Top PDF PENINGKATAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN TEMA LINGKUNGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE Peningkatan Keaktifan Dalam Pembelajaran Tema Lingkungan Melalui Model Pembelajaran Example Non Example Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kel
4 Ledokdawan tahun 2014/2015 ” Laporan Penelitian Tindakan kelas ini disusun semoga dapat digunakan sebagai bahan kajian peningkatan mutu pembelajaran di Sekolah Dasar atau setidaknya dapat sebagai bahan pelengkap perpustakaan sekolah.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan keaktifansiswa dalam pembelajarantemalingkungan melalui modelpembelajaranexamplenonexample dengan menggunakanmediagambar pada siswa kelas III SD N 4 Ledokdawan yahun 2014/2015. Pada penelitian ini subjek penerima tindakan adalah kelas III SD N 4 Ledokdawan yang berjumlah 16 siswa., subjek pelaku adalah peneliti sebagai guru. Metode atau teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknis analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang meliputi sajian data, reuksi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatankeaktifanpembelajaran. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari 4 indikator dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini bisa dilihat dari saat kondisi awal yang baru mencapai rata-rata sebesar 34,84 %, siklus I (pertemuan I sebesar 54,30 %, pertemuan II sebesar 66,02 %), dan untuk siklus II (pertemuan I sebesar 76,56%, pertemuan II 90,62%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan pendekatan model pembelajaan ExampleNonExample dengan menggunakan ,mediagambar dapat meningkatkan keaktifansiswa dalam pembelelajaran temalingkungan pada siswa kelas III SD N 4 Ledokdawan tahun 2014/2015.
Apakah peningkatankeaktifan dalam pembelajarantemalingkungan dapat ditingkatkan melalui modelpembelajaranexamplenonexample dengan menggunakanmediagambar dapat meningkatkan keaktifansiswa kelas III semester I SD N 4 Ledokdawan Grobogan Tahun 2014/2015 ?
ModelpembelajaranExampleNonExample atau juga biasa disebut example dan non-example merupakan modelpembelajaran yang menggunakangambar sebagai mediapembelajaran. Penggunaan mediagambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar (Rusman, dkk. 2012: 67). Menurut Rohani (1997: 76-77) mengemukakan bahwa gambar sangat penting dalam usaha memperjelas pengertian pada peserta didik. Sehingga dengan menggunakangambar peserta didik dapat lebih memperhatikan terhadap benda-benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pelajaran. Gambar dapat membantu guru dalam mencapai tujuan instruksional, karena gambar termasuk media yang mudah dan murah serta besar artinya untuk mempertinggi nilai pengajaran. Karena gambar, pengalaman dan pengertian peserta didik menjadi lebih luas, lebih jelas dan tidak mudah dilupakan, serta lebih konkret dalam ingatan dan asosiasi peserta didik.
Giri Ibrahim, UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKANMODELPEMBELAJARANEXAMPLENONEXAMPLE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI JIPANGAN 1 BANYUDONO TAHUN 2015/2016. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta, April 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah Meningkatkan motivasi dengan menerapkan modelpembelajaranExamplenonExample pada siswa kelas V SDN Jipangan 1 Banyudono Tahun Ajaran 2015/2016. Dan untuk meningkatkan hasil belajar dengan menerapkan modelpembelajaranExamplenonExample pada siswa kelas V SDN Jipangan 1 Banyudono Tahun Ajaran 2015/2016 . Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada pembelajaran IPA dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan modelpembelajaranExamplenonexample dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada siswa kelas V SD Negeri Jipangan 1 Banyudono Tahun Ajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, tes dan dokumentasi, selanjutnya analisis data dalam penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hal ini dapat dilihat dari motivasi belajar yang terdapat lima indikator. Hasrat dan keinginan berhasil pada prasiklus 26,31% dan meningkat pada siklus II menjadi 94,73%. Dorongan dalam belajar pada prasiklus 42,10% dan meningkat pada siklus II menjadi 89,47%. Pengharaan dalam belajar pada prasiklus 42,10% dan meningkat pada siklus II menjadi 89,47%. Kegiatan yang menarik dalam belajar pada prasiklus 47,36% dan meningkat pada siklus II menjadi 84,21%. Lingkungan belajar yang kondusif pada prasiklus 36,84% dan meningkat pada siklus II menjadi 84,21%. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada prasiklus 31,57% dan meningkat pada siklus II menjadi 94,73%. Dengan demikian penerapan strategi pembelajaranExamplenonExample dapat dilaksanakan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada siswa kelas V SD Negeri Jipangan 1 Tahun Ajaran 2015/2016.
Dalam penelitian ini kami menggunakanmediagambar atau dalam istilah lain disebut juga media grafis. Media grafis paling umum digunakan dalam PBM, karena merupakan bahasa yang umum dan dapat mudah dimengerti oleh peserta didik. Kemudahan mencerna media grafis karena sifatnya visual konkrit menampilkan objek sesuai dengan bentuk dan wujud aslinya sehingga tidak verbali. Kelebihan media ini adalah: sifatnya konkrit, lebih realistik dibandingkan dengan media verbal dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, baik untuk usia muda maupun tua dan tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya. Kelemahannya, gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. (http://www.canboyz.co.cc/2010/05/media-pembelajaran-grafis-makalah.html, diunduh 20/03/2011: 22.02)
Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan rata-rata nilai pretes dan postes kemampuan berpikir rasional oleh siswa yang diukur dengan N-gain pada kelas eksperimen dengan rata-rata 73,15 lebih tinggi daripada rata-rata pada kelas kontrol yaitu 54,67. Indikator kemampuan berpikir rasional dengan kriteria tinggi sekali yang dicapai siswa melalui modelExampleNonExample, yakni indikator menggali informasi,mengolah informasi, dan mengambil keputusan. Aktivitas belajar siswa yang menggunakanmodelExampleNonExample, juga mengalami peningkatan dari pertemuan I dengan rata-rata 74,99 meningkat pada pertemuan II dengan rata-rata 83,08. Aspek mengemukakan ide/ gagasan berkriteria sangat baik,aspek bertukar informasi, mengajukan pertanyaan, dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok merupakan aktivitas dengan kriteria baik yang dicapai siswa pada kelas eksperimen yang menggunakanmodelExampleNonExample,
Strategi examplenonexample merupakan salah satu tipe dari modelpembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan – bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat memperolehnya dari membaca dan mengamati situasi lingkungan sekitar. Strategi ini menuntut para sisiwa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non-example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
4) Merupakan kontrak pedogogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik pimpinan satuan pendididikan, dan orang tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya proses-proses pembelajaran dan penilaian di sekolah.
Dari berbagai permasalahan di atas, diperlukan suatu inovasi modelpembelajaran yang mampu memotivasi siswa dalam melaksanakan berbagai aktivitas belajarnya khususnya pada materi pencemaran lingkungan yang dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Berdasarkan hasil angket terkait pelaksanaan pembelajaran di MAN Yogyakarta II yang diisi oleh siswa pada studi pendahuluan yang dilakukan, dari 61 siswa yang mengisi angket terdapat 51 siswa yang berpendapat bahwa cara pembelajaran biologi yang menyenangkan dan memudahkan siswa dalam memahami materi biologi, jika materi biologi disampaikan dalam bentuk contoh-contoh yang terkait dengan segala permasalahan di kehidupan sehari-hari. Salah satu modelpembelajaran yang sesuai dengan pendapat siswa di atas yaitu modelpembelajaran kooperatif tipe examplenonexample. Menurut Yensy (2012 : 25), modelpembelajaran kooperatif tipe examplenonexample merupakan model belajar yang menggunakan contoh-contoh yang dapat diperoleh dari kasus/ gambar yang relevan dengan kompetensi dasar. Melalui model ini, siswa diberikan kesempatan dalam kelompok kecil untuk mendiskusikan dan menganalisis semua hal yang terdapat pada contoh-contoh yang diberikan oleh guru dan mempresentasikan hasilnya dihadapan teman-temannya.
Konsep modelpembelajaran ini pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. ExampleNon Examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari Example dan non-Examples dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non-Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada. (Hamzah, 2005:113).
Example adalah modelpembelajaran yang menggunakanmediagambar dalam penyampaian materi pelajaran. Dengan penggunaan gambar ini, siswa akan memiliki gambaran yang jelas tentang materi yang mereka pelajari. Mata pelajaran IPA dengan materi pengelolaan sumber daya alam adalah materi pelajaran yang membutuhkan banyak contoh gambar dalam pembelajarannya. Selain itu, model ini melibatkan siswa secara penuh di dalam proses pembelajaran sehingga dapat memberikan pembelajaran yang bermakna pada siswa karena siswa termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran yang menarik dan terlibat penuh dari awal persiapan pembelajaran hingga evaluasi pembelajaran. ModelpembelajaranExampleNonExample cocok digunakan untuk meningkatkan aktivitas siswa karena pada modelpembelajaran ini siswa menganalisis dan memecahkan permasalahan yang ada melalui gambar yang disajikan oleh guru, ada kompetisi antar siswa untuk memecahkan masalah yang terkait dengan topik pelajaran serta adanya penghargaan (reward), sehingga siswa dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan. Untuk menguji efektivitas modelpembelajaran
pilkan gambar sesuai dengan tujuan pembe- lajaran, 3) menampilkan gamabr siklus air melalui OHP/Proyektor, 4) memberikan pen- jelasan materi, 5) membimbing siswa mem- bentuk kelompok, 6) membimbing siswa diskusi menganalisis gambar, 7) Membimbing siswa mencatat hasil diskusi analisis gambar, 8) Membimbing siswa diskusi membuat laporan kelompok, 9) Membimbing siswa me- lakukan presentasi, 10) Membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran yang sudah ber- langsung dan sepuluh (10) aktivitas siswa yaitu 1) memasuki pembelajaran, 2) menyimak gambar yang disajikan guru, 3) menyimak gambar siklus air, 4) menyimak penjelasan materi, 5) membentuk kelompok, 6) meng- analisis gambar, 7) mencatat hasil analisi gambar 7) membuat laporan diskusi kelompok, 8) melakukan presentasi, 9) membuat laporan diskusi kelompok, 10) Membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang sudah ber- langsung. Jadi terdapat peningkatan aktivitas belajar baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui modelpembelajaranexamplenonexample. Aktivitas siswa yang progresif memberikan dampak yang positif terhadap capaian siswa.
Berdasarkan pendapat tersebut, penulis beranggapan bahwa modelpembelajaranexamplenonexample dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Sebab di dalam pendapat tersebut diungkapkan bahwa modelpembelajaranexamplenonexample merupakan modelpembelajaran yang bertujuan untuk mendorong siswa belajar berpikir kritis dengan jalan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar atau yang telah terjadi saat-saat ini. Dengan menggunakanmediagambar berupa gambar contoh dan noncontoh, siswa dapat lebih mudah untuk berpikir kritis. Sebab dengan menggunakanmediagambar, siswa akan lebih senang dan lebih mudah menganalisis suatu permasalahan yang akan siswa kritisi.
ModelpembelajaranExampleNonExample merupakan model yang menggunakanmediagambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk berpikir kritis dengan jalan untuk memecahkan permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar, yang terdiri dari tahap 1: mempersiapkan gambar, tahap 2: menempel gambar, tahap 3: menganalisis gambar, tahap 4: diskusi kelompok, tahap 5: presentasi, tahap 6: penjelasan materi, tahap 7: kesimpulan. Sedangkan hasil belajar IPS adalah hasil atau penilaian yang diterima oleh siswa dari proses pembelajaran IPS yang telah berlangsung dan diterima pada saat proses pembelajaran selesai dengan materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia bagi siswa kelas V SD 4 Prambatan Kidul. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SD 4 Prambatan Kidul dengan subjek penelitian guru dan 28 siswa. Penelitian ini berlangsung selama dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Variabel bebas adalah modelExampleNonExample. Sedangkan variabel terikat adalah pembelajaran yang terdiri dari keterampilan guru mengajar dan hasil belajar meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Instrumen penelitian ini adalah wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) peningkatankeaktifan dan prestasi belajar siswa dengan penerapan pembelajaran berbasis masalah modelexamplenon- example dilakukan dengan tahapan a) menyiapkan gambar-gambar permasalahan, b) menampilkan gambar-gambar permasalahan, c) menganalisis permasalahan pada gambar, d) diskusi kelompok, e) presentasi hasil diskusi, f) menjelaskan materi sesuai tujuan, g) kesimpulan; (2) penerapan pembelajaran berbasis masalah modelexamplenon-example dapat meningkatkan keaktifansiswa kelas V SD Negeri Sarikarya dari rata-rata kondisi awal 47,98 meningkat pada siklus I sebesar 66,31 dan pada siklus II terjadi peningkatan lagi menjadi 78,17 dengan kategori aktif. (3) penerapan pembelajaran berbasis masalah modelexamplenon-example juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari nilai kondisi awal yaitu 61,61 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebanyak 47%, meningkat menjadi 71,15 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebanyak 73,1% pada siklus I, dan pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa 82,11 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 88,46%.
Strategi pembelajaranexamplenonexample ini menarik perhatian siswa kelas II di SD Negeri Jatibatur 3 karena menggunakangambar atau ilustrasi sebagai media pembelajarannya. Mediagambar atau ilustrasi tersebut membantu siswa dalam menemukan dan memahami konsep pelajarannya. Siswa sekolah dasar khususnya kelas rendah lebih mudah dalam menyelesaikan persoalan yang disajikan dengan bantuan benda kongkrit yang dapat digambarkan atau dialami. Ketertarikan siswa ini menumbuhkan rasa ingin tahu mereka, dimana menurut Hamzah B. Uno (2007: 34), timbulnya rasa ingin tahu merupakan salah satu teknik motivasi dalam pembelajaran.
Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, dapat memberikan gambaran peneliti untuk melaksanakan penelitian yang berhubungan dengan penggunaan modelpembelajaranExampleNonExample dengan pendekatan PBL dalam pembelajaran IPA. Selain itu ketiga penelitian yang telah disebutkan diatas juga terbukti menguatkan teori bahwa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakanmodelpembelajaranExampleNonExample, pendekatan Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa, demikian pula dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakanmodelpembelajaranExampleNonExample dengan pendekatan Problem Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar kognitif IPA, siswa kelas 5 SDN Mangunsari 03 sebagai langkah perbaikan dari contoh penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya.
Tes yaitu alat atau prosedur yang dipergunakan untuk penelitian, alat ini dapat berbentuk tugas atau suruhan yang harus dilaksanakan dan dapat pula berupa pertanyaan-pertanyaan atau soal yang harus dijawab. 52 Dalam penelitian ini metode tes yang pertama dilakukan adalah tahap persiapan yaitu tes uji coba instrumen untuk mengukur uji validitas, uji reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda, setelah dilakukan tes uji coba dan hasilnya dinyatakan valid dan reliable maka instrument layak digunakan sebagai instrument penelitian. Kisi- kisi soal tes memuat materi tentang bangun ruang kelas VII semester genap. Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep pada peserta didik kelas VII MTs Al-Hidayah Sri Kuncoro Tanggamus sebelum menggunakan metode pembelajaranExampleNonExample berbantuan Poster Comment dan sesudah dilakukannya eksperimen.
Tehnik pengumpulan data dilakukan melalui (1) Observasi, menurut Suharsimi Arikunto (2007: 127), observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. (2) Wawancara, menurut Wina Sanjaya (2011: 96) wawancara adalah teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu. (3) Tes, menurut Wina Sanjaya (2011: 99) tes merupakan instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. (4) Dokumentasi, menurut Iskandar (2009: 73) teknik dokumentasi merupakan penelaahan terhadap referensi-referensi yang berhubungan dengan fokus permasalahan dalam penelitian. Dokumen yang dimaksud adalah dokumen pribadi siswa, dokumen resmi, referensi-referensi, foto, rekaman kaset.