Top PDF PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2OO9 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK
Sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan PartaiPolitik maka penggunaan bantuankeuanganPartaiPolitik diprioritaskan untuk melaksanakan pendidikan politik bagi anggota PartaiPolitik dan masyarakat. Materi pendidikan politik berkaitan dengan pendalaman mengenai 4 (empat) pilar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan RepublikIndonesia; pemahaman mengenai hak dan kewajiban warga negara Indonesia dalam membangun etika dan budaya politik; dan pengkaderan anggota PartaiPolitik secara berjenjang dan berkelanjutan.
Selain itu, PartaiPolitik wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran bantuankeuangan dari APBN dan APBD kepada BPK secara berkala 1 (satu) tahun sekali untuk diperiksa paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir dan BPK sudah selesai memeriksa laporan tersebut 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Selanjutnya BPK menyampaikan hasil pemeriksaan atas laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran tersebut kepada PartaiPolitik paling lama 1 (satu) bulan setelah pemeriksaan selesai dilakukan. PeraturanPemerintah ini memuat ketentuan mengenai pemeriksaan laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran bantuankeuangan kepada PartaiPolitik yang bersumber dari APBN dan APBD oleh BPK guna menindaklanjuti ketentuan Pasal 34A Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahanatas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang PartaiPolitik. Penggunaan nomenklatur pemeriksaan dalam PeraturanPemerintah ini dalam rangka penyesuaian dengan Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Pengkajian, penelitian dan pengembangan pada dasarnya dapat dilakukan oleh ilmuwan baik yang mewakili instansi maupun perorangan sesuai dengan bidang ilmu yang dimilikinya. Namun demikian dalam rangka perumusan kebijaksanaan pengawetan jenis tumbuhan dan satwa, pengkajian, penelitian dan pengembangan harus tetap menjadi tanggung jawab Pemerintah.
Namun mengingat bahwa kandungan Undang-undang Nomor5Tahun 1967 terhadap kepentingan masyarakat kecil, menengah dan koperasi belum nyata maka perkembangan pengusahaan hutan lebih mengarah pada pembentukan usaha-usaha besar. Sedangkan perhatian kepada pembangunan ekonomi rakyat tidak berjalan dengan lancar.
Dalam rangka optimalisasi penerimaan negara dari kontrak-kontrak yang sudah ada, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009 mengamanatkan Pemerintah untuk menerbitkan peraturan yang mengatur mengenai Pengembalian Biaya Operasi yang telah dikeluarkan kontraktor dalam rangka kontrak kerja sama. Untuk itu, ketentuan yang diatur dalam PeraturanPemerintah ini juga berlaku terhadap kontrak kerja sama yang telah ditandatangani sebelum berlakunya PeraturanPemerintah ini dengan beberapa ketentuan peralihan.
Bangsa Indonesia dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan berupa sumber daya alam hewani, nabat i at aupun keindahan alam dan gej ala alam lainnya. Pot ensi sumber daya alam dan ekosist emnya t ersebut perlu dikembangkan dan dimanf aat kan unt uk sebesar-besarnya kesej aht eraan rakyat dengan memperhat ikan asas konservasi yait u pelest arian kemampuan dan pemanf aat an sumber daya alam hayat i dan ekosist emnya secara serasi dan seimbang.
Pelaksanaan kewenangan wajib merupakan pelayanan minimal pada bidang- bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, sesuai dengan standar yang ditentukan Propinsi berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Pemerintah. Ayat (3)
b. Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi yang tidak menyampaikan laporan keuangan tahunan, laporan auditor independen, atau laporan operasional tahunan, sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan, dikenakan denda administratif sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk setiap hari keterlambatan untuk setiap laporan tersebut.
5. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);
Sesuai dengan dinamika pembangunan nasional serta aspirasi masyarakat, pada prinsipnya kawasan hutan dapat diubah peruntukan atau fungsinya. Untuk menjaga terpenuhinya keseimbangan manfaat lingkungan, manfaat sosial budaya, dan manfaat ekonomi, maka perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan harus berasaskan optimalisasi distribusi fungsi dan manfaat kawasan hutan secara lestari dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan kecukupan luas kawasan hutan dalam daerah aliran sungai, provinsi, atau pulau, sehingga lahan pengganti kawasan hutan juga harus terletak dalam daerah aliran sungai, provinsi, atau pulau yang sama. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, Pemerintah Daerah menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang menjadi pedoman dalam pemanfaatan ruang.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1977 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 26 TAHUN 1973 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN PRE[r]
Rencana Tata Ruang wilayah Nasional merupakan kebijaksanaan Pemerintah yang menetapkan rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang Nasional beserta kriteria dan pola pengelolaan kawasan yang harus dilindungi, kawasan budi daya, dan kawasan lain. Kebijaksanaan tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah serta keserasian antar sektor, dan dijadikan acuan bagi instansi pemerintah dan masyarakat untuk mengarahkan lokasi dan memanfaatkan ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan PeraturanPemerintah tentang Perubahan Kedelapan AtasPeraturanPemerintahNomor 29 Tahun 2001 tentang Peraturan Gaji Anggota Kepolisian RepublikIndonesia;
4. PeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor 29 Tahun 2001 Tentang Peraturan Gaji Anggota Kepolisian Negara RepublikIndonesia (Lembaran Negara RepublikIndonesiaTahun 2003 Nomor 20 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4094) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan PeraturanPemerintahNomor 68 Tahun 2005 (Lembaran Negara RepublikIndonesiaTahun 2005 Nomor 153).
4. PeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor 29 Tahun 2001 tentang Peraturan Gaji Anggota Kepolisian Negara RepublikIndonesia (Lembaran Negara RepublikIndonesiaTahun 2001 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesiaNomor 4094) sebagaimana telah lima kali diubah terakhir dengan PeraturanPemerintahNomor 21 Tahun 2009 (Lembaran Negara RepublikIndonesiaTahun 2009 Nomor 38);
Peraturan Gaji Anggota Kepolisian Negara RepublikIndonesia (Lembaran Negara RepublikIndonesiaTahun 2001 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesiaNomor 4094) sebagaimana telah enam kali diubah terakhir dengan PeraturanPemerintahNomor 27 Tahun 2010 (Lembaran Negara RepublikIndonesiaTahun 2010 Nomor 33);
Pendidikan kewarganega-raan dimaksudkan untuk membentuk Peserta Didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral Pancasila, kesadaran berkonstitusi Undang- Undang Dasar Negara RepublikIndonesia 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta komitmen Negara Kesatuan RepublikIndonesia.