Top PDF Kinerja Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sigi Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014
Dari uraian hasil wawancara dengan seluruh informan penelitian, serta data yang diperoleh dari KPU KabupatenSigi dan pendapat akhli yang relevan dengan penjelasan tentang Responsibilitas KPU KabupatenSigi dalam PenyelenggaraanPemilihanUmumAnggota DPR, DPD Dan DPRD Tahun2014, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Responsibilitas dapat dikatakan sudah berjalan optimal, hal ini dikarenakan dalam penyelenggaraan Pileg Tahun2014 secara keseluruhan tahapan- tahapan yang telah dilaksanakan dengan baik dan merujuk pada PKPU No.06 tahun 2013 tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraanpemilihanumumanggotadewanperwakilanrakyat, dewanperwakilandaerah, dan dewanperwakilanrakyatdaerahtahun2014. Selain itu dengan menjalankan tahapan yang ada dalam PKPU maka permasalahan seperti DPT dapat terselesaikan dengan baik, dengan demikian tahapan-tahapan dalam pileg tahun2014 yang konsisten dilaksanakan oleh oleh KPU KabupatenSigi.
Dari uraian hasil wawancara dengan seluruh informan penelitian, serta data yang diperoleh dari KPU KabupatenSigi dan pendapat akhli yang relevan dengan penjelasan tentang Responsibilitas KPU KabupatenSigi dalam PenyelenggaraanPemilihanUmumAnggota DPR, DPD Dan DPRD Tahun2014, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Responsibilitas dapat dikatakan sudah berjalan optimal, hal ini dikarenakan dalam penyelenggaraan Pileg Tahun2014 secara keseluruhan tahapan- tahapan yang telah dilaksanakan dengan baik dan merujuk pada PKPU No.06 tahun 2013 tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraanpemilihanumumanggotadewanperwakilanrakyat, dewanperwakilandaerah, dan dewanperwakilanrakyatdaerahtahun2014. Selain itu dengan menjalankan tahapan yang ada dalam PKPU maka permasalahan seperti DPT dapat terselesaikan dengan baik, dengan demikian tahapan-tahapan dalam pileg tahun2014 yang konsisten dilaksanakan oleh oleh KPU KabupatenSigi.
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (1) huruf a dan c Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu serta Pasal 4 ayat (6) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang PemilihanUmumAnggotaDewanPerwakilanRakyat, DewanPerwakilanDaerah, dan DewanPerwakilanRakyatDaerah, perlu menetapkan Peraturan KomisiPemilihanUmum tentang Tahapan, Program, dan Jadual PenyelenggaraanPemilihanUmumAnggotaDewanPerwakilanRakyat, DewanPerwakilanDaerah, dan DewanPerwakilanRakyatDaerahTahun2014;
Menetapkan : PERUBAHAN KEENAM ATAS PERATURAN KOMISIPEMILIHANUMUM NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADUAL PENYELENGGARAANPEMILIHANUMUMANGGOTADEWANPERWAKILANRAKYAT, DEWANPERWAKILANDAERAH, DAN DEWANPERWAKILANRAKYATDAERAHTAHUN2014 SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DIUBAH, TERAKHIR DENGAN PERATURAN KOMISIPEMILIHANUMUM NOMOR 19 TAHUN 2013.
Sepanjang tahun 2013/2014rakyat Indonesa akan disibukkan dengan maraknya aktivitas kampanye yang akan dilaksanakan oleh para kontestan Pemilu baik kampanye Partai Politik, kampanye calon anggotaDewanPerwakilanDaerah maupun kampanye yang dilaksanakan oleh calon Presiden/Wakil Presiden. Suatu hal penting yang perlu diketahui oleh seluruh POLRI adalah bahwa dalam Pemilu 2014 banyak sekali anggota POLRI yang bergabung dan ikut serta sebagai calon anggota Legislatif dari parpol-parpol peserta Pemilu 2014. Menghadapi berbagai fenomena tersebut, maka pernyataan yang harus dijawab adalah bagaimana POLRI bertindak dan menyikapi penyelenggaraan Pemilu 2014 dengan segala rangkaian kegiatannya berdasarkan peraturan perundang-undangan? Dan apakah setiap anggota POLRI telah memahami seutuhnya bagaimana implementasi dari netralitas POLRI di lapangan. Oleh karena itu, setiap anggota POLRI harus memahami secara utuh bagaimana seharusnya bersikap dan bertindak dalam menghadapi Pemilu tahun2014, baik pada saat berada di satuan maupun pada saat berada dalam lingkungan masyarakat. karena sebenarnya Netralitas POLRI dalam Pemilu sudah diatur berdasarkan peraturan perundang - undangan yang berlaku. Dan bila dikaitkan dengan Undang-Undang No 8 tahun 2012 apakah Polri masih diperbolehkan mengikuti pelaksanaan pemilu.
Senada dengan bapak M.Sinaga, ketua LSM Habonaron Do Bona, Bapak T.Sagala,yang biasa disebut Pak Tahi menuturkan bahwa kinerjaanggota DPRD Simalungun Periode 2009-2014 belum bisa dikatakan baik. Salah satu hal yang menjadi sorotan penyebab belum maksimalnya kinerjaanggotaDewan ialah masalah latar belakang pendidikan dan motivasi yang salah dari angota dewan. Pak Tahi mengatakan bahwa, motivasi anggotadewan yang salah ketika mereka mencalonkan diri menjadi Calon Legislatif sewaktu pemilihan kemarin sangat mempengaruhi kinerjaanggotadewan. Ditambahkannya, anggotadewan sekarang berlomba-lomba mencari proyek demi kepentingan pribadinya. Itu yang menjadi salah satu kesalahan vitalnya, sehingga tidak memikirkan kepentingan rakyat. Kalau masalah latar belakang pendidikan menurut Pak Tahi, semuanya adalah proses belajar. Ada waktu 5 tahun bagi anggotadewan untuk memperbaiki masalah di Kabupaten Simalungun. Tapi kalau selama 5 tahun dipakai untuk belajar, itu juga sudah terlalu lama.
Sistem Pemilu dilaksanakan sesuai asas Langsung Umum Bebas Rahasia (Luber) serta Jujur dan Adil (Jurdil). Kegiatan Pemilu ini calon politik berkampanye dengan menawarkan janji- janji dan program-program yang akan dilaksanakan ketika calon wakil rakyat itu menang. Calon politik ini berkampanye dengan mencari massa sebanyak mungkin untuk memilih dan memberikan suaranya. Kampanye berlangsung dengan waktu yang sudah ditentukan oleh penyelenggara sekitar satu bulan dan tiga atau empat hari sebelum pelaksanaan Pemilu disebut sebagai masa tenang. Pelaksanaan Pemilu diselenggarakan pada hari Rabu, 9 April 2014 lalu. Keberlangsungan Pemilu pada 9 April 2014 lalu dimulai dengan datangnya para pemilih ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk memberikan suaranya dengan cara mencoblos, dimana setelah pemungutan setelah pemungutan suara dilakukan, dilanjutkan dengan proses penghitungan suara, hingga terpilihnya pemenang Pemilu yang sudah ditentukan dan ditetapkan oleh tim penyelenggara. Pemenang Pemilu ditentukan dengan sebuah pemilihan yang dipilih oleh masyarakat sebagai pemegang suara yang menentukan calon pemenang dalam Pemilu.
Banyaknya persoalan baik yang berkaitan dengan hasil Pemilu ataupun yang tidak berkaitan dengan hasil Pemilu, misalnya, pelanggaran- pelanggaran administrasi, sengketa, dan tindak pidana Pemilu, menjadi dasar pertimbangan dibentuknya institusi atau lembaga Penegakan Hukum Terpadu (GAKKUMDU) yang melibatkan secara langsung 3 (tiga) instansi dan/atau lembaga antara lain, Badan Pengawas PemilihanUmum Republik Indonesia (Bawaslu RI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), dan Kejaksaan Agung RI dalam tingkatannya hingga di Provinsi dan Kabupaten/Kota, yang dimulai sejak penyelenggaraan Pemilu AnggotaDewanPerwakilanRakyat, DewanPerwakilanDaerah, dan DewanPerwakilanRakyatDaerahTahun 2004 hingga Pemilu AnggotaDewanPerwakilanRakyat, DewanPerwakilanDaerah, dan DewanPerwakilanRakyatDaerahTahun2014. 2
Lubang besar seakan menganga jika melihat dan menelaah lebih jauh pengaturan dana kampanye berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD yang mana aturan ini dijadikan payung hukum terlaksananya pemilu pada tahun2014 mendatang. Tidak adanya keselarasan antara sistem dan aturan menyebabkan penyelanggaraan meninggalkan sejumlah masalah. Batasan sumbangan yang terlalu besar akan menimbulkan dominasi donatur terhadap arah kebijakan calon anggota legislatif terpilih, terlebih dalam aturan dana kampanye tidak mengatur batasan dana kampanye. Aturan yang membatasi sumbangan dana kampanye dari pihak ketiga seakan percuma mengingat sumbangan yang berada dari partai politik dan sumbangan dari kantong calon pribadi sama sekali tidak dibatasi. Hal ini akan menyinggung kesetaraan dalam penyelenggaraan pemilu dimana peserta pemilu yang memiliki dana lebih akan lebih dominan.
menengah yang menjadi korban manakala raja membuat kebijakan, maka rakyat minta agar rakyat mempunyai wakil dan diminta pendapat dan keterangannya sebelum sebuah kebijakan dibuat. Karena yang pada awalnya kalangan yang duduk dalam house of lord didukung oleh para rakyat dan kaum menengah yang akhirnya kaum ningrat mendapatkan kemenangan, maka sejak saat itu pula kedudukan rakyat dan kaum menengah menjadi kuat. Sebagai bagian dari perwujudan agar terbentuk perwakilanrakyat maka lahirlah apa yang disebut Magnum Consilium , yang terdiri dari para wakil rakyat yang perkembangan selajutnya adalah bahwa house of commons mempunyai kekuatan yang semakin bertambah. Mereka dapat membebaskan para menteri (perdana menteri) yang mereka tidak sukai walaupun tidak berbuat kejahatan untuk turun dari kekuasaan, kekuasaan yang demikian dilakukan dengan mengajukan ’’mosi tidak percaya’’ yang dapat mengakibatkan jatuh dan mundurnya sebuah kabinet dan itu berlangsung sampai sekarang. Dalam konstitusi Inggris yang lebih berkuasa adalah house of lord yang dipilih melalui pemilihanumum sedangkan house of lord adalah kumpulan para lord yang terdiri dari para orang-orang yang dipilih secara turun-temurun. 10
Senada dengan bapak M.Sinaga, ketua LSM Habonaron Do Bona, Bapak T.Sagala,yang biasa disebut Pak Tahi menuturkan bahwa kinerjaanggota DPRD Simalungun Periode 2009-2014 belum bisa dikatakan baik. Salah satu hal yang menjadi sorotan penyebab belum maksimalnya kinerjaanggotaDewan ialah masalah latar belakang pendidikan dan motivasi yang salah dari angota dewan. Pak Tahi mengatakan bahwa, motivasi anggotadewan yang salah ketika mereka mencalonkan diri menjadi Calon Legislatif sewaktu pemilihan kemarin sangat mempengaruhi kinerjaanggotadewan. Ditambahkannya, anggotadewan sekarang berlomba-lomba mencari proyek demi kepentingan pribadinya. Itu yang menjadi salah satu kesalahan vitalnya, sehingga tidak memikirkan kepentingan rakyat. Kalau masalah latar belakang pendidikan menurut Pak Tahi, semuanya adalah proses belajar. Ada waktu 5 tahun bagi anggotadewan untuk memperbaiki masalah di Kabupaten Simalungun. Tapi kalau selama 5 tahun dipakai untuk belajar, itu juga sudah terlalu lama.
PARTAI KEADILAN SEJAHTERA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014. KABUPATEN/KOTA (TEMPAT TINGGAL BAKAL CALON) NOMOR[r]
16. Teman-teman Kuliah Kerja di Kantor KomisiPemilihanUmumKabupaten Jember (Hindun Shabrina, Bintana Afiyah Parahita, Aldis Rully, MAS Rizal AM, Andiny Rachmadani E) yang selalu kompak dalam menjalankan tugas kerja yang diberikan saat magang, memberikan keceriaan serta nasihat-nasihat yang berguna bagi penulis;
Perlindungan hak konstitusional Warga Negara Indonesia yang belum terdaftar sebagai Pemilih diatur dengan jaminan hak memilih dengan menggunakan bukti kartu tanda penduduk atau paspor. Melalui undang- undang ini juga dibentuk sistem informasi data Pemilih yang berisi data Pemilih secara nasional yang wajib dipelihara dan dimutakhirkan oleh KomisiPemilihanUmumKabupaten/Kota agar dapat digunakan dalam Pemilu selanjutnya. Mekanisme pemberian suara dilakukan dengan cara mencoblos satu kali pada nomor atau nama calon pada surat suara. Kriteria penyusunan daerahpemilihan, ambang batas parlemen (Parliamentary Treshold), sistem Pemilu Proporsional, konversi suara menjadi kursi, penetapan calon terpilih anggotaDewanPerwakilanRakyat, DewanPerwakilanRakyatDaerah Provinsi dan DewanPerwakilanRakyatDaerahKabupaten/Kota dari Partai Politik Peserta Pemilu ditetapkan berdasarkan calon yang memperoleh suara terbanyak.
4. Agama : ................................................................................................................ 5. Pekerjaan : ................................................................................................................ 6. Alamat tempat tinggal : ................................................................................................................ menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa saya bersedia untuk tidak berpraktik sebagai Akuntan Publik, Advokat/Pengacara, Notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), dan tidak melakukan pekerjaan penyedia barang dan jasa yang berhubungan dengan keuangan negara (APBN/APBD) serta pekerjaan lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan tugas, wewenang, dan hak sebagai Anggota DPR/DPRD Provinsi/DPRD Kabupaten/DPRD Kota *).
Dalam hal ini mengajukan permohonan kepada Mahkamah Konstitusi perihal Perselisihan Hasil PemilihanUmum (PHPU) Anggota DPR dan DPRD, terkait dengan Keputusan KomisiPemilihanUmum Nomor .................................. tentang Penetapan Hasil PemilihanUmumAnggotaDewanPerwakilanRakyat, DewanPerwakilanDaerah, dan DewanPerwakilanRakyatDaerah dalam PemilihanUmumTahun2014 yang diumumkan secara nasional pada hari ........ tanggal ..... Mei 2014 pukul ....... WIB,
Pelaksanaan Pemilu merupakan momentum yang sangat penting bagi pembentukan pemerintahan dan penyelenggaraan negara periode berikutnya. Indonesia saat ini menghadapi kontes Pemilu yang baru, banyak masyarakat yang ingin mendapatkan hak-haknya dalam menyalurkan atau menyampaikan hak- haknya dan aspirasinya. PemilihanUmum kali ini adalah Pemilihananggota legislatif terutama untuk memilih anggotaDewanPerwakilanRakyatDaerah (DPRD) dilakukan di setiap Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, pemilihan itu bertujuan untuk memilih wakil-wakil rakyat dalam menyampaikan aspirasi rakyat terhadap pemerintah. Memberikan mereka kesempatan untuk memilih sendiri apa yang menjadi keinginannya maka pemerintahan Indonesia setidaknya telah melakukan demokrasi pada rakyat.
Walaupun Demokrat meraih 8 kursi di DPRD Simalungun, hal itu dikarenakan faktor Hegemoni Demokrat, yang kemudian berimbas juga dengan perolehan suara di daerah. Namun terdapatnya nama PPRN, PNBK, bahkan PKPI sangat diluar dugaan. Meskipun hanya mendudukkan 1 orang wakilnya di Legislatif, namun hal ini saya anggap suatu hal yang luar biasa. Bahkan partai seperti PPRN, dan PNBK sanggup mengimbangi partai sekelas PKS, PPP,dan PKB. Pendekatan etnik/kultural yang mengutamakan suku/marga nampaknya berhasil diterapkan partai-partai tadi. Partai-partai baru tadi memilih orang yang “bermarga” dan juga memiliki popularitas didaerah ini. Dan hal inilah yang menjadi kunci sukses naiknya suara partai baru ini.
Pandangan Rousseau yang berkeinginan untuk berlangsungnya demokrasi langsung sebagaimana pelaksanaannya pada zaman Yunani kuno. Kenyataanya sulit untuk dipertahankan lagi. Faktor-Faktor seperti luasnya suatu wilayah negara, populasi penduduk yang sangat cepat, makin sulit dan rumitnya masalah politik dan kenegaraan, serta kemajuan ilmu dan teknologi merupakan persoalan yang menjadi kendala untuk melaksanakan demokrasi langsung pada era sekarang. Sebagai ganti dari gagasan Rousseau maka lahirlah demokrasi tidak langsung (indirect democracy), yang disalurkan melalui lembaga perwakilan atau yang dikenal dengan parlemen. Kelahiran parlemen ini pada dasarnya bukan karena gagasan dan cita-cita demokrasi tapi karena kelicikan feodal. Pada abad pertengahan yang berkuasa di Inggris adalah raja-raja/bangsawan yang sangat