Tindakan menggunjing terlukis dalam tuturan “Itu cerita lama. Aku tahu seorang ronggeng sering kali dianggap sebagai ternak piaraan oleh induk semangnya. Lihatlah, dalam musim orang berhajat atau masa lepas panen; ronggeng naik pentas setiap malam. Siang hari dia mesti melayani laki-laki yang menggendaknya. Sementara itu yang mengatur semua urusan, lebih-lebih urusan keuangan, adalah si dukun ronggeng. Kasihan, kan? Sebaliknya, kini suami-istri Kartareja menjadi kaya, kan?”. Peserta pertuturan sedang memperbincangkan keadaan seorang ronggeng di kampungnya yang sedang naik daun. Mereka menggunjingkan orang tua yang mengasuh ronggeng tersebut. Salah satunya seperti yang tergambar dalam tuturan bahwa penutur mengulas tentang keberadaan pengasuh ronggeng. Penutur menggunjing bahwa pengasuh ronggeng diduga memperoleh kenikmatan berupa harta di atas kerja keras ronggeng asuhannya. Penutur mengumpat perilaku pengasuh ronggeng yang hanya menikmati hasil kerja yang dilakukan ronggengnya yang susah payah bekerja menjual diri.
Hasil dan pembahasan penelitian berdasarkan perubahan unsur tema, penokohan, alur, dan latar. Perubahan yang terjadi dalam unsur instrinsik tema (minor)yang meliputi penyerapan karya (ekserp) berupa penggambilan intisari tema minor pada novel yang terdapat pada skenario film. Penyerapan karya (ekserp) tersebut terjadi akibat durasi waktu yang ditentukan dalam pembuatan skenario film. Pengembangan karya (ekspansi) tema minor berupa penambahan cerita pada skenario film yang tidak terdapat di dalam novel. Pengembangan karya (ekspansi) tersebut bertujuan untuk menambah sisi dramatik cerita dan untuk menentukan cerita selanjutnya. Proses perubahan pada unsur tokoh terjadi pada empat tokoh dalam novel. Perubahan unsur tokoh terjadi akibat mengikuti penyerapan karya (ekserp) dan pengembangan karya (ekspansi) yang terjadi pada tema minor. Proses perubahan yang terjadi pada unsur intrinsik alur adalah proses perbedaan alur yang digunakan di dalam novel dan skenario film. Perbedaan tersebut berupa urutan alur antara novel dan skenario film yang berbeda. Proses perubahan yang terjadi dalam unsur intrinsik latar meliputi proses pengurangan dan penambahan latar tempat, latar suasana, dan latar sosial akibat penyerapan karya (ekserp) dan pengembangan karya (ekspansi) yang terjadi pada tema minor.
Metode Penelitian ini adalah deskripsi kualitatif. Objek penelitian ini adalah aspek gender yang terdapat dalam novelRonggengDukuhParukkaryaAhmadTohari dan novel Sintren karya Dianing Widya Yudhistira. Sumber data yang dipakai adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka, simak, dan catat. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik model interaktif dan pembacaan model semiotik.
This research was motivated by a desire to find psychological conflict of the main character in the novelRonggengDukuhParuk written by AhmadTohari. This research aimed to describe the psychological conflict of the main character in the novelRonggengDukuhParuk, by AhmadTohari with psikoanalisis Sigmund Freud’s theory that divided the human personality into there, namely the id, ego, and superego in the attitude of repression, sublimation, rationalization, aggression, projection, diversion, apathy and fantasy. This research was a qualitative research, being descriptive, using textual approaches and literature technigues. Analysis and interactive models by Miles and Huberman done by marking,classify, and coclude the results of analysis that is consistent with the of Sigmund Freud’s personality theory. Pengeran displayed Rasus character as the narrator in novelRonggengDukuhParuk Hamlet was being displayed as a character who told Rasus. The main conflict deeloved in chapter there, namely when Srintil completed the last reguirement mus be a ronggeng. The requirement that must be fulfilled was named “bukak - klambu”. A requirement that destabilize the relationship between Rasus end Srintil. The results showed that in a natural psychiatric conflict was experienced by Srintil figure wit himself happened because Srintil psychiatric conflict by herself occurred as the result of Rasus’s refusal to bicome her husband and leaved her, and Srintil psychiatric conflict with the surrounding occurred when Srintil was involved by the communist minions and must be entered into the prison and She was be disappointed by Bajus because selling her to Pak Blengur. The peak of the problem occurred when Srintil has became a RonggengDukuhParuk. Srintil belonged to the people and Rasus as a man who loved her, should let her.
Terlepas dari itu, harus diakui AhmadTohari adalah pengarang karya fiksi yang tidak pernah menulis dari sesuatu yang hampa. Sebagai seorang pengarang, ia menjadi pengamat sosial yang menyoroti kehidupan rakyat kecil atau kaum pinggiran menjadi sentral dalam karya-karyanya. Dari segi ekspresinya AhmadTohari mengesankan adanya orisinalitas ekspresi yang khas. Kaya pemanfaatan potensi bahasa dan gaya bahasa sehingga stilistikanya menarik untuk dikaji.
Di pedukuhan itu ada kepercayaan kuat, seorang ronggeng sejati bukan hasil pengajaran. Bag aimanapun d iajari, seorang peraw an tidak bisa menjadi ro ngg eng kecuali ro h indang telah m erasuk tubuhny a. Indang ad alah semacam wangsit yang dimuliakan di dunia peronggengan. (Tohari, 2011:13). Ro ng g eng sang at d iagung kan o leh masyarakat DukuhParuk karena mitosnya bahwa ronggeng adalah utusan dari leluhur. Jadi, tidak sembarang orang bisa menjadi ronggeng agar kesakralan menjadi ronggeng sangat terjaga. Tidak hanya kepercayaan akan m ito s y ang d ip eg ang kuat o leh masyarakat DukuhParuk, tetapi mereka juga percaya pada dunia sihir dan mantra. Bany ak ritual y ang d ilakukan o leh masyarakat DukuhParuk. Nyai Kartareja sebagai dukun ronggeng sering melakukan ritual-ritual, salah satunya seperti dalam kutipan ini: “ Satu hal disembunyikan oleh Nyai Kartareja terhad ap siap a p un. Itu ketika dia meniupkan mantra pekasih ke ubun-ubun Srintil. Mantra yang di DukuhParuk dipercaya akan membuat siapa saja tam p ak lebih cantik d ari sebenarny a.” (Tohari, 2011:18).
This research has purposes for : 1) Explaining the structure of novel “Trilogi RonggengDukuhParuk ” by AhmadTohari with Sociology literature approach and education value can give the description for teacher when educates student for analyzing the novel ;2) Describing education value of Trilogi RonggengDukuhParuknovel by AhmadTohari (Sociology Literature approach and education value ) for getting knowledge about education values; 3) Explaining social culture background of Trilogi RonggengDukuhParuknovel for getting ease in make an appreciation of literature work ; 4) Explaining the structure revelance and sociology literature approach in Trilogi RonggengDukuhParuk with Indonesian literature learning for enriching the knowledge in literature world.
IDENTITAS PEREMPUAN DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DAN MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN SEBUAH KAJIAN SASTRA BANDINGAN Oleh Citra Resmi Sebuah skri[r]
Istilah ronggeng bukan merupakan sesuatu yang asing lagi. Di tanah Jawa yang merupakan tempat kelahiran ronggeng sendiri, ronggeng adalah sebuah produk seni dari kebudayaan. Ronggeng erat hubungannya dengan tayub, karena ronggeng secara harfiah berarti penari tayub. Sebagai artefak budaya, ronggeng memiliki sejarah yang sangat panjang. Dalam sejarahnya, ronggeng merupakan sebuah penyimbolan dunia sakral dan menjadi wakil dari kepercayaan mistis budaya Jawa di masa lalu. Sayangnya, pergeseran makna sakral menjadi profan pada ronggeng telah menjadikan ronggeng sebagai ‘perempuan penghibur’, yang bukan saja dilekatkan kepada seni tarian, namun justru kepada seksualitas mereka.
Tabel tersebut menunjukkan intensitas jenis gaya kata yang digunakan oleh AhmadTohari untuk menyajikan cerita dalam novel trilogi RonggengDukuhParuk . Kata konotatif adalah gaya kata yang paling dominan yang digunakan oleh Tohari, sedangkan kata serapan bahasa asing merupakan gaya kata yang tidak dominan muncul dalam novel RDP . Banyaknya gaya kata konotatif yang digunakan menunjukkan adanya kemampuan intelektual AhmadTohari dan adanya maksud tertentu untuk tidak hanya membangkitkan imajinasi pembaca, akan tetapi AhmadTohari juga mengajak pembaca untuk berpikir dan memahami tentang makna dari suatu hal. Berikut ini analisis gaya kata yang terdapat dalam novel trilogi RonggengDukuhParuk.
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, kasih dan karunia-Nya yang senantiasa menyertai saya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi saya yang berjudul Gaya Bahasa pada Novel Trilogi RonggengDukuhParuk Buku III (Jantera Bianglala) KaryaAhmadTohari (Sebuah Kajian Pragmatik) ini dengan baik. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Penelitian Asep Supriyadi (2006) yang berjudul “Transformasi Nilai- Nilai Ajaran Islam Dalam Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburahman EL- Shirazy:Kajian Interteks” memaparkan tentang nilai-nila agama islam yang terdapat dalam novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburahman EL-Shirazy, yang diantaranya adalah bertawakal kepada allah, perlunya manusia beriktiar, berdoa kepada allah, yakin akan pertolongan allah, sabar dalam menghadapi cobaan, yakin bahwa allah itu dekat, mencintai allah diatas segalanya, meyakini hanya allah yang dapat memberikan hidayah, islam diyakini agama yang benar, bersyukur kepada allah, beribadah kepada allah, menyakini adanya kematian. Dan terdapat hubungan interteks antara teks al-qur’an dan hadist nabi sebagai hipogramnya.
Warna Lokal Jawa dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari 2009 File Bidang Penelitian : Mimikri+Pribumi,+Seminar+Internasional+PIBSI+2010 Karakteristik+Postmo+dalam+Kumpul[r]
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan latar belakang sosial budaya AhmadTohari sebagai pengarang novelRonggengDukuhParuk, (2) mendeskripsikan analisis struktural novelRonggengDukuhParukkaryaAhmadTohari, (3) mendeskripsikan analisis konflik batin tokoh utama dalam novelRonggengDukuhParukkaryaAhmadTohari, dan (4) mendeskripsikan implementasi konflik batin tokoh utama dalam novelRonggengDukuhParukkaryaAhmadTohari sebagai bahan ajar sastra di SMA. Jenis penelitian ini ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan strategi penelitian studi kasus terpancang. Objek penelitian ini adalah konflik batin tokoh utama dalam novelRonggengDukuhParuk dengan tinjauan psikologi sastra. Data dalam penelitian ini berupa data deskriptif dalam bentuk kalimat dan wacana yang menyangkut konflik batin tokoh utama dalam novelRonggengDukuhParukkaryaAhmadTohari. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah novelRonggengDukuhParukkaryaAhmadTohari. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah biografi AhmadTohari sebagai pengarang novelRonggengDukuhParuk dan Hand Out perkuliahan metodologi penelitian sastra. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka, teknik simak, dan teknik catat. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode pembacaan model semiotik yaitu pembacaan heuristik dan hermeneutik. Hasil analisis latar sosial budaya pengarang RonggengDukuhParuk diperoleh AhmadTohari sebagai pengarang novelRonggengDukuhParuk adalah seorang penulis dan mantan jurnalis berasal dari Banyumas. AhmadTohari telah menghasilkan trilogi novelRonggengDukuhParuk, yang terdiri dari Catatan Buat Emak, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala. Analisis struktural novelRonggengDukuhParuk diperoleh tema novel adalah kehidupan ronggengDukuhParuk yang terkoyak. Tokoh-tokoh dalam novel yaitu, Srintil, Rasus, Nenek Rasus, Sakarya, Nyai Sakarya, Sakum, Ki Kertareja, Nyai Kertareja, Tampi, Bajus. Tokoh utama dalam novel adalah Srintil. Alur yang digunakan dalam RonggengDukuhParuk adalah alur maju. Latar waktu dalam novel berlangsung pada tahun 1960-1966, sedangkan latar tempatnya berada di DukuhParuk, Dawuhan, Alas Wangkal. Latar sosialnya bahwa masyarakat DukuhParuk melarat secara turun-temurun dan kebanyakan masyarakatnya mengidap penyakit kulit. Berdasarkan tinjauan psikologi sastra, konflik batin dalam novelRonggengDukuhParuk mencakup (1) konflik mendekat-mendekat (approach- approach conflict), (2) konflik menghindar-menghindar (advoidance-advoidance conflict), (3) konflik mendekat-menghindar (approarch-advoidance conflict). Konflik batin tokoh utama dalam novelRonggengDukuhParuk dapat diimplementasikan dalam pembelajaran sastra di SMA.
Puji syukur yang dalam penulis panjatkan kepada Allah Swt yang telah menganugrahkan berbagai karunia. Salah satu karunia yang penulis rasakan adalah diberikan kenikmatan untuk menyelesaikan tesis dengan judul ” Gaya Kata dalam Novel Trilogi RonggengDukuhParukKaryaAhmadTohari: Kajian Stilistika dan Relevansinya sebagai Bahan Ajar Ba hasa Indonesia di SMA”.
Tesis ini mengkaji tiga hal, yaitu majas yang digunakan oleh AhmadTohari dalam novelRonggengDukuhParuk, Pemanfaatan majas yang paling dominan dan yang paling sedikit dalam novelRonggengDukuhParuk . Implementasi majas sebagai bahan ajar Bahasa Indonesia di SMA. Analisis data menggunakan metode pandan intralingual dengan Teknik Hubung Banding Menyamakan hal pokok (HBSP).
Abstract: This study was conducted with the aim to describe the meaning of sexuality diction contained in the trilogy novel of RonggengDukuhParuk by AhmadTohari. Data were collected by using a technique of library, seeing and recording. The collected data was then analyzed using flow analysis consisting of three flow of activities occured simultaneously, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that there are 11 (eleven) diction concerning sexuality in the trilogy novel of RonggengDukuhParuk by AhmadTohari, namely (a) bukak-klambu, (b) virginitas, (c) tonggak sejarah biologis, (d) mucikari atau induk semang, (e) dengus napas lembu jantan, (f) sundal/persundalan, (g) lingga, (h) rajasinga, (i) gendak, (j) pacak gulu, and (k) gowok.
Berdasarkan kajian stilistika ditemukan bahwa RDP memanfaatkan style ‘gaya bahasa‘ baik diksi, kalimat, wacana, bahasa figuratif maupun citraan yang memiliki keunikan dan keistimewaan (uniqueness and idiosyncracy) yang khas Tohari dalam rangka menciptakan efek makna dan efek estetik. Melalui kajian Semiotik dan Interteks ditemukan bahwa dalam RDP terkandung nilai-nilai kearifan lokal (local genius) budaya Jawa sebagai pembentuk identitas yang berguna untuk memperkaya budaya bangsa. Nilai kearifan lokal itu antara lain sikap arif menghadapi orang khilaf, hidup dalam keserbawajaran, dan manusia hidup menjadi tokoh wayang dalam cerita yang sudah pakem. Nilai-nilai kearifan lokal tersebut sangat berguna dalam rangka pembangunan karakter bangsa.
Leksia di atas digolongkan dalam kode pembacaan gnomik. Karena terdapat acuan teks ke benda-benda yang sudah diketahui dan dikodifikasi oleh budaya. Yaitu pada kalimat “Aku tahu seorang ronggeng sering kali dianggap sebagai ternak piaraan oleh induk semangnya. ronggeng naik pentas setiap malam. Siang hari dia mesti melayani laki-laki yang menghendaknya”. Yang berarti Srintil tampil sebagai ronggeng untuk menari dan menghibur para tamu dan warga terutama para laki-laki pada malam hari, sedangkan pada siang hari Srintil melayani para laki-laki yang ingin menikmati tubuhnya. Pada leksia di atas menunjukkan bahwa masih ada tindak diskriminasi berbentuk pelecehan terhadap perempuan, perempuan bernama Srintil dikonstruksi melayani masyarakat dukuhparuk, sedangkan pada malam hari mau tidak mau bekerja menghibur para laki-laki.
Leksia di atas digolongkan dalam kode pembacaan proaretik. Karena terdapat tindakan yang membuahkan dampak. Pada kalimat Tentara itu tak merasa salah ketika tangannya menggamit pantat Srintil. Tak diduganya Srintil membalas dengan tatapan mata amarah. Yang berarti walaupun para tentara dapat menyentuh tubuh Srintil membalas dengan tatapan amarah pada para tentara yang menggodanya dengan sesuka hati karena seorang ronggeng sudah pasti banyak disuka oleh para laki-laki. Pada leksia di atas maka menunjukkan adanya diskriminasi dalam bentuk pelecehan terhadap tokoh perempuan yaitu srintil, dengan mudahnya para laki-laki tentara tersebut menyentuh bagian tubuh srintil dengan sesuka hati didepan umum, seakan tak dihargai srintil sebenarnya tidak menyukainya dan tidak dapat melawan.