SKEMA PENYUSUNAN PERENCANAAN KEGIATAN SKPD Program 01 - 06 Program 01 - 06 perjanjian pihak ke -3 merupakan kegiatan yang berkelanjutan perjanjian pihak ke -3 merupakan kegi[r]
Jika demokrasi perwakilan ditandai oleh kompetisi politik, kemenangan, dan kekalahan satu pihak, maka demokrasi deliberatif atau demokrasi musyawarah lebihmenonjolkan argumentasi, dialog, saling menghormati, dan berupaya mencapai titik temu dan mufakat. Demokrasi langsung mengandalkan Pemilu, sistem keterwakilan (delegasi wewenang dan kekuasaan), dan elite-elite politik, Demokrasi deliberatif mengutamakan penggunaan tata cara pengambilan keputusan yang menekankan musyawarah dan penggalian masalah melalui dialog dan tukar pengalaman di antara para pihak dan warga negara (stakeholder). Tujuannya untuk mencapai mufakat melalui musyawarah berdasarkan hasil-hasil diskusi dengan mempertimbangkan berbagai kriteria. Keterlibatan warga (citizen engagement) merupakan inti dari demokrasi deliberatif. Demokrasi deliberatif berbeda dengan demokrasi perwakilan, yang menekankan keterwakilan (representation), prosedur pemilihan perwakilan yang ketat, dan mengenal istilah mayoritas dan minoritas. Demokrasi deliberatif mengutamakan kerjasama antar- ide dan antar- pihak, sedangkan kata kunci demokrasi perwakilan adalah kompetisi antar-ide dan antar- kelompok.
MEKANISME PRA MUSRENBANG TAHUN 2017 Sidang Pleno Sidang Kelompok off line Format Kegiatan Prioritas Hasil Telaahan Sementara Bidang bappeda Provinsi sudah diinputkan di RKPDJabar[r]
Pelaksanaan UAMBN Tahun Pelajaran 2013 MTs NU Sitail Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal menggunakan dana bantuan yang bersumber dari DIPA Kanwil Kementrian Agama Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2013. Dana Bantuan tersebut disalurkan melalui Seksi Mapenda Kankemenag Kabupaten Tegal dan diterima langsung oleh madrasah melalui rekening madrasah.
Akuntabilitas selain dipandang dari segi kinerja yang dihasilkan oleh instansi pemerintah, tetapi juga apakah pengalokasian dan pemanfaatan anggaran tepat sasaran, dilakukan secara transparan dan hasil kinerjanya dapat dipertanggungjwabkan sesuai dengan jumlah anggaran yang tersedia. Untuk itu, pelaksanaan berbagai macam kegiatan guna menunjang tugas pokok Peradilan pada Pengadilan Agama Mimika bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yakni :
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaanmusrenbang di Pemerintaha Kabupaten Boyolali secara normatif dapat dikatakan sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam UU No 25 Tahun 2004 dan Peraturan Daerah No 03 Tahun 2012 Tentang Perencanaan Pembangunan Partisipatif Daerah di Kabupaten Boyolali. Hanya rembug anggaran karena rendahnya sosialisasi kepada masyarakat sehingga hanya masyarakat tertentu yang dapat mengetahui informasi dan mengusulkan program dan ketika mekanisme musrenbangkab selesai maka langkah penyusunan APBD selanjutnya lebih mendominasi masalah politik.
Silahkan pilih “Tolak” jika usulan kegiatan tersebut dianggap tidak layak atau tidak perlu untuk diteruskan ke SKPD tujuan. Dengan memilih “Tolak” maka usulan warga hasil Rembuk RW tesebut tidak akan diteruskan ke tahapan musrenbang selanjutnya, dan menjadi bank data usulan yang ditolak pada tahun ini.
Pembangunan partisipatif mulai berlaku semenjak di gulirkannya kebijakan otonomi daerah, pembangunan partisipatif memberikan kesempatan lebih kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam melakukan pembangunan, tujuannya adalah agar pembangunan yang dilakukan langsung memenuhi kebutuhan dari masyarakat. Proses partisipatif dimulai dengan diadakannya sebuah rapat antara masyarakat dengan pemerintah yang disebut dengan Musyawarah Perencanaan Pembangunan atau disingkat dengan Musrenbang, hasil dari Musrenbang inilah yang kemudian dijadikan panduan dalam menyusun progam pembangunan, selain proses perencanaan, masyarakat juga dilibatkan dalam proses pelaksanaan sampai dengan pengevaluasian hasil pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana implementasi hasilMusrenbang, mengetahui dan menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi implementasi hasilMusrenbang. Penelitian ini dilakukan di Kota Pekanbaru dengan waktu penelitian selama satu tahun, key informan dalam penelitian adalah Kepala Bagian Keuangan Bappeda Kota Pekanbaru, Penanggung Jawab Kegiatan MusrenbangTahun 2015, Bagian Keuangan BPKAD Kota Pekanbaru, Bagian Musrenbang tingkat Kecamatan.Analisa data kulitatif dilakukan dengan cara triangulasi sumber data dengan tahapan reduksi data, penyajian data, penarikan data dan verifikasi. Dari hasil penelitian ini ingin mengetahui dan menganalisis implementasi hasilMusrenbang dan menemukan serta menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi implementasi hasilMusrenbang. Hasil penelitian menemukan bahwa pelaksanaanhasilMusrenbang dimulai dengan beberapa tahapan, yaitu dilakukan ditingkat kelurahan yang hasilnya kemudian dibawa untuk dirapatkan pada Musrenbang tingkat Kecamatan, hasil rapat ditingkat kelurahan disesuaikan dengan rencana kegiatan yang sudah menjadi rencana kerja SKPD Kecamatan dan disesuaikan dengan anggaran, hasilMusrenbang Kecamatan kemudian diteruskan pada Musrenbang tingka Kota. Hasilmusrenbang tingkat Kota inilah yang kemudian menjadi Rencana Kerja Pemerintah Daerah. HasilMusrenbangTahun 2015, terdapat 1273 program pembangunan yang diusulkan oleh 12 Kecamatan di Kota Pekanbaru, namun banyak dari usulan tersebut yang tidak dapat dilaksanakan, hal ini dikarenakan pemerintah mendahulukan program prioritas sesuai dengan dokumen RKPD serta program pembangunan nasional.Faktor – faktor yang mempengaruhi Implementasi HasilMusrenbang adalah kurangnya komitmen dari pemerintah daerah dalam melaksanakan keputusan Musrenbang dan masalah pendanaan atau anggaran yang tedapat dalam APBD.
Berdasarkan Peraturan Presiden No 4 Tahun 2015 tentang Perubahan keempat Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor : 06/Pj.PBJ/426.201/II/2017 tanggal 27 Pebruari 2017, berikut ditetapkan bahwa :
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa proses musyawarah perencanan pembangunan (Musrenbang) di Kota Payakumbuh secara mekanisme belum sempurna, ini terlihat dari beberapa proses yang tidak dilaksanakan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan usulan masyarakat dari tidak tertampung dalam APBD Kota Payakumbuh, diantaranya: keikutsertaan masyarakat terbatas hanya pada proses perencanaan pembangunan saja yaitu Musrenbang kelurahan, kecamatan dan kota, sedangkan dalam proses penganggaran daerah masyarakat tidak diikut sertakan. Kemudian kemampuan sumber daya manusia pemerintah baik ditingkat kelurahan, kecamatan maupun Bappeda sangat lemah dalam memfasilitasi dan menganalisis usulan yang disampaikan oleh masyarakat. (3) Keberhasilan suatu usulan program/ kegiatan tertampung dalam APBD ditentukan oleh aktor-aktor yang memperjuangkan usulan-usulan tersebut, seperti anggota DPRD dan stakeholder. (4) Kemampuan keuangan daerah dalam mengakomodir usulan-usulan tersebut sangat terbatas. (5) Komitmen dari berbagai pihak untuk melaksanakan kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat dalam proses perencanaan dan penganggaran daerah.
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENYULUHAN NAPZA DAN HIV AIDS UTK SISWA setingkat SMA Latar Belakang Latar belakang kegiatan adalah : Usulan Musrenbang dan musrena tahun 2014 Semaki[r]
1. Seluruh dasar hukum dan pedoman pelaksanaanMusrenbang, mulai dari Rembuk RW, Musrenbang Kelurahan, Musrenbang Kecamatan, Musrenbang Kota/Kabupaten dan Musrenbang Provinsi, selanjutnya dapat dipelajari dan diunduh pada Sistem Informasi e-Musrenbang Provinsi DKI Jakarta;
Musrenbang Provinsi DKI Jakarta merupakan wadah dalam penyusunan RKPD yang disusun melalui perumusan, penajaman, penyelarasan, dan klarifikasi usulan hasil Rembuk RW yang disesuaikan dengan program percepatan pencapaian Visi Misi Gubernur 2013 – 2017, sebagai bahan penyempurnaan kebijakan dalam dokumen Rancangan RKPD Tahun 2018. Seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) perencanaan pembangunan Provinsi DKI Jakarta dapat berperan serta aktif di dalam proses Musrenbang Provinsi DKI Jakarta tersebut.
Musrenbang adalah forum antarpelaku dalam rangka menyusun rencana pembangunan Nasional dan rencana pembangunan Daerah. Rembuk Rukun Warga (RW) merupakan bagian dari proses Musrenbang di Provinsi DKI Jakarta untuk mengidentifikasi masalah, kebutuhan dan menentukan kegiatan untuk menyelesaikan masalah berdasarkan urutan prioritas yang disepakati bersama di lingkungan RW. Hasil Rembuk RW menjadi salah satu bahan perumusan Pra Rancangan Awal RKPD Kelurahan dan Pra Rancangan Awal RKPD Kecamatan.
137 LAMPIRAN DOKUMENTASI Kegitan Musrenbang Desa Negeri Bayu Muslimin Tahun 2017... 139 Penyampaian Usulan Perencanaan Pembangunan Desa Musrenbangdes.[r]
Melanjutkan dari tahun sebelumnya, pendekatan penyusunan RKP 2018 menitikberatkan pada perkuatan pelaksanaan kebijakan Money Follow Program dengan pendekatan Tematik, Holistik, Integratif, dan Spasial, dengan memperhatikan pada: pertama, perkuatan perencanaan dan penganggaran. Hal ini dilakukan terutama dengan menajamkan Prioritas Nasional dan Program Prioritas pada tahun 2018, serta memperkuat koordinasi antara Kementerian/Lembaga dan Pusat- Daerah. Kedua, pengendalian perencanaan, yang dilakukan dengan menyusun proyek prioritas pembangunan hingga “satuan 3” untuk memastikan perencanaan dijalankan dengan baik. Ketiga, perkuatan perencanaan berbasis kewilayahan yang dilakukan dengan penyusunan proyek prioritas hingga detail rencana lokasi pembangunan. Keempat, perkuatan integrasi sumber pendanaan, baik yang bersumber dari Swasta, BUMN, Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), BelanjaK/L dan Pemerintah Daerah maupun Dana Alokasi Khusus (DAK).
Dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan teori yang berjudul The DeLone and McLean Model of Information System Success A Ten Your Update dalam Journal of Manajement Information System/ Spring (2003:15), terdapat 6 indikator yang digunakan untuk mengukur penerapan sistem informasi manajement. Dalam penelitian ini skala yang digunakan dalam kuesioner adalah skala Likert. Pilihan jawaban yang disediakan dalam kuesioner tersebut terdiri dari 4 item, yaitu Sangat Setuju/bernilai 4, Setuju/bernilai 3, Tidak Setuju/ bernilai 2, dan Sangat Tidak Setuju/ bernilai 1. Dalam hal ini semakin tinggi nilai yang diperoleh dalam kuesioner tersebut, maka semakin baik pula penerapan e- musrenbang di Kota Serang. Untuk lebih memperjelas jawaban responden atas kuesioner, berikut ini akan digambarkan dalam bentuk diagram yang disertai pemaparan serta kesimpulan hasil jawaban dari pernyataan- pernyataan yang diajukan melalui kuesioner berdasarkan indikator dalam teori tersebut. Adapun pemaparan jawaban atas kuesioner tersebut adalah sebagai berikut:
c. Percepatan penurunan angka kemiskinan menjadi 11,30 - 10,83% pada Tahun2017 melalui strategi : (i) pengurangan beban pengeluaran masyarakat miskin; (ii) peningkatan pendapatan masyarakat; (iii) pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil. Selain itu dibangun sinergitas program dan pendanaan dalam rangka penanggulangan kemiskinan melalui : pola sharing program dan pendanaan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan kabupaten/kota (akses pendidikan, kesehatan dan infrastruktur) dan pengembangan kegiatan-kegiatan tematik (TMMD Tematik, Kuliah Kerja Nyata Tematik/kerjasama dengan Perguruan Tinggi serta CSR Tematik) dengan fokus prioritas lokasi pada daerah yang tingkat kemiskinannnya tinggi.
tertulis dari walikota sehingga kurang ada informasi yang dapat memberikan pen- jelasan dan pemahaman secara kompre- hensif serta kurang konstruktif untuk memotivasi masyarakat atau para pemangku kepen tingan sebagai peserta kegiatan Mus- ren bang. Kelima, peran stakeholders dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam proses pelaksanaanMusrenbang, banyak yang ikut hadir ketika kegiatan serimonial dalam pembukaan kegiatan, tetapi masih ada yang tidak mengikuti Musrenbang sampai akhir kegiatan. Terdapat juga OPD yang kurang aktif beraspirasi untuk mem berikan informasi, penjelasan, dan arahan (masukan) ketika pembahasan di kelompok bidang pembangunan. Keenam, format dan bahan materi program bahasan Musrenbang baru diberikan kepada peserta ketika kegiatan berlangsung. Mendadaknya pembagian kelompok bidang pembangunan mengakibatkan kebingungan peserta Mus- ren bang dalam memahami format peng- isiannya prioritas usulan program pem- bangunan. Terkecuali Musrenbang di Desa Balokang Kecamatan Banjar sudah diten- tukan sejak awal ketika Musrenbang dusun untuk para anggota kelompok pembahasan bidang pembangunan.