Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat terlihat bahwa tingkat ROA BankMegaSyariah mengalami trend yang menurun dalam beberapa tahun terakhir. Ini ditunjukkan dengan pergerakan ROA yang cenderung menurun. Bahkan pada tahun 2008 sempat mengalami penurunan yang drastis hingga berada di bawah angka 1,25% yang merupakan angka ketetapan ROA minimal agar dikatakan sehat. Dengan menurunnya trend rasio ROA mengindikasikan bahwa profitabilitasBankMegaSyariah belum optimal, berarti bank tidak dapat memanfaatkan asetnya dengan baik untuk memperoleh laba.
PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, EFISIENSI OPERASIONAL, DAN UKURAN BANK TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2011-2013 Oleh Dewi Kurnianingsih Sebuah skri[r]
Henri Susi Handayani, 2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2011 - 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.[r]
Dalam penelitian ini, peneliti juga mengambil 3 variabel lainnya yang mempengaruhi profitabilitas diantaranya pembiayaanbermasalah, efisiensi operasional, dan ukuran Bank. Pembiayaanbermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan debitur yang dapat diukur dengan kolektibilitasnya. Pembiayaanbermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada LKS seperti yang telah diperjanjikan dalam perjanjian pembayaran. Pembiayaanbermasalah menurut ketentuan Bank Indonesia merupakan pembiayaan yang digolongkan kedalam kolektibilitas kurang lancar (KL), Diragukan (D), macet (M). Terdapat dua cara mengukur pembiayaanbermasalah yaitu Non-Performing Loan (NPL) dan Non-Performing Financing (NPF). Non-Performing Loan (NPL)
Dapat disimpulkan bahwa fenomena yang muncul adalah sebagian besar ROA Bank Umum Syariah belum memenuhi standar yang telah ditetapkan. Hal ini berdampak pada kesehatan bank. Kesehatan bank merupakan tolok ukur bagi manajemen untuk menilai apakah bank sudah mampu melakukan kegiatan operasional perbankan secara baik dan sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Bank yang memiliki profitabilitas di bawah standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia akan dinilai tidak sehat. Kasmir (2008:44) mengungkapkan “Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara profitabilitas terus meningkat di atas standar yang telah ditetapkan”. Selain itu bank akan mendapat sanksi administratif dari Bank Indonesia. Hal ini tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia No.9/1/PBI/2007 bahwa, “Bank yang melanggar aturan tingkat kesehatan bank akan dikenai sanksi administratif diantaranya: teguran tertulis, pembekuan kegiatan usaha, pencatatan pengurus atau pemegang saham dalam daftar cekal”. Dengan adanya peraturan tersebut bank harus senantiasa menjaga dan meningkatkan profitabilitasnya demi kelangsungan usahanya.
Dalam dunia perbankan, khususnya bank BNI Syariah tersebut akan memberikan layanan perbankan syariah yang merupakan salah satu sasaran pengembangan bisnis yang terdapat di dalam SBU Ritel. Penetapan sasaran ini didorong oleh UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan yang membolehkan bank umum untuk memberikan layanan berdasarkan prinsip syariah. Setelah rencana pembukaan Unit Usaha Syariah ini dimasukkan ke dalam Business Plan BNI, dilakukan persiapan-persiapan dengan membentuk tim banksyariah yang merupakan bagian dari proyek pengembangan perbankan ritel. Di bawah koordinasi tim tersebut, pada akhirnya rencana itu dapat direalisasikan, termasuk diantaranya diperolehnya ijin prinsip dan usaha dari Bank Indonesia.
The development of Islamic Banking in Indonesia has become a benchmark for the success of the Islamic economic existence. The performance of Islamic Banks could be maintained so that continuity can be maintained bussines. That performance can be measured by the size of Islamic Banking profitability. That the factors affecting the profitability of Islamic Banks were used in this study has aimed to determine the effect NPF, BOPO, Bank Size on profitability. The sample in this study using purposive sampling method used whole Islamic Bank at Bank Indonesia. This study uses secondary data from the financial statements issued by Bank Indonesia and the site of each Bank from 2013 to 2015. The method used is descriptive analysis, the classic assumption test and multiple linear regression analysis. The results of this study indicate that the NPF, BOPO, and the size of the Bank has a significant positive effect on ROA.
Pembiayaanbermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan debitur yang dapat diukur dengan kolektibilitasnya. Pembiayaanbermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada LKS seperti yang telah diperjanjikan dalam perjanjian pembayaran. Pembiayaanbermasalah menurut ketentuan Bank Indonesia merupakan pembiayaan yang digolongkan kedalam kolektibilitas kurang lancar (KL), Diragukan (D), macet (M).
Seiring berjalannya waktu, kedudukan perbankan syariah di Indonesia semakin kuat. Hal ini didukung dengan disetujuinya peraturan resmi seperti Undang-Undang No. 10 tahun 1998 yang mengatur landasan hukum serta jenis- jenis usaha yang dapat diimplementasikan oleh banksyariah. Selain itu, peraturan tersebut juga memberikan kesempatan yang luas bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang yang khusus melayani jasa perbankan syariah atau bahkan mengkonversikan dirinya menjadi banksyariah secara keseluruhan. Peraturan-peraturan lain mulai disusun untuk kelancaran operasinya, misalnya Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dan lain sebagainya.
Dewi Kurnianingsih, 2014 Pengaruh pembiayaan bermasalah efisiensi operasional,dan ukuran bank terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia[r]
Henri Susi Handayani, 2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2011 - 2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.[r]
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpembiayaanbermasalah terhadap profitabilitasBank Umum Syariah di Indonesia tahun 2011 – 2014, dimana pembiayaanbermasalah diproksikan oleh Non P erforming Financing (NPF) dan profitabilitas diproksikan oleh Return on Assets (ROA). Objek dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia tahun 2011 – 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruhpembiayaanbermasalah, efisiensi operasional, dan ukuran bank terhadap profitabilitas. Objek dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia dengan periode tahun 2011-2013. Indikator yang digunakan untuk mengukur profitabilitasbank adalah ROA ( Return On Assets ).
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dengan alasan bahwa penelitian ini bertujuan untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji. Obyek penelitian ini adalah laporan keuangan PTBankMega, Tbk yang beralamat Menara BankMega Lt. 15 JI. Kapten Tendean 12-14A Jakarta 12790. Dan laporan keuangan PTBankMegaSyariah, Tbk yang beralamat Menara BankMega Lobby floor J1. Kapt. Tendean Kay. 12-14 A Jakarta 12790. Laporan keuangan yang diteliti adalah neraca dan rugi laba PT. BankMega dan PT. BankMegaSyariah masing-masing periode 2009-2013, yang dilaporkan secara triwulanan.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dalam rangka untuk memenuhi syarat dalam menempuh ujian sidang Sarjana Pendidikan yang berjudul “ PengaruhPembiayaan Mudharabah Terhadap ProfitabilitasBankSyariah (Studi Pada PTBankSyariah Mandiri) ”. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi kita yang mulia, Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan semoga syafaatnya sampai kepada kita selaku umatnya hingga akhir jaman.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Obyek penelitian ini adalah PTBankMega, Tbk yang beralamat Menara BankMega Lt. 15 JI. Kapten Tendean 12-14 A Jakarta 12790. Sedangkan PTBankMegaSyariah, Tbk yang beralamat Menara BankMega Lobby floor J1. Kapt. Tendean Kay. 12-14 A Jakarta 12790. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis One Samples T test / Uji T test.
Persaingan industri perbankan syariah terus meningkat di mana sejak tahun 2010, terjadi penambahan Bank Umum Syariah (BUS) sebanyak 83% dari 6 buah menjadi 11 buah. Persaingan menuntut bank untuk senantiasa menyusun strategi peningkatan usaha dan pencapaian profit sesuai dengan yang diharapkan agar mampu bertahan dan bersaing di dunia perbankan. Diperlukan kemampuan khusus dalam merencanakan dan merealisasikan keuntungan yang ingin dicapai dengan sumber daya yang dimiliki oleh bank. Walaupun berbasis Islam banksyariah tetap memerlukan profit guna kelangsungan usahanya. Beban yang harus dikeluarkan banksyariah dipenuhi melalui pendapatan bank.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel pembiayaanbermasalah, efisiensi operasional, dan ukuran bank terhadap profitabilitasBank Umum Syariah di Indonesia tahun 2011-2013. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Konsep enterprise theory memang sangat dekat dengan syariah. Namun, dari sudut pandang syariah ia belum mengakui adanya partisipan lain yang secara tidak langsung (indirect participants) memberikan kontribusi ekonomi. Secara normatif, indirect participants ini mempunyai hak atas nilai tambah yang diciptakan perusahaan. Enterprise theory menurut Slamet (2001) dalam Triyuwono (2006) merupakan teori yang paling pas untuk akuntansi syariah karena mengandung nilai keadilan, kebenaran, kejujuran, amanah dan pertanggungjawaban.
d) Debitur melakukan perbuatan yang tidak diperbolehkan dalam perjanjian. Keberlangsungan usaha suatu Bank yang didominasi oleh aktivitas Pembiayaan, dipengaruhi oleh kualitas Pembiayaan yang merupakan sumber utama bank dalam menghasilkan pendapatan dan sumber dana untuk ekspansi usaha yang berkesinambungan. Pengelolaan Bank yang optimal dalam aktivitas Pembiayaan dapat meminimalisasi potensi kerugian yang akan terjadi. Pengelolaan tersebut antara lain dilakukan melalui Restrukturisasi Pembiayaan terhadap nasabah yang mengalami penurunan kemampuan membayar namun dinilai masih memiliki prospek usaha dan