BAB II. TINJAUAN TEORI
C. Anak Indigo
Sub bab ini menyajikan pengertian anak indigo, karakteristik anak indigo, tipe-tipe anak indigo serta emosi negatif pada anak indigo.
1. Pengertian Anak Indigo
Istilah indigo pertama kali dipopulerkan oleh Tape (1982), dalam bukunya
The Colour of Live. Buku tersebut memuat pengelompokan perilaku dan
pemetaan kepribadian manusia berdasar warna aura. Tape (1982) dalam penelitiannya menemukan warna aura baru yang belum dimiliki anak-anak sebelumnya adalah indigo. Menurut Carrol dan Tober (2000) anak indigo adalah anak yang menunjukkan seperangkat atribut psikologis baru dan luar
biasa, serta menunjukkan sebuah pola perilaku yang pada umumnya tidak didokumentasikan sebelumnya.
Menurut Chapman (2005) anak indigo adalah generasi baru yang dilahirkan sekarang ini, namanya mengindikasikan warna kehidupan yang dibawa dalam auranya dan menunjukkan cakra mata ketiga, yang mempresentasikan kemampuan intuisi dan batiniah. Cakra menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya roda. Mata ketiga karena letaknya di dahi, di antara kedua mata. Cakra mata ketiga mengandung makna sesuatu yang berbentuk seperti roda yang letaknya di dahi, antara kedua mata.
Nama-nama lain untuk anak indigo (Kusuma, 2005): a. Pemimpin-pemimpin “bersorban”
b. Highly spiritual children
c. The Super-psychic children
Kusuma (2005), M.H. (2004), serta Senior (2005), mengemukakan anak indigo merupakan anak yang memiliki fisik sama seperti anak-anak lain tetapi batinnya tua (old soul) sehingga tidak jarang ia menampakan sifat yang dewasa. Anak dapat dikatakan indigo melalui beberapa tahapan pemeriksaan yaitu melalui wawancara psikiatri, evaluasi psikologi, evaluasi pedagogi, pencitraan aura serta hipnografi (Kusuma, 2005). Alat yang digunakan dalam pencitraan aura adalah AVS (Aura Video Station) dan aura imaging photon
2. Karakteristik Anak Indigo
Anak indigo secara fisik memang terlihat sama seperti anak-anak pada umumnya, tetapi mereka memiliki karakteristik yang unik bila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Karakteristik anak indigo (Kusuma, 2005) adalah:
a. Cerdas (superior), karena telah melampaui “generasi biru” (nalar) maka enggan mengikuti tradisi yang tidak rasional dan tidak spiritual.
b. Dapat melakukan sesuatu yang belum pernah diajarkan.
c. Pembicaraannya jauh melampaui anak sebayanya, sehingga tidak mau bermain seperti mereka.
d. Dapat “membaca” perasaan, kemauan dan pikiran orang lain. e. Dapat mengetahui keberadaan mahluk halus.
f. Dapat mengetahui yang sudah berlalu dan yang akan datang, termasuk tentang dirinya.
g. Lebih tertarik terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan dan alam.
Sumber lain, Chapman (2005) mengungkapkan anak indigo merupakan anak dengan karakter yang unik, IQ-nya termasuk diatas rata-rata (antara 125-130), memiliki bakat yang tinggi, mempunyai empati dan bersikap arif melampaui usia sebenarnya. Anak indigo sering disebut sebagai anak Attention Defisit
Disorder disingkat ADD karena mereka memiliki sifat pemberontak terhadap
cenderung tidak mau atau sulit menunggu giliran, mudah kecewa terhadap ritual, atau hal-hal yang tidak membutuhkan pemikiran kreatif (Juanita, 2003).
3. Tipe-Tipe Anak Indigo
Anak indigo memang berbeda dari anak-anak pada umumnya. Keunikan-keunikan yang dimiliki anak indigo membuatnya digolongkangkan menjadi empat tipe (Carroll dan Tober, 2006) sebagai berikut:
a. Indigo humanis adalah anak indigo yang berorientasi pada manusia. Mereka menyukai pekerjaan yang melibatkan banyak orang. Sejak kecil mereka memiliki kemampuan bicara yang baik.
b. Indigo konseptual, anak indigo tipe ini sangat mudah memahami konsep yang rumit dan sulit dimengerti anak-anak, bahkan orang dewasa.
c. Indigo artis adalah anak yang memiliki kemampuan artistik luar biasa dalam berbagai bidang seni.
d. Indigo interdimensional adalah anak yang kemiliki kepekaan terhadap dunia lain (berkaitan dengan mahluk halus). Mereka memiliki kebijaksanaan yang luar biasa dan pernah menjadi siapa saja di masa lalu.
4. Emosi Negatif pada Anak Indigo
Selain digolongkan menjadi empat macam seperti yang telah dikemukakan di atas anak indigo juga memiliki emosi negatif. Menurut Dosick dan Dosick
(2004), emosi negatif yang dirasakan oleh anak-anak indigo bersumber pada perbedaan yang dialami anak antara ”bagian dalam” (yang diketahui anak secara intuitif) dan “bagian luar” (yang dialami anak di dunia ini). Emosi negatif tersebut adalah:
a. Kemarahan
Kemarahan merupakan kebutuhan untuk mempertahankan diri sendiri melawan kekerasan pengalaman dunia ini. Seorang anak yang marah mengeluarkan emosi yang hebat, meninju, memilih berkelahi, menolak bergabung atau berpatisipasi dalam kegiatan, menolak bermain menurut peraturan dan bersikap menentang.
b. Duka cita
Duka cita merupakan perasaan kehilangan yang mendalam. c. Ketakutan
Ketakutan merupakan pengalaman berada dalam bahaya karena terlalu kecil (terlalu sedikit).
d. Ketidakpercayaan
Ketidakpercayaan berarti tidak dapat mengandalkan realitas apapun sebagai hal yang pasti.
e. Keputusasaan
Keputusasaan menyebabkan anak menyerah, menarik diri, tidak mencoba, tidak mau makan, atau tidur, tidak mau mengikuti pengarahan atau peraturan-peraturan, dan menunjukkan kemarahan.
f. Penderitaan
Penderitaan merupakan keyakinan pada kesendirian. Anak merasa cemas, tertekan, tegang, tidak bisa memusatkan perhatian, mudah frustasi, khawatir dan sulit tidur.
g. Rasa malu
Anak merasa jengah di hadapan seluruh jagat raya. Perilakunya adalah menarik diri, tidak ingin berpartisipasi, menghukum diri sendiri, dan bersembunyi.
h. Ketidakamanan
Ketidakamanan menimbulkan perilaku tidak mau lepas dari seseorang, memperlihatkan sifat-sifat kompulsif, memiliki ketakutan-ketakutan, berbohong, membual, melebih-lebihkan dan memhabiskan banyak waktu di dunia hayalan.
i. Egoisme
Egoisme merupakan ketakutan anak untuk keluar berinteraksi dengan pengalaman sekitarnya. Perilakunya adalah tidak mau berbagi barang atau pikiran atau perasaan, pelit, tertutup, tampak menarik diri, dan mengalami ledakan emosi.
j. Kehilangan
Kehilangan berarti tidak dapat menemukan hatinya sendiri. Perilakunya adalah tidak mau lepas dari seseorang, lengket, perpegang, terlalu bertanggung jawab dan menjadi “orang tua kecil”.
k. Kepanikan
Anak merasa seperti tergantung di udara tanpa ada sesuatu untuk dipegang atau bertahan.
l. Perasaan rendah diri
Perasaan rendah diri memunculkan keyakinan anak terhadap perasaan bahwa dirinya tidak pernah sebaik Tuhan.
m. Kebencian
Kebencian memunculkan rasa seolah-olah orang tidak pantas mendapatkan pernyatuan kembali.
n. Kejengkelan
Kejengkelan memegang kebenaran sebagai respons terhadap kurangnya martabat yang diekspresikan untuk mahluk-mahluk Tuhan.
o. Dendam
Dendam memunculkan keinginan agar dunia sesuai dengan visi internal.
p. Iri hati
Iri hati berarti menginginkan apa yang dimiliki oleh para malaikat. q. Perasaan bersalah
Perasaan bersalah membuat diri bertanggung jawab atas kekurangsempurnaan di dunia.
Jika melihat pengelompokan emosi dalam golongan-golongan besar (Goleman, 2007) dan emosi negatif yang digunakan penelitian ini (Lazarus,
1991) seperti sudah dikemukakan di atas, emosi negatif pada anak indigo dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. marah: kemarahan, egoisme, dendam, kejengkelan, kebencian
b. cemas: ketakutan, ketidakpercayaan, ketidakamanan, kepanikan, rendah diri
c. sedih: kehilangan, penderitaan, keputusasaan, duka cita d. malu-rasa bersalah: malu, rasa bersalah
e. iri: iri hati