• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu analisis yang dilakukan dengan cara menguraikan data dalam bentuk kalimat yang tersusun secara sistematis, jelas dan terperinci56, yang kemudian diinterpretasi untuk memperoleh suatu kesimpulan mengenai Putusan Pengadilan dalam perkara pemerasan yang dilakukan oleh okum Lembaga Swadaya Masyarakat (Studi Putusan PN Nomor 129/pid.B/2016/PN Gns). Kesimpulan terakhir dilakukan dengan metode induktif yaitu berfikir berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan yang bersifat khusus. Sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti.

55

Soerjono Soekanto. Op cit. hlm.112 56

Bambang Sunggono. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2001., hlm.38.

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dasar Pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap 1.6 (Satu tahun enam bulan) Orang Oknum Lembaga Swadaya Masyarakat sebagai pelaku Tindak Pidana Pemerasan dalam Perkara Nomor 129/Pid.B/2016/PN Gns yaitu mempertimbangkan semua unsur delik Pasal 368 ayat (2) KUHP yang didakwakan kepada terdakwa telah terpenuhi, dan berdasarkan fakta- fakta hukum yang terungkap dari hasil pemeriksaan berupa keterangan saksi- saksi, keterangan ahli, keterangan terdakwa, dan barang bukti yang diajukan di persidangan, hal-hal yang meringankan, juga hal-hal yang memberatkan, juga berpedoman pada Pasal 183 KUHAP, Pasal 193 (1) dan Ayat (2) b KUHAP dan pasal–pasal lain dari peraturan perundang-undangan yang bersangktuan.

Majelis hakim memidana Terdakwa dengan pidana penjara selama 1.6 (Satu tahun enam bukan) Tahun dengan menetapkan masa penahanan tetap dijalani terdakwa 4 bulan dari pidana yang diputuskan, menetapkan terdakwa di

75

dalam tahanan, membebani terdakwa dengan membayar biaya perkara sebesar RP.2000,- (Dua Ribu Rupiah).

2. Putusan Hakim pada perkara diatas akan dikaitkan rasa keadilan dimasyarakat, tidak memenuhi prinsip kepentingan terbaik bagi korban yang mana dalam perkara ini penjatuhan hukuman pidana 1.6 (satun tahun enam bulan) dari ancaman maksimal 9 (sembilan tahun) serta hakim Dan Jaksa Penuntut Umum tidak mempertimbangkan bahwa kedua terdakwa adalah anggota Lembaga Swadaya Masyarakat yang tugas pokoknya adalah menjadi pelindung masyarakat namun malah meresahkan rakyat. Hal ini dirasa belum cukup karna hendakanya aparat penegak hukum dalam menjatuhkan suatu putusan mempertimbangkan aspek keadilan bukan hanya bagi pelaku tapi korban dan masyarakat, agar tidak terjadi lagi pemerasan yang kita lihat masih marak dimasyrakat dan hukuman tersebut tidak memberikan efek jera bagi masyarakat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Hakim dalam mengambil keputusan dalam perkara tindak pidana Pemerasan yang dilakukan oleh 2 (dua) orang okum Lembaga Swadaya Masyarakat agar memperhatikan juga kewenangan dan martabat yang telah diberikan pemerintah kepada terdakwa yang telah disalahgunakan, karna kita ketahui bahwa pada saat ini sangat banyak kejadian anggota dari Lembaga Swadaya Masyarakat melakukan pemerasan, serta untuk mengindari keresahan

76

masyarakat akan terjadinya kembali pemerasan tersebut. Oleh sebab itu hendaknya hakim memperhatikan dan mempertimbangkan kembali penjatuhan pidana dan pemberian efek jera pada terdakwa.

2. Dalam kasus pemerasan yang dilakukan oleh Oknum Lembaga Swadaya Masyarakat hendaknya Pemerintah membuat aturan baru berupa adanya ukuran penjatuhan pidana minimum bagi okum Lembaga Swadaya Masyrakat yang melakukan tindak pidana pemerasan yang masih sangat marak saat ini sehinggga dapat memberikan efek jera kepada para pelaku yang berasal dari Oknum Lembaga Swadaya Masyarakat agar tercapainya pemenuhan keadilan masyarakat dan idealnya menjadi rujukan bagi setiap aparatur penegak hukum dalam menangani perkara pidana terkait dengan kejahatan dan pelanggaran serupa dari mulai proses penyidikan, penyelidikan, penuntutan serta putusan oleh hakim sampai eksekusi pidana, sehingga hak-hak korban dan kesejahteraan masyarakat dapat terjamin.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Wahyu. 1984. Hakim dan Penegakan Hukum. Bandung. Alumni. Ali, Mahrus. 2012. Dasar-Dasar Hukum Pidana. Jakarta. Sinar Grafika. Ali, Zainudin. 2011. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

Andrisman, Tri. 2011. Hukum Pidana. Bandar Lampung. Universitas Lampung. Arief, Barda Nawawi. 2001. Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan

Penanggulangan Kejahatan. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti.

- - - -, 2013. Asas Dan Aturan Umum Hukum Pidana Indonesia Serta Perkembangannya Dalam Konsep KUHP 2013. Bandar Lampung. Universitas Lampung.

Chazawi, Adami.2002. Percobaan & Penyertaan (Pelajaran Hukum Pidana). Jakarta.Rajawali pers.

- - - -, 2007. Pelajaran Hukum pidana. Jakarta. PT.RajaGrafindo.

Hamzah, Andi. 2002. Bunga Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidan. Jakarta. Gramedia Pustaka. 1996. Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung. PT. Citra Aditya Bakti.

- - - -, 2011. Delik-delik tertentu di dalam KUHP. Jakrta. Sinar Grafika. Huda, Chairul. 2002. Tiada Pidana Tanpa Kesalahan, menuju kepada 'Tiada

Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan Tinjauan Kritis Terhadap Teori Pemisahan Tindak Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana. Jakarta. Prana Media.

Mulyadi, Lilik. 2007. Kekuasaan Kehakiman. Surabaya: Bina Ilmu.

Moeljatno. 1993. Perbuatan Pidana dan Pertanggung jawaban Dalam Hukum Pidana. Jakarta. Bina Aksara.

Rahardjo , Satjipto. 1998. Bunga Rampai Permasalahan Dalam Sistem Peradilan Pidana. Jakarta . Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum.

Prasetyo, Teguh. 2012. Hukum Pidana. Jakarta: PT.RajaGrafindo.

Rifai, Ahmad. 2012. Peran Hukum Oleh Hakim Dalam Perspektif Hukum preogratif. Jakarta, Sinar Grafika.

Saefudien. 2001. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Bandung. Citra Aditya Bakti.

Saleh, Roeslan. 1981. Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana. Jakarta.Bina Aksara.

Santoso, H.M. Agus. 2012. Hukum, Moral, dan Keadilan. Jakarta: Kencana. Soekanto, Soerjono. 1996. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta. Rineka Cipta. Sunggono, Bambang. 2001. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sudarto. 1986. Kapita Selekta Hukum Pidana. Bandung. Alumni.

Suharto. 1996. Hukum Pidana Materiil: Unsur-unsur Objektif Sebagai Dasar Dakwaan. Jakarta. Sinar Grafika.

Sunggono, Bambang. 2001. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_swadaya_masyarakat. diakses pada tanggal 27 September 2016.

Dokumen terkait