Top PDF PENGARUH PREDIKSI KEBANGKRUTAN, DEBT DEFAULT, KUALITAS Pengaruh Prediksi Kebangkrutan, Debt Default, Kualitas Audit Dan Kondisi Keuangan Terhadap Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014.
Opiniauditgoingconcern merupakan opini yang diterbitkan auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya di masa yang akan mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji tentang pengaruhprediksikebangkrutan, debtdefault, kualitasaudit, dan kondisikeuangan terhadap opiniauditgoingconcern. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara puposive sampling, yang mana terkumpul sebanyak 40 perusahaan. Alat analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan regresi logistik. Analisis regresi logistik menggunakan pengujian multivariate, seperti pengujian overall model fit test, koefisien determinasi, kelayakan model regresi, dan pengujian hipotesis. Variabel dalam penelitian ini adalah prediksikebangkrutan, debtdefault, kualitasaudit, dan kondisikeuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prediksikebangkrutan, debtdefault, dan kondisikeuangan berpengaruh terhadap opiniauditgoingconcern, sedangkan kualitasaudit tidak berpengaruh terhadap opiniauditgoingconcern.
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ PENGARUHPREDIKSIKEBANGKRUTAN, DEBTDEFAULT , KUALITASAUDIT, KONDISIKEUANGAN TERHADAP OPINIGOINGCONCERN YANG TERDAFTAR DI BURSAEFEKINDONESIAPERIODE2011-2014”.
Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (goingconcern). Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar bertahan hidup. Menurut penelitian Chen dan Church (1996) dan Levitt (1998) ketika kondisi ekonomi merupakan sesuatu yang tidak pasti, para investor mengharapkan auditor memberikan early warning akan kegagalan keuanganperusahaan. Opiniaudit atas laporan keuangan menjadi salah satu pertimbangan yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. Auditor sangat diperlukan dalam memberikan informasi yang baik bagi investor.
Endah Adityaningrum (2012) melakukan penelitian ini mengenai analisis hubungan antara kondisikeuanganperusahaan dengan penerimaan opiniauditgoing concern.Dimana sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 26 perusahaanmanufaktur yang terdaftar di BursaEfekIndonesiaperiode 2007-2009.Metode yang digunakan adalah regresi logistik (logistic regression). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel current ratio (CR), Gross profit margin (GPM), net profit margin (NPM), debt equity, leverage ratio dan operating profit margin (OPM) berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opiniauditgoingconcern, sedangkan variabel return in investment (ROI), return on equity (ROE), inventory turnover (TAT), price earning ratio (EPR), dan price book value (PBV) tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opiniauditgoing concern.Perbedaan dari penelitian sebelumnya dengan peneliti adalah pada variabel independen yaitu variabel kondisikeuangan, dimana peneliti menggunakan periode 2009-2012.
Endah Adityaningrum (2012) melakukan penelitian ini mengenai analisis hubungan antara kondisikeuanganperusahaan dengan penerimaan opiniauditgoing concern.Dimana sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 26 perusahaanmanufaktur yang terdaftar di BursaEfekIndonesiaperiode 2007-2009.Metode yang digunakan adalah regresi logistik (logistic regression). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel current ratio (CR), Gross profit margin (GPM), net profit margin (NPM), debt equity, leverage ratio dan operating profit margin (OPM) berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opiniauditgoingconcern, sedangkan variabel return in investment (ROI), return on equity (ROE), inventory turnover (TAT), price earning ratio (EPR), dan price book value (PBV) tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opiniauditgoing concern.Perbedaan dari penelitian sebelumnya dengan peneliti adalah pada variabel independen yaitu variabel kondisikeuangan, dimana peneliti menggunakan periode 2009-2012.
Auditor bertanggungjawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (IAI 2001). Masalah timbul ketika banyak terjadi kesalahan opini (audit failures) yang dibuat oleh auditor menyangkut opinigoingconcern (Mayangsari 2003). Beberapa penyebabnya antara lain; pertama, masalah self-fulfilling prophecy yang mengakibatkan auditor enggan mengungkapkan status goingconcern yang muncul ketika auditor khawatir bahwa opinigoingconcern yang dikeluarkan dapat mempercepat kegagalan perusahaan yang bermasalah (Venuti 2007). Meskipun demikian, opinigoingconcern harus diungkapkan dengan harapan dapat segera mempercepat upaya penyelamatan perusahaan yang bermasalah.
Ketika auditor menyangsikan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka pada laporan audit yang terdapat pada laporan keuangan dicantumkan paragraf penjelasan yang menguraikan ketidakpastiaan tentang kelangsungan usaha atau sering disebut opinigoingconcern (Arens, et al., 2008:67). Perusahaan yang mendapat opinigoingconcern akan berdampak pada kurangnya kepercayaan publik terhadap perusahaan sehingga investor dan kreditur enggan untuk menanamkan modalnya. Kekurangan modal akan mengakibatkan kegiatan operasional perusahaan terganggu yang kemudian dapat mempercepat masa kebangkrutan. Keadaan ini yang menjadi pertimbangan para investor dan kreditur dalam berinvestasi sebab perusahaan yang bangkrut tidak mampu memberikan return yang diharapkan oleh para investor. Akibatnya audior akan menghadapi dilema untuk memberikan opinigoingconcern karena perusahaan akan menjadi semakin lesu. Hal ini disebut ‘self fulfilling prophecy’ (Purba, 2009:79).
“Penilaian goingconcern didasarkan pada keadaan finansial, operasional, dan aspek lainnya” (Hao et al, 2011). Lebih lanjut, “auditor sering memberikan opinigoingconcern dengan pertimbangan berdasarkan kondisikeuangan yang dilaporkan” (Bruynseels dan Willekens, 2006). “Semakin dekat perusahaan dengan kebangkrutan maka semakin besar kemungkinan perusahaan menerima opini non goingconcern” (Lennox, 2000). “Indikasi kebangkrutan dapat dilihat dari apakah perusahaan mengalami financial distress, yaitu suatu kondisi dimana arus kas operasi perusahaan tidak mencukupi untuk memenuhi kewajiban lancarnya” (Widyantari, 2011). Pada akhirnya, financial distress ini akan mengarah pada kebangkrutanperusahaan sehingga kelangsungan usaha perusahaan diragukan. Hao et al (2011) menyatakan bahwa “bukti empiris bahwa rasio keuangan tertentu, terutama cash flow/total debt, memberikan tanda yang cukup signifikan sebelum sebuah perusahaan benar-benar bangkrut”.
Penelitian ini membahas tentang pengaruhprediksikebangkrutan, pertumbuhan perusahaan dan kualitasaudit terhadap penerimaan opiniauditgoingconcern. Sampel penelitian ini adalah perusahaan garmen dan tekstil yang terdaftar di BursaEfekIndonesiaperiode 2010-2015. Data yang digunakan adalah data sekunder. Metode analisis data menggunakan analisis regresi logistik. Hasil regresi logistik menggunakan SPSS diketahui bahwa variabel prediksikebangkrutan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opiniauditgoingconcern. Variabel pertumbuhan perusahaan dan kualitasaudit berpengaruh terhadap penerimaan opiniauditgoingconcern. Keterbatasan pada penelitian ini adalah jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini relatif kecil, hanya 72 sampel penelitian yang diperoleh dari perusahaan sektor garmen dan tekstil dan perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan auditan secara berturut-turut sehingga mengurangi sampel data penelitian.
Begitupun sebaliknya, semakin buruk kondisikeuanganperusahaan, maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan memperoleh opiniauditgoingconcern. Seorang auditor akan sangat memperhatikan kondisikeuanganperusahaan dalam menerbitkan opiniauditgoingconcern. Perusahaan yang tidak mempunyai permasalahan yang serius kemungkinan besar tidak akan menerima opiniauditgoingconcern. Berbeda dengan perusahaan yang mengalami permasalahan keuangan secara terus menerus yang mengakibatkan nilai rasio Z-score rendah sehingga akan berpeluang besar untuk menerima opiniauditgoingconcern. Dengan demikian, model prediksikebangkrutan ini menjadi pertimbangan auditor dalam memberikan opiniauditgoingconcern. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa model prediksikebangkrutan berpengaruh terhadap penerimaan opiniauditgoingconcern. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Wiwik Kurniati (2012). Beberapa penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa model prediksikebangkrutan menggunakan rasio-rasio keuangan lebih akurat dibandingkan pendapat auditor dalam mengelompokkan perusahaan bangkrut dan tidak bangkrut. Sehingga, dengan demikian maka akan sangat mudah melihat kondisi tingkat kesehatan dari sebuah perusahaan.
Ardiani, Nurul, Emrinaldi Nur DP dan Nur Azlina. 2012. “PengaruhAudit Tenure , Disclosure , Ukuran KAP, DebtDefault , Opinion Shopping , Dan KondisiKeuangan Terhadap Penerimaan OpiniAuditGoingConcern Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Di BursaEfekIndonesia”. Jurnal Ekonomi Volume 20 Nomor 4 Desember 2012. Fakultas ekonomi. Universitas Riau. Pekanbaru.
manufaktur yang terdaftar di BursaEfekIndonesia selama perioda 2009 - 2011. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan-perusahaanmanufaktur sebagai sampel karena sektor manufaktur dominan di Asia, khususnya di Indonesia dan unutk menjaga homogenitas data sehingga hanya menggunakan perusahaanmanufaktur saja, untuk menghindari terjadinya industrial effect yaitu risiko industri yang berbeda antar suatu sektor industri yang satu dengan yang lain (Setyarno, dkk., 2006), serta karena memiliki peran yang relatif besar dalam nilai ekspor Indonesia terhadap perekonomian dan memiliki tingkat kompetisi yang kuat sehingga rawan terhadap kasus-kasus kecurangan dan masalah goingconcern.
bersih setelah pajak yang negatif minimal dua periode laporan keuangan selama periode penelitian. Sehingga terpilih 30 perusahaan. Oleh karena periode penelitian adalah selama lima tahun, maka total sampel adalah 150. Variabel dependen opiniauditgoingconcern, kualitasaudit, debtdefault, dan auditor switching diukur dengan variabel dummy sedangkan Solvabilitas menggunakan variabel metrik berupa rasio. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain uji asumsi klasik, analisis regresi logistik, serta pengujian hipotesis. Analisis data menggunakan program SPSS versi 17.0 dengan alat analisis binary logistic dan metode enter.
Menurut standar profesional akuntan publik SAP Seksi 110, tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat, sebagai pihak yang independen, auditor tidak dibenarkan untuk memihak kepentingan siapapun dan untuk tidak mudah dipengaruhi, serta harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak memiliki suatu kepentingan dengan kliennya (IAI, 1994).
Azizah, Rizki dan Indah Anisykurlillah. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, DebtDefault, dan KondisiKeuanganPerusahaan Terhadap Penerimaan OpiniAuditGoingConcern (Pada PerusahaanManufaktur yang Terdaftar di BursaEfekIndonesia pada Tahun 2010-2013). Accounting Analysis Journal. Universitas Negeri Semarang.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan dan laporan auditor independen di BursaEfekIndonesia melalui website www.idx.co.id. Populasi penelitian ini adalah perusahaanmanufaktur yang terdaftar di BursaefekIndonesia pada tahun 2010- 2012. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 46 sampel perusahaan pada tahun 2010-2012. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis data regresi logistik.
kewajiban hutang atau bunga pada waktu jatuh tempo (PSA 30). Hal pertama yang akan dilakukan oleh auditor untuk mengetahui kondisi kesehatan keuangan suatu perusahaan adalah dengan memeriksa hutang perusahaan. Ketika suatu perusahaan memiliki hutang yang tinggi, maka kas yang ada di perusahaan akan diarahkan untuk menutup hutang yang dimiliki perusahaan yang dampaknya akan mengganggu kegiatan operasional perusahaan. Debt to Equity Rasio (DER) digunakan untuk melihat apakah suatu perusahaan mengalami default atau tidak. Chen dan Church (1992) dalam Pradiptorini dan Januarti (2007) menemukan hubungan yang kuat status default terhadap opinigoingconcern. Hasil temuannya menyatakan bahwa kesulitan dalam mentaati persetujuan hutang, fakta-fakta pembayaran yang lalai atau pelanggaran perjanjian, memperjelas masalah goingconcern suatu perusahaan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Krisis keuangan yang melanda beberapa negara di Asia termasuk Indonesia pada tahun 1997, membawa dampak buruk bagi kelangsungan hidup entitas bisnis. Lingkungan resiko yang merupakan dampak dari memburuknya kondisi ekonomi mengakibatkan makin meningkatnya opini Qualified GoingConcern dan Disclaimer untuk penugasan tahun 1998. Beberapa hal yang memicu masalah goingconcern pada tahun tersebut umumnya adalah perusahaan-perusahaan memiliki rasio hutang terhadap modal yang tinggi, saldo hutang jangka pendek dalam jumlah besar yang segera jatuh tempo, mengalami penurunan modal (capital deficiency) yang signifikan, kerugian keuangan (financial losses) yang disebabkan karena kerugian nilai tukar, menanggung beban-beban keuangan, kerugian operasional dan tidak adanya action plans yang jelas dari pihak manajemen (Juniarti, 2000). Auditor tidak bisa lagi hanya menerima pandangan manajemen bahwa segala sesuatunya baik. Penilaian goingconcern lebih didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk melanjutkan operasinya dalam jangka waktu 12 bulan ke depan. Untuk sampai pada kesimpulan apakah perusahaan akan memiliki goingconcern atau tidak, auditor harus melakukan evaluasi secara kritis terhadap rencana-rencana manajemen.
The Purpose of this study is to know the influence of bankcruptcy prediction and auditor opinion to audit delay moderated by public accountant office reputation. Data are drawn from 54manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange during 2011-2015. Sampling technique use purposive sampling. The analysis technique use Multiple Liner Regression and Multiple Regression Analysis which contains of descriptiveand frequencies test, classic assumption test, goodness of fit test and hypothesis test. The result show that bankcruptcy prediction influence on audit delay significantly. auditor opinion is non-significantly influence the audit delay. public accountant office reputation strengthen the influence of bankcrupty prediction to audit delay. public accountant office reputation can't use to moderated auditor opinion and audit delay because auditor opinion is not significantly influence the audit delay.
Data yang digunakan dalam penelitian yaitu laporan tahunan dan laporan auditor independen perusahaan yang diperoleh melalui website www.idx.co.id. Metode pemilihan sampel dengan purposive sampling, dengan jumlah sampel 75. Metode analisis mengggunakan regresi logistik dengan tingkat signifikansi 5%.