• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN

3.4. Analisis Data

3.4.1. Metode Pengolahan Citra

Tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data citra MODIS untuk mendapatkan data suhu permukaan laut dan Klorofil dijelaskan dalam pola pengolahan data sebagai berikut:

1. Data Citra MODIS level 3 (diperoleh dari mengunduh pada situs

http:/oceancolor.gsfc.nasa.gov dan masih dalam format .hdf)

2. Proses ekstraksi dengan menggunakan perangkat lunak SeaDAS 5.2

(pemotongan/cropping citra untuk menentukan wilayah yang akan diamati

selanjutnya dipilih parameter yang akan dilihat (SPL dan Klorofil))

3. Mendapatkan data nilai ASCII file dari suhu permukaan laut dan klorofil.

Citra satelit yang digunakan pada penelitian menggunakan satelit Aqua MODIS dengan data pada level 3, dimana pada level ini sudah terkoreksi radiometrik maupun geometrik dengan resolusi 4 km dan waktu penginderaannya

selama 8 tahun dari bulan Juli 2002 – Desember 2009. Data dari citra MODIS ini

masih menggunakan format Hierarchical Data Format (HDF) dimana data

tersebut masih merupakan data digital compressed, data bentuk digital ini sebelum

diolah harus diekstrak terlebih dahulu dengan menggunakan perangkat lunak

WinRAR 4.0.

Data angin dan Nutrien (Phospat, Nitrat, Silikat) yang berformat NetCDF diekstraksi dengan bantuan perangkat lunak Ocean Data View (ODV) sehingga dihasilkan data dalam format dokumen (.txt) yang bisa diolah di perangkat lunak Microsoft Excel 2007.

3.4.2. Sebaran Temporal dan Spasial

Untuk mengetahui fluktuasi SPL, konsentrasi klorofil, nutrien dan angin

secara temporal, dapat ditampilkan dengan grafik time series bulanan dengan

metode stikplot menggunakan perangkat lunak Grapher versi 7.1. Nilai

konsentrasi klorofil, SPL, nutrien dan angin tersebut dirata-ratakan kemudian dibuat grafik stikplot berdasarkan waktu dan dianalisis untuk melihat adanya variasi tren setiap musim dan setiap tahunnya pada masing-masing lokasi penelitian. Interpretasi periode fluktuasi untuk semua parameter secara temporal didasarkan pada nilai tertinggi dan terendah, serta peningkatan dan penurunannya.

Analisis sebaran spasial konsentrasi klorofil dan suhu permukaan laut

(SPL) dilakukan dengan perangkat lunak surfer versi 9.0 untuk membandingkan

pola sebaran tiap-tiap parameter tersebut pada masing-masing lokasi penelitian. Pemilihan data yang ditampilkan berdasarkan penggabungan tiap-tiap bulan yang sama sehingga diketahui pola sebaran spasial tiap-tiap parameter di wilayah penelitian dengan melihat degradasi warna dan bentuk kontour pada citra dengan analisis EOF

3.4.3.Analisis Emperical Orthogonal Function (EOF)

Secara umum analisis Emperical Orthogonal Function (EOF) adalah

teknik yang mencoba untuk menggabungkan kedua korelasi spasial dan temporal (Weave dan Nosstrom, 1982 dalam Hannachi, 2004). Metode ini telah menjadi alat yang berguna untuk mengekstrak struktur dinamik, tren dan osilasi, dan untuk menyaring data.

Teknik EOF telah lama terdapat dalam statistik, tujuan utama dari analisis EOF adalah untuk mengurangi sejumlah besar variabel data menjadi hanya beberapa variabel, tapi tanpa merubah sebagian besar varian yang akan dijelaskan (Hannachi, 2004).

Analisis EOF menentukan sebuah set dari fungsi orthogonal yang

mempunyai karakteristik kovarian dari time series untuk sebuah set dari grid

points. Jadi setiap X grid points dengan nilai N dalam waktu, kita punya setiap X pola EOF dengan nilai N dalam waktu. Variabilitas sekala besar akan berada pada order rendah EOF dan order tinggi EOF akan mempunyai amplitudo rendah dengan sangat berkurangnya gangguan.

EOF1 merupakan indeks time series yang menghasilkan peta regresi atau

korelasi dengan amplitudo yang semuanya kuat. Sedangkan EOF2 merupakan

indeks time series yang menghasilkan peta regresi atau korelasi dengan amplitudo

yang kuat setelah mengurangi variabel yang berhubungan dengan EOF1. Dan begitu pula untuk EOF selanjutnya.

Kelebihan dari analisis EOF adalah dapat menghasilkan indeks time series

dengan menjelaskan variabilitas dalam jumlah banyak, metode yang tepat untuk mengkarakteristik secara spasial pola dominan dari variabel, data yang

yang bebas. Sedangkan untuk kekurangan dari analisis EOF yaitu, dapat menjadi sensitif untuk memilih wilayah spasial dan periode waktunya, hasilnya dapat

menjadi tercampur antara EOF jika nilai eigenvalues serupa dan derajat kebebasan

dalam time series terlalu kecil.

Analisis EOF dapat didefinisikan sebagai berikut, setelah anomali data matriks telah ditentukan, kovarians dari matriks kemudian ditentukan dengan: ...(1)

dimana memuat kovarian antara berbagai pasangan grid point. Tujuan dari EOF

adalah untuk mencari kombinasi linier dari semua variabel, dengan kata lain grid

points yang menjelaskan varian maksimum. Hal itu untuk menentukan arah a = (a1,...,ap)T sehingga X’a memiliki variabilitas maksimum. Sekarang varian time

series terpusat X’a adalah:

Var (X’a) = =

………...(2)

Untuk mengatasi masalah biasanya kita membutuhkan vektor a untuk

menjadi sebuah kesatuan. Oleh karena itu hasilnya berupa:

...(3)

Solusinya mudahnya adalah eigenvalue problem (EVP):

...(4) Dari definisi matriks kovarian ∑ merupakan simetrikal dan juga dapat

berupa diagonal.Matriks kovarian juga semidefinite, maka semua eigenvalue

bernilai positif.Eigenvalue umumnya digunakan untuk menulis perbedaan yang

dijelaskan dalam persentasi sebagai berikut:

...(5)

Proyeksi pada bidang anomali X’ ke-k pada EOF ak yaitu ck = X’ak

merupakan EOF ke-k:

3.4.4. Analisis Wavelet

Dari sebaran spasial dan temporal selanjutnya dianalisis korelasi dan

koherensi antar parameter data yang didapat dengan analisis wavelet.

Transformasi wavelet merupakan pengembangan dari transformasi fourier.

Menurut Torence dan Compo (1998), analisis wavelet merupakan upaya mendekomposisi deret waktu ke dalam ruang waktu-frekuensi secara simultan. Metode ini mengkalkulasikan energi spektrum dari deret waktu.

Kelebihan dari analisis wavelet yaitu dapat mendeteksi fluktuasi-fluktuasi periodik yang bersifat transien dan dapat mengambarkan proses dinamik nonlinier komplek yang diperlihatkan oleh interaksi gangguan dalam skala ruang dan

waktu. Perangkat lunak yang digunakan dalam analisis wavelet adalah MATLAB

7.7.0.

3.4.4.1. Cross Wavelet Transform (XWT)

Cross Wavelet Transform (XWT) digunakan untuk menganalisis kovarian

dari dua data deret waktu Xn dan Yn, yang didefinisikan sebagai berikut:

WXY(s,t) = WX(s,t)WY*(s,t)

Dimana * menandakan complex conjugation.Spektrum daya wavelet silang lebih

lanjut didefinisikan sebagai |WXY|. Argumen kompleks arg(WXY) dapat

dinterpretasikan sebagai fase relatif lokal antara Xn dan Yn dalam ruang frekuensi

waktu (Grinsted et al, 2004). Hubungan fase relatif ditunjukkan dengan arah

panah dimana panah ke arah kanan berarti sefase (inphase), panah ke arah kiri berarti anti fase (anti-phase), panah 90° ke arah bawah berarti X mendahului Y dan panah 90° ke arah atas berarti Y mendahului X.

3.4.4.2. Wavelet Transform Coherence (WTC)

Spektrum energi wavelet silang menunjukkan area dengan kekuatan tinggi yang sama. Salah satu fungsi pengukuran yang lain adalah bagaimana mengukur

koherensi WTC dalam domain frekuensi waktu (Grinsted et al, 2004). Menurut

Torence dan Webster (1999) koherensi wavelet dari dua deret waktu dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:

(s) : Koherensi wavelet

: Spektrum energi silang wavelet

: Spektrum energi wavelet dari xn

: Spektrum energi wavelet dari yn

s : Operator filter data

Definisi koherensi wavelet ini mempunyai kesamaan dengan nilai koefisien korelasi pada umumnya. Sehingga koherensi wavelet dapat dianggap sebagai lokalisasi koefisien korelasi dalam domain frekuensi waktu.

33

Dokumen terkait