Kami memiliki tanah seluas +2 km persegi yang sudah siap untuk ditanami pohon buahnaga di daerah Wajak, Kabupaten Malang. Untuk sementara, kami akan menanam 100 tiang yang tiap tiangnya terdapat 4 pohon buahnaga. Setiap pohon bisa menghasilkan 3-5 buahnaga. Setiap panen kami menargetkan minimal 500 kg terjual. Data ini kami dapatkan berdasarkan perhitungan banyak buah per pohon dan banyak pohon yang kami tanam.
Deskripsi Produk. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Jamur tiram masih satu kerabat dengan pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom.
Pemetikan buah jamur merang harus menggunakan tangan, dan tenaga kerja pemanen harus dalam keadaan bersih. Pada saat pemetikan usahakan jangan sampai menggangu buah jamur yang masih sangat muda karena dapat mengganggu pertumbuhan bahkan dapat menggagalkan perkembangan selanjutnya. Ciri-ciri jamur yang sudah siap panen adalah berwarna putih, besarnya maksimal sebesar telor ayam dan minimal sebesar telor puyuh, permukaannya sedikit menonjol.
Jamur tiram tumbuh pada serbuk kayu, khususnya yang memiliki serat lunak seperti jenis kayu albasiah. Selain itu, bisa juga ditumbuhkan pada jerami padi, limbah kapas, limbah tebu, limbah sawit, daun-daunan, dll, yang memiliki kandungan serat. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur tiram adalah 20 - 28C, dengan kelembaban 80 – 90 %. Pertumbuhan jamur tiram membutuhkan cahaya matahari tidak langsung, aliran udara yang baik, dan tempat yang bersih.
Pemilihan produk ini dikarenakan keinginan penulis untuk menginovasikan produk olahan dari sari buahnaga, sehingga dapat meningkatkan pengolahan bahan pangan lokal, dimana kebutuhan masyarakat akan kesehatan dan gizi semakin meningkat. Untuk itu diperlukan pemilihan bahan dasar yang tepat serta teknik pernyajian yang tepat sehingga sesuai dengan yang diharapkan sehingga dapat diterima oleh masyarakat.
3.6 STRATEGI PEMASARAN PENGEMBANGAN PRODUK Uraikan jenis kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang ingin dicapai.. PENGEMBANGAN WILAYAH PEMASARAN Uraikan jenis kegiatan yang a[r]
Identifikasi masalah penelitian dibutuhkan untuk menentukan batasan permasalahan yang diteliti, agar terbentuknya kesamaan persepsiantara penulis dengan pembaca dalam memahami karya tulis ini. Fokus penelitian ini adalah kondisi lahan bekas galian pasir, baik sebelum di adakan reklamasi, maupun setelah diadakan reklamasi. Dimana bentuk reklamasi yang dilakukan di Desa Cibereum Wetan Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang ini adalah kegiatan budidayabuahnaga, sehingga dapat diketahui dampak lingkungan yang dihasilkan terhadap lahan bekas galian pasir di daerah tersebut. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan mengidentifikasi pengaruh ekonomi dalam pengelolaan lahan bekas galian pasir tersebut dengan budi daya buahnaga. Dengan diketahuinya dampak lingkungan dan dampak ekonomi yang terjadi, menjadi hasil akhir berupa data perubahan kondisi lahan sebelum dan sesudah dilakukan reklamasi dengan pembudidayaan buahnaga, juga menjadi rekomendasi untuk kegiatan perekonomian masyarakat dalam tindakan reklamasi terhadap lahan bekas galian pasir di daerah lainnya.
Materi yang digunakan adalah 200 ekor burung puyuh umur 7 minggu, dengan bobot awal 118,38 ± 7,88 g/ekor, ransum terdiri dari bekatul, jagung, tepung ikan, bungkil kedelai, dan konsentrat ayam petelur CP 124 dengan protein kasar 21% dan EM 2.900 kkal/kg untuk fase grower, protein kasar 19% dan EM 3000 kkal/kg untuk fase layer. Buahnaga merah sebagai perlakuan. Peralatan yang digunakan adalah kandang battery berukuran 90 x 60 x 30 cm yang terbuat dari kawat ram sebanyak 20 petak, tempat pakan dan minum, egg tray, rak simpan, timbangan, Roche colour fan, dan micrometer screw.
Perencanaan binis (BusinessPlan) adalah rencana-rencana tentang apa yang dikerjakan dalam suatu bisnis ke depan meliputi alokasi sumberdaya, perhatian pada faktor-faktor kunci dan mengolah permasalahan-permasalahan dan peluang yang ada. Secara garis besar isi suatu perencanaan bisnis dimulai dari Ringkasan, Statemen Misi, Faktor-faktor kunci, Analisis Pasar, Produksi, Manajemen dan Analisis Finansial seperti analisis Break Event dan lain-lainnya.
Bab I Ringkasan Eksekutif 13 Universitas Kristen Maranatha Visi Roempi Menjadi coffee shop unggulan dengan rasa dapat disukai orang Indonesia dengan kualitas biji kopi baik dengan [r]
Proses pembuatan selai buahnaga pertama-tama memilih buahnaga yang berkualitas baik yaitu buah yang dari kenampakan kulit yang cerah, daging buah berwarna merah hati, tidak terdapat cacat pada daging buah seperti adanya jamur yang terdapat dalam daging buah, ukuran yang dipakai tidak terlalu besar atau terlalu kecil, berat yang digunakan sekitar 500 g, kemudian mengambil bagian daging kemudian ditambahkan air secukupnya untuk mempermudah menghancurkan daging buah dengan blender supaya menjadi bubur daging kemudian panaskan daging buah tambahkan CMC dan gula kemudian aduk pada api kecil hingga mengental kemudian tambahkan sisa gula dan tambahkan jeruk nipis kemudian aduk sampai rata kemudian didinginkan. Proses dapat dilihat pada diagram alir Gambar 3.1.
Tabel 20 menunjukkan bahwa sebanyak 31 orang petani responden (48 %) mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian dalam satu tahun sebanyak ≥ 5 kali dan termasuk dalam kategori tinggi, karena kegiatan diselenggarakan setiap dua bulan sekali dengan materi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan petani, seperti informasi mengenai buahnaga, budidayabuahnaga, dan pemasaran buahnaga. Kegiatan pelatihan tergolong dalam kategori rendah, karena sebanyak 31 orang (51,67%) petani responden pernah mendapatkan/ mengikuti pelatihan. Pelatihan pada umumnya diselenggarakan apabila ada program dari pemerintah daerah/pusat ataupun pihak swasta yaitu Pemuda Tani Sukoharjo (PTS). Pelatihan buahnaga dalam hal ini lebih dikhususkan bagi wanita tani yang membudidayakan buahnaga, pelatihan buahnaga biasa dilaksanakan pada siang hari, sehingga para petani buahnaga pria yang memiliki pekerjaan lain tidak dapat menghadiri pelatihan tersebut hanya para petani buahnaga pria yang memiliki banyak waktu senggang saja yang bisa datang atau mau datang ke pelatihan buahnaga tersebut. Faktor-faktor itulah yang membuat pelatihan buahnaga tergolong dalam kategori rendah.
Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa aktivitas antioksidan es goyang buahnaga tanpa penambahan kulit lebih besar yaitu 34,4741 % dibanding aktivitas antioksidan es goyang buahnaga dengan penambahan kulit yaitu 25,1724 %. Hal ini berarti aktivitas antioksidan dalam buah lebih besar daripada dalam kulit. Besarnya aktivitas antioksidan sebanding dengan besarnya total antosianin dan vitamin C dalam es goyang buahnaga, dimana semakin tinggi total antosianin dan vitamin C dalam es goyang buahnaga, maka aktivitas antioksidan juga semakin besar. Hal ini dikarenakan antosianin dan vitamin C termasuk antioksidan. Menurut Pratomo (2009), buahnaga mengandung zat aktif dengan konsentrasi yang termasuk dalam kategori pangan fungsional. Zat aktif tersebut adalah antioksidan yang tersebar dalam betakaroten (bakal vitamin A), vitamin C dan antosianin. Mekanisme antioksidasi antosianin dan vitamin C adalah dengan pemberian atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida dan mengubahnya ke bentuk yang lebih stabil. (Wini, 2003).
Perbandingan buah Hylocereus undatus dan buah Hylocereus polyhizus terhadap kadar mineral kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar mineral Ca maupun Mg pada varietas yang banyak di konsumsi oleh masyarakat luas. Analisis menggunakan instrumen ICPS Fisons ARL-3410+ dengan λ untuk analisis mineral Ca = 393,366 nm dan λ Mg = 280,270 nm. Dari hasil uji kuantitatif dengan menggunakan instrumen ICPS, diperoleh kadar Ca Hylocereus undatus 12,00 mg dalam 100 gram dan Hylocereus polyrhizus 13,22 mg dalam 100 gram. Sedangkan kadar Mg diperoleh Hylocereus undatus 35,7 mg dalam 100 gram dan Hylocereus polyrhizus 30,79 mg dalam 100 gram. Dari hasil statistik t test ( = 0,05) menunjukkan adanya perbedaan bermakna kadar mineral Ca dan Mg dalam buah Hylocereus polyrhizus dan buah Hylocereus undatus.
5. Dapat memberikan pengarahan kepada setiap individu dalam perusahaan untuk mempunyai konsisten dalam berpijak dalam businessplan yang telah kita buat sehingga apabila perusahaan mengembangkan usahanya, dan mempunyai kompleksitas permasalahan, maka para karyawan dapat memfokuskan diri mereka ke arah tujuan yang di kehendaki perusahaan.
Bunga buahnaga mekar tidak lama, mekar pada malam hari dan paginya sudah menutup dan layu. Lama mekar yang singkat menyebabkan sering terganggunya proses penyerbukan bunga sehingga tidak terbentuk buah. Kondisi ini diperparah lagi oleh saat atau masa berbunga buahnaga yaitu pada musim hujan. Hujan yang terjadi sering kali menyebabkan basahnya dan terlarutnya serbuksari sehingga tidak dapat menyerbuki putik. Penelitian tahun ketiga bertujuan mempelajari pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap fertilitas srbuksari buahnaga dan mempelajari sitologis buahnaga jingga.
Permukaan stigma bunga naga pada pukul 20.00 agak rata dan mulai muncul tonjolan-tonjolan (papilla) (Gambar 9A). Namun lendir belum banyak terlihat. Permukaan stigma pukul 02.00 menunjukkan tonjolan-tonjolan (papilla) yang lebih banyak dan jelas (Gambar 9B). Pada permukaan stigma terdapat lendir yang lebih banyak dibandingkan permukaan stigma pukul 20.00. Hal ini mengindikasikan pada range waktu itu bunga reseptif sehingga buah yang terbentuk memiliki bobot yang berat. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi adalah polen yang digunakan untuk menyerbuk i stigma. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pada pukul 20.00 dan 02.00 polen H. undatus viabel untuk diserbukkan.