Sila ketiga PENDIDIKAN PANCASILA 1 Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Konsep Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengemb[r]
pengetahuan, dasar epistemologis ilmu pengetahuan, serta dasar aksiologis ilmu pengetahuan. Kelima pembahasan tersebut saling berkaitan dan selalu berpedoman pada nilai-nilaiPancasila yang diambil dari pandangan beberapa tokoh, salah satunya Notonagoro. Keterkaitan kelima pembahasan tersebut mengandung pandangan mendalam terhadap dasar-dasarilmu pengetahuan yang berpedoman pada nilai-nilaiPancasila untuk pengembanganilmu pengetahuan di
Dalam mempertimbangkan sebuah strategi secara imperatif kita meletakkan Pancasila sebagai dasarnilaipengembanganilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Pengertian dasarnilai menggambarkan Pancasila suatu sumber orientasi dan arah pengembanganilmu. Dalam konteks Pancasila sebagai dasarnilai mengandung dimensi ontologis, epistemologis dan aksiologis. Dimensi ontologis berarti ilmu pengetahuan sebagai upaya manusia untuk mencari kebenaran yang tidak mengenal titik henti, atau ”an unfinished journey”. Ilmu tampil dalam fenomenanya sebagai masyarakat, proses dan produk. Dimensi epistemologis, nilai- nilaiPancasila dijadikan pisau analisis/metode berfikir dan tolok ukur kebenaran. Dimensi aksiologis, mengandung nilai-nilai imperatif dalam mengembangkan ilmu adalah sila-sila Pancasila sebagai satu keutuhan. Untuk itu ilmuwan dituntut memahami Pancasila secara utuh, mendasar, dan kritis, maka diperlukan suatu situasi kondusif baik struktural maupun kultural. Peran nilai-nilai dalam setiap sila dalam Pancasila adalah sebagai berikut.
Pengaruh nilai Kerakyatan sebagai dasarpengembanganIlmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) adalah meningkatkan kreatifitas masyarakat Indonesia untuk menghasilkan suatu karya cipta dalam bidang apapun untuk kesejahteraan warga negara Indonesia. Seorang penemu muda Ricky Elson contohnya. Beliau dan rekan-rekannya berhasil menciptakan mobil listrik Indonesia pertama yaitu Tuxuci kemudian dikaji ulang hingga pada tahun 2013 telah muncul mobil bertenaga listrik Selo. Pada saat ini Ricky Elson pemuda Indonesia berusia 33 tahun tengah mengembangkan becak listrik dan pembangkit listrik tenaga angin di daerah sumba yang menjadi pembangkit listrik tenaga angin terbaik di dunia.
Tidak hanya mendapatkan ilmu, namun seorang mahasiswa juga harus berusaha untuk dapat mengembangkan ilmu tersebut. Banyak sekali sudut pandang atau pedoman yang dapat digunakan dalam mengembangkan ilmu, tetapi sebagai mahasiswa dan warga negara Republik Indonesia diharapkan mampu mengembangkan ilmu serta memahami, menganalisis, dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsanya secara berkesinambungan dan konsisten berdasarkan nilai-nilaiPancasila sebagai dasarnya sehingga sesuai dengan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia setelah merdeka terbagi menjadi dua dekade. Pada dekade pertama, yaitu tahun 1945- 1960, bangsa Indonesia mulai mengerti arti teknologi produksi, walaupun masih dalam tingkat pasif dan penuh ketergantungan pada pihak luar negeri. Hasil dari pengenalan ilmu pengenalan teknologi untuk pertama kali yaitu pembangunan pabrik semen di Gresik, pabrik kertas di blabak (Magelang),pabrik gelas, dan kosmetik di Surabaya di pertengahan dekade 1950. Pada dekade ke 2 yaitu pada tahun 1976 dengan mendirikan pabrik pesawat terbang di Bandung yang diberi nama industri pesawat terbang Nur Tanio (IPTN) yang menggunakan teknologi yang lebih canggih lagi. Teknologi dari pabrik pesawat terbang ini mengacuh pada teknologi di Jerman. Begitulah sejarah singkat perkembangan iptek di Indonesia. Pada saat sekarang bisa dibilang bahwsasanya iptek di Indonesia sudah berkembang pesat dikarenakan derasnya arus demokrasi, banyak sekali wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang masuk di Indonesia, sebagai salah satu contoh adalah perkembangan energi listrik sebagai pengganti bahan bakar minyak bagi kendaraan mesin (mobil dan sepeda motor) dan pengembangan energi surya bagi pengganti tenaga listrik. Perkembangan tersebut sangat cepat dan tidak semua iptek sesuai dengan nilai-nilaipancasila, untuk itu diperlukanlah pancasila sebagai benteng utama bagi masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Pancasila dapat menjadi pelindung sekaligus penyaring bagi bangsa Indonesia agar iptek yang masuk dan perkembangan di Indonesia sesuai dengan jati diri dan kebutuhan bangsa Indonesia.
Dalam mempertimbangkan sebuah strategi secara imperatif kita meletakkan Pancasila sebagai dasarnilaipengembanganilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Pengertian dasarnilai menggambarkan Pancasila suatu sumber orientasi dan arah pengembanganilmu. Dalam konteks Pancasila sebagai dasarnilai mengandung dimensi ontologis, epistemologis dan aksiologis. Dimensi ontologis berarti ilmu pengetahuan sebagai upaya manusia untuk mencari kebenaran yang tidak mengenal titik henti, atau ”an unfinished journey”. Ilmu tampil dalam fenomenanya sebagai masyarakat, proses dan produk. Dimensi epistemologis, nilai- nilaiPancasila dijadikan pisau analisis/metode berfikir dan tolok ukur kebenaran. Dimensi aksiologis, mengandung nilai-nilai imperatif dalam mengembangkan ilmu adalah sila-sila Pancasila sebagai satu keutuhan. Untuk itu ilmuwan dituntut memahami Pancasila secara utuh, mendasar, dan kritis, maka diperlukan suatu situasi kondusif baik struktural maupun kultural.
Ilmu pengetahuan berkembang melangkah secara bertahap dari jaman Yunani Kuno, Abad Tengah, Abad Modern, sampai Abad Kontemporer. Masa Yunani Kuno (abad ke-6 SM-6M) saat ilmu pengetahun lahir, kedudukan ilmu pengetahuan identik dengan filsafat memiliki corak mitologis dengan filsuf besar : Socrates, Plato dan Aristoteles mengembangkan filsafat yang semula bersifat mitologis berkembang menjadi ilmu pengetahuan yang meliputi berbagai macam bidang. Memasuki Abad Tengah (abad ke-5 M), pasca Aristoteles filsafat Yunani Kuno menjadi ajaran praksis, bahkan mistis, yaitu sebagaimana diajarkan oleh Stoa, Epicuri, dan Plotinus bersamaan dengan itu kehadiran para filsuf Arab tidak kalah penting, seperti: Al Kindi, Al Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al Gazali, Wells dalam karyanya The Outline of History (1951) mengatakan, “Jika orang Yunani adalah Bapak metode ilmiah, maka orang muslim adalah Bapak angkatnya”.
Berdasarkan fakta objektif secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilaiPancasila. Atas dasar inilah maka sangat penting bagi para generasi penerus bangsa terutama kalangan intelektual kampus untuk mengkaji, memahami, dan mengembangkan berdasarkan pendekatan ilmiah, yang pada gilirannya akan memiliki suatu kesadaran serta wawasan kebangsaan yang kuat berdasarkan nilai-nilai yang dimilikinya sendiri. Intelektual kampus yaitu mahasiswa yang selalu berupaya untuk mendapat ilmu yang nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.
Melalui teori relativitas Einstein paradigm kebenaran ilmu sekarang sudah berubah dari paradigm lama yang dibangun oleh fisika Newton yang ingin selalu membangun teori absolut dalam kebenaran ilmiah. Paradigma sekarang ilmu bukan sesuatu entitas yang abadi, bahkan ilmu tidak pernah selesai meskipun ilmu itu didasarkan pada kerangka objektif, rasional, metodologis, sistematis, logis dan empiris. Dalam perkembangannya ilmu tidak mungkin lepas dari mekanisme keterbukaan terhadap koreksi. Itulah sebabnya ilmuwan dituntut mencari alternatif-alternatif pengembangannya melalui kajian, penelitian eksperimen, baik mengenai aspek ontologis epistemologis, maupun ontologis. Karena setiap pengembanganilmu paling tidak validitas (validity) dan reliabilitas (reliability) dapat dipertanggungjawabkan, baik berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan (context of justification) maupun berdasarkan sistem nilai masyarakat di mana ilmu itu ditemukan/dikembangkan (context of discovery).
Konsep Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi iptek yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nil[r]
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Pancasila Sebagai DasarNilaiPengembanganilmu ”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari dasar negara yang berlaku di Indonesia.
Sejak dulu, Ilmu Pengetahuan mempunyai posisi penting dalam aktivitas berpikir manusia. Istilah Ilmu Pengetahuan terdiri dari dua gabungan kata berbeda makna, Ilmu dan Pengetahuan. Segala sesuatu yang kita ketahui merupakan definisi pengetahuan, sedangkan ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut metode tertentu. Sikap kritis dan cerdas manusia dalam menanggapi berbagai peristiwa di sekitarnya, berbanding lurus dengan perkembangan pesat ilmu pengetahuan. Namun dalam perkembangannya, timbul gejala dehumanisasi atau penurunan derajat manusia. Hal tersebut disebabkan karena produk yang dihasilkan oleh manusia, baik itu suatu teori mau pun materi menjadi lebih bernilai ketimbang penggagasnya. Itulah sebabnya, peran Pancasila harus diperkuat agar bangsa Indonesia tidak terjerumus pada pengembanganilmu pengetahuan yang saat ini semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.
Sumber sosiologis pancasila sebagai dasarnilaipengembangan iptek dapat ditemukan pada sikap masyarakat yang sangat memperhatikan dimensi ketuhanan dan kemanusiaan sehingga manakala iptek tidak sejalan dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan, biasanya terjadi penolakan. Contohnya, penolakan masyarakat atas rencana pembangunan pusat pembangkit listrik tenaga nuklir di semenanjung Muria beberapa tahun yang lalu. Penolakan masyarakat terhadap PLTN di semenanjung Muria didasarkan pada kekhawatiran atas kemungkinan kebocoran Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Chernobyl Rusia beberapa tahun yang lalu. Trauma nuklir berkaitan dengan keselamatan reaktor nuklir dan keluaran limbah radioaktif yang termasuk ke dalam kategori limbah beracun. Kedua isu tersebut memicu dampak sosial sebagai akibat pembangunan PLTN, bukan hanya bersifat standar seperti terciptanya kesempatan kerja, kesempatan berusaha, tiumbulnya gangguan kenyaman karena kemacetan lalu lintas, bising, getaran, debu, melainkan juga dampak yang bersifat khusus, seperti rasa cemas, khawatir dan takut yang besarnya tidak mudah dikuantifikasi. Dalam terminologi dampak sosial, hal yang demikian itu dinamakan perceived impact, dampak yang dipersepsikan (Sumber: Suara Merdeka, 8 Desember 2006).
Paradigma sekarang ilmu bukan sesuatu entitas yang abadi, bahkan ilmu tidak pernah selesai meskipun ilmu itu didasarkan pada kerangka objektif, rasional, metodologis, sistematis, logis dan empiris. Dalam perkembangannya ilmu tidak mungkin lepas dari mekanisme keterbukaan terhadap koreksi. Itulah sebabnya ilmuwan dituntut mencari alternatif-alternatif pengembangannya melalui kajian, penelitian eksperimen, baik mengenai aspek ontologis epistemologis, maupun ontologis. Karena setiap pengembanganilmu paling tidak validitas (validity) dan reliabilitas (reliability) dapat dipertanggungjawabkan, baik berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan (context of justification) maupun berdasarkan sistem nilai masyarakat di mana ilmu itu ditemukan/dikembangkan (context of discovery).
• Dalam pengembanganilmu pengetahuan dan teknologi tidak selalu bernilai positif namun dapat juga bernilai negatif, oleh karena itu pancasila disini berperan untuk mengukur baik buruknya perkembangan iptek tersebut.Maksudnya dengan memakai patokan baik dan buruk berupa pancasila, kita menjadi tahu iptek yang mana yang baik atau buruk bagi bangsa indonesia. Sebagai contoh penerapan energi nuklir sebagai sumber tenaga dan keamanan indonesia, jika dilihat sumber tenaga nuklir mampu menjadi tenaga alternatif yang memiliki waktu durasi yang sangat lama untuk habis dan bisa menjadi alat pertahanan militer yang mumpuni, tapi jika dilihat dari sudut geografs indonesia yang merupakan wilayah cincin pegunungan api yang aktif (ring of frr) pengembangan tenaga nuklir tidak baik untuk dijalankan karena wilayah indonesia sering terjadi gempa dan letusan gunung yang dapat membuat teknologi nuklir tersebut mengalamai malfungsi seperti bocor,meledak, dsb yang bisa menyebabkan dampak yang sangat merusak dan berpotensi memusnahkan peradaban. Dari itu dapat disimpulkan bahwasanya pengembanganilmu dan teknologi nuklir tidak baik bagi negara indonesia.
research produced strategy the Pancasila values reinforcement through the innovation of Civic Knowledge-, Civic Disposition-, and Civic Skill- Oriented Civic Education Learning. Such the strategy built on the renewal of existing content in Civic education course. The reinforcement strategy obtained by studying the conceptual theoretical framework in ontological hierarchy of Civic Education at College through studied object in which the ideal, instrumental and practical aspects were examined. In this research, the ideal aspect was the study on Civic Education regulation policy at College; instrumental aspect was the content of Civic Education at college, while practical aspect was the potential challenge or threat of the Pancasila values implementation in life, Pancasila values reinforcement in Civic Education, and Civic Education problems emerging at college. This research was conducted in both public and private college in Solo City with lecturers and students as the subject of research. This study was a descriptive philosophical qualitative research. The data collection was conducted by interviewing the practitioners and lecturers relevant to the research, observing the lecturers and students in Civic Education learning process, studying the document relevant to Civic Education policy, and holding Focus Group Discussion with experts, lecturers and students. The data validation was done by improving the persistence of conducting research, triangulation, observation extension, discussion and theoretical study. The data obtained was then processed through reduction, analysis process and presented qualitatively. The conclusions of research were 1) the presence of potential challenge and threat against the implementation of Pancasila values in life deriving externally that was primordial in nature (ethnic, race, religion), externally by the presence of globalization development, the presence of external factor of western ideology affected both directly and indirectly the nation life. 2) The Pancasila values reinforcement strategies in Civic Education at college included renewing the content of Civic education by strengthening the Civic Education core in each substance of study; thereby in its development, each substance of study was inspired by the Pancasila values philosophically. 3) The form of innovation or renewal for reinforcing the Pancasila values in Civic Education was the further extension of the Pancasila values reinforcement strategy in Civic Education course in the form of standard product, the substance of which was inspired by the Pancasila values as the core of Civic Education.
Dikarenakan esensi nilai-nilaiPancasila adalah bersifat universal maka sangat dimungkinkan untuk diterapkan pada negara lain, walaupun mungkin namanyan “bukan” Pancasila. Bagi bangsa Indonesia sendiri, nilai-nilai tersebut menjadi landasan, dasar serta motivasi atas segala perubatan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam hidup kenegaraan. Dengan kata lain nilai-nilaiPancasila merupakan das Sollen atau cita- cita tentang kebaikan yang harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan atau das Sein. 2. Nilai-nilaiPancasila sebagai Nilai Fundamental Negara
Sidang BPUPKI yang kedua pada tanggal 10 – 16 Juli 1945, hasil yang dicapai adalah merumuskan Undang-Undang Dasar (UUD). Pada tanggal 9 Agustus 1945 dibentuklah PPKI. Tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Sejak saat itu, Indonesia kosong dari kekuasaan. Waktu tersebut dimaanfatkan untuk memproklamasikan kemerdekaan. Tanggal 17 Agustus 1945, diumumkan bahwa Indonesia merdeka.
Pancasila dalam Konteks Hidup Bernegara Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan nilai dasar Nilai dasar ini dijabarkan ke dalam nilai instrumental yaitu UUD 1945 sebagai[r]