Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan ProposalPameranSeniLukis ini. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal ini. Proposal ini sebagai bentuk untuk menggambarkan rancangan kegiatanpameranseni rupa yang akan kami selenggarakan. Di dalam proposal ini kami memaparkan semua yang berhubungan dengan penyelenggaraan pameranseni rupa.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa-siswi dibidang seni, khususnya seni rupa serta untuk memenuhi salah satu tugas dalam pelajaran seni budaya. Potensi siswa dalam berorganisasi dipandang perlu untuk digali. Kreatifitas, kemampuan, dan bakat siswa di bidang seni juga perlu terus diasah, ditingkatkan, dan disalurkan dalam bentuk pameran. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka penulis selaku siswa kelas XI MIA 3 SMAN 1 Baleendah, ingin mengadakan kegiatanpameransenilukis. Oleh karena itu, kami berharap bapak/ ibu guru dapat memberikan dukungan terhadap acara yang akan diadakan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut: (1) bentuk pameranseni rupa yang digunakan sebagai media apresiasi adalah pameran heterogen, merupakan pameran bersama, dan termasuk indoor exhibition yang diselenggarakan tiap akhir tahun ajaran, (2) kemampuan siswa kelas XI dalam mengapresiasi karya makrame, kap lampu, lukis mural, dan lukis cat minyak berada pada kategori baik, dan (3) kelebihan pameran sebagai media apresiasi yakni siswa dapat memilih karya yang disukai atau yang menarik perhatian untuk diapresiasi, siswa dapat berdiskusi dengan teman-temannya saat melakukan apresiasi, kegiatan apresiasi lebih menyenangkan, dan dapat melatih siswa menjadi pribadi yang bertanggung jawab, sedangkan kekurangan pameran sebagai media apresiasi yaitu guru tidak bisa melakukan kontrol terhadap siswa secara menyeluruh dan penilaian terhadap hasil apresiasi siswa lebih rumit sehingga membutuhkan waktu yang lama.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa-siswi dibidang seni, khususnya seni rupa serta untuk memenuhi salah satu tugas dalam pelajaran seni budaya. Potensi siswa dalam berorganisasi dipandang perlu untuk digali. Kreatifitas, kemampuan, dan bakat siswa di bidang seni juga perlu terus diasah, ditingkatkan, dan disalurkan dalam bentuk pameran. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka penulis selaku siswa kelas XI MIA 3 SMAN 1 Baleendah, ingin mengadakan kegiatanpameransenilukis. Oleh karena itu, kami berharap bapak/ ibu guru dapat memberikan dukungan terhadap acara yang akan diadakan tersebut.
Rencana sebuah pameran perlu dirancang secara sistematis dan logis agar pada waktu pelaksanaannya berjalan lancar. Tanpa perencanaan yang sistematis sebuah pameran tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Urutan kegiatan dalam merencanakan pameranseni rupa adalah : (1) Menentukan Tujuan Pameran, (2) Menentukan Tema Pameran, (3) Menyusun Kepanitiaan KegiatanPameran, (4) Menentukan Waktu dan Tempat KegiatanPameran, (5) Menyusun Agenda KegiatanKegiatanPameran dan (6) Menyusun ProposalKegiatanKegiatanPameran. Mari kita pelajari tahapan umum dalam perencanaan penyelenggaran pameranseni rupa berikut ini.
Irvana Mutiara Dewi - 21020111130079 2 senilukis, seni tari dan seni musik. Dan masyarakat kota Semarang cukup baik dalam mengapresiasi karya – karya seni tersebut. Untuk menunjukkan apresiasi dan kecintaan pada seni, masyarakat kota Semarang membentuk kelompok – kelompok seni sendiri (komunitas). Kelompok seni yang cukup baik perkembangannya di kota Semarang adalah kelompok seni di bidang senilukis. Mulai bermunculan komunitas senilukis, dan komunitas tersebut juga aktif dalam mengadakan kegiatanseni seperti pameran, lomba, ataupun diskusi. Sebenarnya kota Semarang sudah tidak asing lagi dengan senilukis. Pasalnya pada awal perkembangan senilukis, banyak seniman dari kota Semarang yang memberikan kontribusinya, salah satunya adalah Radeh Saleh. Di Semarang sendiri jumlah seniman di bidang senilukis cukup banyak, kurang lebih ada 100 orang, namun tidak semuanya masih aktif dan rutin dalam berkarya. Sa gat disaya gka jika se i lukis se pat ati di kota Se ara g, kare a di kota i ilah se i lukis awalnya berkembang.
mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun senilukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema
Kegiatan Pementasan Seni dilakukan di beberapa tempat seperti Pentas Tari dalm Upacara Dies, Pentas Kethoprak Kampus yang melibatkan semua unsur di universitas ini dari Rektor hingga pegawai harian. Bahkan dalam upacara Dies kostum yang dikenakan grup Paduan Suara menggunakan pakaian adat yang ada di seluruh tanah air, pentas Kolaborasi UKM, dan masih ada lagi kegiatan pentas seni lainnya. KegiatanPameranSeniLukis dan seni Rupa dilakukan di Hall Rektorat maupun di kampus FBS. Sedang pelaksanaan Lomba Seni dipusatkan di GOR UNY, baik itu Lomba Melukis dan Mewarnai Tingkat Sekolah Dasar maupun Lomba Tari Tingkat Sekolah Dasar. Lomba lukis, Mewarnai, dan Tari tersebut dilakukan secara bersama-sama dalam satu lokasi yang sudah diatur pembatasnya. Mengemukanya kegiatanseni dalam pelaksanaan Dies Natalis kali ini bisa dimaklumi mengingat Fakultas Bahasa dan Seni sebagai panitia pelaksana.
"kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi. Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan senilukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih
Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup dari perasaannya dan bersifat indah, hingga dapat menggerakkan jiwa persaan manusia lainnya. dengan diilandasi kesadaran yang tinggi maka hasil karya para seniman perlu dilestarikan dan di kembangkan dari generasi ke generasi.hal ini disebabkan hasil karya seni tersebut dapat menunjukkan corak atau ciri yang khas seniman- seniman dari masa ke masa.
Jaladi mantry dalam arti sesungguhnya adalah armada atau pasukan Majapahit yang tidak segan-segan melakukan tindakan, yang dalam bahasa Jawa kuna, dikatakan sebagai wiçina sahana, yang l[r]
‗ fauve ‘ (binatang liar) oleh Loui s Vauxcelles saat mengomentari pameran Salon d’Automne dalam artikelnya untuk suplemen Gil Blas edisi 17 Oktober 1905, pagina 2 — menunjukkan bahwa seniman berupaya keras untuk mengekspresikan dirinya dan mengembangkan kreasi maupun keinginannya secara bebas, bagaikan naluri ‗nafsu binatang liar‘ yang bebas tanpa kendali. Seiring dengan upaya seniman untuk mengekspresikan dirinya dan mengembangkan kreasi maupun keinginannya, Fauvisme menyerukan pemberontakan terhadap kemapanan senilukis yang telah lama terbantu oleh obyektivitas ilmu pengetahuan. Gerakan ini memperlihatkan sikap seniman untuk berusaha bebas mengembangkan kreasi dengan mendobrak kemapanan.
Kubisme adalah sebuah gerakan modern seni rupa pada awal abad ke-20 yang dipelopori oleh Picasso dan Braque. Prinsip dasar yang umum pada kubisme yaitu menggambarkan bentuk objek dengan cara memotong, distorsi, overlap, penyederhanaan, transparansi, deformasi, menyusun dan aneka tampak. Gerakan ini dimulai pada media lukisan dan patung melalui pendekatannya masing-masing. Bentuk-bentuk karyanya menggunakan bentuk geometri (segitiga, segiempat, kerucut, kubus, lingkaran).Seniman kubisme sering menggunakan teknik kolase, misalnya menempelkan potongan kertas surat kabar, gambar poster.
Melihat perkembangan seni akhir-akhir ini dapat kita ambil benang merah bahwa Yogyakarta merupakan barometer seni budaya di Indonesia. Berbagai ragam budaya yang ada serta suasana kota ikut mendukung tumbuh kembangnya seni di Yogyakarta. Bisa dikatakan selain sebagai kota pelajar, Yogyakarta merupakan kota dan sumber seni yang sangat dominan.
Pertimbangan karakter ruang Galeri SeniLukis Di Yogyakarta berdasarkan analisis kegiatan dan temuan kualitas ruang dari analisis transformasi menjadi dasar dari pencarian desain setting masing-masing ruang. Jadi mencari kecocokan karakter ruang berdasarkan analisis kegiatan dengan analisis transformasi dengana penyajian yang komunikatif dan menampilkan suasana ruang yang ekspresif ( pengalaman ruang ).
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR 3.1 Memahami huruf Hangeul dan pelafalan, penulisan suku kata, penekanan/ intonasi dari kalimat dengan mencocokkan dan membedakan secara tepat 4.1 [r]
Selesai menempuh mata kuliah SeniLukis III ini, mahasiswa diharapkan tuntas memiliki kemampuan minat konsentrasi studi Seni Murni khususnya berkarya SeniLukis Modern. Menyiapkan profesionalisme kesenimanan akademik melalui manajemen pameran kelas studio senilukis. Memberi landasan budaya berbasis kompetensi ilmu seni untuk memasuki kerja studio berkarya senilukis, dan membuka kemungkinan sebagai titik tolak program kelanjutan menempuh TA (Tugas Akhir) SeniLukis. Membangun sikap profesionalisme berlandaskan intelektualitas mandiri sebagai penggiat senilukis yang senantiasa melakukan kerja studio. Menyadarkan peranan proses kreatifitas berbasis manajemen untuk melakukan eksplorasi dan eksperimentasi media sehingga mampu merintis iklim penciptaan karya inovatif. Meneguhkan kemandirian dalam mengolah mutu teknis maupun mutu estetis. Menanamkan jiwa kepribadian nasional yang berbasis kearifan lokal melalui penampilan karya senilukis di zaman sekarang selagi memasuki Globalisasi.
Dalam mata kuliah SeniLukis-I ini diutamakan pratika berkarya seni murni pada pengembangan ide melalui pembahasan pengetahuan dasar berkarya senilukis yang diawali dengan latihan sketsa sebagai ungkapan ekspresi meliputi subyek matter alam benda; alam pemandangan (lanscape/cityscape/seascape); human figure (sosok manusia: tunggal/kelompok/ber pose/dinamika gerak dengan kegiatan); animal figure (sosok hewan); sketch eksperimen kreatif melatih teknik dan eksplorasi alat-bahan. Dasar-dasar pelatihan semuanya dikemas sebagai bentuk portofolio atau antologi yang dilaporkan sebagai hasil studi pratika meliputi eksplorasi garis (lurus/lengkung/patah) dan goresan maupun sapuan memakai berbagai media jenis kering maupun basah untuk melatih rasa artistik dalam penghayatan bahasa seni rupa secara monokromatik dan polikromatik termasuk mengolah unsur seni rupa di antaranya latihan tata letak, tata warna, aksentuasi, unsur isian, keseimbangan, dll. Semua itu dilakukan secara proses penggubahan dalam proses kreatif penciptaan karya sketsa ekspresif yang dikemas dalam bentuk antologi karya sketsa atau portofolio yang dijilid terdiri dari hasil karya 50 lembar ukuran kertas sejenis HVS (A4) dan portofolio karya senilukis meliputi obyek- obyek utama yang diwajibkan dan digarap memakai media oil pastel atau krayon maupun cat air sebanyak 15 lembar ukuran kertas gambar (A3).
Dalam mata kuliah SeniLukis-II ini mengutamakan pembelajaran praktika berkarya seni murni khususnya latihan cipta karya senilukis melalui pengamatan obyek langsung maupun tak langsung yaitu memory system secara runutan menggubah bentuk menghasilkan impresi form maupun shape. Melatih diri bersikap pluralisme dan bertanggung jawab dengan hasil karya seni lukisnya serta menanamkan landasan berkarya senilukis melalui sumber intuisi diri pribadinya (Primadi Tabrani: Citra Manusia) serta menampilkan cara pelukisan ekspresif sebagai bahasa visual estetik dengan penuh penghayatan. Menyiapkan pemikiran alternatif dalam setiap praktik melukis untuk keteguhan mengembangkan ide berkarya seni melalui proses menggubah obyek menjadi subyek matter melalui proses deformasi, distorsi, akhirnya menemukan stylasi atau gaya seni lukisnya yang khas sehingga mampu menampilkan pada tingkat mutu karya senilukis akademik. Melakukan kerja studio praktik melukis dengan tata manajemen waktu yang sebaik- baiknya melalui kontemplasi dan selanjutnya ditingkatkan dalam stimulasi berkarya sampai elaborasi kreatifitas mencapai pengalaman estetik pada kreasi senilukis tanpa kehilangan jati diri. Berlatih mengolah unsur-unsur seni rupa dalam upaya melakukan implementasi dan keselarasan pemakaian media (alat dan bahan cipta karya seni) konvensional maupun non konvensional untuk kebutuhan penampilan karya senilukis modern. Menanamkan pendidikan budaya berkarya senilukis dan menyadarkan peranan humanisme dengan cara memperhatikan keadaan kompetensi alam lingkungan beserta kehidupan masyarakat di sekitarnya yakni peduli terhadap kearifan lokal yang akan menjadi bahan kajian pada setiap proses kreasi senilukis.