Berdasarkan hasil observasi sementara yang dilakukan rata-rata kinerjaguru di SMAMuhammadiyah1Surakarta dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan tetapi belum signifikan. Realita yang mendukung pernyataan tersebut antara lain kurangnya kemauan guru menciptakan pembelajaran yang variatif, masih ada siswa yang tidak memperhatikan apa yang dijelaskan guru, komunikasi antar individu yang kurang maksimal, serta kepemimpinankepalasekolah yang memiliki peran penting atas tanggung jawab penuh mengelola dan memberdayakan guru-guru agar terus meningkatkan kinerjanya. Dilihat dari cara KepalaSekolah dalam berinteraksi dengan guru dan karyawan di lingkungan sekolah, hal tersebut sangat mempengaruhi berhasil tidaknya sekolah yang dipimpinnya.
Peran kepalasekolah sebagai pemimpin sekolah memiliki tanggung jawab menggerakkan seluruh sumber daya yang ada disekolah, sehingga melahirkan etos kerja dan produktifitas yang tinggi dalam mencapai tujuan. Maka, figur kepalasekolah harus berkepribadian yang kuat, percaya diri, berani, bersemangat, murah hati dan memiliki kepekaan social. Kepalasekolah harus memahami tujuan pendidikan dengan baik, serta menemukan strategi yang tepat untuk mencapainya. Pengetahuan yang luas tentang bidang tugasnya seperti: menyusun jadwal pelajaran dan mengembangkan konsep pengembangan sekolah, mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif. Kepalasekolah juga harus mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat agar ikut berperan serta dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.
berikut: (1) kepemimpinankepalasekolah selaku pemegang kebijakan yang harus memiliki kemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu sekolah sehigga dapat didaya gunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan untuk meningkatkan kinerjaguru melalui : (a) kemampuan menghadapi tantangan bagi kemajuan organisasi dengan mampu memanfaatkan peluang dan mampu mengambil resiko, (b) kemampuan membangun visi bersama dengan mampu melihat masa depan dan melibatkan orang lain, (c) kemampuan membangun kerja sama dan mengembangkan bawahan, dengan memupuk kolaborasi, dan memperkuat bawahan, (d) kemampuan menjadi contoh dan teladan, dengan mampu menjadi model/teladan, dan mampu melakukan perubahan kearah kemajuan, (e) kemampuan membangun semangat kerja, dengan menghargai kontribusi individu, dan membangun semangat kebersamaan. (2) upaya peningkatan motivasi berprestasi guru melalui dorongan pencapaian prestasi, memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk mengambil suatu pekerjaan, kebutuhan rasa aman dalam bekerja, dorongan mendapatkan penghargaan, (3) meningkatkan kepuasan kerjaguru melalui pembayaran tunjangan/gaji/insentif yang memadai, mengambil pekerjaan sesuai dengan kemampuan atau keahlian yang dimiliki, menguraikan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi, (4) peningkatan kinerjaguru melalui dorongan dalam penyusunan rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan metode, menilai prestasi hasil belajar siswa secara baik dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar siswa. Disisi lain guru pada SMK negeri 1 Bangli hendaknya memiliki komitmen yag cukup memadai dalam mengembangkan frofesi diri, tanggung jawab terhadap pengembangan diri sendiri.
Pada awalnya dari mata rantai motivasi inilah dimulai dengan kebutuhan yang terpenuhi, mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan, perilaku yang berorientasi pada tujuan, pembangkitan kinerja, menimbulkan imbalan dan hukuman. Kebutuhan yang tidak terpenuhi dinilai oleh karyawan atau bawahan. Lalu upaya yang diarahkan terdiri dari keputusan, tegangan, dorongan, perilaku pencarian, kebutuhan dipuaskan, dan pengurangan tegangan. Ini tercermin dari motivasikerja g u r u yang dimiliki di lingkungan SMK Negeri kelompok bisnis manajemen sebagai berikut: 1) Guru telah mengajar mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya dengan sungguh-sungguh. 2) Guru telah berusaha untuk dating mengajar setiap jam pelajarannya. 3) Guru tidak suka membiarkan saja apabila ada siswa yang kurang mengerti dengan pelajaran yang diberikan. 4) Guru suka berusaha keras menguasai materi yang diajarkan.
1. Ayah dan Ibunda tercinta, sebagai ungkapan rasa hormat dan baktiku, terima kasih atas kasih saya ng, do’a, perhatian dan pengorbanan yang tiada pernah lekang oleh waktu, rangkaian yang tidak pernah putus dalam setiap langkahku, serta perjuanganmu untuk membesarkan dan mendidikku dengan penuh kasih sayang agar aku dapat gapai cita dan impianku, Engkau tak akan pernah tergantikan karena engkau tiada duanya didunia ini.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya (1) pengaruh gaya kepemimpinan transformasional kepalasekolah dan motivasikerja terhadap kinerjaguru di SMA Al-Islam 1Surakarta, (2) pengaruh motivasikerja terhadap kinerjaguru di SMA Al-Islam 1 Tahun 2016, dan (3) pengaruh gaya kepemimpinan transformasional kepalasekolah terhadap kinerjaguru di SMA Al-Islam 1Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah kepalasekolah dan seluruh gurudi SMA Al-Islam 1Surakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel jenuhyaitu semua populasi dijadikan sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Pengumpulan data dilaksanakan dengan teknik angket/kuesioner untuk mengetahui data berkaitan dengan gaya kepemimpinan transformasional kepalasekolah dan motivasikerja. Try out dilakukan terhadap 30 responden di luar sampel, dalam penelitian ini try out dilakukan di SMK Batik 1Surakarta dengan hasil pada kuesioner untuk guru 32 item soal dinyatakan valid dan reliabel dari 43 soal yang diberikan, sedangkan pada kuesioner untuk kepalasekolah seluruh item soal (20 soal) dinyatakan telah valid dan reliabel.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian adalah sebagai berikut ini. Pertama, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antaragaya kepemimpinan transformasional kepalasekolah dan motivasikerjaguru terhadap kinerjaguru. Kedua, Ho diterima Ha ditolak artinya, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional kepalasekolah terhadap kinerjaguru. Ketiga, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya motivasikerjaguru terhadap kinerjaguru, maka dapat disimpulkan apabila motivasikerja tinggi maka akan meningkatkan kinerjaguru, begitupun sebaliknya.
dikarenakan memiliki fungsi sebagai berikut: 1.) Fungsi edukatif, evaluasi bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keseluruhan sistem dan/atau salah satu subsistem pendidikan. 2.) Fungsi institusional, evaluasi berfungsi mengumpulkan informasi akurat tentang input dan output pembelajaran disamping proses pembelajaran itu sendiri, 3.) Fungsi diagnostik, dengan evaluasi dapat diketahui kesulitan masalah yang sedang dihadapi siswa dalam proses belajarnya. 4.) Fungsi administratif, evaluasi menyediakan data tentang kemajuan belajar siswa, yang pada gilirannya berguna untuk memberikan sertifikat (tanda kelulusan) dan melanjutkan studi lebih lanjut dan/ atau kenaikan kelas. 5.) Fungsi kurikuler, evaluasi berfungsi menyediakan data dan informasi yang akurat dan berdayaguna bagi pengembangan kurikulum. 6.) Fungsi manajemen, komponen evaluasi merupakan bagian integral dalam sistem manajemen, hasil evaluasi berdayaguna sebagai bahan bagi pimpinan untuk membuat keputusan manajemen pada semua jenjang manajemen. Skor rata-rata kemampuan perencanaan pembelajaran tergolong sangat tinggi namun belum diterapkan secara maksimal. Oleh sebab itu, seorang guru seharusnya memiliki kemampuan dalam merencanakan pembelajaran karena dengan perencanaan yang baik akan dapat mencapai target yang diharapkan.
Selain harus memiliki kepribadian dan kecerdasan emosional yang tinggi, seorang kepalasekolah harus dapat menggalang hubungan yang baik dengan orang-orang yang dipimpinnya melalui sikap bersahabat, responsive, periang, antusias, pemberani, rendah hati, percaya diri, dan siap merima resiko atas kepemimpinannya tersebut. Oleh karena itu kepemimpinan haru bersifat efektif, sifat ini dibuktikan dengan: mempunyai visi dan misi ke depan, konseptualis, memanfaatkan pengalaman yang lalu untuk saat sekarang, kesadaran akan segala kemungkinan yang terjadi, pemanfaatan teknologi informasi, memperhatikan aspek sosial, dan mengenal serta memahami akan diri sendiri
menerima pimpinannya yang patut ditiru, dapat mengembangkan antusiasme kerja bawahan, mampu membedakan hal-hal yang benar atau tidak, mengemban misi organisasi melalui sikap loyalitas, setia, tekun, menanamkan rasa kebanggaan ser- ta membangkitkan rasa hormat mening- katkan kesadaran para pengikut terhadap masalah-masalah dan mempengaruhi para pengikut untuk memandang masalah- masalah dari sebuah perspektif yang baru. Seorang pemimpin akan selalu melakukan stimulasi-stimulasi intelektual, yang ter- cermin dalam kemampuan seorang pe- mimpin dalam menciptakan, meng- interprestasikan, mengelaborasi simbul- simbul yang muncul dalam kehidupan, mengajak bawahan berfikir dengan cara- cara baru dan mengembangkan ke- mampuan untuk memecahkan masalah. Pemimpin transformasional tidak mengingkari hakekat manusia sebagai mahluk monodualis yaitu disamping sebagai mahluk sosial juga sebagai mahluk individu, seorang pemimpin transfor- masional akan memperhatikan faktor-faktor individual sebagaimana tidak boleh di- samaratakan, karena adanya perbedaan kepentingan dan pengembangan diri yang berbeda satu sama lainnya. Pemimpin transformasional mengkomunikasikan se- buah visi yang menarik, menggunakan simbul-simbul untuk memfokuskan usaha- usaha bawahan, dan model-model perilaku yang sesuai.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa adanya pengaruh langsung kepemimpinankepalasekolah terhadap kinerjaguru telah dibuktikan dalam penelitian ini. Hasil estimasi menunjukkan koefisien jalur antara kepemimpinankepalasekolah berpengaruh terhadap kinerjaguru secara signifikan, dan besarnya kontribusi langsung tersebut sebesar 0,156 atau 16%. Temuan ini memperkuat teori yang dikemukakan sebelumnya oleh Enuemel dan Egwunyenga (2008:94) menyimpulkan bahwa kepalasekolah yang menjalankan perannya dengan memberikan instruksi yang jelas kepada guru akan mempengaruhi kinerjaguru. Gaya kepemimpinan yang efektif serta dapat memotivasi guru akan mampu menjadi dasar dan pondasi untuk meningkatkan kinerjaguru yang akan berdampak pada peningkatan organisasi. Selain itu Obi (2002:13) menyatakan bahwa untuk menjadi kepalasekolah sekaligus pemimpin, kepalasekolah harus memberikan perhatian khusus pada program-program pengembangan guru yang akan berdampak pada meningkatnya kinerjaguru .
hasil supervisi akademik yang dilaksanakan oleh pengawas SMP Dinas Pendidikaan, Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jembrana menyatakan bahwa masih sebagian besar guru-guru SMP di Kabupaten Jembrana melaksanakan pembelajaran tergolong masih konvensional, artinya guru masih mendominir dalam kegiatan belajar mengajar dengan metode ceramahnya, penggunaan media pembelajaran masih jarang, serta belum semua guru mampu merencanakan pembelajaran yang menjadikan siswa belajar aktif, kreatif dan menyenangkan. Rendahnya kinerjaguru merupakan suatu tantangan yang sangat mendasar bagi dunia pendidikan, khususnya di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari hasil tes kompetenasi guru SMP secara nasional menunjukkan bahwa 40% guru-guru memiliki kompetensi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Data ini juga dikemukakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) bahwa 40% jumlah tenaga pendidikan tidak layak mengajar, dan hanya 69% dari 1,8 juta guruSMA sampai sekolah lanjutan tingkat atas di Indonesia yang memenuhi standar kompetensi ( Bali Post,2006). Sementara guru di Bali berada diatas rata-rata nasional, yaitu berada pada angka 48% (Bali Post,2004).
Keberhasilan pendidikan nasional harus memperhatikan komponen pendidikan khususnya sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan keberhasilan sekolah untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Oleh karena guru merupakan ujung tombak yang melakukan proses pembelajaran di sekolah, maka mutu dan jumlah guru perlu ditingkatkan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sekarang dan yang akan datang (Isjoni, 2007: 23).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil dari F hit ung sebesar 207,580 at au p-value < 0,05 dapat disimpulkan bahwa secara bersam a-sama gaya kepemimpinan, kompet ensi pedagogik dan mot ivasi kerja berpengaruh t erhadap kinerja. Dari hasil penelit ian yang t elah dilakukan diperoleh hasil uji bahw a ada pengaruh signifikan ant ara gaya kepeminpinan, kompet ensi pedagogik dan mot ivasi t erhadap kinerjaguru. Hal ini m enunjukkan bahw a dalam melaksanakan t ugasnya gaya kepemimpinan sangat m enunjang kemajuan kinerjaguru.
Selain itu KepalaSekolah harus mempunyai kepribadian dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepalasekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerjaguru selalu terjaga. Kepemimpinan adalah bentuk-bentuk konkret dari jiwa pemimpin (Hikmat, 2011: 249). Salah satu bentuk konkret adalah sifat terampil dan berwibawa, serta cerdas dalam mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan tugas-tugas yang merupakan cita-cita dan tujuan yang ingin diraih oleh pemimpin.
M otivasi merupakan kondisi yang m enggerakan diri pegaw ai yang t erarah unt uk mencapai tujuan organisasi. Pegaw ai akan mampu m encapai kinerja maksimal jika ia memiliki motivasikerja yang t inggi. Kinerja m em punyai hubungan kausal dengan kompet ensi. Kinerja m erupakan ket eram pilan, perilaku, sikap dan t indakan. Kompet ensi menunjukan karakt erist ik penget ahuan, ket eram pilan, perilaku dan pengalaman dalam melakukan pekerjaan (W iraw an, 2009 : 9-10). Penelit ian Kingkin (2011) bahw a guru akan m ampu m encapai kinerja maksimal jika mem iliki kem am puan dalam hal ini kompet ensi profesionalnya. Hasil penelitian Pranaw a (2011) m enem ukan bahw a mot ivasi kerja berpengaruh 21,8 % t erhadap kinerjaguru. Sejalan dengan pendapat Higgins dalam Uhar (2012: 28) m engem ukakan kinerja seseorang berkait an dengan beberapa fakt or yang dapat mempengaruhinya baik bersifat int ernal yang melekat dalam individu itu sendiri m aupun yang bersifat ekst ernal dari lingkungan kerja. Kinerja dan mot ivasi merupakan sesuat u yang t erus m eneru s berint eraksi.
Kinerjaguru dipengaruhi banyak faktor di antaranya kemampuan manajerial kepalasekolah (Pusdiklat Pegawai Depdiknas, 2005: 348). Kepemimpinankepalasekolah akan mewarnai citra sekolah yang dipimpinnya. Kepalasekolah sebagai pemimpin pendidikan harus mampu mempengaruhi dan mengarahkan guru, siswa, mendukung pencapaian visi dan misi yang ditetapkan sekolah, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Tidak jarang guru berusaha menampakkan kinerja terbaiknya pada aspek perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran hanya pada saat dikunjungi. Selanjutnya sebagian guru kembali bekerja seperti sedia kala, terkadang tanpa persiapan yang matang serta tanpa semangat antusiasme yang tinggi.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh kepemimpinankepalasekolah dan insentif terhadap prestasi guru di SMP Negeri 1 Payakumbuh. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan korelasi. Populasinya adalah guru-guru di SMP Negeri 1 Payakumbuh. Pengambilan sampel dilakukan dengan purpose sampling. Data penelitian berupa pengamatan terhadap perilaku kepalasekolah terhadap guru. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat kontribusi antara kepemimpinankepalasekolah dengan kinerjaguru di SMP Negeri 1 Payakumbuh sebesar 8,10% dan adanya kontribusi antara insentif dengan prestasi guru di SMP Negeri 1 Payakumbuh sebesar 7,60%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terlihat pengaruh kepemimpinankepalasekolah dan insentif terhadap prestasi guru di SMP Negeri 1 Payakumbuh. Kata kunci : kepemimpinankepalasekolah, insentif, motivasi.
Keberhasilan pendidikan nasional harus memperhatikan komponen pendidikan khususnya sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan keberhasilan sekolah untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Oleh karena guru merupakan ujung tombak yang melakukan proses pembelajaran di sekolah, maka mutu dan jumlah guru perlu ditingkatkan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sekarang dan yang akan datang (Isjoni, 2007: 23). Kalau ingin menjadikan guru sebagai pekerjaan professional, maka harus mengangkat dan menjaga martabat guru dengan mengeksklusifkan pekerjaan itu. Membuat ketentuan hukum dan rambu kebijakan yang ketat dan tidak membiarkan pekerjaan guru dimasuki oleh siapa saja.
Variabel gaya kepemimpinankepalasekolah Marasah Tsanawiyah Swasta/MTsS yang ada di Kecamatan Tanjungsari adalah Sangat baik yaitu sebesar 88,65% dari seluruh pertanyaan pada variabel tersebut. Indikator dengan nilai persentase tertinggi ada pada item ke-1, yaitu Kepalasekolah selalu memperhatikan pada tugas pokok dan fungsi kerjaguru. Persentase dari indikator ini sebesar 87,83%. Sedangkan persentase terendah terdapat pada item ke-13, yaitu Kepalasekolah. Secara umum Gaya KepemimpinanKepalaSekolah Madrasah Tsanawiyah/MTsS baik yang ada di perkotaan maupun di pedesaan yang ada di Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang, dalam dimensi Gaya Executive dengan indikatornya sebagai berikut: Menunjukan adanya perhatian baik kepada tugas maupun kepada hubungan kerja dalam kelompok. Pimpinan berusaha memotivasi anggota dan menetapkan standar kerja yang tinggi serta mau mengerti perbedaan individu dan menempatkan individu sebagai manusia. Gaya Developer dengan indikator sebagai berikut: Memberikan perhatian yang cukup tinggi terhadap hubungan kerja dalam kelompok dan perhatian minimum terhadap tugas pekerjaan. Pimpinan yang menganut gaya ini sangat memperhatikan pengembangan individu. Kedua dimensi tersebut mendapatkan nilai tertinngi yaitu dengan jumlah 489,2 atau nilai rata-ratanya 81,54%. Sedangkan jumlah nilai terkecil yaitu dalam dimensi Gaya Kepemimpinan Birokrat sebanyak 481 atau
Samsung adalah munculnya pesaing-pesaing baru yang menggerus pangsa pasar yang akhirnya mempengaruhi penjualan smartphone dalam kurun waktu 2012 – 2013. Inovasi Produk dan Strategi Harga merupakan faktor yang dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap keputusan konsumen. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh inovasi produk, strategi harga, terhadap keputusan pembelian Smartphone Samsung. Populasi berjumlah 14604 mahasiswa. Sampel sebanyak 100 mahasiswa. Data dihimpun melalui kuesioner. Data yang sudah terhimpun kemudian dianalisa dengan teknik analisis regresi berganda dan koefisien korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh inovasi produk dan strategi harga secara simultan terhadap keputusan pembelian Smartphone Samsung. Berdasarkan hasil uji parsial bahwa Strategi harga dan inovasi produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Smartphone Samsung. Implikasi, optimalisasi strategi harga (melalui dimensi keterjangkauan harga dan cara pembayaran) dan inovasi produk (terutama dimensi penambahan lini produk baru dan perbaikan produk yang telah ada) dapat meningkatkan keputusan pembelian Smartphone Samsung.