Dalam kegiatan di pasarmodal, prinsip yang terpenting adalah prinsip keterbukaan informasi atau disebut disclosure principle, ialah ”seluruh informasi mengenai keadaan usahanya yang meliputi aspek keuangan, hukum, manajemen, dan harta kekayaan perusahaan kepada masyarakat”.5 Mengingat hampir seluruh investasi menyangkut resiko, maka selalu terdapat kemungkinan investor mengalami kerugian. Dalam hal ini, kepercayaan merupakan hal utama dalam pelaksanaan pasarmodal, yakni ”kepercayaan masyarakat pada nilai saham, benarnya laporan perusahaan, prospek keuntungan di masa mendatang,kebijaksanaan pemerintah yang mendukung pasarmodal, sampai kepada proses jaminan bahwa hukum akan dipatuhi para pihak”.6 Dari sini dapat diketahui bahwa maraknya beberapa kasus di Indonesia yang muncul ke permukaan dikarenakan adanya pelanggaran terhadap Undang-undang No. 8 Tahun 1995 Tentang PasarModal, yang salah satunya adalah mengenai insider trading. Insider trading adalah istilah yang dipinjam dari praktek perdagangan saham yang tidak fair di Amerika yang dihubungkan dengan penggunaan informasi-informasi yang confidential oleh pejabat perusahaan yang karena hal-hal tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat investor, perusahaan itu sendiri, calon pemegang saham dalam menentukan menjual ataupun membeli suatu saham perusahaan. Oleh karena itu, maka penting penerapan prinsip dari disclosure principle benar-benar diterapkan dalam kegiatan pasarmodal. Jabatannya dapat menarik keuntungan, sebab informasi tersebut tidak diberikan kepada masyarakat luas.
Rahasia berharga (informasi) ini dapat berupa apapun, antara lain seperti yang dicantumkan dalam Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-86/PM/1996, Informasi atau Fakta Material yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga Efek atau keputusan investasi pemodal, antara lain hal-hal sebagai berikut: a. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau pembentukan usaha patungan; b. Pemecahan saham atau pembagian dividen saham; c. Pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya; d. Perolehan atau kehilangan kontrak penting; e. Produk atau penemuan baru yang berarti; f. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen; g. Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran Efek yang bersifat utang; h. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material jumlahnya; i. Pembelian, atau kerugian penjualan aktiva yang material; j. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting; k. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau direktur dan komisaris perusahaan; l. Pengajuan tawaran untuk pembelian Efek perusahaan lain; m. Penggantian Akuntan yang mengaudit perusahaan; n. Penggantian Wali Amanat; o. Perubahan tahun fiscal perusahaan.
Selanjutnya penerapan prinsip syariah pada sektor di luar industri perbankan, juga telah dijalankan pada industri asuransi (takaful) dan industri PasarModal (PasarModal Syariah). Pada industri PasarModal, prinsip syariah telah diterapkan pada instrumen obligasi, saham dan fund (Reksa Dana). Adapun negara yang pertama kali mengintrodusir untuk mengimplementasikan prinsip syariah di sektor pasarmodal adalah “Jordan dan Pakistan”, dan kedua negara tersebut juga telah menyusun dasar hukum penerbitan obligasi syariah. Selanjutnya pada tahun 1978, pemerintah Jordan melalui Law Nomor 13 tahun 1978 telah mengijinkan Jordan Islamic Bank untuk menerbitkan Muqaradah Bond. Ijin penerbitan Muqaradah Bond ini kemudian ditindaklanjuti dengan penerbitan Muqaradah Bond Act pada tahun 1981. Sementara pemerintah Pakistan, baru pada tahun 1980 menerbitkan the Madarabas Company dan Madarabas Ordinance.
Pelaku kejahatan pun telah berkembang namun tidak meninggalkan kebiasan lama. Kalau zaman dahulu pelakunya adalah orang – orang yang merupakan golongan individu atau masyarakat yang di dasarkan hampir rata – rata karena dorongan motif ekonomi ingin mencari kekayaan, desakan kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya. Namun dalam kejahatan kera putih, pelakunya merupakan orang – orang yang berkera putih dalam arti mempunyai jabatan, kedudukan yang berkelas. Merekalah yang mempunyai kesempatan untuk melakukan kejahatan seperti korupsi, memalsukan suatu dokumen, memanipulasi suara dalam pemilu, mencuri uang dengan memanfaatkan jaringan internet, atm, kartu kredit, dan lain sebagainya. Salah satu yang menjadi pemicu adanya suatu kejahatan yaitu Ada persoalan budaya hukum yang perlu diperhatikan. Seperti birokrasi hukum dan perilaku masyarakat yang kurang kondusif. 29
Fuad Rahmany mengemukakan bahwa Undang Undang PasarModal perlu direvisi, karena selama ini Bapepam selalu menemui hambatan dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga, penyelidikan yang dilakukannya tidak seluruhnya tuntas. Ada keterbatasan hukum, sehingga manipulasinya sulit untuk diusut. Dengan adanya revisi Undang Undang PasarModal tersebut, Bapepam akan lebih mudah mengusut kasus, seperi insider trading. Selain itu dengan revisi Undang Undang PasarModal, Bapepam akan dapat mengikuti MoU dengan asosiasi regulator pasarmodal sedunia (International of Security Organization/IOSO). Di mana penyelidikan yang harus membuat pihaknya bertukar data dengan pihak negara lain akan menjadi lebih mudah."Kita pernah ke Hong Kong, tapi penyelidikannya buntu karena data di sana tidak bisa diberikan karena belum ikut MoU, Bapepam tidak memiliki hak untuk melihat rekening dari entitas yang dicurigai melakukan pelanggaran. Bapepam tidak punya hak untuk membuka account. Dengan revisi Undang Undang PasarModal akan mempermudah Bapepam dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan penyelidikan”. 9
utang atau sukuk baik di daam mau"un di uar "engadian% aam ha ini ai Amanat diberi kuasa berdasarkan ndang-ndang ini untuk me$akii "emegang e#ek bersi#at utang atau sukukdaam meakukan tindakan hukum yang berkaitan dengan ke"entingan "emegang e#ek bersi#at utang atau sukuk tersebut) termasuk meakukan "enuntutan hak-hak "emegang e#ek bersi#at utang atau sukuk baik di daam mau"un di uar "engadian tan"a memerukan surat kuasa khusus dari "emegang e#ek bersi#at utang atau sukuk dimaksud%
Kebijakan untuk melakukan reorientasi atau reevaluasi terhadap UUPM yang berlaku saat ini, seharusnya juga diarahkan kepada ketentuan pidananya dan korporasi sebagai subjek hukum pidana dalam upaya guna perbaikan untuk UUPM yang akan datang. Saat ini pihak DPR-RI dan Pemerintah tengah mengkaji perubahan dimaksud, akan tetapi apabila memperhatikan “MATRIK PERSANDINGAN RANCANGAN PERUBAHAN UUPM USULAN BADAN LEGISLASI DPR & PEMERINTAH” (untuk selanjutnya penulis sebut saja dengan “Matrik”), maka apa yang telah kemukakan di atas, tidaklah termasuk yang harus untuk ditinjau kembali. Barangkali hal itu dianggap masih tetap relevan.
Persoalan terjadinya kejahatan dan pelanggaran di pasarmodal diasumsikan berdasarkan beberapa alasan, antara lain: kesalahan pelaku, kelemahan aparat yang mencakup integritas dan profesionalisme, serta kelemahan peraturan. Bapepam berkewajiban untuk selalu melakukan penelaahan hukum yang menyangkut perlindungan dan penegakan hukum yang semakin penting. Dikatakan penting karena, lembaga pasarmodal merupakan lembaga kepercayaan, yaitu sebagai lembaga perantara (intermediary) yang menghubungkan kepentingan pemakai dana dan para pemilik dana. Dengan demikian perangkat perundang- undangan yang mengatur mengenai pasarmodal diharapkan dapat memberi kontribusi positif bagi penegakan hukum di dalam memberi jaminan dan kepastian hukum kepada pelaku pasarmodal.
Undang-undang No. 8 Tahun 1995 yang diundangkan pada tanggal 10 Nopember 1995 dengan Lembaran Negara Tahun 1995 No. 64, dan mulai berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 1996, didasarkan atas suatu pertimbangan, antara lain: bahwa PasarModal mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan nasional sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat, di samping itu agar PasarModal dapat berkembang dibutuhkan adanya landasan hukum yang kukuh untuk lebih menjamin kepastian hukum pihak-pihak yang melakukan kegiatan di PasarModal serta melindungi kepentingan masyarakat pemodal dari praktik yang merugikan. Legal spirit yang tercermin dalam konsideran tersebut menunjukkan, bahwa dalam rangka untuk mencapai tujuan pembangunan nasional sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Pembukaan UDD 1945, maka pembangunan di bidang hukum perlu ditingkatkan sebagai upaya untuk melindungi berbagai kepentingan dari praktik curang yang dilakukan oleh mereka yang ingin mendapatkan keuntungan dengan mengorbankan kepentingan pihak lain.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa suatu perbuatan dapat dikategorikan sebagai insider trading jika telah memenuhi persyaratan: adanya inside information, informasi tersebut belum terbuka untuk umum, adanya transaksi perdagangan yang dimotivasi oleh informasi tersebut, dan adanya motivasi untuk memperoleh keuntungan yang tidak layak sebagai hasil dari transaksi perdagangan tersebut. UU PasarModal mempunyai kelemahan dalam penegakan hukum terhadap pelanggaran dalam bidang pasarmodal yang disebabkan oleh perbedaan sistem hukum Anglo-Saxon yang dianut oleh UU PasarModal. Kesulitan UU PasarModal dalam menjangkau pelaku insider trading yang termasuk dalam konsep misappropriation theory, oleh karena UU PasarModal masih menganut konsep fiduciary duty. Selain itu, tidak ada kemauan yang kuat dari Bapepam untuk menjerakan pelaku insider trading dengan upaya menjatuhkan hukuman secara kumulatif seperti yang telah diatur dalam UU PasarModal sendiri. Kasus-kasus insider trading yang terjadi di PasarModal Indonesia tidak pernah diselesaikan melalui pengadilan, melainkan hanya diselesaikan secara administratif di lingkungan Badan Pengawas PasarModal sendiri.
2. PERLINDUNGAN TERHADAP PEMEGANG SAHAM MINORITAS Perlindungan terhadap pemegang saham minoritas merupakan titik krusial dalam hubungannya dengan pasarmodal. Dalam hal ini kepentingan mereka mendapat posisi yang lebih tinggi dengan menyamakannya dengan kepentingan publik. Karena menurut praktek dipasar modal sekarang, pemegang saham publik umumnya merupakan pemegang saham minoritas, sedangkan saham pendiri atau pemilik merupakan saham mayoritas. Disamping itu, pemegang saham minoritas mendapat pengukuhan yang lebih berkonotasi bisnis sebagai “ investor “, maka dikenal istilah “ investor publik “. Dalam konteks ini, merupakan kewajiban bagi para perumus hukum untuk mengejawantahkan kembali prinsip fellow entrepreneur antara pemegang saham mayoritas dengan invetor publik, sehingga investor publik akan akan diberlakukan sebagai sejawat dalam usaha oleh pemegang saham mayoritas, bukan semata- mata investor.
Bagi investor yang ingin membeli saham di pasar perdana haruslah menggunakan pertimbangan-pertimbangan yang bersumber dari kondisi perusahaan yang mengeluarkan efek tersebut melalui prospektus yang memberikan informasi dari catatan keuangan historis sampai proyeksi laba dan dividen yang akan dibayarkan untuk tahun berjalan. Umumnya dilihat apakah proyeksi pertumbuhan perusahaan tersebut melampaui rata-rata pertumbuhan industri sejenis. Di samping itu, bonafiditas lembaga dan profesi yang menunjang penerbitan efek juga diperhatikan seperti penjamin emisi (underwriter), wali amanat, agen penjual, penanggung (guarantor), akuntan publik, perusahaan penilai (appraisal), konsultan hukum, dan notaris. Bagi para investor muslim, tentu lebih didorong untuk memilih emiten yang telah terdaftar dalam listing JII sebagai instrumen keuangan syariah
Dalam era globalisasi, setiap negara harus tunduk pada peraturan ekonomi regional dan organisasi ekonomi dunia serta tidak bebas lagi atau terlarang menentukan aturan main yang bertentangan atau yang tidak sesuai dengan aturan internasioanl yang telah disepakati. Misalnya, dengan WTO, suatu negara terikat oleh hukum internasional dan tidak mungkin lagi membuat perundangan sendiri yang bertentangan dengan hukum internasional walaupun untuk tujuan yang baik, yaitu mengatur kepentingan negara sendiri oleh karena hal tersebut merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional yang akan menghapai hukuman internasional yang serius. Alasan seperti inilah yang mendorong setiap negara akan berusaha melakukan efisiensi atau menghilangkan ekonomi biaya tinggi agar dapat bersaing ataupun melakukan merger, konsolidasi, akuisisi, aliansi, dan kerajsama bilateral antarperusahaan dalam bentuk apa pun agar dapat menang dalam persaingan. Salah satu cara untuk menekan biaya tinggi adalah menggiring perusahaan swasta masuk ke pasarmodal agar struktur modal perusahaan menjadi lebih baik, lebih efisien, dan lebih terkendali oleh masyrakat, serta privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menghapuskan beban berat yang ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), karena kebanyakan BUMN menderita kerugian yang disebabkan oleh salah urus. Pada hakikatnya, yang dimaksud dengan struktur permodalan adalah pencerminan dari perimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri dari suatu perusahaan.
2. PERLINDUNGAN TERHADAP PEMEGANG SAHAM MINORITAS Perlindungan terhadap pemegang saham minoritas merupakan titik krusial dalam hubungannya dengan pasarmodal. Dalam hal ini kepentingan mereka mendapat posisi yang lebih tinggi dengan menyamakannya dengan kepentingan publik. Karena menurut praktek dipasar modal sekarang, pemegang saham publik umumnya merupakan pemegang saham minoritas, sedangkan saham pendiri atau pemilik merupakan saham mayoritas. Disamping itu, pemegang saham minoritas mendapat pengukuhan yang lebih berkonotasi bisnis sebagai “ investor “, maka dikenal istilah “ investor publik “. Dalam konteks ini, merupakan kewajiban bagi para perumus hukum untuk mengejawantahkan kembali prinsip fellow entrepreneur antara pemegang saham mayoritas dengan invetor publik, sehingga investor publik akan akan diberlakukan sebagai sejawat dalam usaha oleh pemegang saham mayoritas, bukan semata- mata investor.
c. Harga efek dipasar modal sangat sensitive terhadap suatu peristiwa dan informasi yang berkaitan, baik secara langsung atau tidak dengan efek tersebut. Informasi merupakan pedoman pokok para pemodal untuk mengambil keputusan terhadap suatu efek. Jika informasi tersebut tidak dilindungi oleh hukum sebagai informasi yang benar, maka bagaimana kegiatan perdagangan pasarmodal bisa berjalan. Informasi yang merupakan rumor yang dihembuskan oleh pihak tertentu dapat menimbulkan dampak pada pasar, akibatnya harga efek bisa naik atau turun. Begitu informasi mendapatkan konfirmasi bahwa informasi itu benar, maka gejolak pasar akan terhenti, pasar berjalan normal kembali. Namun, pada saat fluktuasi terjadi pihak yang menghembuskan informasi (penipu) menangguk keuntungan. Bagi investor yang tidak berhati-hati menganalisis informasi maka akan terjebak oleh harga semua yang berujung pada kerugian.
Dalam kegiatan di pasarmodal, prinsip yang terpenting adalah prinsip keterbukaan informasi atau disebut disclosure principle, ialah ”seluruh informasi mengenai keadaan usahanya yang meliputi aspek keuangan, hukum, manajemen, dan harta kekayaan perusahaan kepada masyarakat”.5 Mengingat hampir seluruh investasi menyangkut resiko, maka selalu terdapat kemungkinan investor mengalami kerugian. Dalam hal ini, kepercayaan merupakan hal utama dalam pelaksanaan pasarmodal, yakni ”kepercayaan masyarakat pada nilai saham, benarnya laporan perusahaan, prospek keuntungan di masa mendatang,kebijaksanaan pemerintah yang mendukung pasarmodal, sampai kepada proses jaminan bahwa hukum akan dipatuhi para pihak”.6 Dari sini dapat diketahui bahwa maraknya beberapa kasus di Indonesia yang muncul ke permukaan dikarenakan adanya pelanggaran terhadap Undang-undang No. 8 Tahun 1995 Tentang PasarModal, yang salah satunya adalah mengenai insider trading.
(2) Menyebarkan informasi yang menyesatkan atau tidak lengkap (misinformation). Misalnya, suatu pihak menyebarkan rumor bahwa emiten B tidak termasuk perusahaan yang akan dilikuidasi oleh pemerintah, padahal emiten B termasuk yang diambil alih oleh pemerintah. Harga efek di pasarmodal sangat sensitif terhadap suatu peristiwa dan informasi yang berkaitan, baik secara langsung maupun tidak dengan efek tersebut. Informasi merupakan pedoman pokok para pemodal untuk mengambil keputusan terhadap suatu efek. Jika informasi tersebut tidak dilindungi oleh hukum sebagai informasi yang benar, bagaimana kegiatan perdaganyan pasarmodal bisa berjalan? Informasi yang dihembuskan oleh pihak tertentu dapat menimbulkan dampak pada pasar, akibatnya harga efek bisa naik atau turun. Begitu telah ada konfirmasi bahwa informasi itu benar, maka gejolak pasar akan berhenti dan berjalan normal kembali.
Berdasar pasal 104 UU No.8 Tahun 1995 tentang PasarModal disebutkan bahwa setiap pihak yang melanggar ketentuan pasal 90, dimana dalam hal ini PT Synergy Asset Management telah melanggar pasal tersebut mengenai penipuan yang dilakukannya maka dapat diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp.15.000.000.000, 00 (lima belas miliar rupiah). Pada kasus PT Synergy Asset Management, Bapepam LK hanya menjatuhkan hukuman dalam bentuk pencabutan izin usaha saja, menurut kami Bapepam LK masih bisa menjatuhkan hukuman denda dan kurungan sebagaimana tertera pada pasal 104 UUPM agar dapat menimbulkan efek jera yang lebih kuat bagi pelaku dan menjadi contoh bagi pelaku usaha yang serupa agar tidak
Pengembangan pasarmodal Indonesia secara umum mengikuti perkembangan di dunia internasional dan kebutuhan. Untuk pengembangan pasarmodal Indonesia perlu dibangun kerjasama antara otoritas pasarmodal dan bursa pasarmodal Indonesia dengan otoritas pasarmodal dan bursa dari Negara-negara maju. Bagi otoritas pasarmodal, kerjasama internasional sangat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan system pasarmodal yang wajar, tertib, dan teratur. Sehingga otoritas pasarmodal dapat terus mengembangkan kemampuannya untuk menciptaan sistem pasarmodal yang wajar, tertib, dan teratur, serta melindungi investor. Dengan adanya kerjasama internasional ini akan menghasilkan suatu pertukaran pengalaman dan pengetahuan mengenai bentuk-bentuk kejahatan di bidang pasarmodal yang melibatkan teknologi informasi, system pengaturan, dan pembuatan peraturan perundang-undangan untuk mengakomodasikan perkembangan dunia usaha dan kepentingan pemegang saham dan masyarakat.
Dalam sistem hukum Indonesia terdapat lima alat pembuktian yang dianggap sah, yaitu surat-surat, kesaksian, persangkaan, pengakuan dan sumpah. Jika ditelaah, alat bukti yang dimaksud dalam pasal tersebut maka insider trading tidak dapat dibuktikan karena bukti transaksi yang dilakukan di bursa merupakan hasil elektronik yaitu berupa print out dan bukan termasuk kategori surat sebagaimana disebutkan dalam undang-undang. Namun pembuktian praktek Insider trading masih dapat dilakukan dengan investigasi para pihak yang dideteksi telah melakukan praktek tersebut dan juga dari pemeriksaan dokumen-dokumen tertulis, termasuk di dalamnya lembaran transaksi elektronik.