Pelayanan yang baik merupakan salahsatu hal yang penting dalam meningkatkan kepuasan tamu hotel, tamu yang merasa puas akan menginap kembali dan bahkan akan merekomendasikannya kepada kerabatnya. Tapi sebaliknya tamu yang tidak puas atau bahkan kecewa dengan pelayanan yang diberikan akan menjadi bumerang bagi pihak hotel, karena bukan saja tidak akan menginap kembali, tamu tersebut juga akan menceritakan pengalaman buruknya kepada kerabat-kerabatnya. Oleh karena itu segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan yang baik atau dalam istilah dunia perhotelan disebut excellent service harus ditingkatkan dan dikelola dengan baik.
Pariwisata merupakan salahsatusektor pembangunan yang tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan program kerja pemerintah tentang pembangunan berkelanjutan sesuai dengan tujuan pembangunan nasional. Pembangunan kepariwisataan terus di tingkatkan dan di kembangkan untuk memperbesar penerimaan devisa negara, memperluas dan meratakan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperkaya kebudayaan nasional, dan tetap mempertahankan kepribadian bangsa demi terpilihnya nilai-nilai agama, mempererat persahabatan antar bangsa, memupuk cinta tanah air, serta mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan (GBHN,1999).
Disamping itu, karena kebutuhan setiap manusia berbeda-beda dan selalu mengalami perubahan secara terus menerus, maka pemilik maupun pengelola pariwisata dalam hal ini harus memahami perilaku pembelian wisatawan dan mampu memprediksi niat pembelian adalah salahsatu tugas yang paling utama. Minat kunjung merupakan keinginan konsumen untuk melakukan kunjungan ke suatu tempat. Minat kunjung dapat timbul apabila konsumen telah mencapai titik puas atas kunjungan awal yang telah mereka lakukan. Apabila yang diperoleh oleh konsumen jauh dari yang diharapkan, maka mereka akan kehilangan minat untuk menggunakan jasa yang diberikan oleh sebuah perusahaan. Namun, apabila jasa yang yang dinikmati oleh konsumen dapat memenuhi atau bahkan melebihi tingkat kepentingan mereka, maka mereka akan cenderung memakai kembali produk jasa tersebut (Freddy Rangkuti, 2002).
Dari apa yang telah diuraikan, maka penting untuk dievaluasi sejauhmana pelaksanaan program pengembangan Desa Budaya Kertalangu sebagai salahsatu daya tarik wisata alternatif di Kota Denpasar. Evaluasi tersebut dilakukan dalam rangka pembenahan kualitas daya tarik wisata yang ada di Kota Denpasar pada khususnya, dan Bali pada umumnya. Pembenahan yang dilakukan meliputi peningkatan kualitas dan jenis atraksi wisata, pembenahan dan pemeliharaan aksesibilitas, pembenahan sarana dan prasarana penunjang serta membangun masyarakat sadar wisata. Melalui pembenahan ini diharapkan mampu mewujudkan harapan Pemerintah Provinsi Bali untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata mencapai 30 juta orang pada tahun 2029. 8 Target tersebut bukan berarti mengarah pada parwisata massal namun tetap selektif terhadap wisatawan yang masuk atau menuju wisatawan yang berkualitas.
Pekembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salahsatu fenomena yang sangat menarik untuk diteliti, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut berkompetisi dalam menjaring konsumen lokal. Dampak globalisasi menyebabkan industri jasa yang terdiri dari berbagai macam industri seperti industri telekomunikasi, transportasi, perbankan, dan perhotelan berkembang dengan cepat (Zeithaml & Bit dalam Sulistiyono, 2003:1). Perusahaan lokal sebagai tuan rumah semakin dituntut untuk mengenali perilaku konsumen untuk kemudian menyesuaikan kemampuan perusahaan dengan kebutuhan mereka. Perusahaan yang tetap ingin bertahan dalam persaingan harus mempunyai nilai lebih yang menjadikan perusahaan tersebut berbeda dengan perusahaan lain. Nilai lebih yang ditawarkan ini akan semakin memberikan kemantapan kepada calon konsumen untuk bertransaksi atau mendorong para konsumen lama untuk bertransaksi kembali.
Pemerintah Indonesia dalam era pembangunan dewasa ini sedang berupaya dalam meningkatkan perkembangan sektor-sektor yang turut berperan aktif dalam pembangunan. Salahsatusektor yang mendapat perhatian serius oleh pemerintah Indonesia adalah sektorpariwisata, karena sektor ini merupakan salahsatu produk andalan bagi Indonesia dalam hal sumbangsihnya terhadap peningkatan devisa negara. Yang mana dengan dukungan dari keadaan alam dan khasanah budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan perkembangan sektorpariwisata demikian pesat.
museum pos yang cukup lengkap menceritakan sejarah perusahaan pos di Indonesia.
Namun pada kenyataannya bahwa bukti sejarah pengiriman pesan dan barang dari jaman awal perusahaan pos yang dimiliki Museum Pos Indonesia belum dapat meningkatkan citra itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Ridwan AK yang mengemukakan bahwa: “Saat ini, museum hanya dianggap sebagai gedung tua yang suram, dingin, tidak menarik, dan tempat menyimpan benda-benda kuno” (Pikiran Rakyat, 07/07/2009). Hal serupa juga dikemukakan oleh Setiawan Sabana (2008:12), saat ini masyarakat masih mencitrakan museum sebagai gedung tua berisi benda-benda tua berdebu yang tidak terurus. Itulah gambaran umum yang masih melekat pada masyarakat tentang museum yang menyebabkan orang tidak tertarik berkunjung kesana. Seperti dikemukakan oleh Nyoman Ariana dalam analisis pariwisata (2009:7) bahwa buruknya pencitraan diyakini memberikan pengaruh semakin menurunnya jumlah kunjungan.
memiliki bermacam-macam variasi jenis yang berbeda, antara lain restoran sunda, restoran masakan Indonesia, Asia, Eropa, barat, restoran siap saji dan lain-lain.
Kota Bandung banyak menawarkan sajian yang unik, yang pada saat ini banyak menjadi trend dan secara otomatis juga menjadi bagian dari wisata kuliner, baik makanan tradisional maupun makanan modern yang di modifikasi sehingga mempunyai daya tarik yang berbeda. Sering kali makanan-makanan tersebut dijadikan buah tangan oleh para wisatawan yang datang ke Kota Bandung. Salah satunya adalah restoran Bakso yang hanya dapat ditemui di Kota Bandung.
Halal tourism hingga saat ini tengah dikembangkan oleh banyak negara,
bahkan saat ini memiliki konferensi berskala dunia yang dinamakan World Halal
Tourism Summit (WHTS). World Halal Tourism Summit (WHTS) merupakan salahsatu event pariwisata internasional untuk wisata halal 7 . WHTS akan menawarkan peserta pameran dan pengunjung bermacam peluang bisnis pariwisata halal. Pada tahun 2015, kegiatan ini diikuti oleh 202 eksibitor, di antaranya perwakilan dari Indonesia, Bosnia, Kenya, UAE, Thailand, Sri Lanka, Maroko, Yordania, Malaysia, Turki, Oman, Palestina, Kroasia, Iran, Mesir, Tanzania, UK, Kanada, Maladewa dan Libanon.
Desa Wisata Sanjai didirikan pada tahun 2011 yang berlokasi di Manggis Gantiang, Kecamatan Mandiangin Koto Salayan (MKS) - Bukittinggi. Desa wisata sanjai merupakan salahsatu lokasi yang dijadikan sebagai kampung destinasi bagi wisatawan yang berkunjung, karna lokasi ini sedikit berbeda dengan tempat wisata lainnya yang ada di Bukittinggi. Dimana Desa Wisata Sanjai ini lebih mengutamakan wisata pengalaman, artinya pengunjung dapat langsung belajar cara-cara membuat sanjai, bordiran, sulaman, makan bajamba, serta penginapan di rumah warga yang dijadikan homestay (penginapan) (www.koran.padek.co, 2016). Lokasi persawahan di desa ini dimaksimalkan menjadi atraksi wisata tersendiri, karena wisatawan dapat mencoba langsung menuai padi secara tradisional, dan membawa pulang hasil beras tersebut. Selain itu, mereka juga dapat melihat proses kerajinan bordir kerancang khas Bukittinggi.
39 d. Executive suite
Lido Lake Resort tak hanya sekadar menyajikan kenyamanan bersantai, namun juga memberikan kemewahan yang otentik dari setiap detail interior unit kamar yang dibalut dengan gaya eropa modern. Executive suite adalah satu pilihan unit kamar terbaik yang memilki ukuran ruang lebih luas dengan living room dan pilihan tempat tidur master bed atau king size bed. Untuk memudahkan saat beraktifitas, kamar ini dilengkapi dengan beragam furniture modern, seperti kursi, meja,sofa,LED TV, pendingin ruangan (AC), akses wifi, kamar mandi modern, serta memiliki akses balkon yang menghadap ke taman dan danau, kamar ini memliki ukuran 66m² , kapasitas 4 tamu dan tipe kamar master bed/king size.
BABIPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fenomena pariwisata sebagai salahsatusektor unggulan sangat mengesankan, terutama kontribusinya dalam menambah pendapatan daerah. Sektorpariwisata merupakan sumber ekonomi yang cepat mendatangkan devisa bagi negara atau daerah tujuan wisata. Adapun keuntungan yang bisa diperoleh melalui pendapatan nilai tukar mata uang asing, pendapatan pemerintah yang diperoleh melalui pengenaan pajak langsung atas barang dan jasa serta pajak tidak langsung melalui bea dan cukai.
Indonesia mengandalkan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara asal Asia untuk mendorong pertumbuhan pariwisata hingga sekitar 10 persen tahun 2013. Hal tersebut dibuktikan dengan pernyataan Menparekraf pada kegiatan di Beijing. “Pada 2013 kita memiliki target optimis sekitar sembilan juta orang turis mancanegara datang ke Indonesia. Dari jumlah itu sekitar 800 hingga 900 ribu orang diharapkan adalah wisatawan asal China," kata Mari. Tidak hanya China, Malaysia juga mempunyai peran dalam pertumbuhan pariwisata Inodesia. Wakil Direktur Promosi Pariwisata Wilayah Asean Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Chrismiastutie saat dijumpai di anjungan Indonesia dalam Matta Fair 2013, Kuala Lumpur, Malaysia mengatakan jika pada tahun-tahun sebelumnya mereka menjadikan Bandung dan Jakarta serta Bali jadi tempat wisatanya, kini juga berkembang ke Medan, Yogyakarta, Lombok bahkan Makassar dan sejumlah destinasi lainnya.
Pariwisata muncul sebagi salahsatusektor yang cukup menjanjikan dalam pembangunan Negara Indonesia saat ini. Menurut Djulianto Susatio (2003: 1) ”Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan berziarah”. Selain menjadi salahsatusektor yang banyak menyerap tenaga kerja, pariwisata juga berfungsi sebagai penggerak pembangunan baik fisik maupun ekonomi bagi masyarakat sekitar kawasan atau daerah yang menjadi tujuan wisata. Seiring berkembangnya sektorpariwisata di Indonesia, maka semakin banyak jenis wisata yang ditawarkan dan tentunya sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh setiap daerah di Indonesia. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap tingkat kunjungan wisatawan kesetiap daerah tujuan wisata tersebut. Menurut Oka. A Yoeti (2006, 2), usaha untuk menarik minat wisatawan datang ke Indonesia ternyata membuahkan hasil yang sangat bagus, karena selama enam tahun berturut-turut yakni dari tahun 1996-2002 sektorpariwisata telah menduduki peringkat kedua dalam perolehan devisa Negara dari hasil kunjungan wisata mancanegara
Hotel merupakan salahsatu sarana penting dalam dunia pariwisata khususnya untuk memenuhi kebutuhan orang yang bepergian lebih dari sehari. Pengertian hotel itu sendiri menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUDPAR) 2008 ”Hotel adalah suatu bidang usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus untuk setiap orang yang menginap, makan, memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran”. Ciri khusus sebuah hotel adalah mempunyai restoran yang dikelola secara langsung dalam manajemen hotel tersebut. Diperlukan peran serta para pemilik hotel dan jenis penginapan lainnya untuk berperan aktif agar mampu menangkap peluang bisnis usaha jasa ini. Berikut jumlah sarana pariwisata di Kota Bandung yang disajikan pada Tabel 1.7 di bawah ini:
Pariwisata menjadi salahsatu andalan dalam sektor perekonomian daerah dalam lingkup kecilnya dan negara dalam lingkup besarnya. Tetapi pariwisata bukan sebuah industri meskipun kenyataannya kegiatan kepariwisataan dapat meningkatkan beragam industri. Pariwisata dianggap baik mendorong sektor perekonomian karena merupakan renewable resources yang menggunakan potensi lokal setempat. Menurut I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta ( 2009) potensi yang dapat menjadi modal kepariwisataan antara lain sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya budaya, sumber daya pariwisata motivasi khusus, dengan mengelola sumber daya tersebut dalam suatu manajemen dan pemasaran yang bagus dapat menjadikan pariwisata sebagai bisnis yang menghasilkan pendapatan.
Pada hakekatnya tujuan pengembangan pariwisatasalahsatu factor penting bagi pembangunan ekonomi di era saat ini karena sangat membantu generasi yang akan mendatang. Adanya keberhasilan dalam pengembangan sector pariwisata, tentunya akan meningkatkan perannya di dalam masyarakat sekitar. Pasal 8 ayat (1) dan (2) Undang- Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan menyatakan bahwa pembangunan keparwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan nasional, Provinsi dan Kabupaten atau kota, yang merupakan bagian integral dari pembangunan jangka panjang nasional. 1
ragam produk terhadap kepuasan konsumen diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Ade Aminudin Charlis (2012), dimana ragam produk berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.
Selain keragaman produk, kualitas pelayanan juga merupakan salahsatu faktor yang disinyalir mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen. Pada hakikatnya kualitas pelayanan dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan kepuasan yang lebih kepada konsumen mengenai produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Kualitas pelayanan merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang melebihi harapan (Fandy Tjiptono 2011). Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan dalam penyampaianya dalam memenuhi harapan konsumen (Fandy Tjiptono 2011).
Salahsatu jenis objek wisata alam taman margasatwa yang ada di kota Bandung adalah Kebun Binatang yang dikelola oleh Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) yang terletak di jalan Tamansari. Kebun binatang ini telah lama berdiri, tepatnya sejak zaman penjajahan Belanda. Ide pendirian kebun binatang ini telah ada dan terwujud sejak tahun 1930, tetapi baru diresmikan tahun 1933 oleh pemerintah kolonial Belanda yang ada di kota Bandung saat itu. Selanjutnya, kepengurusan kebun binatang ini jatuh ke beberapa tangan sampai akhirnya ke tangan Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) pada tahun 1954 hingga sekarang. Di bawah kepengurusan YMT, Kebun Binatang Bandung telah mengalami berbagai perubahan yang ditujukan sebagai perbaikan kondisi yang ada. Beberapa sarana dan prasarana penunjang keberadaan kebun binatang telah dibangun. Demikian pula dengan ragam binatang yang dipelihara, juga mengalami berbagai penambahan. Berbagai jenis binatang, baik yang lokal maupun dari luar negeri, diharapkan dapat menarik pengunjung untuk datang ke tempat ini.
Indonesia sebagai salahsatu destinasi dunia diharapkan mampu beradaptasi terhadap perkembangan yang akan terjadi khususnya di bidang pariwisata. Indonesia memiliki kontribusi pariwisata terhadap PDB mencapai sekitar 9% dan penyerapan tenaga kerja di sektor ini mencapai 10,18 juta orang atau 8,9% dari total jumlah pekerja sehingga merupakan sektor pencipta tenaga kerja terbesar keempat di Indonesia (Asta, 2014: 2). Keberhasilan pembangunan kepariwisataan Indonesia ditentukan oleh beberapa pilar diantaranya yaitu keberhasilan dalam mengembangkan produk, keberhasilan dalam pemasaran dan keberhasilan dalam menciptakan sumber daya manusia termasuk masyarakat pariwisata yang mampu menerapkan tujuh ikon pariwisata yaitu sapta pesona dalam kehidupan bermasyarakat (Suradnya, 2006: 2).