• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

B. Analisa Data

Data yang dianalisa meliputi data laba kotor sesungguhnya untuk tahun 2003 sampai dengan data laba kotor sesungguhnya tahun 2006. Analisa data dilakukan dengan membandingkan antara laba kotor sesungguhnya pada tahun yang dianalisa dengan laba kotor yang sesungguhnya pada tahun sebelumnya. Karena kondisi ekonomi yang tidak stabil, anggaran tidak bisa dipakai sebagai patokan penilaian kinerja perusahaan sehingga pengukuran prestasi yang didasarkan pada angka-angka yang mengandung faktor- faktor dari luar kendalinya adalah tidak tepat.

Dalam analisis data ini akan dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu analisa selisih laba kotor tahun 2004, analisa selisih laba kotor tahun 2005, analisa selisih laba kotor tahun 2006.

1. Analisa Selisih Laba Kotor tahun 2004

Selisih laba kotor tahun 2004 dihitung dengan membandingkan laba kotor yang sesungguhnya pada tahun 2004 dengan laba kotor sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2003). Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih laba kotor tahun 2004 sebesar Rp 243.777.265,00 (tidak menguntungkan). Laba kotor sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 1.031.016.570,00 lebih kecil dari laba kotor yang sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp 1.274.793.835,00. Hal ini berarti laba kotor tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 19,12 % dibandingkan dengan laba kotor tahun 2003. Dengan menggunakan batas toleransi selisih 10% maka selisih tersebut berarti.

Selanjutnya selisih laba kotor tersebut dianalisa menjadi tiga macam selisih, yaitu selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih kuantitas atau volume penjualan bersih.

a. Selisih Penjualan

Selisih penjua lan tahun 2004 dihitung dengan membandingkan penjualan sesungguhnya tahun 2004 dengan penjualan sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2003). Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih penjualan tahun 2004 sebesar Rp 814.887.261,00 (tidak menguntungkan). Penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 5.884.143.330,00 lebih kecil dari pada penjualan sesungguhnya pada tahun 2003 sebesar Rp 6.699.030.591,00. Hal ini berarti penjualan tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 12,16% dibandingkan dengan penjualan tahun 2003.

Selanjutnya selisih penjualan dianalisa penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga jual dan selisih kuantitas penjualan.

1) Selisih Harga Jual

Selisih harga jual tahun 2004 dihitung dengan membandingkan antara harga jual sesungguhnya tahun 2004 dengan harga jual sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2003) dikalikan kuantitas sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih harga jual tahun 2004 sebesar Rp 305.525.868,00 (menguntungkan). Harga jual sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 5.884.143.330,00 lebih besar dari harga jual sesungguhnya tahun

2003 sebesar Rp 5.578.617.462,00. Hal ini berarti harga jual tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 5,48% dibandingkan dengan harga jual tahun 2003.

2) Selisih Kuantitas Penjualan

Selisih kuantitas penjualan tahun 2004 dihtung dengan membandingkan kuantitas dijual sesungguhnya tahun 2004 dengan kuantitas sesungguhnya thaun sebelumnya (tahun 2003) dikalikan dengan harga jual sesungguhnya tahun 2003. Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih kuantitas penjualan tahun 2004 sebesar Rp 1.120.413.129 (tidak menguntungkan). Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 5.578.617.462,00 lebih kecil dari kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp 6.699.030.591,00. Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 16,73% dibandingkan dengan kuantitas penjualan tahun 2003.

b. Selisih Harga Pokok Penjualan

Selisih harga pokok penjualan tahun 2004 dihitung dengan membandingkan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004 dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2003). Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada selisih harga pokok penjualan tahun 2004 sebesar Rp 571.109.996,00 (menguntungkan). Harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 4.853.126.760,00 lebih kecil dari harga pokok penjualan tahun 2003

sebesar Rp 5.424.236.756,00. Hal ini berarti HPP tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar10,53% dibandingkan dengan HPP tahun 2003.

Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisa ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga HPP dengan selisih kuantitas HPP.

1) Selisih Harga Harga Pokok Penjualan

Selisih harga harga pokok penjualan tahun 2004 dihitung dengan membandingkan antara harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004 dengan harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2003) dikalikan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada selisih harga harga pokok penjualan tahun 2004 sebesar Rp 328.971.926 (tidak menguntungkan). Harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 4.853.126.760 lebih besar dari harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp 4.524.154.834,00. Hal ini berarti harga HPP tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 7,27% dibandingkan dengan harga HPP tahun 2003.

2) Selisih Kuantitas Harga Pokok Penjualan

Selisih kuantitas harga pokok penjualan tahun 2004 dihitung dengan membandingkan kuantitas dijual sesungguhnya tahun 2004 dengan kuantitas sesungguhnya dijual tahun sebelumnya (tahun 2003) dikalikan dengan harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2003. Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih kuantitas harga pokok penjualan tahun 2004 sebesar Rp 900.081.922,00

(menguntungkan). Kuantitas harga pokok penjua lan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 4.524.154.834,00 lebih kecil dari kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp 5.424.236.756,00. Hal ini berarti kuantitas HPP tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 16,59% dibandingkan dengan kua ntitas HPP tahun 2003.

c. Selisih Kuantitas Penjualan bersih

Selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2004 dihitung dengan membandingkan selisih kuantitas penjualan tahun 2004 dan selisih kuantitas harga pokok penjualan. Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2004 sebesar Rp 220.331.207,00 (tidak menguntungkan). Selisih kuantitas penjualan tahun 2004 sebesar Rp 1.120.413.129,00 (tidak menguntungkan) lebih besar dari selisih kuantitas harga pokok penjualan tahun 2004 sebesar Rp 900.081.922,00 (menguntungkan). Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 24,48% dibandingkan dengan kuantitas HPP tahun 2004.

Karena CV. Rimba Sentosa menjual barang dagangan atau produk lebih dari satu macam, selisih kuantitas penjualan bersih dapat dianalisa lebih lanjut ke dalam dua penyebab selisih yaitu:

1) Selisih Komposisi Penjualan

Selisih komposisi penjualan tahun 2004 dihitung dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi sesungguhnya

tahun 2004 dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2003). Berdasarkan analisa menunjukkan ada selisih komposisi penjualan tahun 2004 sebesar Rp 44.156.658 (menguntungkan). Laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp 1.010.305.970 lebih kecil dari laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 1.054.462.628,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 4,37% dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2003.

2) Selisih Kuantitas Penjualan Final

Selisih kuantitas penjualan final tahun 2004 dihitung dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi tahun 2004 dengan laba kotor sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2003). Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada selisih kuantitas penjualan final tahun 2004 sebesar Rp 264.487.865 (tidak menguntungkan). Laba kotor pada komposisi tahun 2004 sebesar Rp 1.010.305.970 lebih kecil dari laba kotor tahun 2003 sebesar Rp 1.274.793.835,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 20,75% dibandingkan dengan laba kotor tahun 2003.

Perincian analisa selisih laba kotor tahun 2004 dapat dilihat pada bagan analisa selisih laba kotor tahun 2004 (gambar 3).

Gambar 3

Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2004

Laba Kotor 2003 1.274.793.835 Laba Kotor 2004 1.031.016.570 Selisih Laba Kotor 243.777.265 (UF) Selisih Penjualan 814.887.261 (UF) Selisih HPP 571.109.996 (F) Selisih Harga Jual 305.525.868 (F) Selisih Kuantitas Penjualan 1.120.413.129 (UF) Selisih Kuantitas HPP 900.081.922 (F) Selisih Harga HPP 328.971.926 (UF) Selisih Kuantitas Bersih 220.331.207 (UF) Selisih Komposisi Penjualan 44.156.658 (F) Selisih Kuantitas Penjualan Final 264.487.865(UF)

2. Analisa Selisih Laba Kotor Tahun 2005

Selisih laba kotor tahun 2005 dicari dengan membandingkan laba kotor yang sesungguhnya pada tahun 2005 dengan laba kotor sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2004). Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih laba kotor tahun 2005 sebesar Rp 153.137.436,00 (tidak menguntungkan). Laba kotor sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 877.879.134,00 lebih kecil dari laba kotor yang sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 1.031.016.570,00. Hal ini berarti laba kotor tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 14,85 % dibandingkan dengan laba kotor tahun 2004. Dengan menggunakan batas toleransi selisih 10% maka selisih tersebut berarti.

Selanjutnya selisih laba kotor tersebut dianalisa menjadi tiga macam selisih, yaitu selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih kuantitas atau volume penjualan bersih.

a. Selisih Penjualan

Selisih penjualan tahun 2005 dicari dengan membandingkan penjualan sesungguhnya tahun 2005 dengan penjualan sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2004). Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih penjualan tahun 2005 sebesar Rp 32.847.885,00 (tidak menguntungkan). Penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 5.851.295.445,00 lebih kecil dari pada penjualan sesungguhnya pada tahun 2004 sebesar Rp 5.884.143.330,00. Hal ini berarti penjualan tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 0,55% dibandingkan dengan penjualan tahun 2004.

Selanjutnya selisih penjualan dianalisa penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga jual dan selisih kuantitas penjualan.

1) Selisih Harga Jual

Selisih harga jual tahun 2005 dihitung dengan membandingkan antara harga jual sesungguhnya tahun 2005 dengan harga jual sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2004) dikalikan kuantitas sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih harga jual tahun 2005 sebesar Rp 116.234.475,00 (tidak menguntungkan). Harga jual sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 5.851.295.445,00 lebih kecil dari harga jual sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 5.967.529.920,00. Hal ini berarti harga jual tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 1,95% dibandingkan dengan harga jual tahun 2004.

2) Selisih Kuantitas Penjualan

Selisih kuantitas penjualan tahun 2005 dihitung dengan membandingkan kuantitas dijual sesungguhnya tahun 2005 dengan kuantitas sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2004) dikalikan dengan harga jual sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih kuantitas penjualan tahun 2005 sebesar Rp 83.386.590,00 (menguntungkan). Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 5.967.529.920,00 lebih besar dari kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 5.884.143.330,00.

Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 1,42% dibandingkan dengan kuantitas penjualan tahun 2004. b. Selisih Harga Pokok Penjualan

Selisih harga pokok penjualan tahun 2005 dihitung dengan membandingkan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005 dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2004). Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada selisih harga pokok penjualan tahun 2005 sebesar Rp 120.289.551,00 (tidak menguntungkan). Harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 4.973.416.311,00 lebih besar dari harga pokok penjualan tahun 2004 sebesar Rp 4.853.126.760,00. Hal ini berarti HPP tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 2,49% dibandingkan dengan HPP tahun 2004.

Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisa penyebabnya dalam dua macam selisih yaitu selisih harga HPP dengan selisih kuantitas HPP. 1) Selisih Harga Harga Pokok Penjualan

Selisih harga harga pokok penjualan tahun 2005 dihitung dengan membandingkan antara harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005 dengan harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2004) dikalikan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada selisih harga harga pokok penjualan tahun 2005 sebesar Rp 31.517.983,00 (tidak menguntungkan). Harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 4.973.416.311 lebih besar dari harga harga pokok

penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 4.941.898.328,00. Hal ini berarti harga HPP tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 0,64% dibandingkan dengan harga HPP tahun 2004.

2) Selisih Kuantitas Harga Pokok Penjualan

Selisih kuantitas harga pokok penjualan tahun 2005 dihitung dengan membandingkan kuantitas dijual sesungguhnya tahun 2005 dengan kuantitas sesungguhnya dijual tahun sebelumnya (tahun 2004) dikalikan dengan harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih kuantitas harga pokok penjualan tahun 2005 sebesar Rp 88.771.568,00 (tidak menguntungkan). Kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 4..941.898.328,00 lebih besar dari kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp 4.853.126.760,00. Hal ini berarti kuantitas HPP tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 1,83% dibandingkan dengan kuantitas HPP tahun 2004.

c. Selisih Kuantitas Penjualan bersih

Selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2005 dihitung dengan membandingkan selisih kuantitas penjualan tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2005 sebesar Rp 5.384.978,00 (tidak menguntungkan). Selisih kuantitas penjualan tahun 2005 sebesar Rp 83.386.590,00 (menguntungkan) lebih kecil dari selisih kuantitas harga pokok penjualan tahun 2005 sebesar Rp

88.771.568,00 (tidak menguntungkan). Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2005 me ngalami penurunan sebesar 6.07% dibandingkan dengan kuantitas HPP tahun 2005.

Karena CV. Rimba Sentosa menjual barang dagangan atau produk lebih dari satu macam, selisih kuantitas penjualan bersih dapat dianalisa lebih lanjut ke dalam dua penyebab selisih yaitu:

1) Selisih Komposisi Penjualan

Selisih komposisi penjualan tahun 2005 dihitung dengan membandingkan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005 dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2004). Berdasarkan analisa menunjukkan ada selisih komposisi penjualan tahun 2005 sebesar Rp16.664.616,22 (menguntungkan). Laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp1.008.966.975,78 lebih kecil dari laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 1.025.631.592,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 1,65% dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004.

2) Selisih Kuantitas Penjualan Final

Selisih kuantitas penjualan final tahun 2005 dihitung dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi tahun 2005 dengan laba kotor sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2004). Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada selisih kuantitas

penjualan final tahun 2005 sebesar Rp 22.049.594.,22 (tidak menguntungkan). Laba kotor pada komposisi tahun 2005 sebesar Rp 1.008.966.975,78 lebih kecil dari laba kotor tahun 2004 sebesar Rp 1.031.016.570,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 2,14% dibandingkan dengan laba kotor tahun 2004.

Perincian analisa selisih laba kotor tahun 2005 dapat dilihat pada bagan analisa selisih laba kotor tahun 2005 (gambar 4).

Gambar 4

Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2005

Laba Kotor 2004 1.031.016.570 Laba Kotor 2005 877.879.134 Selisih Laba Kotor 153.137.436 (UF) Selisih Penjualan 32.847.885 (UF) Selisih HPP 120.289.551 (UF)

Selisih Harga Jual 116.234.475 (UF) Selisih Kuantitas Penjualan 83.386.590 (F) Selisih Kuantitas HPP 88.771.568 (UF) Selisih Harga HPP 31.517.983 (UF) Selisih Kuantitas Bersih 5.384.978 (UF) Selisih Komposisi Penjualan 16.664.616,22 (F) Selisih Kuantitas Penjualan Final 22.049.594,22 (UF)

2. Analisa Selisih Laba Kotor Tahun 2006

Selisih laba kotor tahun 2006 dihitung dengan membandingkan laba kotor yang sesungguhnya pada tahun 2006 dengan laba kotor sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2005). Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih laba kotor tahun 2006 sebesar Rp 107.818.138,00 (menguntungkan). Laba kotor sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp 985.697.272,00 lebih besar dari laba kotor yang sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 877.879.134. Hal ini berarti laba kotor tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 10,78 % dibandingkan dengan laba kotor tahun 2005. Dengan menggunakan batas toleransi selisih 10% maka selisih tersebut berarti.

Selanjutnya selisih laba kotor tersebut dianalisa menjadi tiga macam selisih, yaitu selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih kuantitas atau volume penjualan bersih.

a. Selisih Penjualan

Selisih penjualan tahun 2006 dihitung dengan membandingkan penjualan sesungguhnya tahun 2006 dengan penjualan sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2005). Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih penjualan tahun 2006 sebesar Rp 631.006.628,00 (menguntungkan). Penjualan sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp 6.482.302.073,00 lebih besar dari pada penjualan sesungguhnya pada tahun 2005 sebesar Rp 5.851.295.445,00. Hal ini berarti penjualan tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 10,78% dibandingkan dengan penjualan tahun 2005.

Selanjutnya selisih penjualan dianalisa penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga jual dan selisih kuantitas penjualan.

1) Selisih Harga Jual

Selisih harga jual tahun 2006 dihitung dengan membandingkan harga jual sesungguhnya tahun 2006 dengan harga jual sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2005) dikalikan kuantitas sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih harga jual tahun 2006 sebesar Rp 1.135.880.238,00 (menguntungkan). Harga jual sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp 6.482.302.073,00 lebih besar dari harga jual sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 5.346.421.835,00. Hal ini berarti harga jual tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 21,25% dibandingkan dengan harga jual tahun 2005. 2) Selisih Kuantitas Penjualan

Selisih kuantitas penjualan tahun 2006 dihitung dengan membandingkan kuantitas dijual sesungguhnya tahun 2006 dengan kuantitas sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2005) dikalikan dengan harga jual sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih kuantitas penjualan tahun 2006 sebesar Rp 504.873.610,00 (tidak menguntungkan). Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp 5.346.421.835,00 lebih kecil dari kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 5.851.295.445,00. Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2006

mengalami penurunan sebesar 8,63% dibandingkan dengan kuantitas penjualan tahun 2005.

b. Selisih Harga Pokok Penjualan

Selisih harga pokok penjualan tahun 2006 dihitung dengan membandingkan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2006 dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2005). Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada selisih harga pokok penjualan tahun 2006 sebesar Rp 523.188.490,00 (tidak menguntungkan). Harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp 5.496.604.801,00 lebih besar dari harga pokok penjualan tahun 2005 sebesar Rp 4.973.416.311,00. Hal ini berarti HPP tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 10,52% dibandingkan dengan HPP tahun 2005.

Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisa penyebabnya dalam dua macam selisih yaitu selisih harga HPP dengan selisih kuantitas HPP. 1) Selisih Harga Harga Pokok Penjualan

Selisih harga harga pokok penjualan tahun 2006 dihitung dengan membandingkan antara harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2006 dengan harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2005) dikalikan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada selisih harga harga pokok penjualan tahun 2006 sebesar Rp 985.312.681,00 (tidak menguntungkan). Harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp 5.496.604.801,00 lebih besar dari harga harga pokok

penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 4.511.292.120,00. Hal ini berarti harga HPP tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 21,84% dibandingkan dengan harga HPP tahun 2005.

2) Selisih Kuantitas Harga Pokok Penjualan

Selisih kuantitas harga pokok penjualan tahun 2006 dihitung dengan membandingkan kuantitas dijual sesungguhnya tahun 2006 dengan kuantitas sesungguhnya dijual tahun sebelumnya (tahun 2005) dikalikan dengan harga harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih kuantitas harga pokok penjualan tahun 2006 sebesar Rp 462.124.191,00 (menguntungkan). Kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp 4.511.292.120,00 lebih kecil dari kuantitas harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 4.973.416.311,00. Hal ini berarti kuantitas HPP tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 9,29% dibandingkan dengan kuantitas HPP tahun 2005.

c. Selisih Kuantitas Penjualan bersih

Selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2006 dihitung dengan membandingkan selisih kuantitas penjualan tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan ada selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2006 sebesar Rp 42.749.419,00 (tidak menguntungkan). Selisih kuantitas penjualan tahun 2006 sebesar Rp 504.873.610,00 (tidak menguntungkan) lebih besar dari selisih kuantitas harga pokok penjualan tahun 2006

sebesar Rp 462.124.191,00 (menguntungkan). Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 9,25% dibandingkan dengan kuantitas HPP tahun 2006.

Karena CV. Rimba Sentosa menjual barang dagangan atau produk lebih dari satu macam, selisih kuantitas penjualan bersih dapat dianalisa lebih lanjut ke dalam dua penyebab selisih yaitu:

1) Selisih Komposisi Penjualan

Selisih komposisi penjualan tahun 2006 dihitung dengan membandingkan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2006 dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2005). Berdasarkan analisa menunjukkan ada selisih komposisi penjualan tahun 2006 sebesar Rp 91.842.962,4 (tidak menguntungkan). Laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp 926.972.677,4 lebih besar dari laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp 835.129.715,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 9,91% dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005.

2) Selisih Kuantitas Penjualan Final

Selisih kuantitas penjualan final tahun 2006 dihitung dengan membandingkan laba kotor pada komposisi tahun 2006 dengan laba kotor sesungguhnya tahun sebelumnya (tahun 2005). Berdasarkan

hasil analisis menunjukkan ada selisih kuantitas penjualan final tahun 2006 sebesar Rp 49.093.543,4 (menguntungkan). Laba kotor pada komposisi tahun 2006 sebesar Rp 926.972.677,4 lebih besar dari laba kotor tahun 2005 sebesar Rp 877.879.134,00. Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 5,59% dibandingkan dengan laba kotor tahun 2005.

Perincian analisa selisih laba kotor tahun 2006 dapat dilihat pada bagan analisa selisih laba kotor tahun 2006 (gambar 5).

Gambar 5

Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2006

Laba Kotor 2005 877.879.134 Laba Kotor 2006 947.687.272 Selisih Laba Kotor 69.808.138 (F) Selisih Penjualan 631.006.628 (F) Selisih HPP 523.188.490 (UF)

Selisih Harga Jual 1.135.880.238 (F) Selisih Kuantitas Penjualan 504.873.610 (UF) Selisih Kuantitas HPP 462.124.191 (F) Selisih Harga HPP 985.312.681 (UF) Selisih Kuantitas Bersih 42.749.419 (UF) Selisih Komposisi Penjualan 91.842.962,4(UF) Selisih Kuantitas Penjualan Final 49.093.543,4 (F)

Tabel 6

Rangkuman Analisis Selisih Laba Kotor

Jenis Selisih Tahun 2004 % Tahun 2005 % Tahun 2006 % Selisih Penjualan 814.887.261 (UF) 12,16 32.847.885 (UF) 0,55 631.006.628 (F) 10,78 - Selisih harga jual 305.525.868 (F) 5,48 116.234.475 (UF) 1,95 1.135.880.238 (F) 21,25 - Selisih kuantitas penjualan 1.120.413.129 (UF) 16,73 83.386.590 (F) 1,42 504.873.610 (UF) 8.63 Selisih HPP 571.109.996 (F) 10,53 120.289.551 (UF) 2,49 523.188.490 (UF) 10,52 - Selisih harga HPP 328.971.926 (UF) 7,27 31.517.983 (UF) 0,64 985.312.681 (UF) 21,84 - Selisih kuantitas HPP 900.081.922 (F) 16,59 88.771.568 (UF) 1,83 462.124.191 (F) 9,29 Selisih Kuantitas bersih 220.331.207 (UF) 24,48 5.384.978 (UF) 6,07 42.749.419 (UF) 9,25 - Selisih komposisi penjualan 44.156.658 (F) 4,37 16.664.616,22(F) 1,65 91.842.962,41 (UF) 9,91 - Selisih kuantitas penjualan final 264.487.865 (UF) 20,75 22.049.594,22 (UF) 2,14 49.093.543,4 (F) 5,59 Selisih laba kotor 243.777.265 (UF) 19,12 153.137.436 (UF) 14,85 107.818.138 (F) 12,28

Dokumen terkait