Top PDF TUNTUTAN GANTI KERUGIAN KONSUMEN LISTRIK TERHADAP PEMADAMAN OLEH PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI LAMPUNG MELALUI GUGATAN PERWAKILAN KELOMPOK (CLASS ACTION) ( Studi Putusan Nomor 111/Pdt.G/2009/PN.TK )
Salah satu kasus mengenai perlindungan konsumen yang terjadi di provinsi Lampung, yaitu mengenai pemadamanlistrik pada tahun 2009. Pemadaman ini dilakukan oleh PTPLN (Persero) Distribusi Lampung pada siang hari dan malam hari secara bergilir kepada pelanggannya selama 3 sampai 12 jam dalam kurun waktu bulan Agustus hingga Oktober 2009. Pemadaman ini dilakukan oleh PTPLN, dimana PLN sendiri merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertanggungjawab menyediakan tenaga listrik untuk kepentingan umum, yaitu masyarakat yang disebut konsumenlistrik.
Penulis menghaturkan ucapan syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih dan Penyayang atas rahmat dan karunianya yang diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi (Zero Trip Feeder) PTPLN (Persero) Area Surakarta dalam mengurangi pemadamanlistrik tahun 2014” ini.
Setiap pekerjaan yang sudah direncanakan pasti telah mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan itu, begitu pula dengan perencanaan pemadaman yang dilakukan PT. PLN (Persero), maka sudah seharusnya PT. PLN (Persero) mempersiapkan segala sesuatu yang menunjang pekerjaan tersebut, termasuk hal penginformasian kepada pelanggan. Memberitahukan terlebih dahulu tentang program pemadaman kepada konsumenlistrik yang tidak lain adalah masyarakat menjadi tanggung jawab PT. PLN (Persero) sebagai pelaku usaha penyedia jasa listrik dan masyarakat sebagai konsumen harus mendapatkan haknya dengan menerima pemberitahuan sebelum diadakannya pemadamanlistrik. Seringkali masyarakat tidak mengetahui tentang adanya pemadamanlistrik yang disebabkan pemeliharaan jaringan tersebut. Kurang meratanya informasi yang disampaikan PT. PLN (Persero) untuk sampai ke pelanggan, berdampak terhadap kerugian masyarakat, banyak alat elektronik yang rusak karena aliran listrik yang putus tiba-tiba. Setidaknya, apabila pemadamanlistrik yang dilakukan disebabkan pemeliharaan jaringan, masyarakat akan memaklumi dan dapat bersiap-siap untuk menon-aktifkan alat elektroniknya terlebih dahulu sehingga meminimal kerusakan terhadap alat elektronik.
Tanggung Gugat PT. PLN (Persero) timbul karena terjadinya gangguan dalam pelayanan yang diberikan oleh PT. PLN (Persero). Gangguan ini mengakibatkan kerugian pada pelanggan. Atas kerugian ini pelanggan listrik dapat mengajukan gugatan terhadap PT. PLN (Persero) atas dasar wanprestasi atau dapat juga atas dasar perbuatan melawan hukum. Untuk pembuktian ada atau tidaknya unsur kesalahan maka PT. PLN (Persero) yang akan membuktikannya berdasarkan Tingkat Mutu Pelayanan dan Rekap Dasar Laporan Pemadaman, sedangkan pelanggan listrik yang merasa dirugikan, didasarkan pada prinsip tanggung gugat yaitu dengan beban pembuktian terbalik. Pembuktian tanggung gugat produsen karena adanya perbuatan melanggar hukum yang dilakukan secara umum dalam hukum pembuktian, yaitu membebankan kepada penggugat untuk membuktikan adanya kesalahan tergugat yang menyebabkan kerugiannya, namun setelah lahirnya Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 tahun1999, pembuktian tentang ada tidaknya kesalahan pelaku usaha tersebut dibebankan kepada produsen.
Melindungi hak-hak pelanggan merupakan bagian dari kewajiban pelaku usaha menjaga hak-hak konsumen. Hak pelanggan sebagai konsumenlistrik adalah mendapatkan listrik secara terus menerus. hal ini tidak mungkin dapat terpenuhi karena alat-alat jaringan membutuhkan peremajaan secara berkala dan ketika proses pemeliharaan dan peremajaan tersebut diharuskan untuk memadamkan listrik untuk menghindari resiko kerja PLN sendiri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sosiologi hukum (socio-legal research) dengan menggunakan pendekatan interdisipliner atau “hibrida” antara aspek penelitian sosiologi dengan pendekatan normatif yang memakai cara analisis kualitatif. Dalam pelaksanaan prosedur perencanaan pemadaman oleh PT. PLN secara administratif telah sesuai dengan standar operasional prosedur yang ditetapkan, namun seringnya pengumuman kepada pelanggan tidak terlaksana. PLN masih menggunakan metode konvensional hendaknya juga diimbangi dengan inisiatif penggunaan metode modern sehingga prosedur benar-benar terlaksana dengan maksimal. Dan tidak adanya standar operasional yang mengatur pemberitahuan itu sendiri.
1. Tanggung jawab PT. PLN (Persero) dalam penyediaan listrik bagi masyarakat (Konsumen) yaitu, PTPLN (Persero) sebagai satu-satunya yang diberikan kewenangan oleh pemerintah melalui Pasal 33 UUD 1945, maka amanat tersebut haruslah dilaksanakan secara profesional, adapaun dalam kenyataannnya PT.PLN (Persero) di Kota Palu belum melakanakan secara sepenuhnya, hal ini daat di lihat sering terjadi pemadamanlistrik secara sepihak, yang berlangsung sampai 12 jam, dan terulang dalam waktu dua atau tiga bulan, belum mencerminkan visi dan misinya PT. (Persero) yaitu, memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada seluruh lapisan masyarakat, disamping mencari ke untungan.
Pemadaman dari PT PLN meresahkan warga Sumatera Utara Jumlah 1 Laporan Lokasi : Simalungun Link : hNps://www.lapor.go.id/ pengaduan/1441285 Situasi/Kondisi: • Tengangan listrik di[r]
Dengan metode studi kasus, peneliti menemukan bahwa pemahaman Humas PLN Kupang tentang krisis public relations sebagai permasalahan karena kurangnya informasi yang beredar di masyarakat. Informasi tersebut berupa jadwal pemadamanlistrik. PLN Kupang yang melihat konflik berupa komentar dan pandangan negatif warga terjadi karena kurangnya informasi. Sehingga pada tahapan-tahapan selanjutnya, bagaimana mengemas dan memberikan informasi kepada masyarakat adalah strategi yang dilakukan oleh PLN Kupang. Hal ini berkaitan dengan penyebaran informasi terkait jadwal pemadamanlistrik yang diharapkan dapat mengurangi ketidakpastian informasi yang beredar sehingga dapat mengurangi pandangan negatif masyarakat kepada PLN Kupang.
Perawatan dan pemeliharaan perlengkapan jaringan distribusi yang rutin bertujuan untuk mengatasi penurunan effisiensi dan kerusakan agar perlengkapan tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai fungsinya. Dalam hal ini perawatan dan pemeliharaan jaringan yang dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan sistem tanpa tegangan (pemadaman) menjadi masalah vital yang dialami oleh konsumen maupun perusahaan listrik karena dapat menurunkan kontinuitas pelayanan. Suplai tenaga listrik untuk pelanggan menjadi terhambat dan tidak dapat melakukan proses produksi dengan optimal karena tenaga listrik tidak tersalurkan. Kerugian yang dialami oleh perusahaan listrik sangatlah besar karena adanya pemadamanlistrik mengakibatkan banyaknya energi listrik yang hilang dan tidak dapat terjualkan kepada konsumen.
Dalam prinsip-prinsip yang dianut Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 Tentang Ketenagalistrikan, PT. PLN selaku Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan wajib menyediakan tenaga listrik secara terus menerus (berkesinambungan) dengan mutu dan keandalan yang baik, juga wajib memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggannya/konsumenlistrik. Ternyata keadaan yang ditemui sekarang berbeda jauh dengan apa yang telah ditetapkan oleh undang- undang ketenagalistrikan. Akibat krisis pasokan listrik yang dialami hampir di seluruh pelosok tanah air, PLN tidak mampu menyediakan tenaga listrik secara terus menerus kepada pelanggannya. Hal ini terbukti dengan seringnya pemadamanlistrik bergilir yang dilakukan PLN kepada pelanggan/konsumenlistrik. Pemadamanlistrik yang dilakukan PLN kepada pelanggan/kosumen listrik yang seringkali tanpa pemberitahuan terlebih dahulu membawa dampak negatif terhadap pelanggan/konsumermya. Masalah kerusakan alat-alat elektronik peralatan rumah tangga para konsumenlistrik (rumah tangga) adalah yang seringkali dikeluhkan terutama konsumenlistrik kota Medan. Adanya gantikerugian yang dijanjikan oleh undang-undang ketenagalistrikan ternyata masih jauh dari yang diharapkan konsumenlistrik. Keadaan ini terungkap dan hasil wawancara yang telah penulis lakukan terhadap pihak-pihak terkait dengan permasalahan ini, yaitu PT. PLN, Lembaga Swadaya Perlindungan Konsumen di kota Medan (LAPK dan YLKI) serta pihak-pihak yang rnembantu penyelesaian sengketa antara konsumenlistrik dengan pelaku usaha/PLN (BPSK dan LAPK), juga melakukan wawancara dengan 20 (dua puluh) orang konsumenlistrik di wilayah Kelurahan Tegalsari Mandala II Medan.
Kondisi perangkat telekomunikasi di dalam shelter sangat perlu diperhatikan agar tetap berada pada kondisi terbaik. Masalah pada perangkat telekomunikasi didalam shelter BTS biasanya panas dan tegangan yang bersifat naik turun. Kerusakan pada perangkat telekomunikasi akan mengakibatkan terganggunya komunikasi antara penerima (receiver) dan pengirim (transmiter).Penelitian ini mengusulkan sebuah manfaat agar suatu perangkat telekomunikasi dapat tetap terjaga suhunya sesuai dengan cara kerja dan fungsinya. Alat pendingin perangkat telekomunikasi ini berada di dalam shelter BTS dengan sumber listrik arus searah (dc) dan bekerja secara otomatis dengan menggunakan Arduino Uno. Alat ini memanfaatkan prinsip kerja sebuah elemen peltier yang memiliki sisi menyerap kalor dan melepas kalor dan dapat dicatu dengan sumber arus dc. Suhu normal dari perangkat telekomunikasi berkisarantara 22 o C sampai 26 o C. Apabila suhu perangkat melebihi suhu normal maka alat ini akan aktif (on) dan bila suhu perangkat telekomunikasi sudah kembali dalam keadaan normal maka alat ini akan mati (off) secara otomatis. Diharapkan dengan adanya alat ini dapat membantu perusahaan telekomunikasi agar perangkat telekomunikasi tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
Dalam konteks perlindungan konsumen, Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 membagi produk menjadi 2 (dua), yaitu barang dan jasa. Namun persoalan mendasar atas suatu produk di pasaran adalah siapa yang berhak menentukan kelayakan suatu produk dan otoritas terkait di bidang standarisasi produk. Pandangan lebih progresif menyatakan bahwa suatu produk harus ditentukan melalui putusan pengadilan. Penentuan mengenai apakah suatu produk telah dinyatakan layak atau pantas sesuai dengan tujuan dan manfaatnya, maka pengadilan yang akan menentukan sebagai lembaga yang memiliki wewenang untuk memberikan gambaran terkait hal tersebut. Perlindungan konsumen harus berada pada titik ekuilibrium antara kepentingan konsumen dan bisnis, sehingga tidak hanya di tingkat domestik, tetapi internasional. Dua kepentingan ini menjadi ranah kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif. 35
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan menguji dan mengkaji data sekunder yang berkaitan dengan implementasi tuntutangantikerugian dan rehabilitasi bagi terdakwa yang diputus bebas oleh pengadilan.
2.4.3. Saat Mulainya Isu Hak Terhadap Pemegang Saham Minoritas Sebagai suatu kontrak, maka harus pula ditentukan kapan sejatinya hak, dalam hal ini perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham minoritas itu dimulai. Sebagaimana terlihat dalam gambaran hasil penelitian terhadap Putusan 137 di atas, hak untuk memperoleh perlindungan terhadap Livio sebagai pihak dalam perjanjian itu, sudah tentu lahir sejak adanya akta pendirian perseroan terbatas PT. Antik Dimensi. Selain itu, dalam pengamatan Penulis, hak seperti itu semakin nyata terancam dan oleh sebab itu mulai dirasakan betapa pentingnya perlindungan seperti itu diberikan oleh hukum, ketika pembuatan Akta No. 1 di hadapan Notaris Dra. Jesicca Linjani SH. Dalam kontrak atau Akta Perjanjian tersebut para pihak adalah Ny. Naning berkedudukan sebagai pihak yang memberikan hak atas tanahnya kepada Ny. Naning sendiri, namun dalam kedudukan sebagai Direktur PT. Antik Dimensi menggunakan tanah 66 tersebut. Sedangkan Mr. Tarantino, dan dalam konteks penelitian dan penulisan karya tulis kesarjanaan ini, sudah tentu Livio, dalam kepentingannya sebagai pemegang saham minoritas (a minority shareholder) untuk dirinya (Livio) sendiri dan untuk PT. Antik Dimensi sebagai Orang, atau suatu Subyek Hukum dimana Livio adalah pihak di dalamnya, adalah sebagai pihak yang menggunakan tanah milik Ny. Naning sebagai pribadi.