Salah satu komponen penting dalam belanja operasi adalah belanja pegawai yang merupakan indikator penting fleksibilitas pemerintah daerah. Apabila rasio belanja pegawai mencapai 50% ke atas, maka pemerintah yang bersangkutan tidak diperbolehkan menambah pegawai baru serta perlu melakukan pengendalian biaya pegawai. Rasio bellanja pegawai (belanja tidak langsung) Kota Batu selama lima tahun terakhir adalah 39,74% (2009); 42,56% (2010); 43,74% (2014); 42,00% (2012); serta 41,84% tahun 2013 dan turun menjadi 40,39% tahun 2014 yang menandakan masih cukup ideal. Meskipun masih berada pada level ‘aman’ namun rasio ini mendapat perhatian serius. Oleh karena itu Pemerintah Kota Batu terus berupaya untuk mencapai porsi yang ideal dalam rangka menyehatkan keuangan pemereintah daerah sekaligus mampu memberikan pelayanan yang baik serta memenuhi ketentuan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagaimana diamanatkan
Unit Layanan Pengadaan (ULP) Provinsi NTB merupakan satu dari 29 ULP percontohan di Indonesia yang ditetapkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP). Pada Tahun 2014 ULP Provinsi NTB mendapatkan penghargaan dari Pemerintah berupa National Procurement Award 2014 . Hal ini dibuktikan juga dengan hanya 1 kasus sanggah banding dan 2 pengaduan dari target 10 kasus tahun 2014 sehingga ada efisiensi sebesar Rp. 17.359.000,- (83,30 %). Dengan adanya penghargaan tersebut sangat menarik minat dari ULP provinsi lainuntuk mempelajari sistematika dari ULP Provinsi NTB.Adapun ULP Provinsi lain yang berkunjung ke ULP Provinsi NTB adalahsebanyak 9 Kab./Prov. Seperti: Kab. Serang, Kutai Kertanegara, Seluma Prov. Bengkulu, Kepulauan Anambas, Provinsi Bangka Belitung, Riau, Jawa Barat dan Sumatera Barat serta dari Office Inspector General Pemerintah AS .
Terlaksananya Pengawasan Pemeriksaan secara Terpadu Terkelolanya Hasil Temuan Melalui Kegiatan Pengawasan Terlaksananya Evaluasi Temuan Hasil Pengawasan Evaluasi LAKIP SKPD Pemeriksaan Kasus Monitoring dan Evaluasi Laporan Keuangan Pemda sesuai dengan SAP dan SPIP Review Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
II- 114 hama tanaman selain itu banyaknya impor buah jeruk yang menjadi saingan produk lokal dan hambatan lainnya yaitu berdasarkan data BPS tahun 2013 bahwa luas panen komoditas jeruk sangat terbatas hanya 1,02% dibandingkan keseluruhan luas panen tanaman buah-buahan menurut komoditas di Provinsi Sumatera Selatan. Meskipun Sumatera Selatan bukan daerah sentra bawang merah, beberapa daerah terutama pegunungan banyak yang membudidayakan bawang merah dengan produksi yang menjanjikan, tetapi pada tahun 2014 pencapaian target produksi sebesar 772 ton hanya tercapai 193 ton dikarenakan musim panas yang berkepanjangan dan ketergantungan petani pada program/kegiatan dari pemerintah sehingga berpengaruh pada pencapaian produksi tanaman, selain itu luas panen yang relatif kecil yaitu 30 ha dibandingkan luas panen tanaman sayuran di Provinsi Sumatera Selatan 245.602 ha. Untuk tahun 2015 upaya dalam mendukung program peningkatan produksi dan produktivitas hortikultura yaitu dengan memperluas kawasan hortikultura berkelanjutan dengan pengelolaan budidaya yang tepat dan spesifik lokasi.
Jumlah populasi industri kecil dan menengah serta industri besar di Kota Tual selama tahun 20092013 mengalami peningkatan. Jumlah industri di Kota Tual pada tahun 2011 sebanyak 107 menjadi 184. Peningkatan industri dipengaruhi oleh masih cukup tersedianya lahan atau kawasan peruntukkan industri sesuai RTRW dan terjaminnya kepastian berusaha yang kondusif serta tersedianya tenaga kerja yang terampil. Sedangkan pertumbuhan jumlah IKM disebabkan semakin terbukanya peluang usaha industri untuk pemenuhan pasar dalam negeri serta optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya lokal menjadi produk unggulan daerah. Pertumbuhan industri, jumlah pasar di Kota Tual selama tahun 2009 – 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.33.
Pengelolaan kerasipan merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan dan perlu adanya penyeragaman dan penyamaan persepsi dari masing-masing institusi dalam menyusun dan mengorganisir kearsipan untuk menunjang tata pemerintahan di Kabupaten Banyumas. Pemerintah daerah Kabupaten Banyumas melalui Perbup Nomor 190 Tahun 2005 tentang Pedoman Klasifikasi Arsip di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyumas dan Perbup Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pedoman Penataan Berkas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyumas telah menyusun pedoman penataan dan klasifikasi arsip sebagai acuan seluruh SKPD dalam menyelenggarakan kearsipan. Selanjutnya pada tahun tahun 2009 diterapkan Sistem Pengelolaan Arsip secara baku sesuai dengan pedoman sebanyak 288 instansi, kemudian bertambah menjadi 447 instansi pada tahun 2012 dan bertambah 124 pengelola arsip dari UPK dan Sekolah pada tahun 2013. Dukungan sumberdaya manusia yang memadai dan kompeten di bidang pengelolaan kearsipan diharapkan penyelenggaraan kearsipan akan optimal. Untuk itu peningkatan SDM pengelola kearsipan selama periode tahun 2009-2013 dilaksanakan Bintek Pengelolaan Kearsipan, yang jumlah pesertanya tersebut bertambah setiap tahunnya.
Manajemen Pengelolaan Dana. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa adanya hambatan internal di desa dalam penyusunan perdes APBDes khususnya keharmonisan antara pemerintah desa dengan BPD, tingginya frekuensi perpindahan aparatur desa khususnya sekretaris dan bendahara desa sehingga berpengaruh pada penyusunan perdes APBDes, Terbatasnya kemampuan sekretaris dan bendahara desa dalam menyusun APBDes, adanya rasa apatis sebagian masyarakat untuk mengikuti musrenbang mengingat banyaknya usulan masyarakat yang tidak terealisasi dalam pelaksanaan pembangunan di desa yang diakibatkan oleh keterbatasan anggaran pemerintah, Masih kurangnya perhatian dan kepedulian pemerintah desa/kecamatan untuk mengangkat dan mempromosikan bentuk TTG di desa dan kecamatanya untuk mengikuti lomba TTG di kabupaten atau Provinsi.
62,15% dengan persentase ketercapaian 94,89% artinya target yang telah ditetapkan belum tercapai, jika dibandingkan dengan akhir tahun perencanaan yaitu 73% maka perlu dilakukan upaya pencapaian terget setiap tahunnya dengan memberikan intervensi kebijakan pada pendidikan menengah. Kebijakan itu dapat berupa menambah cost anggaran Program Sekolah Gratis baik yang didanai oleh APBD Provinsi atau APBD Kabupaten melalui dana sharing untuk pendidikan menengah dan pembangunan SMA/SMK serta pembangunan ruang kelas baru untuk menampung penduduk usia sekolah menengah agar tidak sekolah ke luar daerah.
Adanya perbedaan kandungan sumberdaya alam dan perbedaan kondisi demografi dimasingmasing wilayah/daerah merupakan salah satu pemicu terjadinya ketimpangan pembangunan antar wilayah. Namun demikian, adanya perbaikan perekonomian daerah melalui pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan strategi kebijakan pembangunan daerah yang diejawantahkan melalui program dan kegiatan di masingmasing wilayah diharapkan mampu meminimalisir adaya ketimpangan pembangunan antar wilayah tersebut. Salah satu indikator makro yang lazim digunakan untuk melihat ketimpangan pembangunan antar wilayah dalam suatu kawasan adalah analisis Indeks Williamson (IW).
tundjangan disamping gadji karena beratnja pekerdjaa. Umpama nja jang dinas malam atau harus bekerdja lebih, seperti dja watan kereta api. Djadi dinas kereta api tidak mungkin bisa bekerdja 7 djam, paling sedikit mesti lebih dari 7 djam dinas. Nah, itu disini boleh dikatakan ada kelebihan dari djam kerdja jang umum atau karena pekerdjaannja jang berat, seperti ditambang atau mungkin kalau kita mempunjai industri badja. Djadi disni sesungguhnja extranja itu diminta kalau sifat daripada pe kerjaan itu memang menghendaki pekerdjaan jang lebih, di butuhkan untuk memulihkan kesehatan badan, maka memerlukan tambahantambahan kalori jang lebih. Djadi umumnja dimintakan berupa tudjangan karena sifat pekerdjaannja diatur dalam per aturan gadji Pemerintah. Kalau buat perusahaan negara umumnja diusulkan berupa tundjangan perusahaan, karena setiap perusa haan ini memberikan nanti ukuran kemadjuan dari produksi per usahaan negara itu. Kalau buat perusahaan partukelir umunja sekarang bisa disebut ratifikasi, atau pembajaran extra se tahun sekali.
Kondisi keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas pada tahun 2005 secara umum masih ditandai oleh tingginya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat sebagai akibat kondisi perekonomian negara yang belum sepenuhnya pulih dari krisis berkepanjangan. Daya beli masyarakat yang semakin menurun sebagai dampak kenaikan harga BBM pada bulan Oktober tahun 2005 dan disertai tingkat pengangguran yang tinggi, merupakan salah satu faktor penyebab masih tingginya tingkat kriminalitas. Perubahan sistem politik berupa Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) secara langsung telah menimbulkan gejolak di beberapa daerah akibat kekurangsiapan partai politik, partisan atau peserta PILKADA untuk kalah. Di sisi lain, rendahnya kemampuan aparat keamanan sebagai akibat keterbatasan sarana dan prasarana serta belum berubahnya secara signifikan mentalitas dan profesionalitas aparat keamanan, menyebabkan upaya pencegahan, penanggulangan dan penyelesaian perkara belum dapat memberikan hasil yang optimal. Kondisi semacam ini diperkirakan masih akan berlangsung di tahun 2006 dan 2007 terkait dengan berbagai kebijakan ekonomi seperti rencana penyesuaian tarif dasar listrik (TDL), harga BBM, atau tarif telepon yang implikasinya adalah meningkatnya faktor korelatif kriminogen.
Sementara itu, kegiatan terorisme yang bernuansa lokal atau domestik memiliki karakter yang lebih spesifik. Peledakan bom di rumah-rumah ibadah, perkantoran pemerintah, rumah pejabat penegak hukum, atau tempat-tempat umum lainnya cenderung bernuasa politik dan SARA. Giatnya proses hukum terhadap mantan pejabat eksekutif dan legislatif di daerah yang diduga melakukan tindak pidana korupsi telah memunculkan serangkaian teror kepada aparat penegak hukum yang berisikan pesan untuk menghentikan proses hukum pelaku korupsi. Sedangkan peledakan bom di tempat-tempat ibadah seperti gereja-gereja atau masjid-masjid cenderung ditujukan untuk mengadu domba antara kelompok agama di masyarakat. Upaya adu domba tersebut sering kali berhasil membakar amarah kelompok penganut agama, sehingga konflik horisontal tidak dapat terelakkan. Meskipun saat ini kejadian terorisme lokal cenderung menurun, akan tetapi pelaksanaan proses hukum yang tidak dibarengi dengan pengawalan keamanannya berpotensi memunculkan aksi-aksi terorisme bom. Oleh karena itu, dalam setiap proses hukum kejahatan politik dan korupsi, pemerintah telah melakukan upaya pengamanan yang lebih ketat.
Salah satu keputusan jang penting jang telah dihasilkan oleh MUNAP jalah ketentuan bahwa Rentjana Pembangunan akan dititik beratkan pada 3 lapangan, jaitu: produksi bahan makanan, produksi bahan pakaian dan pembangunan sektor pengangkutan, terutama pelajaran. Keputusan-keputusan ini adalah penting artinja, karena semua projek-projek-nja adalah “capital-intensive”, sehingga akan mengakibatkan pergeseran-pergeseran didalam pembiajaan, ter- utama didalam pengeluaran-pengeluaran devisen.
Pelaksanaan pembangunan urusan Perhubungan Tahun 2014 jika dilihat dari target RKPD 2014 diketahui masih belum sesuai target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) bidang perhubungan yang ratarata masih dibawah target, diantaranya yaitu pada program Rehabilitasi/Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ dengan IKU Ketersediaan fasilitas perlengkapan sarana dan prasarana lalu lintas angkutan jalan (LLAJ) untuk pemasangan rambu lalulintas dari 400 buah yang ditargetkan hingga akhir tahun 2014 tidak dapat dilaksanakan atau dengan capaian sebesar 0,00 persen.
Untuk mengetahui proporsi dan jumlah penduduk miskin, tersedia dua sumber, yaitu persen penduduk miskin dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilaksanakan setiap tiga tahun, dan jumlah rumah tangga miskin yang pendataannya dilaksanakan oleh Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa bekerjasama dengan BPS pada setiap tahun dalam rangka penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) oleh pemerintah pusat. Kedua jenis data tersebut berbeda dalam beberapa hal. Pertama, data SUSENAS adalah hasil survei, tanpa nama dan tanpa alamat. Tujuannya untuk memantau persen penduduk miskin setiap 3 tahun. Alat ukurnya juga berbeda, yaitu pola konsumsi masyarakat, yang kemudian disimpulkan menjadi kilokalori. Bila konsumsi per orang dibawah 2100 kilokalori per hari maka dikategorikan sebagai penduduk miskin.
Tingginya inflasi kelompok disebabkan oleh berbagai kebijakan pemerintah terkait energi dan tarif angkutan yaitu melalui kenaikan tarif listrik, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, tarif angkutan dalam kota dan BBM bersubsidi. Selain itu, adanya penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota yang efektif berlaku sejak 1 Januari 2015, meningkatnya konsumsi masyarakat khususnya pada saat perayaan Imlek di bulan Februari 2015 serta dampak lanjutan kebijakan mendorong kenaikan inflasi kelompok melalui kenaikan upah tukang bukan mandor, biaya sewa rumah, kenaikan harga mie, nasi dengan lauk dan mobil. Sementara itu, tekanan inflasi kelompok triwulan ini terutama melalui kenaikan harga sub kelompok padi-padian dan telur sebagai akibat bergesernya musim panen dan terganggunya produksi karena faktor cuaca.
Longsoran bahan rombakan yang diakibatkan oleh ulah manusia terutama dalam pemotongan lereng untuk pembangunan perluasan perumahan ditemui sebagian di Kecamatan Lembah Segar dan Kecamatan Barangin. Berdasarkan data, informasi, dan kenampakan di lapangan daerah Kota Sawahlunto dan sekitarnya kendala geologi yang dominan umumnya berupa bencana alam yang disebabkan oleh proses bersifat alami, seperti gerakan tanah, zona lemah patahan dan erosi. Lebih lanjut, kendala geologi yang berupa bahaya lingkungan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut. Longsoran tanah tipe rayapan terjadi yang menyeret jalan Santur -Talawi atau tepatnya disekitar Washing Plant Sawah Rasau V pada km.7, terjadi pada lapisan batulempung (Formasi Sawahlunto) disebabkan karena kestabilan lereng bagian bawah terganggu oleh erosi Sungai Lurah Gadang.
5 1.20.16.5 Kunjungan Kerja/Inspeksi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah 6 1.20.16.6 Koordinasi Dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Lainnya 7 1.20.16.7 Silaturahmi Walikota dengan Ketua RT/RW dan Perangkat Desa se-Kota Batu 8 1.20.16.8 Penyediaan Jasa Medis Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah