bebas yang telah digunakan, karena tidak menutup kemungkinan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi kemauanwajibpajak dalam membayarpajak. Faktor-faktor lain tersebut menurut Devano dan Rahayu (2006) dalam Widayati dan Nurlis (2010) antara lain kondisi sistem administrasi perpajakan, penegakan hukum perpajakan, serta tarif pajak. Penelitian diharapkan pula dilakukan dalam lingkup yang lebih besar, tidak hanya di wilayah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik. Selain itu, diharapkan sampel yang digunakan untuk penelitian yang akan datang adalah WajibPajakOrangPribadi yang memiliki pekerjaan bebas, karena WajibPajakOrangPribadi yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan pemerintah maupun karyawan swasta kewajiban perpajakannya dibayarkan oleh pemberi kerja.
Hasil pengujian Hipotesis pertama (H1), menunjukkan arah koefisien positif dengan nilai t hitung sebesar 3,077, lebih besar dari t tabel yaitu 1,661. Nilai signifikansi variabel kesadaran membayarpajak adalah 0,003 lebih kecil dari taraf signifikansi α = 0,05. Dengan demikian maka menunjukkan bahwa pada α = 5%, kesadaran membayarpajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemauanmembayarpajak. Hal ini berarti Hipotesis 1 diterima. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Jatmiko (2006), Santi (2012), dan Arum (2012). Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Widayati dan Nurlis (2010). Hal ini dapat disebabkan karena perbedaan cara pandang wajibpajak terhadap pentingnya pembayaran pajak itu sendiri. Jika seseorang memandang bahwa pembayaran pajak itu penting, maka ia akan berperilaku patuh dalam kewajiban perpajakannya, dan begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori atribusi. Teori atribusi mengasumsikan bahwa individu akan menggunakan informasi yang tersedia dan mempertimbangkan implikasinya pada tindakan mereka. Hasil pengujian penelitian ini menunjukkan arah positif yang berarti semakin tinggi kesadaran wajibpajakmembayarpajak, maka semakin tinggi pula kemauanwajibpajak dalam membayarpajak.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert 1-5 poin. Menurut Sugiyono (2010) skala likert adalah skala yang mengukur variabel dengan menjabarkan variabel menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Dalam penelitian ini responden akan menjawab beberapa pernyataan yang diajukan peneliti kepada responden sesuai dengan pendapat mereka mengenai kemauanmembayarpajak, kesadaran membayarpajak, kualitas pelayanan, sanksi pajak dan persepsi kemudahan penggunaan e- Billing. Setiap pernyataan dinilai dengan uraian skor sebagai berikut:
Pengetahuan merupakan hasil tahu dari melihat suatu objek dalam hal ini pengetahuan tentang peraturan pajak adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seorang WajibPajak atau kelompok WajibPajak dalam usaha mendewasakan dirinya melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pengetahuan akan peraturan perpajakan masyarakat melalui sosialisasi perpajakan akan berdampak positif terhadap kesadaran WajibPajak untuk membayarpajak. Pengetahuan peraturan perpajakan dalam sistem perpajakan online yaitu wajibpajak melakukan perhitungan dan membayar serta melaporkan sendiri pajak yang telah dihitung. Sistem perpajakan seperti ini diharapkan seseorang dapat mengetahui fungsi dan manfaat pajak. WajibPajakwajib memahami peraturan perpajakan yang sudah ada, guna mempermudah melakukan kewajibannya. Seseorang yang belum mengetahui dan memahami sitem perpajakan sertas peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah maka seseorang tersebut cenderung akan menjadi seseorang yang tidak taat terhadap peraturan pemnerintahan yaitu memenuhikewajibanpajak. Seseorang yang faham terhadap peraturan perpajakan akan faham juga sanksi yang diberlakukan apabila ia menunggak dalam menyetorkan pajak. Menurut penelitian Munawaroh (2014) menunjukan hasil kepatuhan membayarpajak dipengaruhi oleh pengetahuan dan pemahaman. Hasil penelitian Prahestiara (2014) juga menunjunjukan hasil yang sama yaitu kepatuhan dalam membayarpajak disebabkan adanya pengetahuan dan pemahaman oleh wajibpajak.
1. Pengaruh kesadaran membayarpajak terhadap kemauanmembayarpajak Kesadaran membayarpajak dalam penelitian ini dicerminkan dengan seberapa mengerti wajibpajak tentang perpajakan. Pajak yang dikumpulkan oleh negara merupakan penerimaan negara terbesar sehingga penundaan atau pengurangan jumlah pajak akan sangat merugikan negara, karena pajak yang dikumpulkan oleh negara akan digunakan sebagai penunjang pembangunan negara. Dengan penelitian ini peneliti ingin membuktikan apakah kesadaran membayarpajak akan berpengaruh terhadap kemauanmembayarpajak. Hasil pengujian dalam penelitian ini membuktikan bahwa H 1 ditolak,
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel independent kesadaran membayarpajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan,dan kepercayaan sistem pemerintah atas peraturan perpajakan terhadap variabel dependent kemauanmembayarpajak.
Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa nilai koefisien adjusted R square sebesar 0,306 atau 30,6 %. Hal ini berarti 30,6 % variabel kemauanmembayarpajak dapat dijelaskan oleh kelima variabel independen yaitu kesadaran membayarpajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum serta kualitas pelayanan terhadap wajibpajak. Sedangkan sisanya sebesar 69,4 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.
Hal – hal yang mengindikasikan efektifitas sistem perpajakan yang saat ini dapat dirasakan oleh wajibpajak antara lain pertama, adanya sistem pelaporan melalui e-SPT dan e-Filling. Kedua, pembayaran melalui e-Banking yang memudahkan wajibpajak dapat melakukan pembayaran dimana saja dan kapan saja. Ketiga, penyampaian SPT melalui drop box yang dapat dilakukan di berbagai tempat. Keempat adalah bahwa peraturan perpajakan dapat diakses secara lebih cepat melalui internet, Dan yang kelima, adalah pendaftaran NPWP yang dapat dilakukan secara online melalui e-register dari website pajak. WajibPajakOrangPribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas
Untuk menyelenggarakan pemerintahan umum dan melaksanakan pembangunan membutuhkan dana yang relatif besar. Dana yang dipelukan semakin meningkat seiring dengan peningkatan kebutuhan pembangunan itu sendiri. Dalam upaya mengurangi ketergantungan sumber eksternal, Pemerintah Indonesia secara terus menerus berusaha meningkatkan sumber pembiayaan pembangunan internal, salah satu sumber pembiayaan pembangunan internal adalah pajak. Pajak merupakan penerimaan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan umum, dan pembangunan nasional (Utami, et al. 2012).
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Widayati dan Nurlis (2010). Model ini memberikan sebuah struktur yang didalamnya mengkaji tiga variabel dalam kaitanya dengan faktor -faktor yang mempengaruhi kemauan untuk membayarpajakwajibpribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Faktor-faktor tersebut antara lain kesadaran membayarpajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak, dan persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan. Akan tetapi, penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 dan dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Boyolali.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kemauanmembayarpajakwajibpajakorangpribadi pasca peraturan pemerintah nomor 46 tahun 2013. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kesadaran membayarpajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, persepsi efektifitas sistem perpajakan, kualitas layanan wajibpajak terhadap kemaun membayarpajakwajibpajakorangpribadi pasca peraturan pemerintah nomor 46.
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayahNya serta memberikan kekuatan, ketabahan, kemudahan dan kedamaian berfikir dalam menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “ FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel Kesadaran MembayarPajak, Persepsi yang Baik atas Efektivitas Sistem Perpajakan, Kualitas Pelayanan, dan Tingkat Kepercayaan Terhadap Sistem Pemerintahan dan Hukum berpengaruh terhadap KemauanMembayarPajak. Sedangkan variabel Pengetahuan dan Pemahaman tentang Peraturan Pajak tidak berpengaruh terhadap KemauanMembayarPajak.
Pemungutan pajak memang bukan suatu pekerjaan yang mudah, disamping peran serta aktif dari petugas perpajakan, juga dituntut kemauan dari para wajibpajak itu sendiri. Dimana menurut undang-undang perpajakan, Indonesia menganut sistem self assessment yang memberi kepercayaan terhadap wajibpajak untuk menghitung, menyetor dan melapor sendiri pajaknya, menyebabkan kebenaran pembayaran pajak tergantung pada kejujuran wajibpajak sendiri dalam pelaporan kewajiban perpajakannya.
Keinginan pemerintah untuk meningkatkan jumlah wajibpajak dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah penerimaan negara dari pajak, bukanlah pekerjaan yang ringan. Upaya pendidikan, penyuluhan dan sebagainya, tidak akan berarti banyak dalam membangun kesadaran wajibpajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, jika masyarakat tidak merasakan manfaat dari kepatuhannya membayarpajak. Disisi lain ancaman, hukuman, serta sanksi dalam Undang-undang yang kurang diterapkan terhadap wajibpajak yang bandel juga menyebabkan wajibpajak banyak yang cenderung untuk mengabaikan perpajakannya.
Efektifitas memiliki pengertian suatu pengukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kualitas, kuantitas dan waktu) telah tercapai (Widayati dan Nurlis, 2010). Dalam penelitiannya Widayati dan Nurlis (2010), hal-hal yang mengindikasikan efektifitas sistem perpajakan yang saat ini dapat dirasakan oleh wajibpajak antara lain yaitu pertama, pembayaran melalui e-banking lebih memudahkan wajibpajak dalam membayarpajak, pembayaran pajak menggunakan fasilitas alat transaksi bank (misalnya ATM dan Internet Banking).
Secara umum persepsi dapat diartikan sebagai proses pemberian arti terhadap rangsangan yang datang dari luar. Menurut Gibson,et,al1997 dalam Dewi, 2011, persepsi berperan dalam penerimaan rangsangan, mengaturnya dan menerjemahkan atau menginterprestasikan rangsangan yang sudah teratur itu untuk mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap, sedangkan yang dimaksud dengan sikap adalah perasaan positif dan negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari, dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus kepada respon seseorang terhadap orang, objek dan keadaan. Dengan kata lain perilaku seseorang akan dipengaruhi akan persepsi orang tersebut. Oleh karena persepsi selalu diawali dengan pemahaman terhadap objek persepsi, maka konteks persepsi dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai aktualisasi sikap yang dicerminkan dalam pemahaman dan penafsiran dari wajibpajakorangpribadi atas pengenaan pajak penghasilan. Maksudnya adalah, apakah pajak penghasilan yang dikenakan kepada wajibpajakorangpribadi dirasa sudah sesuai dengan kemampuannya (ability to pay) atau belum.
Pemungutan pajak memang bukan suatu pekerjaan yang mudah, disamping peran aktif dari aparat pajak, juga dituntut kemauan dari pada wajibpajak itu sendri. Dimana menurut undang-undang perpajakan , Indonesia menganut sistem self assessment system yang memberikan kepercayaan untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri pajak terutangnya . Pajak terutang adalah pajak yang harus dibayar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan . Kemauanwajibpajak dalam membayarkewajiban perpajakannya merupakan hal yang penting dalam penarikan pajak. Namun masyarakat sendiri dalam kenyataannya tidak suka membayarpajak..
Hasil Uji t untuk hipotesis 2 diperoleh nilai t sebesar 0,583 dengan nilai signifikansi sebesar 0,562 yang berarti signifikansinya lebih besar dari 0,05, maka H ditolak. Hal ini berarti tidak ada pengaruh antara Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Pajak terhadap KemauanMembayarPajak. Hasil yang didapatkan ini mungkin disebabkan pandangan wajibpajak mengenai tingkat pengetahuan dan pemahaman mereka tentang peraturan pajak tidak didapatkan dari training dan sosialisasi oleh KPP. Mungkin juga wajibpajak berpandangan bahwa setiap wajibpajak yang memiliki penghasilan tidak harus mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP.