Pendekatanopen-endedmemberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk menggunakan berbagai kompetensi yang dimilikinya dalam memecahkan masalah. Yuniawati (Alhadad, 2010: 6) mengemukakan bahwa “pendekatanopen- endedmerupakan salah satu pendekatan yang dapat membantu siswa melakukan problem solving secara kreatif dan menghargai keragaman berpikir yang mungkin timbul selama proses problem solving ”. Pendekatan ini juga memungkinkan siswa untuk menggunakan semua aspek kecerdasan termasuk mengekspresikan gagasan yang dimilikinya. Dengan demikian kemampuan berkomunikasi matematissiswa memiliki banyak peluang untuk berkembang.
Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMP Oleh Sarah Fauzia Sebuah skripsi yang diajukan u[r]
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN LOGIS MATEMATIS SERTA SELF-ESTEEM SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED Oleh TUTI HERNAWATI S.Pd UNSIL, 1996 Se[r]
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu tujuan Undang-Undang di atas adalah menciptakan siswa yang mandiri, kreatif dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka diperlukan suatu pembelajaran yang menumbuhkan proses berpikir anak yang kreatif, logis, dan self-esteem yang tinggi. Menurut Sumarmo (2007) “ pendidikan matematika pada hakikatnya memiliki dua arah pengembangan yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa akan datang” . Kebutuhan masa kini, pembelajaran matematika mengarah kepada pemahaman matematika dan ilmu pengetahuan lainnya. Kebutuhan di masa yang akan datang mempunyai arti lebih luas yaitu memberikan kemampuan nalar yang logis, sistematis, kritis dan cermat serta berpikir obyektif dan terbuka yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari serta menghadapi masa depan yang selalu berubah. Dengan demikian pembelajaran matematika hendaknya mengembangkan proses dan keterampilan berpikirsiswa.
Usep Kosasih, 2012 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Matematis Siswa Smp Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Universitas Pendidikan Indonesia | repo[r]
Rosita, N.T. (2013). Pembelajaran Matematika dengan PendekatanOpen-Ended Dalam MeningkatkanKemampuanBerpikirKreatifMatematisSiswa (Studi Kuasi-Eksperimen Pada Salah Satu SMP Negeri Di Kabupaten Bandung) . Sigma didaktika, VOL I NO II. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
58 Sarah Fauzia, 2016 PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indon[r]
269 Lampiran 6.3 Tuti Hernawati, 2014 Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan logis matematis serta self-esteem siswa SMP melalui pembelajaran dengan pendekatan open-ended Univ[r]
Pembelajaran dengan pendekatanopen-ended biasanya dimulai dengan memberikan problem terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran harus membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan banyak cara dan mungkin juga banyak jawaban (yang benar) sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang menurut Shimada (1997) dalam pembelajaran matematika, rangkaian dari pengetahuan, ketrampilan, konsep, prinsip atau aturan diberikan kepada siswa biasanya melalui langkahmi langkah. Tentu saja rangkaian ini diajarkan tidak sebagai hal yang saling terpisah atau saling lepas namun harus disadari sebagai rangkaian terintegrasi sengan kemampuan dan sikap daro seorang siswa, sehingga di dalam pikirannya akan terjadi pengorganisasian intelektual yang optimal.
1. Pendekatanopen-ended dengan setting kooperatif dapat meningkatkankemampuanberpikirkreatifmatematissiswa, sehingga guru bisa menjadikan pendekatan ini sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkankemampuanberpikirkreatifmatematissiswa
orisinil (originality). Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa kemampuanberpikirkreatifmatematissiswa dalam menyelesaikan soal open-ended pada aspek berpikir lancar (fluency) termasuk dalam kategori tinggi dengan rata-rata skor 2,65 atau 66,18%, siswa dapat menuliskan lebih dari satu jawaban akhir yakni menuliskan lebih dari satu ukuran panjang, lebar, dan tinggi balok dengan benar meskipun masih terdapat kesalahan dalam menggambarkan balok sesuai dengan ukuran yang telah dituliskan. Kemampuanberpikirkreatifmatematis dalam menyelesaikan soal open-ended pada aspek berpikir luwes (flexibility) termasuk dalam kategori rendah dengan rata-rata skor 1,59 atau 39,71% siswa belum mampu menghasilkan jawaban akhir yang bervariasi dalam menyelesaikan soal open-ended. Serta kemampuanberpikirkreatifmatematissiswa dalam menyelesaikan soal open-ended pada aspek berpikir orisinil (originality) termasuk dalam kategori sangat rendah dengan rata-rata skor 0,82 atau 20,59%, siswa belum mampu memberikan jawaban akhir lain atau jawaban akhir baru dalam menyelesaikan soal open- ended. Berdasarkan data di atas, kemampuanberpikirkreatifmatematissiswa pada aspek berpikir orisinil (originality) merupakan kemampuanberpikirkreatif dengan rata-rata skor terendah yang artinya kemampuanberpikirkreatifmatematissiswa pada aspek berpikir orisinil (originality) lebih rendah dibandingkan pada aspek berpikir lancar (fluency) dan luwes (flexibility). Aspek berpikir orisinil (originality) siswa rendah karena dalam proses pembelajaran tidak terbiasa dengan soal-soal terbuka, sehingga berpikir orisinil ini jarang ditemui oleh siswa.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil wawancara bersama guru mata pelajaran matematika Hj. Sri Mulyani, S.Pd mengatakan bahwa masalah kreativitas siswa yang rendah dalam proses menyelesaikan soal matematika, keadaan dimana siswa diberikan kesempatan untuk menggunakan cara yang berbeda oleh guru, namun siswa tetap menggunakan cara yang diberikan oleh guru ketika menyampaikan pembelajaran serta dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Melihat realita yang ada maka diberlakukan pretest yang bertujuan mengukur tingkat kemampuanberpikirkreatifmatematissiswa yang dilihat sebelum implementasi pendekatanpembelajaranopenended. Hasil yang ditunjukan pretest menyebutkan mayoritas siswa memiliki kemampuanberpikirkreatifmatematis rendah maka dipilih pendekatanpembelajaranopenended yang bertujuan menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu, oleh karena definisi tersebut maka pendekatanpembelajaranopenended cocok dijadikan solusi dari kurangnya kreativitas siswa.
Dari 35 siswa, cara penyelesaian yang ditemukan hanyalah 1 cara saja dan semuanya salah perhitungan untuk menentukan volume dari bejana tersebut. Sebagian besar siswa sudah membagi bejana menjadi dua bagian, namun semua siswa salah dalam menentuan panjang, lebar, dan tinggi dari bejana. Ini terjadi karena siswa kurang berpikirkreatif dalam menyelesaikan soal tersebut. Dari 35 siswa kelas IX-A SMP Nasrani 1 Medan, ada 11 (31,42%) siswa yang menjawab seperti gambar (1.a), ada 13 (37,14%) siswa yang menjawab seperti gambar (1.b). Sementara 11 ( 31,42%) siswa yang tidak menjawab soal tersebut. Dilihat dari banyak ragam jawaban dan metode penyelesaian, menunjukkan kefasihan dan keluwesan siswa dalam menyelesaikan soal masih kurang. Karena tidak ada ditemukannya jawaban dan penyelesaian unik dan berbeda dapat disimpulkan kebaruan siswa dalam menyelesaikan masalah masih lemah.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kemampuanberpikirkreatifmatematissiswa dan fakta rendahnya kemampuanberpikirkreatifmatematissiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah adanya perbedaan peningkatan kemampuanberpikirkreatifmatematissiswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan pendekatanopen-ended dengan siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional dan untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuanberpikirkreatif matimatis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan pendekatanopen-ended, serta untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika setelah menggunakan pendekatanopen-ended . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi ekperimen dengan desain kelompok kontrol non-ekivalen. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII salah satu SMP di Bandung, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas dari populasi tersebut. Data penelitian ini diperoleh melalui tes kemampuanberpikirkreatifmatematissiswa, angket, dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuanberpikirkreatifmatematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan pendekaran open-ended dan siswa yang memperoleh pembelajran dengan menggunakan pendekatan konvensioanal. Kualitas peningkatan kemampuanberpikirkreatifmatematissiswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan pendekatanopen-ended tergolong tinggi, sikap yang ditunjukkan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan pendekatanopen-ended adalah positif.
Pada sisi lain bagi siswa yang memiliki pengalaman prestasi yang baik, pendekatan apapun yang digunakan selalu dapat diikuti dengan baik. Patut diduga bahwa bagi siswa yang memiliki pengalaman prestasi siswa yang baik, pendekatan apapun yang digunakan mungkin tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajarnya. Berbeda dengan siswa yang memiliki kemampuan menengah dan bawah. Pendekatanpembelajaran yang tepat akan sangat membantu siswa dalam meningkatkankemampuan belajarnya. Hal ini berdampak pula pada kompetensi yang akan dicapainya. Sangat memungkinkan bagi siswa kategori sedang atau rendah pendekatanopen-endeddapat memberikan perbedaan dalam meningkatkanberpikirkreatifsiswa.
Adapun tujuan penlitian ini adalah: 1 Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open ended lebih baik [r]
Pada hakekatnya, visi pendidikan matematika mulai dari pendidikan dasar sampai ke pendidikan tinggi, memiliki dua arah pengembangan yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan kebutuhan masa datang. Visi pertama mengarahkan pembelajaran matematika untuk pemahaman konsep dan idea matematika yang kemudian diterapkan dalam menyelesaikan masalah rutin dan non rutin, bernalar, berkomunikasi dan menyusun koneksi matematis dan ilmu pengetahuan lainnya. Visi kedua dalam arti yang lebih luas dan mengarah ke masa depan, matematika memberikan kemampuan bernalar yang logis, sistimatis, kritis dan cermat, mengembangkan kreatifitas, kebiasaan bekerja keras dan mandiri, sifat jujur, berdisiplin, dan sikap sosial, membutukan rasa percaya diri, rasa keindahan terhadap keteraturan sifat matematika serta mengembangkan sikap obyektif dan terbuka yang sangat diperlukan dalam menghadapi masa depan yang selalu berubah. Sebagai implikasi dari kedua visi tersebut, pembelajaran matematika pada jenjang sekolah manapun hendaknya mengembangkan kemampuan matematika peserta didik baik pada berpikir tingkat rendah seperti menghitung, melaksanakan prosedur rutin dan algoritmik maupun pada berpikir tingkat tinggi yang diperlukan untuk pengembangan diri peserta didik dikemudian hari. Utari Sumarmo (2005:1)
Fatah, A., Suryadi, D., Sabandar, J., & Turmudi. (2016). Open-Ended Approach: An Effort In Cultivating Students’ Mathematical Creative Thinking Ability and Self-Esteem In Mathematics. Journal on Mathematics Education , 7(1), 11-20. Fizriyani, W. (2016). Nilai Matematika Paling Turun pada UN 2016 . Jakarta:
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII di Salah Satu SMP di Kota Bandung SKRIPSI diajukan[r]
9. Pada kelas dengan pendekatanopen-ended, kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal komunikasimatematis adalah dalam hal membuat hubungan antar informasi yang diberikan untuk menyusun model matematika berupa persamaan. Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal berpikirkreatifmatematis adalah pada semua indikator terutama pada indikator orisinalitas dan elaborasi. Pada kelas dengan pendekatan konvensional, kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal komunikasimatematis adalah pada kedua indikator yaitu menyatakan situasi matematis kedalam bentuk gambar atau model matematika berupa persamaan dan menyakakan ide matemtis kedalam bahasa sendiri. Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal berpikirkreatifmatematis adalah pada semua indikator.