• Setelah pembeli drawee melakukan pembayaran kepada remitting bank, maka dokumen-2 barang akan diserahkan oleh remitting bank kepada pembeli tersebut, sehingga pembeli tersebut dapat[r]
diakhir atau bisa memberikan panjar terlebih dahulu. Meskipun pelaksanaannya hampir sama dengan akad salam, yakni objek diserahkan diawal dan pembayaran diakhir namun objek yang diperjualbelikan pada jualbeli sapi ini tidak dengan pemesanan terlebih dahulu sedangkan dalam akad salam objek yang diperjualbelikan harus melalui pemesanan terlebih dahulu. Proses pembayaran yang diterapkan bisa menggunakan uang panjar atau bisa juga tidak. Pembayaran dilakukan secara berjangka dengan kesepakatan bahwa pemilik sapi dapat mengambil uangnya apabila jangka waktu yang disepakati sudah jatuh tempo. Menurut hadis riwayat Ibnu Majah, mayoritas ahli fikih mengatakan bahwa jualbeli ‘urbun (panjar) adalah jualbeli yang dilarang dan tidak sah. Tetapi, menurut Hanafi jualbeli ‘urbun hukumnya hanya fasid. Sedangkan ulama selain mazhab Hanafi mengatakan bahwa jualbeli ini adalah jualbeli yang batal, berdasarkan larangan Nabi terhadap jualbeli ‘urbun, disamping jualbeli ini mengandung gharar, spekulasi dan termasuk memakan harta orang tanpa ada imbalan juga mengandung dua syarat yang fasid: pertama, syarat hibah dan kedua, syarat akan mengembalikan barang bila tidak suka dan pembeli mensyaratkan kepada penjual sesuatu tanpa ada imbalan sehingga jua beli menjadi tidak sah. 1
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kemitraan perusahaan Islami dan perbankan syariah di kota Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa jasa teknologi perbankan syariah yang digunakan perusahaan Islami sebagai sistem pembayaran dalam jualbeli online, bagaimana pola kemitraan yang dijalin oleh perusahaan Islami dengan bank syariah, apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara income perusahaan Islami yang diperoleh sebelum dan sesudah bermitra dengan bank syariah.
Adapun syarat-syarat umum murabahah, antara lain, adalah 1) pihak yang berakad, yaitu: adanya kerelaan kedua belah pihak, dan memiliki kekuasaan untuk melakukan jualbeli, 2) barang atau objek dengan ketentuan, yaitu: a) barang itu ada meskipun tidak di tempat, namun ada pernyataan kesanggupan untuk mengadakan barang itu, b) barang itu milik sah penjual atau seseorang, c) barang yang diperjualbelikan harus berwujud, d) barang itu tidak termasuk kategori yang diharamkan, e) barang tersebut sesuatu dengan pernyataan penjual, dan f) apabila benda bergerak, maka barang itu bisa langsung dikuasai pembeli dan harga barang dikuasai penjual. Sedangkan bila barang itu tidak bergerak bisa dikuasai pembeli setelah dokumentasi jual-beli dan perjanjian atau akad diselesaikan, 3) harga dengan ketentuan bahwa a) harga jual bank adalah harga beli ditambah keuntungan, b) harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian, dan c) sistem pembayaran dan jangka waktunya disepakati bersama.
2. Kesesuaian antara ijab dengan kobul, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Pembeli menjawab semua yang diutarakan pembeli. Apabila pihak pembeli menjawab lebih dari ijab yang diungkapkan penjual, maka transaksi tetap sah. Sebaliknya, apabila pembeli menjawab lebih sikat dari ijab yang diucapkan penjual, maka transaksi tidak sah. Kesesuai ini termasuk dalam harga dan system pembayaran.
1. Pembeli membayar keseluruhan harga barang termasuk ongkos angkut, asuransi dan semua biaya yang disepakati dalam kontrak bisnis mereka. Dengan pengiriman harga tersebut, maka pembeli telah menyelesaikan seluruh kewajibannya sepanjang mengenai pembayaran dan oleh karena itu tidak ada lagi biaya
Al Mulamasah memiliki akar kata lams artinya sentuhan, jualbeli Al Mulamasah menjadikan sentuhan sebagai syarat sahnya pembelian. Al Mulamasah memiliki beberapa pengertian, di antaranya seseorang yang menyentuh pakaian dalam kegelapan, atau mata tertutup, kemudian penjual berkata: “Saya menjualnya padamu dengan harga sekian, dengan syarat sentuhanmu itu mengganti hakmu untuk melihatnya. Tidak boleh memilih atau membatalkan jika nanti kamu melihatnya.”. Pengertian lainnya, menjadikan sentuhan sebagai bukti sahnya pembelian tanpa shigah tambahan.
Seiring dengan perkembangan masyarakat mengenai jualbeli, ada hak khiya> r untuk konsumen. Sebelumnya yang dimaksud khiya> r adalah pilihan, memilih melangsungkan atau membatalkan jualbeli. Disini yang dimaksud khiya> r untuk konsumen yaitu pilihan melangsungkan retur atau tidak melangsungkan retur. Dalam bertransaksi di semua kegiatan berekonomi tentunya tidak akan terlepas dari sebuah penawaran, baik yang dilakukan oleh penjual atau pembeli. Dan akad jualbeli terdapat banyak sekali rukun dan syarat yang harus dipenuhi untuk mewujudkan agar akad yang dilakukan sah, dan menghasilkan produk hukum yang halal. Karena segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang berdasarkan keinginan sendiri bukan karena terpaksa atau dipaksa, keinginan tersebut harus ada pernyataan dari kedua orang tersebut seperti “saya telah menjual barang ini kepadamu” dan “saya terima barangmu”.
Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka, beberapa artikel, hasil karya tulis dan beberapa buku yang berkaitan dengan jualbeli online, fikih muamalah dan sebagian dari lapak jualbeli Forum JualBeli dijadikan landasan apakah jualbeli online di www.kaskus.co.id sudah memenuhi rukun dan syaratjualbeli secara Islam atau tidak.
Menurut wawancara dengan seorang (blantik), bahwa jualbeli tersebut pada awalnya harga sapi telah disepakati antara kedua belah pihak dengan kondisi fisik sapi sempurna, berwarna coklat, besar dan tidak cacat. Akan tetapi, ketika sapi dibawa kerumah potong, sapi tersebut lepas, dan kemudian kakinya terkilir sehingga tidak bisa bangun. Di rumah potong juga tidak menghendaki adanya kecacatan pada objek (sapi) yang diperjualbelikan, karena adanya kecacatan tersebut mempengaruhi kualitas harga pada jualbeli sapi tersebut. Karena belantik juga tidak ingin rugi, maka belantik merubah harga dari kesepakatan awal. 13
Penelitian ini termasuk ke dalam peneltian bibliogarafis, karena penelitian ini dilakukan untuk mencari , menganalisa, membuat interprestasi , serta generalisasi dari fakta-fakta, hasil pemikiran dan ide-ide yang telah ditulis oleh para pemikir dan ahli (M Nasir, 1998:62) yang dalam hal ini adalah pemikiran Musthofa Ahmad Az Zarqo tentang jualbeli istishna’. Dan dilihat dari tempatnya , penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) karena yang menjadi sumber data ialah buku-buku atau dokumen yang berkaitan dengan pokok masalah yang dibahas (Subagi, 1991:109)
Selain itu pelanggan yang terlibat dalam sistem kontrak ini diharuskan membayar giro diawal. Giro tersebut sering terjadi kesalahan dalam prosesnya. Terkadang ada yang terlewat pada tanggal jatuh temponya, ditemukannya giro kosong, dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan banyak masalah dalam pengoperasian penjualan dan pembayaran di PT Uniland.
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jualbeli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jualbeli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
3) Barang tersebut dimiliki oleh penjual Jualbeli atas barang yang tidak dimiliki oleh penjual adalah tidak sah karena bagaimana mungkin ia dapat menyerahkan kepemilikan barang kepada orang lain atas barang yang bukan miliknya. Jualbeli oleh bukan pemilik barang seperti itu, baru akan sah apabila mendapat izin dari pemilik barang.
3 Menggunakan kata as-salam atau as-salaf. Bila menggunakan kata-kata jualbeli (al-bay’) maka tidak sah, menurut pendapat yang lebih kuat. Alasan yang dikemukakan adalah karena jualbeli pesanan termasuk jualbeli yang secara qiyas tidak diperbolehkan, akan tetapi pelarangan ini telah dihapuskan dengan pertimbangan kebutuhan masyarakat terhadap kontrak salam. Sehingga para ulama berpendapat perlu adanya sebuah pembatasan terhadap penggunaan kata yang hanya sesuai dengan apa yang diajarkan oleh syara’. Oleh karena itu, syara’ membolehkan akad ini hanya dengan menggunakan kata-kata salam dan salaf. Tetapi ada pula pendapat yang membolehkan akad ini dengan
Telah diriwayatkan larangan menjual tanggungan dengan tanggungan sebagaimana tersebut dalam hadits Nabi dari Ibnu ’Umar Ra. Yaitu menjual harga yang ditangguhkan dengan pembayaran yang ditangguhkan juga. Misalnya, menggugurkan apa yang ada pada tanggungan orang yang berhutang dengan jaminan nilai tertentu yang pengambilannya ditangguhkan dari waktu pengguguran. Ini adalah bentuk riba yang paling jelas dan paling jelek sekali.
Dalam suatu perjanjian sewa beli tidak tertutup kemungkinan bahwa pihak pembeli sewa karena suatu hal, tidak mampu memenuhi kewajibannya membayar sewa beli sesuai dengan isi perjanjian yang telah disepakati dengan penjual sehingga ia (pembeli) dapat dikatagorikan telah melakukan ingkar janji atau wanprestasi. Oleh karena itu, tulisan ini akan menjelaskan bagaimanakah hak kepemilikan atas barang yang menjadi obyek sewa beli beralih dari penjual kepada pembeli. Di samping itu tulisan ini juga menjelaskan tentang apa akibat hukum apabila pihak pembeli sewa melakukan tindakan wanprestasi. Jadi dalam perjanjian sewa beli status kepemilikan atas barang baru berpindah dari penjual sewa kepada pembeli sewa setelah seluruh jumlah harga barang di bayar lunas dan akibat hukum bagi debitur apabila telah melakukan wanprestasi akan mendapatkan hukuman atau sanksi hukum. Metode yang di gunakan dalam tulisan ini adalah metode normatif yang mengacu pada sumber- sumber hukum.