Melihat Pemilu sebagai tolok ukur penerapan demokrasi, Global Commission on Election, Democracy, and Security yang dipimpin Kofi Annan mengusulkan parameter lain untuk pemilu demokratis, yaitu integritas pemilu. 10 Suatu pemilu disebut berintegritas apabila proses pungut dan hitung suaranya merefleksikan aspek-aspek berikut ini: 11 Pertama, dilaksanakan berdasarkan asas- asas pemilu yang demokratik, yaitu memenuhi prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, transparan, dan akuntabel; Kedua, dilaksanakan dengan tingkat akurasi tinggi, minim kesalahan dan minim tindakan manipulatif, sehingga hasil akhir perolehansuara yang dipegang KPU sama dengan pemberian suara dari para pemilih; Ketiga, pihak penyelenggara pemilu (KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota) dan Panitia Pelaksana Pemilihan (KPPS, PPS, dan PPK) melaksanakan tahapan Pemilu berdasarkan Undang-Undang Pemilu, Peraturan KPU, Tahapan, Program dan Waktu Penyelenggaraan Pemilu, serta Kode Etik Penyelenggara Pemilu; Keempat, pelaksanaan Pemilu dimonitoring oleh peserta pemilu, institusi pemantau pemilu, pemilih, dan media massa; Kelima, dilaksanakan secara konsisten, imparsial, dan tepat waktu, oleh lembaga yang berwenang dalam penegakan aturan main Pemilu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, Partai Islam (PPP) mendapatkan kenaikan suara di tiga Dapil yaitu pada Dapil III (3,23%), IV (5,61%) dan V (2,16%). Pada Partai Basis Massa Islam, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Amanat Nasional perolehan suaranya naik di empat Dapil dari lima Dapil yang ada di Kabupaten Grobogan, yaitu pada Dapil I (8,35%), II (9,9%), III (7,3%) dan IV (3,6%). Selanjutnya adalah Partai Nasionalis, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Golongan Karya. Partai ber platform Nasionalis ini juga mendulang keberhasilan, pasalnya PDIP dan Golkar memperoleh kemenangan di tiga Daerah Pemilihan, yaitu pada Dapil II (7,76%), IV (6,68%) dan V (4,12%). Peningkatan atau penurunan perolehansuara Partai tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (Money Politic), Figur, Program dan Fanatisme Partai serta Pendidikan.
ANDRIANUS MARTEN, AMK 1.625 - - - - 1 1 1 1 2 2 3 3 - - J U M L A H 5.721 NOMOR URUT DCT PARTAI POLITIK / NAMA CALON SUARA SAH PERINGKAT SUARA SAH CALON 2 3 4 7. PARTAI DEMOKRAT 600
468.696 0,45 468.856 0,45 27 Partai Bulan Bintang 1.864.752 1,79 1.864.642 1,79 28 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 14.600.091 14,03 14.576.388 14,01 29 Partai Bintang Reformasi 1.264.333 1,21 1.264.150 1,21 30 Partai Patriot 547.351 0,53 547.798 0,53 31 Partai Demokrat 21.703.137 20,85 21.655.295 20,81 32 Partai Kasih Demokrasi Indonesia 324.553 0,31 325.771 0,31 33 Partai Indonesia Sejahtera 320.665 0,31 321.019 0,31 34 Partai Kebangkitan Nasional Ulama 1.527.593 1,47 1.527.509 1,47 35 Partai Merdeka 111.623 0,11 111.609 0,11 36 Partai Nahdlatul Ummah indonesia 146.779 0,14 146.831 0,14 37 Partai Sarikat Indonesia 140.551 0,14 141.558 0,14 38 Partai Buruh 265.203 0,25 265.369 0,26 Total Suara 104.099.785 100,00 104.048.118 100,00
Objek kajian Kerawanan Pemilu atau Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) 2019 yang berkenaan dengan Tahapan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan dan PenghitunganSuara ialah dimensi Penyelenggaraan yang Bebas dan Adil. Secara operasional dimensi Penyelenggaran yang bebas dan adil ditujukan untuk mengukur salah satunya tekait Pemungutan Suara khususnya mengenai ketersediaan logistic. Secara detail subdimensi Pemungutan suara terkait perlengkapan pemungutan suara tersebut tersebut diuraikan dalam tabel berikut:
Pelaksanaan rekapitulasihasilpenghitungansuara tingkat kabupaten yang dilaksanakan oleh KPU Kabupaten Halmahera Selatan penuh dengan rekayasa dan intimidatif terhadap hak-hak dari saksi paslon. Pelanggaran terhadap aturan dengan menunjukkan keberpihakan kepada salah satu kandidat dan mengabaikan kandidat yang lain menunjukkan mental penyelenggara yang tidak independen dan tidak profesional. Sangat disayangkan bahwa komisioner dengan tingkat pendidikan strata 1 dan strata 2 serta Ketua KPU Kabupaten dengan latar belakang pendidikan strata 2 hukum dapat bertindak mengabaikan aspek hukum. Sejatinya tingkat pendidikan berbanding lurus dengan kemampuan untuk memahami dan mengimplementasikan sebuah peraturan teknis. Namun demikian, terbukti bahwa tingkat pendidikan dan pengalaman tidak cukup untuk membawa pelaku pada perilaku profesional melainkan harus sejalan dengan sikap moral, tanggung jawab dan integritas yang menjadi jangkar kebaikan dalam melaksanakan tugas sebagai penyelenggara pemilu.
Sumber primer buku ini adalah seluruh dokumen final yang dipublikasikan secara resmi oleh KPU Kabupaten Banyumas, PPK, PPS, KPPS, Panwaslu dan peserta Pemilu di Kabupaten Banyumas, baik yang meliputi hasilpenghitungan dan rekapitulasihasil maupun seluruh tahapan Pemilu2014. Selain itu, sebagai data sekunder KPU Kabupaten Banyumas akan menggunakan laporan pelaksanaan kegiatan dari seluruh tahapan serta dari sumber-sumber lain yang dipandang relevan untuk penyusunan buku ini.
Kecamatan Duduksampeyan Kabupaten Gresik terletak di wilayah tengah Kota Pudak. Letak geografis, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lamongan, sebelah timur Kecamatan Kebomas, sebelah utara Kecamatan Manyar, sebelah selatan Kecamatan Benjeng. Jarak dari kota gresik sekitar 13 KM. Luas wilayah 7.429,54 Ha, sebagian besar berupa sawah dan tambak. Wilayah ini sebagian besar merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0-25 meter diatas permukaan air laut. Berdasarkan wilayah adminsitrasi pemerintahan, Kecamatan Duduksampeyan terbagi atas 23 desa, yang terdiri dari 39 dusun, 59 RW dan 191 RT. Jumlah penduduk di tahun 2011 laki-laki 23.465 perempuan 24.688 jumlah 48.153. 4 Jumlah pemilih dalam pemilu tahun 2014 laki- laki 22.257, perempuan 24.710 jumlah 46.967 5
Aplikasi hitung cepat yang telah dibuat memadukan teknik statistika perhitungan hitung cepat dengan teknik manajemen SMS, contoh kasus yang diambil sebagai penelitian adalah pemilihan calon anggota legislatif daerah pemilihan 1 Kabupaten Brebes. Hitung cepat ini dilakukan oleh tim pemenangan calon anggota legislatif nomor urut delapan, Rawuh Gunawan. Diberi nama hitung cepat Tim Rawuh Gunawan (TRG).
(4) Lakukan simulasi penggabungan kabupaten/kota atau kecamatan untuk memperoleh daerah pemilihan dengan kursi maksimum 12 atau sekurang-kurangnya mendekati maksimum 12, dengan memperhatikan prinsip penyusunan daerah pemilihan (Pasal 3), dan dilakukan dengan cara sesuai ketentuan Pasal 14 ayat (2) huruf a atau Pasal 22 ayat (2) huruf a, sehingga diperoleh komposisi daerah pemilihan (E).
Geografi politik mempelajari kekuatan suatu negara dilihat dari kepemilikan sumberdaya alam, pemilihan umum, dan tema lainnya yang didalamnya terjadi interaksi antara manusia dan lingkungan dalam kehidupan politik (Sri Hayati dan Ahmad Yani, 2007). Aspek penting dalam Pemilu adalah Partai Politik yang merupakan organisasi bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok Warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila (UU No 2 Tentang Partai Politik, 2008). Di Indonesia telah banyak berdiri partai politik dengan berbagai azas dan ideologi, sebagai contoh adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Bulan Bintang (PBB) yang merupakan Partai Islam, karena menjadikan Islam sebagai azas atau ideologi partai dan juga basis massanya adalah umat muslim. Sedangkan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bukanlah Partai Islam melainkan partai yang berbasis massa Islam. Untuk PDIP dan Partai Golkar merupakan cerminan partai yang mengusung platform Nasionalis, Pancasila menjadi ideologi gerakan partai ini.
Untuk menggambarkan lebih jauh mengenai posisi politik kelompok Islam yang semakin kuat pada masa revolusi ini, beberapa catatan historis berikut relevan dikemukakan di sini. Pertama, pada Agustus 1950, aktivitas partai-partai politik di Indonesia telah mengalami penyegaran kembali dan giat setelah masa adem-ayem pada 1949. Dalam parlemen yang baru dibentuk dengan jumlah keseluruhan anggota 236 orang, Masyumi tampil sebagai partai terbesar dengan menduduki 49 kursi. Namun demikian, karena adanya banyak partai, organisasi, dan asosiasi yang diwakili dalam parlemen (tidak kurang dari 22), bersama PSII, kelompok Islam hanya memperoleh 54 kursi (23%). Kedua, dalam beberapa kesempatan, Masyumi diminta untuk membentuk dan memimpin kabinet. Dari tujuh kabinet yang berjalan di bawah sistem demokrasi constitutional (1950-1957), tiga kabinet dipercakan kepemimpinannya kepada Masyumi (Kabinet Natsir pada 1950-1951; Kabinet Sukiman pada 1951-1952; dan Kabinet Burhanuddin Harahap pada 1955-1956). Selain itu, ketika Partai Nasionalis Indonesia (PNI) diberi mandat untuk membentuk pemerintahan, baik Masyumi maupun NU (yang memisahkan diri dari Masyumi dan menjadi organisasi politik tersendiri pada 1952), berperan sebagai pasangan koalisi utama. Terakhir, hasil pemilihan umum pertama yang diselenggarakan pada September 1955 menunjukan, kelompok Islam (kali ini terdiri dari Masyumi, NU,
Dalam kaitannya dengan pemikiran Bourdieu pada Pemilihan Umum Legislatif di Kota Surabaya tahun 2014 memliki calon- calon Legislatif, salah satunya adalah Masduki Toha. Sebelum Pemilu berlangsung keanggotaan Masduki Toha dalam organisasi sosial sebagai Ketua Ansor NU di Kota Surabaya. Kepercayaan menurut Fukuyama (1995) muncul akibat adanya kepentingan atau harapan yang sama dari ikatan tersebut. Keanggotaan dalam organisasi sosial memberi kemudahan bagi anggotanya dengan dukungan modal yang dimiliki secara kolektif. Aktor atas kepemilikan jaringan mempunyai ikatan kepercayaan satu sama lain yang secara tidak langsung menciptakan ikatan emosional antar anggotanya. Modal sosial aktor atas kepemilikan jaringan sosial, dalam hal ini Nahdlatul Ulama sebagai modal yang mampu membangun kekuatan untuk meraih dukungan dan simpati masyarakat khususnya masyarakat pro-Islam. Jaringan sosial terhadap pemenangan aktor pada
Penduduk di wilayah dapil ini secara mayoritas hidup dari hasil-hasil pertanian dan perkebunan. Banyaknya lahan yang memiliki kadar subur sangat baik, sangat memungkinkan masyarakat untuk bercocok tanam dalam memenuhi kebutuhan pangan dan ekonomi masyarakat. Karena berada di daerah pegunungan, alamnya sangatlah subur, komoditi pertanian dan perkebunan rakyat sangatlah bagus untuk dikembangkan. Seperti kemenyan, kopi, coklat, salak, durian, nenas, kacang tanah, jagung serta tanaman palawija lainnya. Selain itu, masyarakat juga cenderung memelihara ternak dikarenakan banyaknya tumbuhan- tumbuhan yang bahkan secara gratis bisa didapatkan untuk keperluan makanan ternaknya. Mayoritas di dapil ini juga masih mengandalkan hasil kerajinan tenun sebagai penunjang hidup keseharian, sedangkan masyarakat yang berprofesi sebagai pegawai hanya berkisar 30% dari jumlah penduduk di dapil ini.
JUMLAH 70.259 NOMOR URUT DCT PARTAI POLITIK/NAMA CALON SUARA SAH PERINGKAT SUARA SAH CALON 1 2 3 4 10. PARTAI HATI NURANI RAKYAT 10.300 1 ABDUL CANTER S., S.Sos. 5.032 2