Top PDF Perlindungan Hukum Terhadap Pencipta atas Pembajakan Karya Seni Digital pada Jejaring Sosial Ditinjau dari UU No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta skripsi
Harus diakui, pelanggaran hakcipta di bidang musik, tidak hanya menghancurkan industri musik domestik, tetapi juga produser sound recording asing. Para pembajak sangat diuntungkan dari praktek illegal ini karena mereka tidak mengeluarkan biaya untuk produksi, pemasaran dan promosi. Tidak jauh dari estimasi IPPPMI (Ikatan Pendidik dan Pengelolaan Pendidikan Musik Indonesia, dua dari lima rekaman musik yang diperdagangkan di Indonesia merupakan barang bajakan. Pembajakan menjadi masalah serius karena dilakukan dalam skala besar dan komersial. 75 Oleh sebab itu dibutuhkan adanya perlindunganhukum terhadap musisi Indonesia. Salah satu bentuk perlindungan yang diberikan terhadap hasil kaya intelektual manusia adalah bentuk Hak Kekayaan Intelektual atau lebih dikenal dengan istilah HAKI. Meskipun sudah ada upaya untuk memerangi pembajakan, salah satunya dengan dibentuknya UUHC yang mengatur tentang hakcipta, namun pembajakan di Indonesia masih terus berlangsung. 76
Daftar umum ciptaan yang memuat surat pencatatan dapat dilihat oleh setiap orang tanpa dikenai biaya. 54 Tetapi apabila terbukti sebaliknya, surat pencatatan ciptaan merupakan bukti awal kepemilikan suatu iptaan atau produk hak terkait. 55 Apabila dalam hal pencatatan menteri menolak permohonan jika terbukti adanya bukti awal kepemilikan suatu ciptaan atau produk terkait, maka menteri akan memberitahukan penolakan tersebut secara tertulis kepada pemohon disertai alasan. 56 Terhadap ciptaan atau produk Hak Terkait yang tercatat dalam daftar umum ciptaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) dapat diterbitkan petikan resmi. Setiap orang dapat memperoleh petikan resmi terhadap ciptaan atau produk hak terkait yang tercatat dalam daftar umum ciptaan sebagaimana akan dikenai biaya. 57 Pencatatan ciptaan atau produk hak terkait dalam daftar umum ciptaan bukan merupakan pengesahan atas isi, arti, maksud, atau bentuk dari ciptaan atau produk hak terkait yang dicatat. 58
Indonesia telah menjadi anggota WTO (World Trade Organization), maka itu Indonesia memiliki kewajiban untuk mengimplementasikan ketentuan TRIPs dalam peraturan perundang-undangan nasionalnya. Oleh karena itu, setelah mengalami revisi 5 (lima) kali perubahan dan pembaharuan, maka pengaturan hakcipta di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 28Tahun2014 tentang HakCipta (selanjutnya disebut UUHC). Selain memberikan manfaat, tingginya penggunaan internet justru telah memberi akibat berupa ancaman terhadap eksistensi karyacipta dan invensi yang ditemukan oleh para penghasil HKI. Internet memiliki beberapa karakteristik teknis yang membuat masalah-masalah HKI tumbuh dengan subur. Salah satu masalah yang timbul adalah berkaitan dengan pembajakanhakcipta. HKI memang berperan penting dalam kehidupan dunia modern dimana di dalamnya terkandung aspek hukum yang berkaitan erat dengan aspek teknologi, aspek ekonomi, maupun seni budaya. 2
Perlindunganhakciptaataskaryaseni diatur didalam Undang-Undang Nomor 28Tahun2014 tentang hakcipta, dimana perlindungan ini merupakan perlindunganhukum yang lebih baik dibandingkan dengan Undang-Undang HakCipta terdahulu (Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang HakCipta). Pada Undang-Undang HakCipta yang baru, ada diatur mengenai pembajakankarya sen, dimana pada era globalisasi sekarang ini, pembajakn sering dilakukan secara digital pada jejaringsosial. Hal ini menimbulkan beberapa permasalahan, yaitu bagaimana pembajakankaryasenidigital dan bagaimana perlindunganhukum yang dipakai untuk melindungi para pencipta dari pembajakan tersebut.
Fotografer sebagai pemilik hakcipta memiliki Hak Eksklusif yaitu hak untuk memproduksi atau memperbanyak, memajang karya, mepublikasikan, membuat karya turunan, menyewakan dan meminjamkan serta menjual karya secara kodrati, dimana hakcipta ini melekat ketika shuter release atau kamera telah selesai menjepret suatu obyek. Sejak tahun 1987 pengaturan HakCipta ini secara berurutan dari UU. No. 12 tahun 1987, UU. No. 13 Tahun 2001, UU. No. 19 tahun 2002 dan dan terakhir dengan UU. No. 28Tahun2014. Seni Foto Grafi merupakan salah satu bagian dari HakCipta. HakCipta merupakan bagian dari Hakatas Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Righ) di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Bidang lain selain hakcipta adalah bidang- bidang yang merupakan bagian dari Hak Milik Perindustrian atau industrial property right yang antara lain terdiri dari paten yang diatur dalam UU. No. 13 tahun 2016 dan Merek yang diatur dalam UU. No. 20 tahun 2016. Seni Fotografi selalu menjadi bidang yang menarik bagi kebanyakan orang dan saat ini sudah menjadi bagian hidup manusia yang sulit dipisahkan. Dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini berpengaruh terhadap kebutuhan kita terhadap seni fotografi, salah satunya kebutuhan akan eksistensi di jejaringsosial, seperti facebook dan twitter membuat bidang fotografi menjadi menarik banyak kalangan. Dari penetilian yang dilakukan menunjukkan, bahwa perlindunganhukum terhadap karyaseni fotografi dilakukan secara umum dalam pengertian tidak ada pasal khusus yang menyangkut perlindungan untuk bidang fotografi. Ada dua sarana yakni sarana Hukum Perdata dan sarana Hukum Pidana. Sarana hukum perdata dapat kita temukan pada pasal 95 s.d pasal 101 Undang-undang HakCiptaNo. 28Tahun2014. Sedangkan upaya Hukum pidana sebagaimana diatur dalam Bab XVII, dimana disitu setidak-tidaknya terdapat 8 pasal yakni pasal 112 s.d pasal 119 UUHC No. 28tahun2014. Menyangkut Fotografi dapat digandengkan dengan pengaturan yang juga berlaku untuk bidang-bidang seni lainnya yakni pasal 113 UUHC ayat 4 UUHC No. 28Tahun2014 ancaman pidana maksimalnya 10 Tahun atau denda sebesar 4 Milyar, hal ini labih lama jika dibandingkan dengan UUHC yang lama yakni UUNo. 19 Tahun 2002 yang hanya 7 tahun maksimal. Dengan demikian UUHC No. 28tahun2014 lebih secara rinci dan detail memberikan perlindunganhukum baik secara perdata maupun pidana terhadap pencipta, pemilik hakcipta maupun pemilik hak terkait. UUHC No28tahun2014 secara memberikan perlindungan labih baik dengan memberikan ruang untuk penyelesaian sengketa secara alternatif melalui proses mediasi dan arbitrase atau perwasitan.
5 (2) Data Sekunder: data sekunder diperoleh dengan cara mempelajari dan menganalisa bahan hukum yaitu: (a) Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dari KUH Perdata dan UUNo. 19 Tahun 2002 tentang HakCipta; (b) Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang mendukung dengan bahan-bahan hukum primer yang dapat menunjang penulisan skripsi ini misalnya buku-buku literatur, makalah atau karya tulis yang membahas tentang HakCiptaatas lagu; (c) Bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan hukum yang mendukung petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder diantaranya, media, kamus, internet dan lain sebagainya; Kelima, Metode Pengumpulan Data: (1) Studi Kepustakaan diperoleh dengan mengumpulkan data yang dilakukan melalui Peraturan Perundang-Undangan serta data tertulis dari buku-buku yang berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan obyek yang diteliti; 8 (2) Penelitian Lapangan diperoleh dari hasil penelitian secara langsung pada obyek penelitian adalah dengan cara wawancara. Wawancara adalah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian; 9 Keenam, Teknik Analisis Data menggunakan model analisis interaktif, yaitu data yang dikumpulkan akan dianalisa melalui tiga tahap, yaitu mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. 10
HakCipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku. Dari bunyi pasal 1 ayat (1) Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang HakCipta, mengandung banyak unsur yang terkandung didalamnya baik bagi berhubungan dengan pencipta, penerima, karya ciptanya dan pengertian semata-mata diperlukan bagi pemegangnya sehingga tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa izin pemegangnya. Pada dasarnya HakCipta bertujuan untuk melindungi karya kreatif yang dihasilkan oleh penulis, seniman, pengarang dan pemain musik, pengarang sandiwara, serta pembuat film dan piranti lunak (software). Perlindunganhakcipta tidak diberikan kepada ide atau gagasan (The copyright law protects only the expression of an idea and not the idea itself) 19 karena karyacipta harus memiliki bentuk yang khas, bersifat pribadi, dan menunjukkan keaslian sebagai ciptaaan yang lahir berdasarkan kemampuan, kreatifitas, atau keahlian sehingga itu dapat dilihat, dibaca, atau didengar.
Usaha yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam rangka perlindungan terhadap karyacipta ini ternyata belum membuahkan hasil yang maksimal. UUHC 2002 dalam memberikan perlindunganhukum terhadap suatu karyacipta maupun terhadap hak dan kepentingan pencipta atau pemegang hakcipta sudah cukup bagus dibandingkan dengan UUHC sebelumnya. Dalam realitasnya, pelanggaran hakcipta masih menggejala dan seolah-olah tidak dapat ditangani walaupun pelanggaran itu dapat dilihat dan dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai macam bentuk pelanggaran yang dilakukan dapat berupa pembajakan terhadap karyacipta, mengumumkan, mengedarkan maupun menjual karyacipta orang lain tanpa seizin pencipta ataupun pemegang hak. Dampak lain dari pelanggaran ini di samping akan merusak tatanan masyarakat pada umumnya, juga akan mengakibatkan lesunya gairah untuk berkarya di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra serta berkurangnya penghasilan atau pemasukan negara berupa pajak penghasilan yang seharusnya dibayar oleh pencipta atau pemegang hakcipta. 20
Seni merupakan bagian dari kehidupan manusia yang perlindungan nya termasuk dalam aturan Hak Kekayaan Intelektual. HakCipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual dan merupakan perangkat hukum yang memberikan perlindungan termasuk bagi karya musik atau lagu serta memberikan pengaturan bagi penggunaanya. Perlindungan terhadap hakcipta diatur dalam UUNO. 28Tahun2014 tentang HakCipta. Dalam suatu karyacipta melekat dua hak, yaitu hak ekonomi yaitu hak eksklusif yang di berikan kepada pencipta untuk memperoleh manfaat ekonomi dari karya ciptaannya dan hak moral adalah hak pengakuan terhadap hasil karya ciptaanya yang bersifat abadi. Industri musik atau lagu saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan menjadi komoditi industri yang bernilai tinggi. Hal ini yang menyebabkan banyaknya terjadi pelanggaran di bidang lagu atau musik. Skripsi yang berjudul “PerlindunganHakCipta Terhadap Hasil Karya Lagu atau Musik Menurut UUNo28Tahun2014 Tentang HakCipta (Studi pada Beberapa Band di Kota Medan)” ini mengangkat tentang bentuk pelanggaran terhadap hakcipta di bidang lagu atau musik, perlindunganhukum terhadap hak ekonomi pencipta lagu dan pemegang hak terkait dan upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pencipta lagu dan pemegang hak terkait terhadap pelanggaran hakcipta.
Seni merupakan bagian dari kehidupan manusia yang perlindungan nya termasuk dalam aturan Hak Kekayaan Intelektual. HakCipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual dan merupakan perangkat hukum yang memberikan perlindungan termasuk bagi karya musik atau lagu serta memberikan pengaturan bagi penggunaanya. Perlindungan terhadap hakcipta diatur dalam UUNO. 28Tahun2014 tentang HakCipta. Dalam suatu karyacipta melekat dua hak, yaitu hak ekonomi yaitu hak eksklusif yang di berikan kepada pencipta untuk memperoleh manfaat ekonomi dari karya ciptaannya dan hak moral adalah hak pengakuan terhadap hasil karya ciptaanya yang bersifat abadi. Industri musik atau lagu saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan menjadi komoditi industri yang bernilai tinggi. Hal ini yang menyebabkan banyaknya terjadi pelanggaran di bidang lagu atau musik. Skripsi yang berjudul “PerlindunganHakCipta Terhadap Hasil Karya Lagu atau Musik Menurut UUNo28Tahun2014 Tentang HakCipta (Studi pada Beberapa Band di Kota Medan)” ini mengangkat tentang bentuk pelanggaran terhadap hakcipta di bidang lagu atau musik, perlindunganhukum terhadap hak ekonomi pencipta lagu dan pemegang hak terkait dan upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pencipta lagu dan pemegang hak terkait terhadap pelanggaran hakcipta.
Bernard Nainggolan mengemukakan, “sangat dis- ayangkan di luar apa yang dikehendaki masyarakat, UUHC 2014 justru mendegradasi kedudukan tindak pidana hakcipta dari delik biasa menjadi delik aduan. Ini adalah kemunduran dalam rangka memajukan upaya perlindunganhakcipta di Indonesia. Lebih lanjut beliau mengemukakan bahwa langkah pembuat UUHC 2014 yang mengembalikan tindak pidana hakcipta menjadi delik aduan (sama seperti dalam UUHC tahun 1982) adalah kontradiktif dengan semangat men- ingkatkan penegakan hakcipta sebagaimana tercantum dalam penjelasan umum Undang Undang Nomor 28Tahun2014 tentang hakcipta, yaitu : “Langkah Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Pemerin- tah mengganti Undang Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang HakCipta dengan undang undang ini adalah upaya sungguh- sungguh dari negara untuk melindungi hak ekonomi dan hak moral Pencipta dan pemilik Hak Terkait sebagai unsur penting dalam pemnbangunan kreativitas nasional. Teringkarinya hak ekonomi dan hak moral dapat mengikis motivasi para Pencipta dan pemilik Hak Terkait untuk berkreasi. Hilangnya moti- vasi seperti ini akan berdampak luas pada runtuhnya kreativitas makro bangsa Indonesia. Bercermin kepada negara-negara maju, tampak bahwa perlindungan yang memadai terhadap hakcipta telah berhasil membawa pertumbuhan ekonomi kreatif secara signifikan dan memberikan konstribusi nyata bagi perekonomian dan kesejahteraan rakyat”.
Film ciptaan luar negeri bahkan hasil karya anak negeri dengan cepat beredar di pasaran untuk diperdagangkan secara ilegal bahkan sebelum secara legal dipublikasi oleh penciptanya untuk konsumsi publik. Tindakan ini lebih dikenal dengan pembajakan. Adapun tindakan pembajakan adalah penggandaan ciptaan dan/atau produk Hak Terkait secara tidak sah dan pendistribusian barang hasil penggandaan dimaksud secara luas untuk memperoleh keuntungan ekonomi. Sedangkan, penggunaan secara komersial adalah pemanfaatan ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan ekonomi dari berbagai sumber atau berbayar. 4 Hal ini menimbulkan kerugian besar terutama bagi produsen film atau pencipta, yang sebagian besar disebabkan dari tindakan penggadaan karya berupa film tanpa seizin dan sepengetahuan pencipta sebagai pemilik eksklusif.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dari dosen pembimbing skripsi.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan judul buku aslinya dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Kata kunci: Perlindungan, Hukum, Pencipta Lagu
ABSTRACT
Based on this research can be concluded offense copyright was very terrible and unbelievable. Many offenders or people who sell pirated goods openly on the side of a road a couple of Surakarta by exploiting the protection of local police officers. The forms of legal protection for song writer, such as: legal protection by means of preventive and repressive legal protection. Efforts were made by the creator of the song so that their work can be protected by law in addition to the copyright registration, song writer perform a licensing agreement with music producer and Collective Management Organization. Protection example for the future namely the song writer, Government should created Collective Management of Organization in Indonesia into one agency, the future government should open a representative office registration of copyright or Regional Office of Directorate General of Intellectual Property Rights in the region, the Government through the law enforcement officials must more intensively again in overcoming Copyright infringement piracy in particular, the Government must often socialize Copyright Act to the public through print media, electronic media, discussions or lectures at elementary school level throughcollege.
Perkembangan musik di Indonesia semakin hari semakin maju, karena musik ini dapat dinikmati semua orang, tanpa memandang usia dan kasta. Namun, penggunaan musik justru sering disalahgunakan, dan dalam penggunaan musik tidak sesuai dengan peraturan. Musik atau lagu dilindungi didalam Undang-Undang Nomor 28Tahun2014 tentang HakCipta. Jadi dalam menggunakan musik atau lagu harus sesuai dengan peraturan, namun banyak sekali orang yang berniat tidak baik dalam menggunakan musik atau lagu. Seperti yang sedang terjadi dalam hal hak ekonomi bagi pencipta lagu atau musik yaitu, peran LMK (Lembaga Manajemen Kolektif) yang belum sepenuhnya bekerja untuk Pencipta lagu atau musik. Perbuatan tersebut membuat hak ekonomi bagi pencipta lagu atau musik belum sepenuhnya terpenuhi.
TAHUN2014 TENTANG HAKCIPTA DAN KONVENSI BERN
ILHAM AZENAL SACABRATA NPM 110110090151
Angklung merupakan alat musik yang memiliki arti tersendiri bagi masyarakat Indonesia khususnya Jawa Barat. Angklung merupakan bagian daripada Ekspresi Budaya Tradisional Indonesia. Indonesia yang merupakan negara dengan keanekaragaman budaya yang luar biasa menyimpan potensi ekonomi yang sangat besar yang mana apabila Ekspresi Budaya Tradisional tersebut dimanfaatkan dengan maksimal dapat digunakan untuk mendorong pembangunan Indonesia dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ekspresi budaya tradisional diatur pada UUNo.28tahun2014 Tentang HakCipta. Mengingat kasus klaim kepemilikan angklung oleh Malaysia maka terdapat keraguan yang mengemuka terkait apakah Ekspresi Budaya Tradisional dapat dilindungi oleh undang-undang HakCipta serta bentuk perlindunganhukum seperti apa yang dapat melindungi Angklung sebagai Ekspresi Budaya Tradisional Indonesia dengan efektif.
Pengetahuan tradisional terdapat istilah lain yang disebut sebagai tradisi budaya (folklor). Penyebutan terhadap folklor ini lebih dimaksudkan untuk penyempitan ruang lingkup suatu pengetahuan tradisional ke dalam ruang lingkup seni, sastra dan ilmu pengetahuan. Keberagaman folklor di Indonesia perlindungannya masih belum bisa di aplikasikan secara maksimal, atau dengan kata lain belum ada pengaturan yang cukup mengcover terhadap permasalahan permasalahan yang ada, khususnya yang mengatur mengenai masalah folklor secara komperehenshif. Penerapan perlindungan terhadap folklor tentu berangkat dari sebuah pemikiran bahwa hal tersebut merupakan salah satu aset yang sangat berharga bagi suatu masyarakat adat, bahkan sampai pada tingkat negara sekalipun. Oleh karena itu memang pendekatan yang digunakan sebagai upaya untuk mengembangkan sekaligus mempertahankan dan upaya pelestarian keberadaan folklor tersebut pada dasarnya dapat diberlakukan dari beberapa aspek. Salah satu upaya yang digunakan dalam hal ini tentu yang paling utama adalah pendekatan
mereka memiliki HakCipta atau hak eksklusif untuk lebih dari 3000 rekaman suara yang disediakan oleh LimeWire dengan cara tidak sah yang dapat di-download oleh siapa pun secara cuma-cuma.
Pada bulan Oktober tahun 2010, Pengadilan Distrik di New York, Amerika Serikat untuk Distrik Selatan New York menyatakan bahwa LimeWire dan pendirinya, Mark Gorton, telah melakukan pelanggaran HakCipta, terlibat dalam persaingan tidak sehat atau kompetisi yang tidak adil menggunakan aplikasi LimeWire nya, membujuk orang lain untuk melakukan pelanggaran HakCipta musik Arista Records. Pengadilan menetapkan terjadinya pelanggaran langsung, didukung oleh kesaksian ahli yang memperkirakan bahwa 98,8% dari file yang diminta untuk di-download melalui LimeWire adalah yang dilindungi HakCipta dan tidak berwenang untuk dibagikan secara gratis. Pada bulan Oktober 2010, LimeWire diperintahkan untuk menonaktifkan sistem "mencari, men-download, meng-upload, perdagangan file dan/atau fungsionalitas file distribusi" setelah kalah dalam pengadilan dengan Recording Industry Association of America atas klaim pelanggaran HakCipta. 91 Pengadilan menyatakan bahwa pemberitahuan elektronik LimeWire yang meminta pengguna untuk menegaskan bahwa mereka tidak menggunakannya untuk pelanggaran HakCipta, tidak merupakan upaya yang berarti untuk mengurangi pelanggaran. Pada tahun 2006, LimeWire telah menerapkan filter hash berbasis opsional yang mampu mengidentifikasi sebuah file digital dengan
Mengalihwujudkan dokumentasi digital seperti dari media kaset yang berisi musik yang kemudian dikonversikan ke file MP3 yang digunakan untuk kepentingan pribadi dan bukan komersial juga tidak lepas dari perlindunganhukum. Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) 88+& GLQ\DWDNDQ EDKZD ³+DN &LSWD adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan \DQJ EHUODNX ´ 6HSDQMDQJ SHQJDOLKZXMXGDQ NDU\D FLSWD GDUL media kaset menjadi file MP3 tersebut adalah semata-mata untuk penggunaan pribadi dan bukan dikomersilkan, tindakan tersebut tidaklah melanggar HakCipta. Karena yang dilarang dan dinyatakan sebagai pelanggaran HakCipta yaitu pengumuman dan perbanyakan terhadap suatu ciptaan yang dilakukan oleh orang yang tidak memiliki hak atau bukan pemegang HakCipta. Berdasarkan 3DVDO D\DW 88+& \DQJ GLPDNVXG GHQJDQ ³SHQJXPXPDQ DGDODK SHPEDFDDQ penyiaran, pameran, penjualan, pengedaran, atau penyebaran suatu Ciptaan dengan menggunakan alat apa pun, termasuk media internet, atau melakukan dengan cara apa pun sehingga suatu Ciptaan dapat dibaca, didengar, atau dilihat RUDQJ ODLQ´ ³3HUEDQ\DNDQ DGDODK SHQDPEDKDQ MXPODK VHVXDWX &LSWDDQ EDLN secara keseluruhan maupun bagian yang sangat substansial dengan menggunakan bahan-bahan yang sama ataupun tidak sama, termasuk mengalihwujudkan secara SHUPDQHQ DWDX WHPSRUHU´ 3DVDO D\DW 88+& 'LVDPSLQJ LWX Pasal 57 UUHC juga diberikan perlindungan bagi pihak yang beritikad baik untuk tidak dapat digugat ganti rugi dalam hal pihak tersebut memperoleh suatu Ciptaan semata-mata untuk keperluan sendiri dan tidak digunakan untuk suatu kegiatan komersial dan / atau kepentingan yang berkaitan dengan kegiatan komersial.