Top PDF Perjanjian Kerjasama Bongkar Muat Kapal antara Pemilik Barang dengan Perusahaan Bongkar Muat (Studi Perjanjian PT. Sentana Adidaya Pratama dan PT. Bhanda Ghara Reksa Persero Medan)
Meskipun demikian hubungan kerjasama tersebut masih mengalami kendala-kendala sebab dalam hal perjanjiankerjasama yang dilakukan oleh para pihak tidak semata-mata hanya pihak PT SAP dan PT BGR Persero saja yang terkait didalamnya tetapi juga adanya pihak ketiga seperti Pelindo Belawan dalam hal pengurusan penyandaran kapal, buruh di pelabuhan dan digudang dalam hal pekerjaan pembongkaran di kapal dan gudang, armada pengangkutan untuk proses pengiriman pupuk dari pelabuhan menuju ke gudang, Bea Cukai melalui proses kepabeanan, penggunaan timbangan, pemakaian alat-alat berat, toleransi susut barang, hilangnya pupuk selama proses pembongkaran dan lain-lain yang ikut mempengaruhi pekerjaan dalam perjanjiankerjasama tersebut. Disamping itu terdapat beberapa peraturan yang sifatnya wajib dan mengikat untuk dilaksanakan bagi setiap importir yang kapalnya akan sandar di pelabuhan tertentu dimana dampaknya dapat merugikan importir akibat pengenaan biaya yang cukup tinggi. Hal ini secara tidak langsung mengakibatkan ketidak-seimbangan antar hak dan kewajiban yang berkaitan dengan perjanjian atau kontrak kerjasama antara dari PT SAP selaku importir barang dan PT BGR Persero.
Ketentuan umum dari suatu perjanjian terdapat dalam KUHPerdata pada Buku III Bab II yang berjudul “Tentang perikatan yang dilahirkan dari kontrak atau perjanjian.” Dalam KUH Perdata Buku III titel Kedua tentang “Perikatan-Perikatan yang Lahir dari Kontrak atau Perjanjian” menggunakan istilah overeenkomst dan contract untuk pengertian yang sama. Hal ini didukung oleh pendapat para sarjana antara lain J. Satrio 6 , Soetojo Prawirohamidjojo dan Marthalena Pohan 7 , Mariam Daruz Badrulzaman 8 , Hofmaan, yang menggunakan istilah kontrak dan perjanjian dalam pengertian yang sama. 9 Dalam sejarah perkembangan hukum yang mengatur mengenai perjanjian atau kontrak di Indonesia sampai saat ini masih menggunakan hukum kolonial Belanda yang terdapat dalam Buku III KUH Perdata yang menganut system terbuka (open system), artinya para pihak bebas untuk mengadakan kontrak dengan siapapun, menentukan syarat-syaratnya, pelaksanaannya, dan bentuk kontrak, baik berbentuk lisan maupun tertulis. 10 Dunia bisnis saat ini yang selalu hidup dan berkembang diperlukan adanya suatu aturan hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan kontak atau perjanjian yang disebut hukum kontrak. Salim HS dalam bukunya menyebutkan bahwa defenisi hukum kontrak adalah keseluruhan dari khaidah-khaidah hukum yang mengatur hubungan hukum antara dua pihak atau lebih
Hak dan kewajiban adalah konsep kunci dalam yurisprudensi dan etika yang sama dimana hak berisi tuntutan pada kondisi baik dan kewajiban diharapkan untuk menyumbang menjadi baik. 87 Adanya hak pada seseorang berarti bahwa ia mempunyai suatu keistimewaan tersebut; adanya suatu kewajiban pada seseorang berarti bahwa diminta daripadanya suatu sikap atau tindakan yang sesuai dengan keistimewaan yang ada pada orang lain. 88 Dalam suatu perjanjiankerjasama keseimbangan antara hak dan kewajiban dari para pihak merupakan hal yang utama sebagai dasar pertimbangan lahirnya perjanjiankerjasama tersebut. Pelaksanaan hak dan kewajiban haruslah berjalan seimbang. Artinya, para pihak tidak boleh terus menuntut hak tanpa memenuhi kewajiban. Perjanjian merupakan perbuatan hukum yang bersegi dua yaitu tiap perbuatan yang akibat hukumnya ditimbulkan oleh kehendak dari dua subjek hukum, dua pihak atau lebih (Pasal 1313 KUH Perdata). 89
---,Kumpulan Karangan Hukum Perikatan, Arbiterase Dan Peradilan, Bandung, Alumni, 1980 Suharnoko, SH., MLi, Hukum Perjanjian Teori Dan Analisa Kasus, Jakarta, Kencana, 2004 Tjahjono, E[r]
Kesimpulan yang diambil bahwa sejauh ini keseimbangan hak dan kewajiban belum dapat terlaksana dengan baik oleh karena itu para pihak harus lebih memperhatikan isi kontrak dengan semua faktor yang berkaitan terhadap pekerjaan bongkarmuat sehingga ketika terjadi kendala dilapangan dapat segera diambil tindakan tanpa memerlukan interpretasi yang bisa saja merugikan salah satu pihak untuk menghindari terjadinya wanprestasi. Hambatan-hambatan yang muncul pada saat pelaksanaan pekerjaan bongkarmuat sangat bervariasi sehigga diperlukan koordinasi para pihak dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul dan apabila terjadi sengketa dapat diselesaikan dengan cara musyawah dan mufakat. Dalam hal musyawarah mufakat tidak tercapai maka pilihan hukum yang diambil adalah melalui Pengadilan Negeri Medan.
The conclusion of the research was that so far the balance between the right and the obligation has not been sufficiently carried out. Therefore, the parties concerned should pay more attention to the content of the contract and to all factors which are related to loading and unloading activities so any problem which arises in the field can be settled without any interpretation which can harm one of the parties in order to avoid any default. The constraints which arise during the implementation of loading and unloading activities are varied so that coordination among the parties concerned is highly needed to handle the problems. Any dispute can be settled by negotiation, and if it cannot be solved by negotiation, it is brought to Medan District Court.
c. Apabila barang muatan yang menonjol menghalangi lampu-lampu atau memantulkan cahaya, maka pada ujung muatan tersebut harus diberi tambahan lampu-lampu dan tanda yang dapat memantulkancahaya. d. Barang muatan yang melampaui bagian terluar belakang mobil barang
barang yang dibeli memiliki masa pakai yang panjang, maka harus dikapitalisasi yang berarti harus ada pada neraca sebagai asset. Disisi lain, biaya yang ditimbulkan harus dilaporkan pada laporan laba rugi. Biaya yang dikapitalisasi biasanya diharapkan untuk memberikan manfaat lebih dari satu tahun.Jika suatu asset digunakan untuk tujuan-tujuan produksi yang melibatkan penggunaan atau manfaat berulang maka asset tersebut dimasukkan dalam klasifikasi asset tetap, seperti tanah, bangunan, atau peralatan. Untuk dikategorikan sebagai asset tetap, suatu asset tidak harus digunakan secara terus-menerus atau bahkan sering.Termasuk dalam asset tetap adalah asset yang dalam keadaan siap pakai bila dibutuhkan ketika peralatan yang biasa dipakai rusak atau hanya dipakai selama periode sibuk. Asset tetap yang tidak digunakan lagi tidak dapat diklasifikasikan sebagai asset tetap.
Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui volume pertambahan dan peningkatan/penurunan jumlah barang yang di bongkar maupun dimuat di Pelabuhan Utama Belawan pada tahun2012. Untuk melihat jumlah barang yang dibongkar maupun dibongkar diperlukan teknik peramalan dan analisa yang lengkap. Dalam hal ini penulis menggunakan teknik peramalan. Teknik tersebut menghasilkan perkiraan jumlah barang yang dibongkar dan dimuat untuk tahun 2012. Tujuannya adalah sebagai indicator atau bahan pertimbangan bagi pemerintah dan khususnya bagi pihak Otoritas Pelabuhan Belawan selaku pihak perencana kegiatan bongkarmuat di Pelabuhan Utama Belawan.
Harbour Mobile Crane (HMC) adalah jenis Shore Crane yang didesain khusus untuk keperluan pelayanan bongkarmuat di dermaga dan dapat berpindah-pindah tempat (travelling). Harbour Mobile Crane (HMC) biasanya digunakan untuk melayani kegiatan bongkarmuat pada terminal di pelabuhan seperti Terminal Container, Terminal Curah Kering, Terminal Curah Batu Bara dan lain-lain. Bongkar adalah proses pemindahan barang dari kapal menuju daratan / dermaga (Avijanto, 2016).
d.iberikan pada roda secara statik dan tidak dibedakan antara desain sepatu rem dengan sepatu yang d.ipasang kaku pada tuas rem dengan sepatu yang terpasang pada titik [r]
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmad dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.
Perusahaan tempat penilitian berlangsung memiliki 2 jenis gudang yaitu, gudang normal dan gudang berikat (PPGB). Keseluruhan gudang memiliki 8 pintu dan 16 loading B yang digunakan sebagai tempat bongkarmuatbarang. Gudang berikat (PPGB) memiliki 3 pintu (pintu nomor 1 – 3) dan 6 loading B (loading nomor 1 – 6) sedangkan gudang normal memiliki 5 pintu (pintu nomor 4 – 8) dan 10 loading B (loading nomor 7 - 16). Jumlah forklift yang digunakan adalah 8 unit untuk semua loading yang ada, baik pada gudang PPGB maupun gudang normal serta 3 orang tally man. Jumlah PIC forklift driver yang tersedia untuk proses bongkarmuat ini terdiri dari 4 orang PIC forklift driver untuk PPGB dengan 1 orang tally man, sedangkan untuk gudang normal PIC forklift
Pada pengerjaan tugas akhir ini, diperlukan software simulasi untuk membantu menyelesaikan model simulasi yang dibuat. Karena untuk menyimulasikan proses yang sebenarnya memerlukan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Pada penelitian yang dilakukan oleh Moch Irfan, 2010, dibuat simulasi perencanaan kapasitas pelabuhan operasional pabrik. Dimana simulasi tersebut menggunakan software EXTENDSIM. Pada simulasi ini memodelkan kapal yang datang bersandar sesuai kontrak yang telah dibuat dan melakukan bongkarmuat. Bongkarmuat dilakukan dengan peralatan Continuous Ship Unloading (CSU), Ship Loader , dan peralatan lainnya yang menunjang dalam artian peralatan yang digunakan untuk menurunkan muatan dari kapal saja.. Pada tugas akhir tersebut, jadwal kedatangan kapal dapat ditentukan sesuai kontrak. Sedangkan pada tugas akhir ini, terdapat proses bongkarmuat dari/ke kapal. Juga faktor kedatangan kapal ditentukan melihat jadwal kapan sandar sebelumnya. Untuk itu, diperlukan suatu perhitungan statistik untuk menentukan distribusi kedatangan kapal.
Dalam meningkatkan pelayanan yang baik, maka perusahaan dituntut untuk dapat mencapai produktivitas yang tinggi untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan perusahaan, maka perlu dibuatkan suatu prosedur mengenai proses bongkarmuat untuk mempermudah dan mengefisienkan proses bongkarmuat di pelabuhan. Tujuan dari dibuatnya prosedur tersebut diharapkan agar dalam proses bongkarmuat dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ada dan dapat berjalan dengan semestinya.
Untuk mencapai obyektif tersebut maka berikut ini adalah beberapa KPI ( Key Performance Indicator) yang harus ditentukan sebagai parameter untuk mengidentifikasi risiko - risiko potensial selama kapal dalam alur pelayaran, rede, kapal sandar, kapalbongkarmuat, sampai kapal meninggalkan dermaga. 3.2 Penentuan Risiko Berdasar Kejadian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistem pelatihan terhadap kinerja karyawan pada PT. BhandaGharaReksa (Persero). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana didalamnya terdapat hipotesis yang dibuktikan dengan perhitungan statistik. Teknik penggalian data yang digunakan adalah teknik observasi, awancara dan studi pustaka. Serta ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada bidang personalia PT. BhandaGharaReksa (Persero). Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder, yaitu dengan pengamatan (observation), angket (kuisioner) dan studi kepustakaan. Peneliti menggunakan angket berstruktur sebagai alat/instrumen untuk memperoleh data primer (kualitatif) dengan sistem skala likert yang disebarkan kepada 63 orang responden. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan model teknik analisis regresi berganda multiple regretion) dan diolah dengan bantuan program Statistical Product Service Solution versi19.00 (SPSS V.19.00) melalui uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji- t, koefisien determinasi (R2), dan uji pengaruh dominan (uji – f).
Kegiatan bongkarmuat yang dilakukan oleh PT. Samudera Indonesia Cabang Medan mulai dari In-Gate sampai pemuatan ke atas kapal begitupun sebaliknya pada dasarnya selalu mengandung suatu risiko. Risiko merupakan suatu keadaan yang tak terduga sebelumnya dan dapat menimbulkan kerugian bagi seseorang, apalagi dalam usaha bisnis pelayanan jasa bongkarmuat yang dilakukan oleh PT. Samudera Indonesia Cabang Medan, risiko tersebut bisa terjadi seperti timbulnya kerusakan, kekurangan, dan kehilangan atas barang yang berada dalam petikemas. Adanya risiko dalam usaha bisnis pelayanan jasa bongkarmuat petikemas dapat menimbulkan kerugian bagi pengguna jasa (pemilik/pengirim) ataupun bagi PT. Samudera Indonesia Cabang Medan yang harus memberikan ganti kerugian atas klaim yang diajukan PT. Samudera Indonesia Cabang Medan harus bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat kerusakan, kekurangan, dan kehilangan petikemas serta barang muatan yang ada di dalamnya pada saat pelaksanaan bongkarmuat dari dan ke kapal yakni mulai dari kegiatan penerimaan, pemuatan, pembongkaran dan pengeluaran yang disebabkan oleh kesalahan/kelalaian dari pihak perusahaan.