pemilih Sementara, perbaikan Daftar Pemilih Sementara, penetapan Daftar Pemilih Tetap, yang merugikan Warga Negara Indonesia yang memiliki hak pilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2).
Namun, karena waktu yang sangat singkat itu, cara pengajuannya juga dimudahkan, yaitu dapat melalui faksimile atau e-mail, dengan ketentuan bahwa permohonan aslinya sudah harus diterima Mahkamah Konstitusi dalam jangka waktu tiga hari terhitung sejak habisnya tenggang waktu. Terhadap permohonan tersebut, Kapaniteraan dapat meminta permohonan yang belum memiliki kelengkapan dalam jangka waktu paling lambat 1 x 24 jam sejak pemberitahuan kelengkapan tersebut diterima pemohon. Jika permohonan tersebut telah lengkap, dapat dicatatkan pada Buku Registrasi Perkara Konstitusi yang memuat secara lengkap catatan tentang kelengkapan administrasi dengan disertai pencantuman nomor perkara, tanggal penerimaan berkas permohonan, nama pemohon, dan pokok perkara. Setelah hal-hal tersebut dicatat dalam Buku Registrasi Perkara Konstitusi, Mahkamah Konstitusi telah dapat menetapkan hari sidang pertama dalam jangka waktu tiga hari (untuk Perselisihan Hasil PemilihanUmum pasangan calon presiden-wakilpresiden) dan tujuh hari (untuk Perselisihan Hasil PemilihanUmum anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakian Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) setelah permohonan dicatat dalam Buku Registrasi Perkara Konstitusi. Hal ini berarti sudah dapat dimulai acara persidangan yang meliputi sidang pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan persidangan, dan sidang putusan.
Permohonan yang diajukan oleh Effendi Gazali cenderung bersifat original intent 7 terhadap Pasal 22 huruf E ayat (1) UUD 1945, bahwa dapat dipahami ketika MPR yang melaksanakan Perubahan UUD 1945 pada tahun 2001, dengan jelas menyatakan bahwa PemilihanUmum memang dimaksudkan untuk diselenggarakan lima tahun sekali (serentak) untuk memilih (sekaligus) anggota DPR, DPD, DPRD serta Presiden dan WakilPresiden. Risalah sidang- sidang Panitia Ad Hoc 1 dengan jelas muncul kata- kata “Pemilu bareng - bareng”, “Pemilu serentak” serta istilah yang lebih spesifik “Pemilu lima kotak”. S idang-
Malang:In-Trans Publishing Undang-Undang Dasar 1945 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Ot[r]
b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (3) Undang- UndangNomor42Tahun2008 tentang PemilihanUmumPresiden dan WakilPresiden, ditetapkan bahwa pemungutan suara dalam pemilihanumumPresiden dan WakilPresiden dilaksanakan pada hari libur atau hari yang diliburkan;
- Pasal 28 dan Pasal 111 Undang-UndangNomor42Tahun2008 tentang PemilihanUmumPresiden dan WakilPresiden adalah konstitusional sepanjang diartikan mencakup warga negara yang tidak terdaftar dalam DPT dengan syarat dan cara sebagai berikut:
Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 23 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2004 tentang Kampanye PemilihanUmum oleh Pejabat Negara perlu ditetapkan Keputusan Presiden tentang Pengamanan dan Pengawalan calon Presiden dan calon WakilPresiden dalam PemilihanUmumPresiden dan WakilPresiden;
c. bahwa ketentuan Pasal 98 Undang-UndangNomor42Tahun2008 tersebut, menyatakan bahwa dalam rangka kampanye pemilihanumumPresiden dan WakilPresiden pasangan calon di tingkat pusat wajib memiliki rekening khusus dana kampanye pada Bank sebagaimana dimaksud pada huruf b serta didaftarkan ke Komisi PemilihanUmum paling lama 7 (tujuh) hari setelah pasangan calon Presiden dan WakilPresiden ditetapkan sebagai peserta pemilihanumumPresiden dan WakilPresiden oleh Komisi PemilihanUmum;
4. Bahwa sebagai yurisprudensi antara Pasal 8 juncto Pasal 9 dan Pasal 10 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) UU 42/2008 dan Pasal 59 (1) huruf b UU Nomor 12 Tahun2008 tentang Pemerintahan Daerah dan keduanya bersumber pada dasar hukum yang sama yaitu Pasal 28D ayat (3) UUD 1945. Hubungan antara pasal yang terdapat dalam Undang-Undang Pemda dan yang terdapat dalam Undang-Undang Pilpres tersebut tidaklah dapat diposisikan sebagai hubungan antara hukum yang khusus disatu pihak, yaitu Pasal 59 ayat (1) huruf b UU Pemda dan hukum yang umum dipihak lain yaitu Pasal 8 juncto Pasal 9 dan Pasal 10 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) UU Pilpres. Karena ketentuan Pasal 59 (1) huruf b Undang-Undang Pemda bukan keistimewaan yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah. Oleh karena tidak dalam posisi hubungan antara hukum yang khusus dengan hukum yang umum, adanya Pasal 59 (1) huruf b Undang- Undang Pemda harus dimaknai sebagai penafsiran baru oleh pembentuk undang-undang terhadap ketentuan Pasal 28D ayat (3) UUD 1945. Apabila kedua ketentuan tersebut berlaku bersama-sama tetapi untuk kekuasaan pemerintahan yang berbeda, maka akan menimbulkan akibat adanya dualisme dalam melaksanakan ketentuan Pasal 28D ayat (3) UUD 1945. Dualisme tersebut dapat mengakibatkan ketiadaan kedudukan yang sama antara KepalaDaerah dan Kepala Negara di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang artinya Kepala Negara memiliki hak konstitusional yang lebih sedikit karena tidak dapat mencalonkan diri sebagai Presiden dan WakilPresiden secara independen oleh karena tidak terdapatnya perlakukan yang sama dalam hukum sebagaimana yang dijamin oleh Pasal 28D ayat (3) UUD 1945;