• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adab-adab Sedekah

Dalam dokumen Sedekah dalam perspektif hadis (Halaman 43-50)

BAB II SEKILAS TENTANG SEDEKAH

G. Adab-adab Sedekah

Bersedekah termasuk amal shalih yang paling agung, bahkan termasuk amal terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah. Bersedekah juga merupakan salah satu sebab dilindunginya seseorang dari adzab kubur dan mendapat naungan Allah pada hari kiamat. Apalagi jika orang yang mengeluarkan sedekah itu memerhatikan adab-adabnya.36

Diantara adab bersedekah adalah sebagai berikut: 1. Mengiringi dengan basmallah

Mengiringi setiap aktivitas sedekah dengan bacaan basmallah, sebab ia merupakan perkara yang amat besar.37

2. Niatnya harus tulus

36‘Abdul Aziz bin Fathi al-Sayyid Nada,

Ensiklopedi Adab Islam, Jilid 2. Penerjemah Abu Ihsan al-Atsari (T.tp.: PT Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2009), h. 65.

37Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqih Ibadah. Penerjemah Kaman As’at Irsyad dkk. (Jakarta: Amzah, 2010), h. 427.

Hendaklah orang yang bersedekah supaya meluruskan niatnya. Hendaklah yang ia cari hanya wajah Allah SWT semata, bukan karena riya atau ingin dipuji manusia dengan dikatakan dermawan.38 Rasulullah Saw bersabda,

“Ada seseorang yang Allah beri keluasan harta, kemudian dia mengakui nikmat tersebut pada hari kiamat. Dia ditanya, ‘Lantas apa yang engkau kerjakan dengan nikmat tersebut? Dia menjawab, Aku salurkan ke jalan yang Engkau cintai. Tidak ada satu pun jalan yang Engkau cintai kecuali aku berinfak di dalamnya.’ Allah berkata, ‘Engkau berdusta! Akan tetapi, engkau melakukan hal itu semua karena ingin dikatakan dermawan, dan engkau telah mendapatkannya! Akhirnya orang tersebut ditarik wajahnya dan dicampakkan ke dalam neraka.” (HR Muslim Bab 43 Orang yang bertempur untuk pamer dan popularitas/Hadis ke 1905)

3. Ikhlas dalam bersedekah

Seseorang wajib mengikhlaskan niat karena Allah semata di dalam bersedekah dan mencari keridhaan-Nya serta kedekatan disisi-Nya, baik sedekah wajib maupun sedekah sunnah. Jika keikhlasan tidak ada, maka sedekah akan batal dan dapat menggugurkan pahalanya.39 Karena dalam Islam, ikhlas merupakan kunci diterima atau tidaknya ibadah seseorang di hadapan Allah SWT.40

Dalam konteks sedekah, ikhlas memiliki beberapa makna. Pertama, ikhlas dalam arti melakukan sedekah dalam rangka beribadah kepada Allah semata dan tidak mengharapkan imbalan dari-Nya. Ia tidak pernah mengharapkan imbalan dari manusia, apalagi hanya untuk mendapatkan pujian atau gelar sebagai orang yang dermawan. Kedua, ikhlas yang melahirkan syukur yang lahir dari pemahaman dan keyakinan bahwa rezeki

38Reza Pahlevi Dalimunthe,

100 Kesalahan dalam Sedekah, h. 18. 39Al-Sayyid Nada,

Ensiklopedi Adab Islam, h. 65.

40Amirulloh Syarbini, Sedekah Mahabisnis dengan Allah (Jakata: QultumMedia, 2012), h. 28.

dan harta yang dimiliki tidak lain bersumber dari Allah SWT, sehingga tidak ragu untuk menyedekahkan harta.41

ﻝﺎﻘﻓ ﻪﻟ ﺎﻣ ﺮﻛﺬﻟﺍﻭ ﺮﺟﻷﺍ ﺲﻤﺘﻠﻳ ﺍﺰﻏ ﻼﺟﺭ ﺖﻳﺃﺭﺃ : ﻝﺎﻘﻓ ﻢﻠﺳ ﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﱯﻨﻟﺍ ﱃﺇ ﻞﺟﺭ ﺀﺎﺟ

ﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻟ ﻝﻮﻘﻳ ﺕﺍﺮﻣ ﺙﻼﺛ ﺎﻫﺩﺎﻋﺄﻓ ﻪﻟ ﺀﻲﺷ ﻻ ﻢﻠﺳ ﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ

ﺍﻭ ﺎﺼﻟﺎﺧ ﻪﻟ ﻥﺎﻛ ﺎﻣ ﻻﺇ ﻞﻤﻌﻟﺍ ﻦﻣ ﻞﺒﻘﻳ ﻻ ﷲﺍ ﻥﺇ :ﻝﺎﻗ ﰒ ﻪﻟ ﺀﻲﺷ ﻻ ﻢﻠﺳ

ﻪﻬﺟﻭ ﻪﺑ ﻰﻐﺘﺑ

.

“Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah Saw, lalu berkata, ‘Bagaimana menurutmu seorang lelaki yang berperang untuk mencari pahala dan popularitas, apa yang ia dapat?’Maka Rasulullah Saw menjawab, “Tidak ada pun yang ia dapat. Lalu orang itu mengulanginya tiga kali, dan Rasulullah Saw tetap bersabda, ‘Tidak ada apa pun yang ia dapat. Lalu bersabda, Sesungguhnya Allah tidak menerima amal apa pun, kecuali yang ikhlas dan hanya untuk mengharapkan wajah-Nya dengannya.” (HR Abu Daud dan al-Nasa’i)42

4. Hendaklah Sedekah itu dari Hasil yang Baik

Bersedekahlah dari harta yang halal karena itu merupakan sebab diterimanya sedekah dan yang akan menghasilkan pahala, sebagaimana sabda Nabi Saw yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.:

ﻤﻴﺑ ﻦﲪﺮﻟﺍ ﺎﻫﺬﺧﺃ ﻻﺇ ﺐﻴﻄﻟﺍ ﻻﺇ ﷲﺍ ﻞﺒﻘﻳ ﻻﻭ ﺐﻴﻃ ﻦﻣ ﺔﻗﺪﺼﺑ ﺪﺣﺃ ﻕﺪﺼﺗ ﺎﻣ

ﺓﺮﲤ ﺖﻧﺎﻛ ﻥﺇﻭ ﻪﻨﻴ

ﻪﻠﻴﺼﻓ ﻭﺃ ﻩﻮﻠﻓ ﻢﻛﺪﺣﺃ ﰊﺮﻳ ﺎﻤﻛ ﻞﺒﳉﺍ ﻦﻣ ﻢﻈﻋﺃ ﻥﻮﻜﺗ ﱴﺣ ﻦﲪﺮﻟﺍ ﻒﻛ ﰲ ﻮﺑﺮﺘﻓ

.

“Tidaklah seseorang bersedekah dengan harta yang baik, dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik-baik, melainkan Allah akan mengambil dengan tangan kanan-Nya. Jika itu berupa sebutir kurma, niscaya ia akan tumbuh di telapak tangan Allah SWT hingga menjadi lebih besar daripada gunung. Sebagaimana seseorang di antara kamu menyemai benihnya atau memelihara anak unta.”(HR al-Nasa'i)43

41Amirulloh Syarbini, Sedekah Mahabisnis dengan Allah, h. 30-31. 42M. Nashiruddin al-Albani,

Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, Jilid 3. Penerjemah Izzudin Karimi dkk. (Jakarta: Pustaka Sahifa, 2007 ), h. 214-215.

43Abî ‘Abdirrahman Ahmad bin Syu’aib al-Nasâ’i, Sunan al-Nasâ'i (Riyadh: Maktabah al- Ma’ârif, t.t.), h. 393.

Al-fashil adalah unta kecil. Wajib atas orang yang bersedekah untuk mengusahakan agar sedekahnya berasal dari harta yang baik. Kalau tidak demikian, niscaya sedekahnya tidak akan diterima.44

Rasulullah Saw bersabda,

ﻦﻋ ﺓﺩﺎﺘﻗ ﻦﻋ

ﻻ ﹼﻞﺟﻭ ﺰﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﹼﻥﺃ ﻝﻮﻘﻳ ﻢﹼﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﹼﻠﺻ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺖﻌﲰ ﻝﺎﻗ ﻪﻴﺑﺃ ﻦﻋ ﺢﻴﻠﳌﺍ ﰊﺃ

ﻞﺒﻘﻳ

ﻝﻮﻠﻏ ﻦﻣ ﺔﻗﺪﺻ ﻻﻭ ﺭﻮﻬﻃ ﲑﻐﺑ ﺓﻼﺻ

.

“Dari Qatadah dari Abi al-Malih dari ayahnya berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan menerima shalat tanpa bersuci dan Dia tidak akan menerima sedekah dari hasil yang haram”. (HR al-Nasa'i)45

5. Memberikan Sedekah kepada orang-orang yang Membutuhkan

Hendaklah orang-orang yang bersedekah berusaha memberikan sedekahnya kepada orang-orang yang berhak menerimanya dari kalangan orang-orang fakir, miskin, anak yatim, janda, orang yang terlilit hutang, dan orang-orang yang berhak serta pantas menerima sedekah. Janganlah memberikan kepada orang-orang yang diketahui tidak membutuhkannya. Sebab, sedekah itu akan menjaga dari perbuatan yang haram untuk mendapatkan sesuap nasi atau yang lainnya.46

6. Mendahulukan Sedekah kepada Karib Kerabat

Apabila karib kerabat termasuk orang yang membutuhkan, maka haknya lebih besar daripada hak orang lain.

Rasulullah Saw bersabda,

ﺔﻗﺪﺼﻟﺍ

ﻰﻠﻋ

ﲔﻜﺴﳌﺍ

ﺔﻗﺪﺻ

ﻲﻫ

ﻰﻠﻋ

ﻱﺫ

ﻢﺣﺮﻟﺍ

ﻥﺎﺘﻨﺛﺍ

ﺔﻗﺪﺻ

ﺔﻠﺻﻭ

.

44Al-Sayyid Nada,

Ensiklopedi Adab Islam, h. 67-68. 45Abu ‘Abdul al-Rahman Ahmad al-Nasa'i,

Tarjamah Sunan al-N asa'i. Penerjemah Bey Arifin dkk. (Semarang: CV. Asy Syifa’, 1993 ), h 59.

46Al-Sayyid Nada,

“Bersedekah kepada orang miskin bernilai satu sedekah, dan sedekah kepada orang yang memiliki hubungan karib kerabat mempunyai dua nilai, pahala sedekah dan pahala menyambung hubungan kekerabatan.” (HR al-Darimi)47

Barang siapa yang mendapatkan kelapangan untuk bersedekah, hendaklah ia mendahulukan karib kerabatnya jika mereka membutuhkan karena mereka lebih berhak menerimanya.48 Dan utamanya kerabat dekat yang memiliki ikatan nasab, meskipun mereka wajib dinafkahi, kemudian kepada suami, istri, kerabat jauh, kerabat susuan, kerabat karena hubungan pernikahan, baru tetangga.49 Jika tidak demikian, boleh menyerahkannya kepada yang lain. Karena semakin dekat derajat kekerabatannya dengan orang yang menerima sedekah itu, maka semakin besar pula pahala sedekahnya.

7. Merahasiakan Sedekah kecuali untuk Suatu Kepentingan

Dianjurkan kepada setiap muslim jika ia bersedekah untuk merahasiakan sedekahnya dari pengetahuan manusia sebisa mungkin. Sesungguhnya hal itu lebih dekat kepada keikhlasan serta lebih menjaga harga diri dan kehormatan orang yang menerimanya.

Allah SWT berfirman,                              

47Abû Muhammad ‘Abdullah bin Abdurrahmaân bin al-Fadl bin Bahraâm al-Dârimî,

Sunan al-D{ârimî,Jilid 2(Riyadh: Dâr al-Mughni, 2000), h. 1046.

48Al-Sayyid Nada,

Ensiklopedi Adab Islam, h. 72.

49Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’i. Penerjemah Muhammad Afifi dan Abdul Hafiz (Jakata: almahira, 2010), h. 474.

“Jika kamu menampakan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Baqarah 271)

Rasulullah Saw telah menjelaskan bahwa orang yang merahasiakan sedekahnya termasuk orang-orang yang dinaungi pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan Allah SWT.

Rasulullah Saw bersabda,

ﺇ ﻞﻇ ﻻ ﻡﻮﻳ ﻪﻠﻇ ﰲ ﷲﺍ ﻢﻬﻠﻈﻳ ﺔﻌﺒﺳ

ﻖﻔﻨﺗ ﺎﻣ ﻪﻟﺎﴰ ﻢﻠﻌﺗ ﻻ ﺎﻫﺎﻔﺧﺃ ﺔﻗﺪﺼﺑ ﻕﺪﺼﺗ ﻞﺟﺭﻭ ... ﻪﻠﻇ ﻻ

... ﻪﻨﻴﳝ

“Tujuh orang yang Allah naungi pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan Allah SWT:...dan seorang yang bersedekah, ia menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR Muslim)50

Hadis di atas berisi anjuran untuk merahasiakan sedekah. Meskipun demikian, apabila di sana ada kepentingan dan maslahat yang kuat untuk menampakannya, maka yang lebih baik adalah menampakannya. Contohnya, orang yang terhomat bersedekah kepada orang yang membutuhkan di hadapan khalayak agar mereka mengikutinya untuk bersedekah. Dengan begitu, ia telah mencontohkan kepada mereka perbuatan baik. Dan hal itu semua dilakukan dengan tetap menjaga diri dari riya’ dan tetap menjaga keikhlasan kepada Allah SWT di dalamnya.51 8. Istiqamah dalam Bersedekah

Istiqamah merupakan salah satu sikap mental yang dimiliki seorang mukmin. Istiqamah merupakan manifestasi dari sebuah keyakinan bahwa

50Abî al-Husain Muslim bin al-Hajjâj,

Sahîh Muslim, Jilid 1 (Beirut: Dâr al-Kitâb al- ‘Arabiy, 2004), h. 399.

51Al-Sayyid Nada,

ujian dalam hidup merupakan sunatullah yang telah Allah tetapkan atas diri manusia.

Dalam konteks sedekah, biasanya orang bersedekah ketika ia mendapatkan rezeki yang banyak, sedangkan ketika mendapatkan kesusahan, enggan bahkan lupa untuk bersedekah. Padahal, belum pernah ada orang yang miskin disebabkan menyedekahkan seluruh hartanya. Sebaliknya, orang yang konsisten dalam sedekah akan senantiasa mendapatkan keberkahan dalam hidupnya. Karena, para malaikat selalu mendoakannya agar Allah mencurahkan karunia bagi orang-orang yang rajin bersedekah.

Rasulullah Saw bersabda,

ﻌﻟﺍ ﺢﺒﺼﻳ ﻡﻮﻳ ﻦﻣ ﺎﻣ :ﻝﺎﻗ ﻢﻠﺳ ﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﱯﻨﻟﺍ ﻥﺃ

ﻢﻬﻠﻟﺍ ﺎﳘﺪﺣﺃ ﻝﻮﻘﻴﻓ ﻥﻻﱰﻳ ﻥﺎﻜﻠﻣ ﻻﺇ ﻪﻴﻓ ﺩﺎﺒ

.ﺎﻔﻠﺗ ﺎﻜﺴﳑ ﻂﻋﺃ ﻢﻬﻠﻟﺍ ﺮﺧﻵﺍ ﻝﻮﻘﻳﻭ ﺎﻔﻠﺧ ﺎﻘﻔﻨﻣ ﻂﻋﺃ

“Bahwasanya Nabi Saw bersabda: ‘Setiap hari, dua malaikat turun ke bumi. Salah seorang dari mereka berkata, “Ya Allah, gantilah harta orang yang bersedekah di jalan-Mu (dengan rezeki yang lebih banyak)”. Sedangkan yang satunya lagi berkata, “Ya Allah, binasakanlah harta orang yang menahan hartanya untuk disedekahkan.” (HR al-Bukhari)52

Terkadang ada perasaan enggan dan malu untuk bersedekah karena merasa apa yang akan disedekahkan sedikit dan tidak bernilai. Tetapi, sebenarnya lebih baik sedikit tapi istiqamah daripada banyak tapi tidak istiqamah. Karena, Rasulullah Saw mencintai amalan yang istiqamah walaupun sedikit.

Rasulullah Saw bersabda,

52Al-Zabidi,

ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﱯﻨﻟﺍ ﻞﺌﺳ : ﺖﻟﺎﻗ ﺎﺃ ﺎﻬﻨﻋ ﷲﺍ ﻲﺿﺭ ﺔﺸﺋﺎﻋ ﻦﻋ

؟ ﷲﺍ ﱃﺇ ﺐﺣﺃ ﻝﺎﻤﻋﻷﺍ ﻱﺃ ﻢﻠﺳ ﻭ

.(ﻞﻗ ﻥﺇﻭ ﺎﻬﻣﻭﺩﺃ ) ﻝﺎﻗ

“Diriwayatkan dari Aisyah r.a.: Seseorang bertanya kepada Nabi Saw, “Apakah perbuatan (ibadah) yang paling dicintai Allah? Nabi Saw bersabda, “Perbuatan ibadah yang dilakukan secara tetap (teratur) meskipun sedikit.” (HR al-Bukhari)53

Hadis di atas menegaskan bahwa Allah lebih senang terhadap orang-orang yang konsisten dalam melaksanakan ibadah sekalipun nilainya kecil, khususnya bersedekah. Karena yang harus dipahami, bahwa kekayaan dan harta merupakan ujian dari Allah untuk mengetahui siapakah manusia yang melakukan amal terbaik.54

Dalam dokumen Sedekah dalam perspektif hadis (Halaman 43-50)

Dokumen terkait