VIII Halaman Tanah Bapak Jana, Lingkungan wargamulia IX Depan Rumah Bapak Hendra, Lingkungan Wargamulia.. X Depan Rumah Ibu Holil, Lingkungan Siluman XI Depan Rumah Bapak amron, Li[r]
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas terbitnya Buku Panduan KPPS tentang Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara PemilihanUmum (PEMILU) AnggotaDPR, DPD, DPRDProvinsi dan DPRDKabupaten/KotaTahun2014. Panduan ini diharapkan menjadi acuan atau Panduan Kerja KPPS, dalam melaksanakan Pemungutan dan Penghitungan Suara PemilihanUmumAnggotaDPR, DPD, DPRDProvinsi, dan DPRDKabupaten/Kota sesuai dengan tugas wewenang dan kewajiban KPPS dalam UU No. 15 Tahun 2011. Terbitnya buku ini juga bertujuan agar KPPS sukses dalam menyelenggarakan salah satu kegiatan tahapan di wilayah kerjanya dan mendukung kesuksesan Pemilu 2014. PemilihanUmum adalah sarana untuk melaksanakan kedaulatan rakyat berdasarkan azas langsung, umum, bebas, dan rahasia (LUBER), serta jujur dan adil (JURDIL). PemilihanUmum untuk memilih AnggotaDPR, DPD, DPRDProvinsi, DPRDKabupaten/Kota pada tahun2014 dilaksanakan berdasarkan UU No. 8 Tahun 2012.
Dalam penyusunan Profil AnggotaDPRDKabupaten Situbondo periode 2014-2019 ini didasarkan pada model BB-11 tentang Da ar Riwayat Hidup Bakal Calon AnggotaDPRDKabupaten yang tercantum dalam Peraturan Komisi PemilihanUmum Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pencalonan AnggotaDPR, DPRDProvinsi/Kabupaten/Kota.
Maka dengan memperhatikan pertimbangan diatas pemerintah berinisiatif untuk membuat Undang-Undang baru tentang PemilihanUmum untuk merubah beberapa materi yang dianggap kurang efisien. Salah satunya adalah materi mengenai ambang batas parlemen (Parliamentary Threshold). Namun dengan adanya perubahan materi yang berkaitan dengan ketentuan besaran ambang batas parlemen (Parliamentary Threshold) sangat menimbulkan sebuah permasalahan baru bagi golongan-golongan tertentu. Ini didasari bahwa dalam Undang- Undang Pemilihanumum yang baru ini yaitu Undang-Undang PemilihanUmum Nomor 8 Tahun 2012 yang dijelaskan dalam Pasal 208 bahwa partai politik perserta Pemilu harus memenuhi ambang batas perolehan suara sekurang-kurangnya 3,5% dari jumlah suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggotaDPR, DPRDProvinsi, dan DPRDkabupaten/kota, yang mana dalam Undang-Undang Pemilihanumum yang lama besaran angka ambang batasnya hanya 2,5%. Sehingga Undang-Undang Pemilihanumum ini banyak mendapat kecaman dari berbagai pihak, bahkan ada yang menyebut bahwa ambang batas ini merupakan kejahatan luar biasa yang dilegitimasi DPR dan Pemerintah. 6
Untuk pelaksanaan kampanye PemilihanUmumAnggotaDPR, DPD dan DPRDTahun2014 sesuai dengan Tahapan Kampanye, maka KPU Kota Cirebon melakukan rapat koordinasi dan konsolidasi dengan Partai Politik Peserta Pemilu Tahun2014, Panitia Pengawas Pemilu Kota Cirebon beserta Instansi terkait, dalam rangka penyusunan Surat Keputusan mengenai Penetapan Zona/Wilayah/Lokasi Pemasangan Alat Peraga Kampanye PemilihanAnggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah Provinsi Jawa Barat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Cirebon Tahun2014 dan penyusunan jadual dan lokasi Kampanye Rapat UmumPemilihanUmumAnggotaDPR, DPD dan DPRDTahun2014 tingkat Kota Cirebon;
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa, kampanye merupakan satu dari tahapan Pemilu AnggotaDPR, DPRD dan DPD sebagaimana tertuang dalam ketentuan Pasal 4 ayat 2 huruf g Undang Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang PemilihanUmum. Menurut Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2013 Kampanye Pemilu adalah kegiatan peserta Pemilu untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi dan program peserta Pemilu yang dilakukan dengan prinsip efisien, ramah lingkungan, akuntabel, nondiskriminasi dan tanpa kekerasan. Pihak yang berwenang untuk menyelesaikan pelanggaran Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2013 adalah Banwaslu. Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota dan Panwaslu Kecamatan melakukan pengawasan tahapan kampanye sesuai tingkatannya dan menerima laporan pelanggaran peraturan kampanye. Laporan pelanggaran ketentuan kampanye yang bersifat administratif diteruskan kepada KPU, KPU/KIP Provinsi, atau KPU/KIP Kabupaten/Kota, laporan pelanggaran ketentuan kampanye yang mengandung unsur pidana diteruskan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai tingkatannya.
Di dalam duduk perkara yang mengutip putusan sela Mahkamah Konstitusi dalam perkara nomor 10-07-12/PHPU-DPD/XII/2014 mengenai Perselisihan Hasil PemilihanUmumanggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tahun2014, bertanggal 26 Juni 2014. Sebelum menjatuhkan putusan akhir Mahkamah Konstitusi menangguhkan berlakunya keputusan Komisi PemilihanUmum nomor 411/Kpts/KPU/TAHUN2014 tentang penepatan hasil pemilihanumumanggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota secara nasional dalam pemilihanumumtahun2014, bertanggal 9 Mei 2014, sepanjang permohonan pemohon calon perseorangan Hedi Permana Boy DPRDProvinsi daerah pemilihan Jawa Barat 3. Memerintahkan kepada Komisi PemilihanUmum untuk melakukan penghitungan suara ulang berdasarkan C-1 plano dan melakukan koreksi sampai pada tingkat perhitungan DA-1 di 11 (sebelas) desa/kelurahan, yaitu Boyong Herang, Sukamaju, Babakan Karet, Sayang, Mekar Sari, Sawah Gede, Muka, Nagrak, Limbangan Sari, Pamoyanan, dan Solok. Diperintahkan kepada badan pengawas pemilihanumum dan kepolisian Republik Indonesia untuk mengawasi pelaksanaan amar putusan 2 tersebut di atas sesuai dengan kewenangan masing-masing. Diperintahkan juga kepada Komisi Pemilhan Umum dan badan pengawas pemilihanumum untuk melaporkan pelaksanaan amar putusan sebagaimana disebut diatas kepada Mahkamah Konstitusi dalam jangka waktu paling lambat 10 hari. Pertimbangan-pertimbangan hukum Dan
pengangkatan kami sebagai ketua PPK yang dicurigai ada muatan politik karena status saya sebagai PNS. Dalam ketentuan, yang diangkat dari kalangan PNS untuk mengisi jabatan sekretaris dan bukan ketua. Namun, dalam ketentuan jabatan ketua dipilih dari anggota PPK dan disepakati oleh seluruh anggota. Oleh karena itu saya yang terpilih sebagai ketua walaupun berstatus PNS, tetapi saya tetap berpegang pada persyaratan bahwa anggota PPK antara lain harus mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur, dan adil. Prinsip ini yang saya pegang sehingga saya tidak gentar menghadapi kritikan. Saya melaksanakan tugas sesuai dengan koridor peraturan
dari Nasdem pernah dipidana penjara dengan ancamannya lebih dari 5 tahun. Meski yang bersangkutan sudah menyelesaikan hukuman pidananya, namun masa jeda belum terpenuhi 5 tahun untuk memenuhi syarat sebagai caleg. Sedangkan keputusan KPU mencoret calon PDI Perjuangan dari daftar caleg mengingat yang bersangkutan diketahui masih menjabat sebagai Ketua Komisi Kejaksan saat pendaftaran. Yang bersangkutan tidak menyampaikan posisinya (saat pendaftaran), tapi hanya menyatakan dia adalah pensiunan PNS. Posisi caleg sebagai pensiunan PNS tak menjadi soal, namun jabatan Ketua Komisi Kejaksaan merupakan lembaga atau badan yang anggarannya dibiayai negara. Seseorang yang berada pada posisi tersebut harus mengundurkan diri dari jabatannya. Calon seharusnya memberikan surat pemberhentian atau surat keterangan bahwa surat pemberhentian itu tengah diproses. namun surat tersebut tidak pernah sampai, sehingga KPU menganggap memenuhi syarat. Informasi berasal dari aduan yang masuk ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Kemudian berdasarkan kajian, Bawaslu memutuskan bahwa yang bersangkutan tidak memenuhi syarat. Bawaslu selanjutnya merekomendasikan kepada KPU untuk memproses lebih lanjut. Di samping calon anggotaDPR, masih banyak lagi gugatan dari calon anggotaDPRD baik provinsi maupun kabupatenkota akibat dicoret namanya dari daftar calon.