The purpose of this study is to investigate the implementation of the Land and Building Tax in District Baki . To know the land and building tax receipts in District Baki Year 2011-2012. To find out the problems or obstacles that arise in the implementation of land and building tax in the District Baki and how to solve it. The method of approach used in this study is an empirical research approach juridical law . Source of data in the form of primary data and secondary data . Data collection techniques are interviews, and literature . Data analysis methods used are qualitative methods . The results showed that the implementation of the Land and Building Tax in the District Baki include the implementation of land and building tax collection and billing implementation of land and building tax arrears . Problems or obstacles that arise in the implementation of the Land and Building Tax in the District Baki are: a) the taxpayer is less aware of the importance of land and building tax; b) taxpayer resides outside the city; c ) Taxpayers often change the name of the notary 's identity in place; d) Frequent occurrence of double tax number . How to solve problems or obstacles that arise in the implementation of the Land and Building Tax in the District Baki are : a) sensitize taxpayers by holding counseling on knowledge of taxation in each village; b) Hold a call to the taxpayer or go directly to the taxpayer by the tax officers in data collection . The results of the evaluation of land and building tax receipts in District Baki Year 2011-2012 has not been entirely effective and has
Pembangunan bangsa Indonesia ini akan lebih mudah dijalankan apabila dana untuk biaya operasional dalam pembangunan ini terkumpul dan dapat digunakan. Dewasa ini Bangsa Indonesia sedang giatnya membangun. Maka dana untuk anggaran pembangunan harus tetap tersedia. Salah satu pembiayaan pembangunan dikumpulkan melalui dana yang dikelola pemerintah dengan memungut dari rakyat. Dana tersebut biasa kita sebut pajak. Untuk lebih jelasnya arti daripada pajak sering dikemukakan oleh beberapa sarjana. Menurut Rochmat Soemitro memberikan definisi sebagai berikut: “Pajak adalah peralihan kekayaan dari sektor swasta ke sektor publik berdasarkan Undang-undang (dapat dipaksakan) yang langsung dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran umum”. 3 Menurut PJA Adriani memberikan definisi sebagai berikut: “Pajak adalah iuran pada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak dapat prestasi kembali,
Wawancara adalah suatu kegiatan dimana seorang dengan tujuan tertentu melakukan percakapan atau tatap muka guna memperoleh sejumlah keterangan yang akan digunakan dalam penelitian. Wawancara ini dilakukan dengan petugas yang secara langsung menangani Pajakbumi dan bangunan dan masyarakat yang tidak membayar Pajakbumi dan bangunan.
3. S.I.Djajadningrat dalam Resmi (2007:1) pajak sebagai salah satu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan oleh suatu keadaan, kejadian atau perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesehjahteraan umum.
Kota Medan yang diharapkan juga mampu mencapai target untuk realisasi PBB, ternyata tidak dapat memenuhi target tersebut. Padahal salah satu tujuan dari pengalihan pajak tersebut agar daerah sendiri yang mengelola kewenangan PBB tersebut. Dengan harapan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi setiap daerah. Dispenda mengemukakan untuk tahun 2014 Pemerintah Kota Medan menargetkan pendapatan Rp 365 M lewat PajakBumi dan Bangunan. Namun, hingga Agustus baru mencapai 22 persen dari target pendapatan pajak itu. Masyarakat masih minim yang mau membayar pajak. Selain itu, pelayanan yang diberikan saat ini kurang maksimal karena masyarakat tidak diberikan pilihan lain kecuali membayar dengan menggunakan Bank Sumut yang merupakan kebijakan itu dari pusat, yakni setiap pemerintah daerah diharuskan untuk menggunakan satu pembukuan dalam pembayaran PBB. Maka dari itu, Dispenda sedang berjuang agar masyarakat dapat sadar membayar PBB itu penting dan meningkatkan penghasilan. ( Tribun-Medan.com).
Hasil penelitian menyebutkan bahwa evaluasi pelaksanaaan pemungutan di kecamatan Medan Selayang kurang baik, dilihat dari hasil pemngutan yang tidak sesuai dengan target. Adapun hambatan-hambatan yang terjadi ialah PBB ganda, kurangnya komunikasi antar petugas pemungut, kurangnya komitmen para petugas, rendahnya tingkat kesadaran masyarakat, masih kurangnya petugas yang khusus menangani PBB dan PBB masih kurang tepat sasaran.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa evaluasi pelaksanaaan pemungutan di kecamatan Medan Selayang kurang baik, dilihat dari hasil pemngutan yang tidak sesuai dengan target. Adapun hambatan-hambatan yang terjadi ialah PBB ganda, kurangnya komunikasi antar petugas pemungut, kurangnya komitmen para petugas, rendahnya tingkat kesadaran masyarakat, masih kurangnya petugas yang khusus menangani PBB dan PBB masih kurang tepat sasaran.
Kota Medan yang diharapkan juga mampu mencapai target untuk realisasi PBB, ternyata tidak dapat memenuhi target tersebut. Padahal salah satu tujuan dari pengalihan pajak tersebut agar daerah sendiri yang mengelola kewenangan PBB tersebut. Dengan harapan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi setiap daerah. Dispenda mengemukakan untuk tahun 2014 Pemerintah Kota Medan menargetkan pendapatan Rp 365 M lewat PajakBumi dan Bangunan. Namun, hingga Agustus baru mencapai 22 persen dari target pendapatan pajak itu. Masyarakat masih minim yang mau membayar pajak. Selain itu, pelayanan yang diberikan saat ini kurang maksimal karena masyarakat tidak diberikan pilihan lain kecuali membayar dengan menggunakan Bank Sumut yang merupakan kebijakan itu dari pusat, yakni setiap pemerintah daerah diharuskan untuk menggunakan satu pembukuan dalam pembayaran PBB. Maka dari itu, Dispenda sedang berjuang agar masyarakat dapat sadar membayar PBB itu penting dan meningkatkan penghasilan. ( Tribun-Medan.com).
2. Dua bijak yang selalu kuhormati, kusayangi dan kubanggakan yang senantiasa menuntunku dan mencurahkan doa untukku, yang selalu memberikan kepercayaan, kasih sayang dan segala pengorbanan dan kemampuannya yang dimiliki memberikan aku biaya dan kesempatan sehingga aku dapat menyelesaikan studi “Bapak dan Ibu Tercinta”.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa evaluasi pelaksanaaan pemungutan di kecamatan Medan Selayang kurang baik, dilihat dari hasil pemngutan yang tidak sesuai dengan target. Adapun hambatan-hambatan yang terjadi ialah PBB ganda, kurangnya komunikasi antar petugas pemungut, kurangnya komitmen para petugas, rendahnya tingkat kesadaran masyarakat, masih kurangnya petugas yang khusus menangani PBB dan PBB masih kurang tepat sasaran.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat serta kasih setia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan Pemungutan PajakBumi Dan Bangunan (PBB) Sektor Perkotaan Di Kecamatan Medan Selayang ”.
Kecamatan dengan desa/kelurahan terbanyak adalah Kecamatan Pracimantoro sebanyak 18 desa/kelurahan sedangkan paling sedikit adalah Kecamatan Karangtengah dengan 5 desa/kelurahan. Ada 3 kecamatan yang tidak memiliki kelurahan yaitu Kecamatan Baturetno, Karangtengah dan Paranggupito. Batas wilayahnya sebagai berikut: sebelah selatan Kabupaten Wonogiri berbatasan dengan Samudra Indonesia, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sukaharjo dan Kabupaten Karanganyar (Provinsi Jawa Tengah), sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Magetan dan Kabupaten Pacitan (Provinsi Jawa Timur), sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta).
Kota Medan yang diharapkan juga mampu mencapai target untuk realisasi PBB, ternyata tidak dapat memenuhi target tersebut. Padahal salah satu tujuan dari pengalihan pajak tersebut agar daerah sendiri yang mengelola kewenangan PBB tersebut. Dengan harapan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi setiap daerah. Dispenda mengemukakan untuk tahun 2014 Pemerintah Kota Medan menargetkan pendapatan Rp 365 M lewat PajakBumi dan Bangunan. Namun, hingga Agustus baru mencapai 22 persen dari target pendapatan pajak itu. Masyarakat masih minim yang mau membayar pajak. Selain itu, pelayanan yang diberikan saat ini kurang maksimal karena masyarakat tidak diberikan pilihan lain kecuali membayar dengan menggunakan Bank Sumut yang merupakan kebijakan itu dari pusat, yakni setiap pemerintah daerah diharuskan untuk menggunakan satu pembukuan dalam pembayaran PBB. Maka dari itu, Dispenda sedang berjuang agar masyarakat dapat sadar membayar PBB itu penting dan meningkatkan penghasilan. ( Tribun-Medan.com).
Selain komunikasi antara para petugas sebagai pihak pemungut, terjadi juga komunikasi dengan pihak lain yang peranannya cukup penting juga mempengaruhi pelaksanaan pemungutan tersebut. Pihak yang peranannya cukup penting seperti MAPPI Masyarakat Agensi Penilai Indonesia. MAPPI sebagai tim penilai yang menentukan tarif dan kelas . Jadi dinas tinggal bekerjasama dengan MAPPI. Tarif-tarif untuk setiap kelas bangunan sudah ada dari MAPPI, dinas hanya menentukan sesuai dengan klasifikasi dan tarif yang sudah disediakan oleh MAPPI . Misalnya kelas bangunannya terbuat dari apa misalnya atap, genteng, seng. Dinas akan menceklisnya sesuai panduan yang tersedia dari MAPPI. Demikian juga dengan Zona-zona tanah klasifikasi tanahnya juga berasal dari MAPPI. Hal ini diungkapkan oleh Pak Tarnama:
Konsepsi Supply-side tax policy sering kali diidentikkan dengan tax cut dan bentuk-bentuk pemberian insentif perpajakan lainnya. Padahal, masih banyak bentuk- bentuk kebijakan pajak lainnya yang dapat memberikan ruang yang lebih luas atau memberikan keleluasaan bagi Wajib Pajak untuk meningkatkan produktivitas. Perluasan makna dan hakikat Supply-Side Tax Policy inilah yang perlu direkonstruksi agar kebijakan pajak tidak terjebak dalam polemik insentif pajak.
3. Kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Medan dalam hal ini UPTD PBB Dispenda Kota Medan dalam sosialisasi PajakBumi dan Bangunan adalah sulitnya menggumpulkan Wajib Pajak untuk mengikuti sosialisasi Pekan Panutan, jadwal sosialisasi yang berbenturan dengan hari Kerja wajib Pajak, dan sikap acuh tak acuh masyarakat dalam mengikuti sosialisasi PajakBumi dan Bangunan. Keterbatasan personil bidang pendapatan daerah pada DPPKA Kota Medan. Tingkat partisipasi aktif dari Kecamatan dan Kelurahan yang masih rendah karena keterbatasan personil serta payung hukum dalam pelaksanaan pemungutan PBB oleh instansi tersebut. Kurangnya sosialisasi serta penyuluhan PajakBumi dan Bangunan Kurangnya kesadaran wajib pajak dalam hal pendaftaran objek pajak. Data Objek Pajak maupun Subjek Pajak yang diberikan oleh KPP. Pratama Timur Medan banyak yang salah sehingga banyak SPPT yang ditolak oleh wajib pajak. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan dalam hal ini UPTD PBB Dispenda Kota Medan dalam menigkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar PajakBumi dan Bangunan menggunakan berbagai bentuk sosialisasi yaitu penyuluhan melalui media radio dan media cetak, pemasangan spanduk di tempat strategis, sosialisasi melalui website atau media online.
Klasifikasi nilai jual objek pajak sebagai dasar pengenan pajak berdasarkan Keputusan Menteri Kuangan No.523/ KMK/ 04/ 1998. Bedasarkan keputusan tersebut, objek pajak berupa bumi dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu A dan B. Setiap kelompok kelompok dibagi menjadi 50 kelas berdasarkan
2. Tuan ponco seorang pengusaha terkenal memiliki 2 buah rumah pada tahun 2007. Objek pertama terletak di desa wlingi, blitar dan objek kedua terletak di desa bendo blitar. Diketahui bahwa untuk objek pertama NJOP bumi sebesar Rp 8.000.000 dan NJOP bangunan sebesar Rp 7.500.000. untuk objek yang kedua diketahui NJOP bumi sebesar Rp 9.000.000 dan NJOP bangunan sebesar Rp 6.000.000