• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap ke 5 adalah penyusunan skenario berdasarkan masukan dari para Pakar Langkah pertama dari tahapan ini adalah menunjukkan kepada Pakar variabel-

17. Lomba yang berkaitan dengan PLH

5.7. Analisis Kuesioner

Kuesioner yang disusun digunakan untuk mengukur indikator kompetensi pengetahuan, sikap, dan perilaku pendidikan lingkungan hidup siswa IPA dan IPS meliputi aspek sosial, ekonomi, dan ekologi, yaitu:

1. Sosial terdiri dari Pemberdayaan Masyarakat, Partisipasi, Mobilisasi Sosial, Identitas Kultur Budaya, dan Pengembangan Kelembagaan.

2. Ekonomi terdiri dari Pertumbuhan, Pemerataan, Efisiensi, dan Stabilitas. 3. Ekologi terdiri dari Identifikasi Ekologi dan Keutuhan Ekosistem

Hasil analisis terhadap kuesioner menunjukkan bahwa kompetensi perilaku aspek sosial belum dapat dilaksanakan oleh siswa jurusan IPA. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian kompetensi siswa yang masih kurang yang berkaitan dengan aspek tersebut yaitu:

1. Partisipasi siswa untuk menjaga kebersihan sekolah.

Decision Making Knowledge

Creating

Adaptive behavior

Gambar 5.3. Siklus Pengetahuan Sense Making

2. Partisipasi siswa dalam program penghijauan yang diadakan oleh sekolah. 3. Keikutsertaan siswa untuk bersama masyarakat melakukan penghijauan. 4. Menyarankan masyarakat untuk tidak membuang limbah di sungai dan

membuat sumber air dekat dengan MCK.

5. Berperan aktif dalam memecahkan masalah di masyarakat yang berkaitan dengan lingkungan hidup seperti limbah yang mencemari pemukiman penduduk.

6. Menyarankan masyarakat untuk tidak menebang pohon sebagai kayu bakar sehubungan dengan kelangkaan BBM.

7. Menyarankan masyarakat untuk menggunakan biogas.

8. Menyarankan masyarakat untuk tidak membuka usaha yang menimbulkan masalah lingkungan

9. Tanggap terhadap masalah lingkungan seperti limbah pada lokasi permukiman penduduk.

Kurangnya pencapaian dalam aspek identitas kultur budaya ditunjukkan oleh rendahnya keinginan siswa untuk mengetahui kultur budaya suku-suku di Indonesia yang berkaitan dengan lingkungan hidup yang ditayangkan pada televisi. Untuk aspek sosial yang berkaitan dengan pengembangan kelembagaan, kurangnya pencapaian kompetensi ditunjukkan dengan keengganan siswa memasukkan kegiatan lingkungan hidup dalam kegiatan OSIS. Adapun aspek sosial tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Tanggungjawab semua lapisan masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan.

2. Hak dan kewajiban masyarakat yang sama untuk menjaga lingkungan. 3. Perlunya kerjasama antar lembaga untuk memperbaiki kualitas

lingkungan.

Kurangnya pencapaian kompetensi dalam aspek ekonomi diperlihatkan oleh kompetensi perilaku siswa yaitu kurangnya efisiensi siswa terhadap penggunaan sumberdaya yang ditunjukkan dengan keraguan siswa untuk berperilaku efisien misalnya terhadap waktu, buku, dan sumberdaya lain, seperti yang terdapat pada kuesioner yaitu:

1. Merobek lembaran buku catatan untuk membuat mainan kertas. 2. Mengikuti aksi coret-coret di lingkungan sekolah

4. Membantu program pemerintah dalam meningkatkan pendapatan masyarakat

5. Mengambil makanan secukupnya

Sedangkan kurangnya pencapaian kompetensi dalam aspek ekologi diperlihatkan oleh kompetensi perilaku siswa Hal ini ditunjukkan dengan perilaku yang menunjukkan keengganan untuk aktif dalam kegiatan pengelolaan sampah, air tanah, sungai dan laut, fungsi tanaman dalam mengatur siklus oksigen (O2 dan

CO2), kesuburan tanah, fungsi keanekaragaman hayati untuk kehidupan, daya

dukung, serta isu global seperti yang terdapat pada kuesioner perilaku, yaitu: 1. Penanganan sampah di ruang kelas.

2. Berpartisipasi untuk kegiatan penghijauan di sekolah dan di masyarakat. 3. Memperbaiki knalpot kendaraan pribadi yang mengeluarkan asap hitam. 4. Menyarankan teman untuk tidak membuang sampah di selokan.

5. Menyarankan warga untuk tidak membuat sumber air bersih dekat MCK. 6. Menyarankan masyarakat untuk tidak membuang limbah ke laut.

7. Menyarankan teman untuk tidak membakar limbah dari bahan plastik. 8. Memperbaiki selokan yang mengeluarkan bau.

9. Menolak usulan untuk membangun MCK di bantaran sungai. 10.Membuat ventilasi

11.Menggunakan bibit unggul hasil rekayasa genetika yang belum diteliti lebih lanjut.

12.Penebangan pohon untuk untuk menanggulangi kelangkaan BBM. 13.Pembangunan perumahan di bantaran sungai..

14.Menyarankan pemanfaatan biogas.

15.Membuat peternakan di permukiman penduduk.

Berdasarkan hasil kuesioner perilaku maka hal-hal yang belum bisa dilaksanakan oleh siswa SMA jurusan IPS adalah:

1. Menjaga kebersihan, kerapihan ruang kelas, lingkungan sekolah, dan rumah. 2. Efisiensi dalam pemanfaatan sumberdaya yang berkaitan dengan siswa seperti

kertas, seragam, dan kendaraan.

3. Keikutsertaan siswa untuk bersama masyarakat melakukan penghijauan. 4. Membantu program pemerintah dalam meningkatkan pendapatan masyarakat

5. Menyarankan masyarakat untuk tidak membuang limbah ke sungai dan membuat sumber air dekat dengan MCK.

6. Berperan aktif dalam memecahkan masalah di masyarakat yang berkaitan dengan lingkungan hidup seperti limbah yang mencemari pemukiman. penduduk.

7. Menyarankan masyarakat untuk tidak menebang pohon sebagai kayu bakar sehubungan dengan kelangkaan BBM.

8. Menyarankan masyarakat untuk menggunakan biogas.

9. Tidak menganjurkan membuka usaha yang menimbulkan masalah seperti limbah pada lokasi pemukiman penduduk.

10. Menyarankan untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati.

5. 8. Analisis Mata Pelajaran pada KBK 5.8.1. Mata Pelajaran Biologi

Dalam mata pelajaran ini dijelaskan biologi sebagai ilmu yang mengkaji makhluk hidup dan permasalahannya dari tingkat sel, jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Mata pelajaran pelajaran ini memberikan pengetahuan adanya sistem dalam kehidupan yang ada dari sub sistem tingkat sel hingga biosfer. Siswa dilatih untuk memecahkan masalah dari tingkat sel hingga ekosistem dengan metode ilmiah. Keanekaragaman hayati ditekankan pada segi manfaatnya, dan juga ekosistem yang mendukung kehidupan. Biogeografi yang dihubungkan dengan persebaran makhluk hidup dan permasalahan yang menjadi ancaman bagi tanaman dan hewan yang khas di daerah tersebut dibahas melalui proses pembelajaran. Daur materi yang terdiri siklus air, oksigen dan karbondioksida, nitrogen, sulfur dan fosfor serta aliran energi juga diberikan pada siswa dalam kaitannya mempertahankan kehidupan. Daur materi dapat berlangsung karena adanya makhluk hidup oleh sebab itu punahnya makhluk hidup yang mendukung daur materi tersebut menyebabkan hambatan dan ancaman bagi keberlanjutan kehidupan. Kajian keanekaragaman hayati meliputi virus, monera, protista, fungi, plantae, dan animalia serta dikaitkan dengan ancaman bagi keanekaragaman hayati berupa perusakan yang mengganggu kestabilan lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran air, tanah, udara, dan suara oleh limbah organik maupun anorganik. Disamping itu dibahas upaya pelestarian lingkungan dengan cara penghijauan, penggunaan bahan yang ramah terhadap lingkungan, dan kebijakan tentang

pembangunan yang berkelanjutan serta pembangunan berwawasan lingkungan. Selain isue lingkungan lokal seperti illegal logging, kebakaran hutan, banjir, erosi, hilangnya plasma nutfah, hujan asam, air bersih dan permasalahannya juga dibahas pula yang masalah bersifat global seperti pemanasan global dan tanaman transgenik. Pemecahan masalah lingkungan membahas pengolahan dan pendaurulangan limbah organik dan anorganik serta pemanfaatannya sebagai pupuk, dan juga sumber energi alternatif juga dikaitkan dengan etika lingkungan dan Undang Undang tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup No 23 tahun 1997. Selain itu itu siswa juga diberi pengalaman untuk praktikum, penelitian, dan membuat produk dari limbah. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan juga diperkenalkan kepada siswa dalam rangka menanamkan pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian siswa dapat memahami pentingnya telaah lingkungan dalam pembangunan. Upaya pelestarian alam berupa Hutan Lindung, Cagar Biosfer, Taman Nasional Gunung Leuser, Ujung Kulon, Gunung Gede Pangrango, Baluran, dan Pulau Komodo, Kerinci Seblat, Gunung Leuser, Pelestarian Eksitu. Revolusi Hijau dan dampaknya bagi pembangunan berkelanjutan merupakan sub bab tersendiri juga upaya pengembangan Revolusi Biru. Untuk materi bioteknologi siswa diperkenalkan dengan bioteknologi tradisional seperti pembuatan tape, keju, oncom, hingga yang mutakhir seperti pembuatan obat- obatan, enzim, hormon, monoklonal antibodi, juga kultur jaringan.

Dari uraian di atas dapat ditunjukkan bahwa mata pelajaran Biologi dapat memberikan pembekalan kompetensi pengetahuan, sikap, dan perilaku. Hal ini ditunjang oleh adanya indikator pada Silabus Mata Pelajaran yang memberikan penilaian kompetensi pengetahuan, sikap dan perilaku, sebagai contoh siswa ditugaskan untuk mendisain produk pengolahan limbah melalui unjuk kerja. Jika petunjuk dalam Silabus Mata Pelajaran tersebut dilaksanakan maka diharapkan akan tercapai ketuntasan belajar. Akan tetapi sangat disayangkan dalam proses belajar mengajar di sekolah lebih banyak dijumpai penekanan pada kompetensi pengetahuan. Untuk materi pelajaran yang dianggap mudah seperti tentang lingkungan hidup pada umumnya Guru tidak membahas materi secara mendalam tetapi hanya menyarankan siswa untuk mempelajari sendiri. Sebagai contoh dalam penyampaian mata pelajaran Kimia. Materi Kimia Lingkungan kebanyakan guru kurang memberikan pengalaman belajar kepada siswa dalam bentuk praktikum di laboratorium maupun praktik lapangan. Demikian juga halnya pada mata pelajaran Biologi, guru hanya menekankan pemahaman materi Ekologi dalam cakupan yang sempit. Pemahaman

tentang Ekologi diberikan tanpa memperlihatkan kondisi lapangan secara langsung seperti kondisi ekologi di sekitar sekolah ataupun tempat tinggal siswa. Permasalahan yang ada di sekitar siswa tidak dikaji dan dikaitkan dengan aspek lingkungan. Akibatnya materi Ekologi diberikan hanya dalam bentuk pengetahuan yang lebih menekankan pada aspek mengingat sehingga siswa tidak terlatih untuk melakukan analisis dan sintesis. Selain itu dalam proses belajar mengajar sehari-hari guru lebih memilih menggunakan metode ceramah yang diyakini akan lebih memberikan hasil kompetensi pengetahuan yang dapat mencapai ketuntasan belajar karena evaluasi yang selama ini dilakukan lebih menekankan pada aspek pengetahuan. Disamping itu rumusan kompetensi perilaku belum bersifat aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.

5.8.2. Mata Pelajaran Geografi

Penekanan bahan kajian Mata Pelajaran Geografi untuk siswa SMA adalah tentang gejala-gejala alam dan kegiatan kehidupan di dunia. Gejala alam dipandang sebagai hasil dari proses alam yang terjadi di bumi. Akan tetapi dapat pula gejala alam dianggap sebagai dampak dari kegiatan makhluk hidup seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, hujan asam, dan pemanasan global. Dalam kaitannya dengan mempelajari gejala alam pelajaran ini mengembangkan pemahaman siswa tentang organisasi spasial, masyarakat, tempat, dan lingkungan pada muka bumi. Siswa didorong untuk memahami proses-proses fisik yang membentuk pola-pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di muka bumi. Dengan demikian siswa diharapkan dapat memahami bahwa manusia mengembangkan wilayah untuk mendukung kehidupannya. Siswa juga dimotivasi secara aktif untuk menelaah kebudayaan. Siswa diharapkan bangga akan warisan budaya dengan memiliki kepedulian kepada keadilan sosial, proses-proses demokratis, dan kelestarian ekologis yang pada gilirannya dapat mendorong siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan di lingkungannya pada masa kini dan masa depan.

Pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai yang diperoleh diharapkan dapat membentuk siswa agar mampu mengembangkan darma baktinya untuk menjalin kerjasama dan mengurangi konflik di masyarakat. Dengan demikian siswa memiliki cara pandang sosial, spasial, dan ekologis serta bertanggung jawab, sebagai bekal hidup di masyarakat dalam menghadapi fenomena lingkungan yang semakin terancam dan perekonomian global yang semakin kompetitif. Tujuan pembelajaran

Geografi dari aspek kompetensi pengetahuan adalah mengembangkan konsep dasar Geografi yang berkaitan dengan pola keruangan dan proses-prosesnya. Mengembangkan pengetahuan sumberdaya alam, peluang dan keterbatasannya untuk dimanfaatkan. Mengembangkan konsep dasar Geografi yang berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sikap yang ditumbuhkan adalah meningkatkan kesadaran terhadap perubahan fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar, mengembangkan sikap melindungi dan bertanggungjawab terhadap kualitas lingkungan hidup, mengembangkan sikap kepekaan terhadap pemanfaatan sumber daya, sikap toleransi terhadap perbedaan sosial dan budaya, cinta tanah air dan persatuan bangsa. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kompetensi siswa dari pengetahuan dan sikap yang dicapai melalui pembelajaran Geografi telah mencapai ketuntasan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat guru Geografi yang dijadikan responden bahwa pembelajaran mata pelajaran Geografi dapat memberikan bekal untuk kompetensi pengetahuan dan sikap terhadap lingkungan hidup. Tetapi kompetensi perilaku yang positif terhadap lingkungan belum mencapai ketuntasan belajar. Hal ini berkaitan dengan masih kurangnya pencaian kompetensi perilaku atau ketrampilan yang diharapkan dari mata pelajaran Geografi dalam pelaksanaan belajar mengajar di sekolah. Adapun kompetensi ketrampilan dari mata pelajaran Geografi adalah mengamati lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan binaan, mengembangkan mengumpulkan, mencatat data dan informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan, mengembangkan analisis, sintesis, kecenderungan dan hasil dari interaksi berbagai gejala geografis. Pengamatan dalam proses belajar mengajar di sekolah menunjukkan bahwa kurangnya pencapaian kompetensi perilaku disebabkan oleh kurangnya kompetensi guru dalam memahami materi dan mendapatkan inovasi metodologi yang menarik siswa dan dukungan sekolah.

5.8.3. Mata Pelajaran Kimia

Ilmu Kimia mempunyai kedudukan yang sangat penting karena dapat menjelaskan secara mikro tingkat molekuler terhadap fenomena yang bersifat makro. Di samping itu ilmu Kimia memberi kontribusi yang penting dan berarti terhadap perkembangan ilmu terapan seperti Pertanian, Kesehatan, Perikanan, dan Teknologi. Mata pelajaran Kimia di SMA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika, dan energetika zat dengan menggunakan ketrampilan dan penalaran. Salah satu tujuan pembelajaran

mata pelajaran Kimia adalah meningkatkan kesadaran tentang aplikasi sains yang bermanfaat dan merugikan masyarakat dan lingkungan, serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat. Standar kompetensi meliputi mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan kerja ilmiah, berkomunikasi ilmiah, menunjukkan kreatifitas dan memecahkan masalah, serta bersikap ilmiah. Berdasarkan Silabus Mata Pelajaran, materi pokok mata pelajaran Kimia di SMA adalah: Struktur atom, sistem periodik, ikatan kimia dan senyawa yang terbentuk, hukum dasar Kimia dan Konsep Mol, senyawa karbon, sumber pencemaran lingkungan, dampak pencemaran, dan cara pencegahan. Reaksi kimia yang dipelajari melibatkan perubahan energi, teorikinetika, kesetimbangan, sistem larutan elektrolit dan non elektrolit, larutan asam basa, pH, teori asam basa, koloid, sifat koligatif larutan, karakteristik unsur penting, kegunaan, dan bahaya yang terdapat di alam.

Berdasarkan Silabus Mata Pelajaran Kimia seperti yang diuraikan di atas maka materi lingkungan hidup yang terkait dengan mata pelajaran Kimia di sekolah seharusnya dapat memberikan kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk siswa bukan hanya kognitif dan afektif seperti yang telah diperoleh. Pendapat guru mata pelajaran Kimia yang dijadikan responden terhadap kaitan Ilmu Kimia dan lingkungan hidup adalah kurangnya muatan kompetensi psikomotorik khususnya yang berkaitan dengan perilaku lingkungan. Ketidaktuntasan belajar kompetensi psikomotorik siswa disebabkan oleh faktor kompetensi guru yang kurang melatih perilaku siswa dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dengan cara memberikan contoh keterkaitan kehidupan sehari-hari lingkungan hidup dengan Ilmu Kimia. Kompetensi guru merupakan faktor kendala dalam mencari metodologi disamping pengembangan soal yang belum banyak dihubungkan dengan lingkungan hidup. Kepedulian Kepala Sekolah untuk mendukung PLH melalui Ilmu Kimia masih perlu ditingkatkan karena dalam proses belajar mengajar di sekolah PLH lebih menekannkan pada mata pelajaran Biologi.

5.8.4. Mata Pelajaran Fisika

Berdasarkan Silabus Mata Pelajaran Fisika kurikulum Fisika menyediakan pengalaman belajar kepada siswa untuk memahami konsep dan proses sains. Sehingga siswa dapat menanggapi isu lokal, nasional, kawasan, dunia, sosial, ekonomi, lingkungan, dan etika. Menilai secara kritis perkembangan dalam bidang

sains dan dan teknologi serta dampaknya, memberikan sumbangan terhadap kelangsungan perkembangan sains dan teknologi. Materi pokok mata pelajaran Fisika di SMA meliputi besaran, pengukuran dan vektor, karakteristik gerak, penerapan hukum Newton, tata surya, suhu dan kalor, cahaya, hakekat gelombang elektromagnetik, listrik dinamis. Berdasarkan Silabus Mata Pelajaran, materi pokok ditekankan pada lifeskill sebagai dasar untuk program IPA pada waktu penjurusan. Untuk kelas XI dan XII yang dipelajari adalah gerak dan analisis vektor, energi, usaha, dan daya, impils dan momenum, momentum sudut, rotasi benda tegar, fluida, teori kinetik gas, dan termodinamika. Gaya listrik dan medan listrik, medan magnet, gaya Lorentz dan induksi elektromagneti, gelombang dan bunyi, radiasi benda hitam, teori atom, relativitas, zat padat semi konduktor, radioaktif, dan jagat raya.

Dalam pelaksanaan belajar mengajar sehari-hari pada umumnya guru meninggalkan aspek PLH dan kurang menyadari keterkaitan materi pelajaran dengan lingkungan hidup selain itu juga kurangnya pemahaman guru tentang pentingnya pembangunan berkelanjutan. Pendapat tersebut didukung dengan adanya guru yang mengajarkan Fisika pada sekolah yang dijadikan studi kasus beranggapan bahwa mata pelajaran Fisika sedikit kaitannya dengan lingkungan hidup. Anggapan ini berpangkal dari kurangnya penalaran guru dan kompetensi guru dalam mengaitkan lingkungan dengan materi mata pelajaran Fisika. Kurangnya perhatian Kepala Sekolah mengikutsertakan guru mata pelajaran Fisika untuk terlibat dalam PLH menambah kesenjangan antara materi fisika dan lingkungan hidup.

5.8.5. Mata Pelajaran Ekonomi

Ketetapan MPR No.IV/1999 bidang Pendidikan yang menyatakan pentingnya dilakukan pembaruan Sistem Pendidikan dan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2000 tentang Otonomi Daerah maka sebagai tindak lanjutnya perlu dilakukan pembenahan kurikulum yang dapat mengakomodasikan potensi sumberdaya di masing-masing daerah. Untuk mata pelajaran Ekonomi pembenahan kurikulum yang dilakukan adalah menyangkut materi pelajaran yang menuntut agar siswa aktif merekam peristiwa ekonomi yang terjadi di lingkungan sekitar dan mengambil manfaatnya untuk kehidupan yang lebih baik

Standar kompetensi mata pelajaran Ekonomi untuk kelas X adalah siswa mampu memahami hubungan kelangkaan, biaya peluang dan pengalokasian sumberdaya melalui ekonomi pasar yang didasarkan atas ketergantungan dan

spesialisasi pekerjaan. Untuk kelas XI standar kompetensi adalah kemampuan memahami ekonomi pemerintahan dan kebijakan yang dilakukan berdasarkan spesialisasi dan pembagian XII adalah kemampuan memahami perekonomian Internasional, Sistem Ekonomi Indonesia, Manajemen. Wirausaha, Tenaga Kerja dan Model Pemecahan Masalah Ekonomi.

Berdasarkan Silabus Mata Pelajaran Ekonomi seperti yang telah diuraikan di atas maka materi lingkungan hidup yang terkait dengan mata pelajaran Ekonomi di sekolah seharusnya dapat memberikan kompetensi pengetahuan, sikap, dan perilaku yang positif terhadap lingkungan untuk siswa. Akan tetapi hasil penelitian menunjukkan pencapaian kompetensi baru terbatas pada aspek pengetahuan dan sikap. Hal ini disebabkan karena pada umumnya guru mata pelajaran Ekonomi tidak melakukan evaluasi terhadap kompetensi perilaku lingkungan yang dikaitkan dengan materi ekonomi tetapi hanya pada kemampuan siswa melakukan psikomotorik yang mendukung pengetahuan misalnya menguraikan, mendefinisikan, menghitung, dan menganalisa. Kebijakan Kepala Sekolah yang kurang mengikutsertakan guru mata pelajaran Ekonomi dalam PLH merupakan faktor pembatas dari keberhasilan PLH yang dikaitkan dengan mata pelajaran Ekonomi. Walaupun demikian guru mata pelajaran Ekonomi yang dijadikan responden seluruhnya setuju akan pentingnya PLH, karena pengelolaan sumberdaya alam tidak terlepas dari manajemen ekonomi khususnya yang berkaitan dengan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui.

5.8.6. Mata Pelajaran Ilmu Sosial dan Kewarganegaraan

Standar Kompetensi bahan kajian ilmu-ilmu Sosial dan Kewarganegaraan adalah tercapainya kompetensi memahami fakta, konsep, dan generalisasi tentang sistem sosial dan budaya dalam rangka :

1. Mengembangkan sikap kritis dalam situasi sosial sebagai akibat perbedaan yang ada di masyarakat, menentukan sikap terhadap proses perkembangan dan perubahan sosial budaya, dan menghargai keanekaragaman sosial budaya dalam kultur masyarakat.

2. Mewujudkan persatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, membiasakan untuk memenuhi norma, menegakkan hukum, dan menjalankan peraturan. Berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat dan pemerintahan yang demokratis, menjunjung tinggi, melaksanakan, dan menghargai HAM.

Berdasarkan Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sosiologi dan Kewarganegaraan seperti yang telah diuraikan di atas maka materi lingkungan hidup yang terkait dengan mata pelajaran Sosiologi dan Kewarganegaraan di sekolah seharusnya dapat memberikan kompetensi pengetahuan, sikap, dan perilaku yang positif terhadap lingkungan. Akan tetapi hasil penelitian menunjukkan pencapaian kompetensi baru terbatas pada aspek pengetahuan dan sikap. Hal ini disebabkan karena pada umumnya guru mata pelajaran Sosiologi dan Kewarganegaraan kurang melakukan evaluasi terhadap kompetensi perilaku lingkungan yang dikaitkan dengan materi Sosiologi dan Kewarganegaraan. Walaupun demikian guru mata pelajaran Sosiologi dan Kewarganegaraan yang dijadikan responden seluruhnya setuju akan pentingnya PLH.