Berdasarkan beberapa hal yang telah dijelaskan di atas, maka dapat difahami bahwa prinsip demokrasi dalam pelaksanaannya mesti diletakan diatas prinsip-prinsip moral yang menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai kodrat yang diberikan Tuhan. Penghargaan dan penerapan kebebasan, persamaan, dan partisipasi politik melalui pemilu dan melalui perwakilan rakyat yang representatif diwujudkan dalam mekanisme partai politik sebagai salah satu wadah penyelenggara pemilu rakyat yang tentunya tidak akan lepas dari peran dan dukungan rakyat sebagai warga negara. 63
Abstrak : PengusulanPasanganCalonPresiden dan WakilPresiden Sebagai PesertaPemiluMenurutUndang-Undang Pilpres. Mengetahui kedudukan hukum calonPresiden dan WakilPresiden dan Partai Politik PesertaPemilu, yakni Mengetahui pengaturan Partai Politik PesertaPemilu dalam pengusulanCalonPresiden dan WakilPresiden dan pengaturan waktu pengusulanCalonPresiden dan WakilPresiden berdasarkan analisa hukum. Hal tersebut dilatar belakangi oleh adanya aturan mengenai pengusulancalonPresiden dan WakilPresiden dalam Undang-UndangNomor42Tahun2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan WakilPresiden, yakni di dalam norma Pasal 9 dan Pasal 14 ayat (2) yang tidak sesuai dengan norma Pasal 22E ayat (3) dan norma Pasal 6A ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945).
c. bahwa ketentuan Pasal 98 Undang-UndangNomor42Tahun2008 tersebut, menyatakan bahwa dalam rangka kampanye pemilihan umum Presiden dan WakilPresidenpasangancalon di tingkat pusat wajib memiliki rekening khusus dana kampanye pada Bank sebagaimana dimaksud pada huruf b serta didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum paling lama 7 (tujuh) hari setelah pasangancalonPresiden dan WakilPresiden ditetapkan sebagai peserta pemilihan umum Presiden dan WakilPresiden oleh Komisi Pemilihan Umum;
Indonesia adalah negara demokrasi yang telah mengalami beberapa kali perubahan sistem demokrasi yang terbagi menjadi beberapa periode. Dalam negara demokrasi itu sendiri, terdapat suatu hal yang ditempuh untuk mewujudkan prinsip demokrasi yaitu Pemilu. Yang dimaksud sebagai PemilumenurutUndang-UndangNomor42Tahun2008 adalah untuk memilih Presiden dan WakilPresiden. Pemilu dilaksanakan untuk memenuhi tujuan bangsa dan negara, dengan sistem tertentu, serta diatur dan dilaksanakan oleh lembaga negara yang berwenang. Namun dalam praktik penyelenggaraan Pemilu sering terjadi permasalahan yang dapat menghambat pelaksanaan Pemilu secara LUBER JURDIL. Beberapa solusi telah ditawarkan untuk menyelesaikan berbagai permasalah tersebut.
Kebijakan hukum ambang batas presi- dential threshold merupakan salah satu ja- lan untuk mewujudkan politik hukum menuju sistem multipartai yang lebih sederhana. Penerapan ambang batas untuk kursi presidenmenurut penilaian MK me- lalui putusan Nomor 3/PUU-VII/2009 merupakan kebijakan yang lebih demokra- tis karena tidak mengancam eksistensi par- tai politik dalam mengajukan pasangancalonPresiden dan WakilPresiden pada pemilu. Presidential threshold dianggap ti- dak bertentangan dengan UUD NRI Ta- hun 1945 karena tidak menegasikan prin- sip kedaulatan rakyat, serta tidak bersifat diskriminatif karena berlaku untuk semua partai politik.
Salah satu ciri negara demokrasi adalah melaksanakan pemilihan umum (pemilu) untuk membentuk pemerintahan atau mengisi jabatan-jabatan kenegaraan atau pemerintahan (pangreh). 1 Kedaulatan atau souvereiniteit (sovereignty) merupakan konsep kekuasaan tertinggi negara. 2 Rakyat dikatakan memiliki kedaulatan tertinggi dalam menentukan pemerintahan, dan dari pemilihan umum rakyat diberi kesempatan untuk berperan aktif berpartisipasi dalam mencapai pemerintahan yang hendak diwujudkan sebagaimana yang telah tertuang dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang menyatakan “Kedaulatan ada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurutUndang - Undang Dasar” .
[3 .1 1 ] Menimbang bahwa pasal-pasal yang dimohonkan pengujian oleh Pemohon pada dasarnya merupakan pasal-pasal yang mengatur mengenai mekanisme pengusulancalonPresiden dan calonWakilPresiden, terutama yang hanya memungkinkan PasanganCalonPresiden dan WakilPresiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang memenuhi syarat mencapai perolehan 20% kursi di DPR atau memperoleh 25 % dari suara sah secara nasional dalam Pemilu anggota DPR, sehingga pasal-pasal a quo tidak memungkinkan adanya calon independen atau perseorangan. Dengan menerapkan 5 (lima) syarat kerugian hak konstitusional yang ditentukan oleh Mahkamah, maka secara prima facie menurut Mahkamah terdapat kerugian hak konstitusional Pemohon dan ada hubungan sebab akibat (causal verband) antara kerugian hak konstitusional Pemohon dengan berlakunya Undang-Undang yang dimohonkan pengujian; oleh karenanya Pemohon memenuhi syarat kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan pengujian a quo;
PemiluPresiden dan WakilPresidentahun 2004 diselenggarakan oleh KPU dibawah pengaturan Undang-UndangNomor 23 Tahun 2003 tentang PemiluPresiden dan WakilPresiden dimana melalui ketentuan presidential threshold Pasal 5 ayat (4) bahwa pasangancalonPresiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik pesertaPemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD yang memperoleh minimum 15% kursi DPR atau 20% dari perolehan suara sah nasional dalam pemilu anggota DPR. Putaran pertama berdasarkan Keputusan KPU No.36 Tahun 2004 tanggal 22 Mei 2004 sebagai berikut : 1. Wiranto dan Salahuddin Wahid yang diusung oleh Partai Golkar; 2. Megawati Soekarnoputri dan A. Hasyim Muzadi yang diusung oleh PDIP; 3. Amien Rais dan Siswono Yudo Husodo yang diusung oleh PAN; 4. Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla diusung oleh Partai Demokrat, PKP, PBB, dan PKS; dan 5. Hamzah Haz dan Agum Gumelar yang diusung oleh PPP.
Dengan sengaja menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnyasebagai imbalan kepada peserta Kampanye secara langsung ataupun tidak langsung agar tidak menggunakanhaknya untuk memilih, atau memilih PasanganCalon tertentu, atau menggunakan haknya untuk memilihdengan cara tertentu sehingga surat suaranya tidak sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) huruf j.
1. Pesertapemilupresiden dan wakilpresiden adalah pasangancalon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang telah memenuhi persyaratan yang memperoleh jumlah kursi paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah kursi di DPR atau memperoleh 25% (dua puluh lima persen) dari suara sah nasional dalam pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan ketentuan perundang-undangan (UU No.42Tahun2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan WakilPresiden). 2. Penyelenggaraan PemiluPresiden dan WakilPresiden dilaksanakan setelah pelaksa-
Dalam pernyataan diatas rangkaian peristiwa pemilu secara berurutan ditunjukkan oleh nomor…. A. (1), (3), (5), (2), (4) dan (6) C. (1), (2), (3), (4), (5) dan (6) B. (1), (2), (5), (3), (4) dan (6) D. (2), (1), (3), (4), (6) dan (5) 37. Perhatikan tabel berikut!
A. Pemerintah pusat adalah presiden sedangkan pemerintahan daerah Provinsi adalah bupati B. Pemerintah pusat adalah presiden sedangkan pemerintahan daerah Provinsi adalah walikota C. Pemerintah pusat adalah presiden sedangkan pemerintahan daerah Provinsi adalah gubernur D. Pemerintah pusat adalah gubernur dan pemerintahan daerah adalah presiden
- Pasal 28 dan Pasal 111 Undang-UndangNomor42Tahun2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan WakilPresiden adalah konstitusional sepanjang diartikan mencakup warga negara yang tidak terdaftar dalam DPT dengan syarat dan cara sebagai berikut:
Tugas akhir ini mengangkat permasalahan tentang peran media dalam kampanye ditinjau dari UndangUndang yaitu Jojo Widodo melakukan kampanye pada pemilihan umum presiden dan wakilpresiden 2015, yang dimana kamanye tersebut di luar jadwal yang ditetapkan oleh KPU, dan kamanye tersebut ditayangkan secara live oleh SCTV. Tujuan dari penelitian ini untuk membahas bagaimana akibat hukum dari kampenye melalui penyiaran televisi menurut peraturan perundang-undangan, dan tindakan hukum apa yang sebaiknya dilakukan oleh KPU terhadap lembaga penyiaran terkait kampanye di luar jadwal melalui penyiaran televisi berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pengenalan proses pemilu sangat penting untuk dilakukan kepada pemilih pemula terutama mereka yang baru berusia 17 tahun. KPU dibantu dengan pihak terkait lainnya harus mampu memberikan kesan awal yang baik tentang pentingnya suara mereka dalam pemilu, bahwa suara mereka dapat menentukan pemerintahan selanjutnya dan mening- katkan kesejahteraan hidup bangsa. Pemahaman yang baik itu diharapkan dapat menjadi motivasi untuk terus menjadi pemilih yang cerdas.
Pasal 50 UU Nomor 24 Tahun 2003 tentang MK mengatur pembatasan terhadap Undang-Undang yang dapat diuji oleh MK, yaitu Undang-Undang yang diundangkan sebelum perubahan UUD 1945, namun menurut Jimly Asshiddiqie, selain UU, Mahkamah Konstitusi juga berwenang menguji Perpu, sebab Perpu merupakan Undang-Undang dalam arti materiel (wet in materiele zin). Pendapat yang menyatakan membagi wet in formele zin dan wet in materiele zin sebagai sebuah sudut pandang/perspektif berpendapat bahwa tidak perlu dibedakan secara kaku karena setiap Undang-Undang di satu sisi dapat dilihat dari segi formilnya dan di sisi lain dapat pula dari segi materialnya secara sekaligus., juga bahwa daya ikat norma yang terkandung dalam setiap Undang-Undang dapat dibedakanantara daya ikat yang bersifat umum dan daya ikat yang bersifat spesifik. 41
Pasal 7B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) mengatur tentang mekanisme pemakzulan presiden dan/atau wakilpresiden yang diusulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi (MK) untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan pendapat DPR, tentang dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh Presiden seperti melakukan
Selain itu proses pemberhentian tersebut hanya dapat dilakukan setelah didahului adanya proses konstitusional melalui Mahkamah Konstitusi (MK) yang akan memeriksa, mengadili dan memutus pendapat DPR bahwa Presiden dan/ atau WakilPresiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lain, perbuatan tercela, atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/ atau WakilPresiden. Adanya prosedur pemberhentian Presiden dan/ atau WakilPresiden dalam masa jabatannya inilah yang secara teknis ketatanegaraan biasa disebut dengan istilah impeachment. Namun dalam penulisan hukum ini penulis tidak menggunakan istilah impeachment karena istilah tersebut memang tidak dikenal dalam konstitusi Indonesia. Walaupun memang secara substantif apa yang dimaksud dengan istilah impeachment yang juga dikenal dan diterapkan di banyak negara lain didunia tersebut memang secara makna juga diatur dalam konstitusi kita namun memang istilah impeachment itu sendiri tidak disebutkan secara eksplisit dalam Undang-Undang Dasar 1945. Penulis lebih memilih untuk menggunakan istilah “pemberhentian dalam masa jabatan” karena memang istilah inilah yang dipakai dalam Pasal 7A dan 7B UUD 1945 hasil perubahan. Selain tidak menggunakan istilah impeachment, penulis juga tidak menggunakan istilah “amandemen” UUD 1945 tetapi
Malang:In-Trans Publishing Undang-Undang Dasar 1945 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Ot[r]
“Di sinilah masalahnya. Nampak sekali konstit usi kita dengan melihat pada konstruksi pasal ini bahwa pasangancalon diharapkan adalah lebih dari 2, s ehingga dia mbil 2 ya ng ter ba nya k, kemudian maju pada putaran kedua,” kata Andi Muhammad Asrun dalam sidang pendahuluan di MK, Senin, (16/6/2014). Dem ikia n pula ketent ua n Pa sal 159 ayat (1) UU Pilpres juga t ida k diketahui berapa jumlah pasangancalon karena pengertian pasangancalon terpilih dilekatkan pada syarat yang limitatif, yaitu memperoleh suara lebih dari 50% dan sebaran suara 20%. Dalam ketentuan berikutnya yaitu pada Pasal 159 ayat (2) UU Pilpres diberikan jalan dalam prosedur tertentu untuk mengantisipasi jika pada Pasal 159 ayat (1) UU Pilpres tidak terpenuhi yaitu; “Dalam hal tidak ada PasanganCalon terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), 2 (dua) PasanganCalon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dipilih kembali oleh