Top PDF DAFTAR PUSTAKA Gaya Kata Dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari: Kajian Stilistika Dan Relevansinya Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia Di SMA.
Kustriyono, Erwan. 2010. “Tinjauan Aspek Sosiokultural Puisi-puisi pada Harian Solopos dan Relevansinya sebagai Materi Ajar Alternatif BahasaIndonesia di SMA (Harian Solopos Edisi Oktober- Desember 2008)’. Jurnal Pendidikan, Bahasa, dan Seni. Vol. 6, No. 2 September 2010.
Dini Restiyanti Pratiwi. “GayaKata dalam NovelTrilogiRonggengDukuhParukKaryaAhmadTohari: KajianStilistika dan Relevansinya sebagai BahanAjarBahasaIndonesia di SMA.” Tesis. Magister Pengkajian Bahasa. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2012.
Puji syukur yang dalam penulis panjatkan atas kebesaran Allah swt yang telah menganugerahkan berbagai karunia. Salah satu karunia yang penulis rasakan adalah diberikan kenikmatan untuk menyelesaikan tesis dengan judul ”Majas dalam NovelTrilogiRonggengDukuhParukKaryaAhmadTohari: KajianStilistika dan Implementasinya sebagai BahanAjarBahasaIndonesia di SMA”.
Salah satu ciri khusus yang tampak dalam noveltrilogiRonggengDukuhParukkaryaAhmadTohari, yaitu penggunaan gayakata yang khas bernuansa pedesaan. Hal ini, selain dipengaruhi oleh latar cerita dalam noveltrilogiRonggengDukuhParukkaryaAhmadTohari juga dipengaruhi oleh latar kehidupan AhmadTohari yang akrab dengan dunia pedesaan. Profesi AhmadTohari sebagai wartawan turut mewarnai pemakaian bahasa dan gayakata yang bervariatif. Menurut Al-Ma’ruf (2009:53) dalam karya sastra terdapat banyak gayakata antara lain kata konotatif, kata konkret, kata serapan bahasa asing, kata sapaan khas dan nama diri, kata seru khas Jawa, kata vulgar, kata dengan objek realitas alam, dan kosakata bahasa Jawa.
Penelitian ini memiliki dua tujuan. Pertama, memaparkan pemanfaatan majas dalam noveltrilogi RDP dengan kajianstilistika. Kedua, menjelaskan pemakaian majas yang paling dominan dan yang paling sedikit serta alasan Tohari. Ketiga mendeskripsikan majas dalam noveltrilogi RDP Tohari dengan kajianstilistika sebagai bahanajar dalam pembelajaran BahasaIndonesia di SMA. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Objek penelitiannya berupa pemanfaatan majas beseta maknanya dalam noveltrilogi RDP. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata yang merupakan pemanfaatan majas yang digunakan oleh AhmadTohari. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah noveltrilogiRonggengDukuhParukkaryaAhmadTohari yang diterbitkan PT Gramedia Pustaka dengan tebal halaman 408 halaman yang merupakan cetakan kelima pada tahun 2009 dan artikel-artikel dari internet. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik pustaka untuk menemukan majas dalam noveltrilogiRonggengDukuhParuk. Teknik analisis data menerapkan metode padan intralingual dengan teknik hubung banding menyamakan hal pokok (HBSP). Penelusuran makna majas dalam novelRonggengDukuhParuk digunakan metode pembacaan semiotik.
Sastra sebagai karya fiksi memiliki pemahaman yang lebih mendalam. Sastra bukan hanya sekedar cerita khayal atau angan dari pengarang saja, melainkan wujud dari lahirnya kreativitas imajinatif seorang pengarang. Proses merenung, mengukir, mewarnai dan mengolah serta menghadirkan gagasan yang ada dalam pikiran sastrawan membuahkan wujud sastra. Penggunaan bahasa dalam teks sastra bukan merupakan sesuatu yang dominan sebagai alat komunikasi, karena kemampuan bahasa dapat dimanfaatkan tanpa adanya suatu batasan. Karena itu, sering sekali kita lihat kalimat dalam karya sastra bermakna ambigu, abstrak, simbolis, dan inkonvensional. Dengan demikian, dapat disebutkan bahwa dalam mengekpresikan sebuah estetika, bahasa sering disusun melalui permainan merakit dan melukis katakata serta merefleksikan dengan ungkapan makna yang bersifat kreatif, inovatif, dan imajinatif. Makna inilah di antaranya yang mampu mengukir sebuah keindahan isi sebuah karya sastra yang penuh keunikan, kreativitas dan terjelma sebuah gagasan yang profesional.
bahwa aspek objektif, yaitu stilistikaRonggengDukuhParuk memiliki keunikan dan kekhasan ( idiocyncrasy ) yang tidak ditemukan dalam karya sastra lain sekaligus membuktikan kompetensi AhmadTohari dalam pemberdayaan potensi bahasa. Adapun aspek genetik yakni latar sosiohistoris pengarang menunjukkan bahwa AhmadTohari adalah sastrawan Jawa yang hidup dalam keluarga santri dan akrab dengan alam pedesaan yang asri serta masyarakat pedesaan yang miskin dan lemah. Dari aspek afektif menunjukkan bahwa RonggengDukuhParuk merupakan karya sastra multidimensi yang kaya gagasan. Wujud performansi stilistikaRonggengDukuhParuk memiliki daya ekspresi kuat sebagai media artikulasi gagasan yang tidak terlepas dari latar sosiohistoris pengarangnya.
Puji syukur alhamdulilah kehadirat Allah Swt atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul ‘Kajian Perubahan Unsur Intrinsik NovelRonggengDukuhParukkaryaAhmadTohari ke dalam Skenario Film Sang Penari karya Salman Aristo’ dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad Saw. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Seni, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
Leksia di atas digolongkan dalam kode pembacaan gnomik. Karena terdapat acuan teks ke benda-benda yang sudah diketahui dan dikodifikasi oleh budaya. Yaitu pada kalimat “Aku tahu seorang ronggeng sering kali dianggap sebagai ternak piaraan oleh induk semangnya. ronggeng naik pentas setiap malam. Siang hari dia mesti melayani laki-laki yang menghendaknya”. Yang berarti Srintil tampil sebagai ronggeng untuk menari dan menghibur para tamu dan warga terutama para laki-laki pada malam hari, sedangkan pada siang hari Srintil melayani para laki-laki yang ingin menikmati tubuhnya. Pada leksia di atas menunjukkan bahwa masih ada tindak diskriminasi berbentuk pelecehan terhadap perempuan, perempuan bernama Srintil dikonstruksi melayani masyarakat dukuhparuk, sedangkan pada malam hari mau tidak mau bekerja menghibur para laki-laki.
Metode Penelitian ini adalah deskripsi kualitatif. Objek penelitian ini adalah aspek gender yang terdapat dalam novelRonggengDukuhParukkaryaAhmadTohari dan novel Sintren karya Dianing Widya Yudhistira. Sumber data yang dipakai adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka, simak, dan catat. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik model interaktif dan pembacaan model semiotik.
Srintil adalah gadis DukuhParuk. DukuhParuk adalah sebuah desa kecil yang terpencil dan miskin. Segenap warganya memiliki suatu kebanggaan tersendiri karena mewarisi kesenian ronggeng yang senantiasa menggairahkan hidupnya. Tradisi itu nyaris musnah setelah terjadi musibah keracunan tempe bongkrek yang mematikan belasan warga DukuhParuk sehingga lenyaplah gairah dan semangat kehidupan masyarakat setempat. Untunglah mereka menemukan kembali semangat kehidupan setelah gadis cilik pada umur belasan tahun secara alamiah memperlihatkan bakatnya sebagai calon ronggeng ketika bermain-main di tegalan bersama kawan-kawan sebayanya (Rasus, Warta, Darsun). Permainan menari itu terlihat oleh kakek Srintil, Sakarya, mereka sadar bahwa cucunya sungguh berbakat menjadi seorang ronggeng. Berbekal keyakinan itulah, Sakarya menyerahkan Srintil kepada dukun ronggeng Kartareja. Harapan Sakarya kelak Srintil menjadi seorang ronggeng yang diakui oleh masyarakat.
Secara menyedihkan, literasi sastra di Indonesia tidak menggembirakan. Meskipun setiap hari bisa dilihat di toko buku Gramedia atau yang lain, produksi buku bacaan sastra/fiksi meningkjat dari tahun ke tahun, tetapi dua hal tidak terpenuhi untuk literasi sastra yaitu (1) harga buku masih tergolong mahal, (2) minat baca masih rendah, kalau toh ramai pengunjung mungkin hanya karena jalan jalan, jumlah pembaca tak sebanding dengan jumlah penduduk baca, kendala politik dan kebijakan penerbitan buku, (3) sastra tidak dianggap penting oleh Negara. Masyarakat tentunya tidak langsung memahami dan tiba tiba terliterasi/mengerti karya-karya Putu Wijaya, YB Mangunwijaya, Hamka, Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane, Pramoedya ANanta Toer (apalagi pernah di blacklist pemerintah Orde Baru), NH. Dini, dll, Hal ini hanya dimengerti sedikit masyarakat terpelajar saja di Indonesia, tidak memasyarakat. Di bidang pendidikan formal sekolah juga menyedihkan. Sebagai contoh ketika zaman Orde Baru, ketika Menteri Pendidikan dijabat Daoed Joesoef, persentasi buku nonfiksi harus lebih banyak daripada buku fiksi, Garis kebijaksanaan ini menunjukkan pandangan pemerintah yang menganggap sastra tidak penting. Dengan demikian kesempatan mengenalkan dan mengakrabkan sastra kepada siswa tidak ada sama sekali. Lebih buruk lagi zaman menteri Wardiman Djojonegoro dengan konsep kebijakan link and match, robotisasi, mekanisasi. Padahal Indonesia sangat kaya dongeng, fabel, mitologi, wiracarita, karya sastra klasik. Baru kemudian ada kesadaran politik pentingnya literasi dan dimunculkannya GLS, sudah sangat terlambat.
Tuturan yang menghasilkan efek atau pengaruh kepada mitra tutur digolongkan sebagai tindak perlokusi atau efek perlokusi. Tindak perlokusi adalah melakukan suatu tindakan dengan menyatakan sesuatu, misalnya dengan berpendapat saya membujuk seseorang, dengan membuat permintaan saya membuat seseorang melakukan sesuatu, dan dengan menginformasikan sesuatu saya menginspirasi seseorang. Kata bercetak miring menunjukkan tindak perlokusi. Austin (1968: 101) mengemukakan bahwa “saying something will often, or even normally, produce certain consequential effects upon the feelings, thoughts, or actions of the audience…” ‘mengatakan sesuatu akan sering, atau bahkan secara normal, menghasilkan konsekuensi efek tertentu pada perasaan, pemikiran, atau tindakan pendengar…’. Efek perlokusi merupakan respons atau tanggapan mitra tutur terhadap maksud penutur yang dapat berwujud respons fisik, verbal, atau mental. Efek perlokusi tuturan (3) adalah membuat mitra tutur melakukan sesuatu, yakni mencarikan atau mengambilkan obat gatal untuk penutur.
Makin lama tinggal di luar tanah airku yang kecil, aku makin mampu menilai kehidupan di pedukuhan itu secara kritis. Kemelaratan di sana terpelihara secara lestari karena kebodohan dan kemalasan penghuninya. Mereka puas hanya menjadi buruh tani. Atau berladang singkong kecil-kecilan. Bila ada sedikit panen, minuman keras memasuki setiap pintu rumah. Suara calung dan tembang ronggeng menimabobokan DukuhParuk. Maka benar kata Sakarya, bagi orang DukuhParuk kehidupan tanpa calung dan ronggeng terasa hambar. Calung dan ronggeng pula yang memberi kesempatan mereka bertayub dan minum ciu sepuas-puasnya (hlm. 86)
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa standar kompetensi bahasaIndonesia yang berhubungan dengan materi bahasa di SMA kelas XI menekankan pada kemampuan siswa untuk menggunakan bahasaIndonesia sebagai media untuk melakukan kegiatan komunikasi yang dapat diwujudkan penanda kohesi substitusi, misalnya kemampuan siswa dalam menulis paragraf yang utuh dan padu, sedangkan yang berhubungan dengan materi sastra, menekankan pada kemampuan siswa untuk mengapresiasikan dan memahami karya sastra sebagai sebuah karangan yang utuh. Dua aspek pembelajaran itu akan menuntut siswa untuk meningkatkan kemampuan agar dapat memahami dan menggunakan penanda kohesi berupa substitusi. Dalam pada itu, penelitian ini dapat diintegrasikan pada pembelajaran bahasaIndonesia di SMA kelas XI. Untuk itu, guru harus mampu membuat skenario pembelajaran yang menyebabkan siswa dapat memahami dan menggunakan substitusi dalam membuat paragraf menjadi komunikatif. Skenario pembelajarannya sebagai berikut.
serempak dua hal yang sama-sama tidak menarik atau tidak disukainya dan harus memilih salah satu, seperti contoh ketika Srintil pergi ke Dawuhan ketika disuruh pulang oleh Nyai Kartareja karena ada Pak Marsusi yang hendak bertemu dengannya akan tetapi Srintil memilih pergi. Contoh lagi ketika Srintil memutuskan untuk tidak melayani laki- laki lagi, Ia hanya ingin meronggeng layaknya seorang ronggeng. Ketiga, konflik mendekat-menghindar (approach-advoidance conflict), konflik ini terjadi apabila seseorang menghadapi serempak antara yang menarik dan yang tidak menarik dan harus memilih salah satu daripadanya, seperti contoh Srintil kecewa karena Rasus menolaknya ketika ia hendak menyerahkan kehormatannya. Contoh lainnya ketika hendak disuruh dukun ronggeng untuk bertemu dengan Pak Marsusi, Srintil lebih memilih bersama Goder.
Dalam novel karyanya yang berjudul RonggengDukuhParuk, kesenian ronggeng yang ditampilkan AhmadTohari mengisahkan dunia ronggeng dengan beragam persoalan yang ada. Dalam tradisi masyarakat DukuhParuk, ronggeng tidak hanya berpentas sebagai penari, tetapi bertugas pula melayani laki-laki yang berkeinginan kepadanya. Dalam masyarakatnya, ronggeng dikonstruksi oleh sistem religi yang ada untuk menampilkan perilaku atau peran yang menyokong kepentingan sepihak. Hal itu ditunjukkan dengan suatu realita bahwa ronggeng dicipta untuk memikat laki-laki sehingga perempuan ronggeng tidak dibenarkan terpikat kepada laki-laki tertentu atau berumah tangga dengan laki-laki tertentu. Hal itu merupakan suatu konvensi yang tidak bisa ditawar-tawar yang berlaku di DukuhParuk.
Dalam novel karyanya yang berjudul RonggengDukuhParuk, kesenian ronggeng yang ditampilkan AhmadTohari mengisahkan dunia ronggeng dengan beragam persoalan yang ada. Dalam tradisi masyarakat DukuhParuk, ronggeng tidak hanya berpentas sebagai penari, tetapi bertugas pula melayani laki-laki yang berkeinginan kepadanya. Dalam masyarakatnya, ronggeng dikonstruksi oleh sistem religi yang ada untuk menampilkan perilaku atau peran yang menyokong kepentingan sepihak. Hal itu ditunjukkan dengan suatu realita bahwa ronggeng dicipta untuk memikat laki-laki sehingga perempuan ronggeng tidak dibenarkan terpikat kepada laki-laki tertentu atau berumah tangga dengan laki-laki tertentu. Hal itu merupakan suatu konvensi yang tidak bisa ditawar-tawar yang berlaku di DukuhParuk.
Potret yang diramu Tohari dalam bentuk fiksi memiliki makna-makna tersirat yang dapat diuraikan dalam analisis studi yang akan dibahas dalam artikel ini. Wacana ini penting agar pembaca lebih mengetahui bagaimana ragam seksualitas yang ada di luar w ilayahnya. Selanjutnya, yang saya analisis adalah novel jilid pertama trilogiRonggengDukuhParuk dalam Catatan Buat Emak lew at kacamata feminisme. Fo kus d ip usatkan p ad a bag aim ana w acana- w acana sep utar seksualitas y ang d igambarkan berd asarkan p eran gender lew at bud aya patriakal d an mito s yang d ip ercay ai o leh m asy arakat setem p at. Pemilihan o bjek p enelitian berd asarkan p ertim bang an w acana seksualitas atas konten lebih mendominasi dibandingkan d engan jilid lainnya. Dengan d emikian, artikel ini d iharap kan d ap at m enjaw ab rum usan m asalah, y aitu: bag aim ana seksualitas, m ito s, d an stereo tip e ditampilkan novelRonggengDukuhParuk jilid Catatan Buat Emak karyaAhmadTohari?
Berdasarkan kajianstilistika ditemukan bahwa RDP memanfaatkan style ‘gayabahasa‘ baik diksi, kalimat, wacana, bahasa figuratif maupun citraan yang memiliki keunikan dan keistimewaan (uniqueness and idiosyncracy) yang khas Tohari dalam rangka menciptakan efek makna dan efek estetik. Melalui kajian Semiotik dan Interteks ditemukan bahwa dalam RDP terkandung nilai-nilai kearifan lokal (local genius) budaya Jawa sebagai pembentuk identitas yang berguna untuk memperkaya budaya bangsa. Nilai kearifan lokal itu antara lain sikap arif menghadapi orang khilaf, hidup dalam keserbawajaran, dan manusia hidup menjadi tokoh wayang dalam cerita yang sudah pakem. Nilai-nilai kearifan lokal tersebut sangat berguna dalam rangka pembangunan karakter bangsa.