• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.2.2 Analisis Kinerja Keuangan Diukur dengan Menggunakan

memaksimalkan aktiva yang dimilikinya untuk memperoleh laba.

Tabel 4.2 Data RORA

No. Nama Bank

RORA

2009 2010 2011 2012

1 Bank Muamalat 1,38% 1,50% 1,39% 1,09%

2 Bank Syariah Mandiri 3,90% 3,10% 2,35% 2,79%

3 BCA Syariah 0,86% 0,91% 0,67% 0,76%

4 BRI Syariah 2,96% 1,76% 1,34% 1,79%

5 Bank Panin Syariah 0,05% 0,69% 0,77% 0,71%

6 Bank Mega Syariah 1,42% 1,75% 1,68% 1,86%

Sumber: laporan keuangan yang telah diolah

Tabel 4.2 Data RORA, diketahui kemampuan bank-bank dalam usahanya memaksimalkan aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba selama tahun 2009 hingga 2012. Tahun 2009, bank yang paling maksimal mengusahakan aktivanya untuk memperoleh laba adalah Bank Syariah Mandiri yaitu, sebesar 3,90%, artinya dengan memiliki jumlah aktiva prduktif sebesar 100 dapat menghasilkan

laba sebesar 3,90, sedangkan Bank Panin Syariah, merupakan bank yang memiliki RORA terkecil pada tahun tersebut, yaitu sebesar 0,05%.

Tahun 2010, RORA Bank Syariah Mandiri masih memiliki RORA terbesar yaitu 3,10% dan yang terkecil adalah Bank Panin Syariah sebesar 0,69%, walaupun Bank Syariah Mandiri memiliki RORA tertinggi, namun angka ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,80%, sebaliknya, Bank Panin Syariah mengalami peningkatan RORA dari tahun sebelumnya sebesar 0,64%.

Tahun 2011, Bank Syariah Mandiri memliki RORA tertinggi sebesar 2,35%, angka ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,75%, sedangkan RORA terendah yaitu 0,67% yang dimiliki oleh BCA Syariah. Pada tahun 2012, RORA terbesar yaitu 2,79% yang masih dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri, dimana angka ini mengalami kenaikan sebesar 0,44%, sedangkan RORA terendah kembali dimiliki oleh Bank Panin Syariah yaitu sebesar 0,71%, dimana angka ini mengalami penurunan sebesar 0,06%.

Hasil penelitian pada rasio RORA, dapat digambarkan pada Gambar 4.2 Grafik Pergerakan RORA sebagai berikut.

51

Gambar 4.2 Grafik Pergerakan RORA

4.1.2.3 Analisis Kinerja Keuangan Diukur Dengan Menggunakan NPM NPM dikatakan baik bila mampu mencapai diatas 81%.

Tabel 4.3 Data NPM

No. Nama Bank

NPM

2009 2010 2011 2012

1 Bank Muamalat 15,62% 23,53% 25,08% 33,13%

2 Bank Syariah Mandiri 37,75% 39,43% 37,77% 45,78%

3 BCA Syariah 67,70% 4,17% 7,34% 11,06%

4 BRI Syariah -12,19% -3,27% -1,08% 5,94%

5 Bank Panin Syariah -138,83% -39,25% 0,47% 23,22%

6 Bank Mega Syariah 22,10% 6,47% 11,88% 23,15%

Sumber: laporan keuangan yang telah diolah

Tabel 4.3 Data NPM diketahui tidak ada bank yang mencapai angka diatas 81%. Bank yang masih berada di bawah angka 81% dikategorikan tidak baik karena NPM yang dicapai dibawah standar yaitu 15,62%, 37,75%, 67,70%, -12,19%, -138,83%, dan 22,10% yang dimiliki oleh secara berturut-turut yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, BCA Syariah, BRI Syariah, Bank Panin Syariah, dan Bank Mega Syariah.

Pada tahun 2009, bank yang mencapai nilai NPM terbesar yaitu BCA Syariah sebesar 67,70% dan nilai terendah sebesar -138,83% yang dimiliki oleh Bank Panin Syariah. Pada periode ini, terdapat nilai NPM terbesar dan terendah selama empat tahun dari tahun 2009 hingga tahun 2012. Pada tahun 2010, nilai NPM terbesar dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri sebesar 39,43% dan nilai terendah sebesar -39,25%. Nilai tersebut sama-sama mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yakni 1,68% oleh Bank Syariah Mandiri dan 99,58% oleh Bank Panin Syariah.

Pada Tahun 2011, bank yang mencapai nilai terbesar yaitu Bank Syariah Mandiri sebesar 37,77%, angka ini mengalami penurunan sebesar 1,66% dari tahun sebelumnya, sedangkan nilai NPM terendah dimiliki oleh BRI Syariah sebesar -1,06%, angka ini menunjukkan peningkatan 2,19% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012, Bank Syariah mencapai nilai NPM tertingginya selama empat tahun, dan menjadi bank yang memiliki nilai NPM terbesar pada tahun 2012 ini yaitu mencapai 45,78% dan peningkatan sebesar 8,01% dari tahun sebelumnya. BRI Syariah masih mencapai nilai terendah sebesar 5,94%, namun angka ini juga merupakan angka NPM terbesarnya selama empat tahun dengan peningkatan sebesar 7,02% dari tahun sebelumnya.

Hasil penelitian pada rasio NPM, dapat digambarkan pada Gambar 4.3 Grafik Pergerakan NPM sebagai berikut.

53

Gambar 4.3 Grafik Pergerakan NPM

4.1.2.4 Analisis Kinerja Keuangan Diukur Dengan Menggunakan ROA ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian atas asset yang dimiliki. Seberapa rentable-kah asset yang dimiliki per satu-satuan.

Tabel 4.4 Data ROA

No. Nama Bank ROA

2009 2010 2011 2012

1 Bank Muamalat 0,45% 1,36% 1,52% 1,54%

2 Bank Syariah Mandiri 2,23% 2,21% 1,95% 2,25%

3 BCA Syariah 0,42% 0,78% 0,87% 0,84%

4 BRI Syariah 0,53% 0,35% 0,20% 1,19%

5 Bank Panin Syariah -1,38% -2,53% 1,75% 3,29%

6 Bank Mega Syariah 2,22% 1,90% 1,58% 3,81%

Sumber: laporan keuangan yang telah diolah

Tabel 4.4 Data ROA menunjukkan nilai ROA perusahaan perbankan selama tahun 2009 hingga 2012. Pada tahun 2009, bank syariah yang dapat dikategorikan baik menurut besarnya ROA yang berada di atas 1,5%, yaitu Bank Syariah Mandiri sebesar 2,23%, artinya perusahaan dapat menghasilkan laba

bersih sebesar 2,23 dari jumlah aktiva 100, sedangkan ROA terendah sebesar -1,38% pada Bank Panin Syariah.

Pada tahun 2010, Bank Syariah Mandiri masih memiliki nilai di atas standar yaitu sebesar 2,21%, namun angka ini mengalami penurunan sebesar 0,02% dari tahun sebelumnya. ROA Bank Panin Syariah mengalami penurunan sebesar 1,15% merupakan nilai ROA terkecil pada akhir tahun 2010, yaitu sebesar -2,53%.

Pada Tahun 2011, terdapat dua bank yang berada di atas standar 1,5% yaitu Bank Muamamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Panin Syariah, dan Bank Mega Syariah sebesar masing-masing 1,52%, 1,95%, 1,75%, dan 1,58%. Bank Muamalat Indonesia dan Bank Panin Syariah mengalami peningkatan ROA berturut-turut sebesar 0,16% dan 4,28% dari tahun sebelumnya, sedangkan Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah mengalami penurunan ROA berturut-turut sebesar 0,26% dan 0,32% dari tahun sebelumnya. ROA terendah dimiliki oleh BRI Syariah yaitu sebesar 0,20%, angka ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,15% menjadikan BRI Syariah mencapai nilai terendahnya selama empat tahun bertutut-turut.

Pada tahun 2012, ROA tertinggi dicapai oleh Bank Mega Syariah sebesar 3,81%, dimana terdapat dua bank yang masih berada di bawah standar yaitu BCA Syariah dan BRI Syariah yaitu sebesar 0,84% dan 1,19%.

Hasil penelitian pada rasio ROA, dapat digambarkan pada Gambar 4.4 Grafik Pergerakan ROA sebagai berikut.

55

Gambar 4.4 Grafik Pergerakan ROA

4.1.2.5 Analisis Kinerja Keuangan Diukur Dengan Menggunakan FDR Semakin rendah nilai FDR, maka bank semakin sehat.

Tabel 4.5 Data FDR

No. Nama Bank

FDR

2009 2010 2011 2012

1 Bank Muamalat 85,82% 91,52% 85,18% 94,15%

2 Bank Syariah Mandiri 83,07% 82,54% 86,03% 94,40%

3 BCA Syariah 81,57% 77,89% 76,83% 79,91%

4 BRI Syariah 120,98% 95,82% 90,55% 113,54%

5 Bank Panin Syariah 35,43% 69,76% 162,97% 123,88% 6 Bank Mega Syariah 81,39% 78,17% 83,08% 88,88% Sumber: laporan keuangan yang telah diolah

Tabel 4.5 Data FDR menunjukkan, pada tahun 2009, bank yang memiliki nilai FDR terendah yaitu Bank Bank Panin Syariah sebesar 35,43%, sedangkan nilai FDR terbesar 120,98% dimiliki oleh BRI Syariah.

Pada tahun 2010, nilai FDR terendah dimiliki oleh Bank Panin Syariah senilai 69,76%, sedangkan FDR terbesar 95,82% oleh BRI Syariah. Kedua angka ini mengalami kenaikan dan penurunan sebesar masing-masing 34,33% dan 25,16%.

Pada Tahun 2011, nilai FDR terendah sebesar 76,83% yang dimiliki oleh BCA Syariah, sedangkan nilai FDR tertinggi sebesar 162,97% oleh Bank Panin Syariah. Pada tahun ini, BMI mencapai FDR terendahnya sebesar 85,18% dalam kurun waktu empat tahun dari tahun 2009 hingga 2012.

Kecenderungan peningkatan nilai FDR pada tahun 2012 sebesar 8,97%, 8,37%, 3,08%, 22.99%, dan 5,8% yang dimiliki oleh secara berturut-turut BMI, BSM, BCA Syariah, BRI Syariah, dan Bank Panin Syariah, dapat dianalisis bahwa BCA Syariah lebih mampu mengendalikan pembiayaan yang diberikan dengan dana simpanan yang diterima dibandingkan dengan bank sampel yang lain. Hal ini ditunjukkan tdengan angka peningkatan yang relatif kecil sebesar 3,08% dibandingkan dengan kenaikan BRI Syariah sebesar 22,99%.

Hasil penelitian pada rasio FDR, dapat digambarkan pada Gambar 4.5 Grafik Pergerakan FDR sebagai berikut.

57

4.1.3 Pengukuran Kinerja Keuangan Menggunakan Analisis Shariah

Dokumen terkait