• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pajak Secara Umum

Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengertian pajak daerah, maka terlebih dahulu membicarakan mengenai pengertian pajak itu sendiri. Banyak ahli memberikan batasan tentang pajak diantaranya adalah:

a. Soemitro, 1994 dalam Mardiasmo (2003)

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang – Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

b. Smeets, 1997 dalam Ilyas (2002)

Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang melalui norma – norma umum, dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adaya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual, maksudnya adalah membiayai pengeluaran pemerintah.

c. Soemahamidjaja, 2002 dalam Suandy (2002)

Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma – norma hukum, guna menutup biaya produksi barang – barang dan jasa – jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

d. Adriani, 1998 dalam Waluyo dan Wirawan (2002)

Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan ) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapatkan prestasi kembali,yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggaran pemerintahan.

e. Definisi Pajak menurut Undang – undang No.28 Tahun 2007

Pajak adalah kontribusi-wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

1) Fungsi Pajak

Fungsi Pajak menurut (Sofa, 2008) ada dua yaitu : a) Fungsi Budgetair

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

Pajak sebagai alat untuk mengatur malaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

2) Empat unsur pokok dalam definisi pajak (Mardiasmo, 2003) a. Iuran / pungutan.

b. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. c. Tidak menerima kontra prestasi.

d. Untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah

3) Syarat Pemungutan Pajak dalam Widirahmadi, 2007

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a) Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan), bahwa dalam mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing wajib pajak.

b) Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (syarat yuridis), hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya.

c) Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomi), pemungutan pajak tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.

d) Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansiil), sesuai dengan fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pungutan.

e) Sistem pemungutan pajak harus sederhana, dengan adanya penyederhanaan prosedur-prosedur akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

4) Teori yang mendasari adanya pemungutan pajak, (Brotodiharjo, 2001).

a. Teori asuransi menurut teori ini, negara mempunyai tugas untuk melindungi warganya dari segala kepentingannya baik keselamatan jiwanya maupun keselamatan harta bendanya. Untuk perlindungan tersebut diperlukan biaya seperti layaknya dalam perjanjian asuransi diperlukan adanya pembayaran premi. Pembayaran pajak ini dianggap sebagai pembayaran premi kepada negara. Teori ini banyajk ditentang karena negara tidak boleh disamakan dengan perusahaan asuransi.

b. Teori kepentingan menurut teori ini, dasar pemungutan pajak adalah adanya kepentingan dari masing-masing warga negara. Termasuk kepentingan dalam perlindungan jiwa dan harta. Semakin tinggi tingkat kepentingan perlindungan, maka semakin tinggi pula pajak yang harus dibayarkan. Teori ini banyak ditentang, karena pada kenyataannya bahwa tingkat kepentingan perlindungan orang miskinlebih tinggi daripada orang kaya. Ada

perlindungan jaminan sosial, kesehatan, dan lain-lain. Bahkan orang yang miskin justru dibebaskan dari beban pajak.

2. Pajak Daerah

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan lansung yang dapat dipaksakan berdasarkan peratutan perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelengaraan pemerintahan Daerah dan Pembangunan Daerah (Mardiasmo, 2003).

Dalam Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, disebutkan bahwa Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi / badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat diketahui bahwa Pajak Daerah mempunyai ciri - ciri sebagai berikut. ( Peraturan Daerah No. 17 tahun 2006, tantang Pajak Reklame.)

a) Pajak Daerah merupakan Pajak Negara yang diserahkan kepada daerah.

b) Pajak Daerah dipungut oleh daerah berdasarkan dengan Undang – Undang.

c) Hasil pungutan pajak digunakan untuk penyelengaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah

Sesuai dengan pembagian administrasi daerah dan Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak daerah dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:

1. Pajak Daerah Tingkat I (Propinsi), terdiri atas : a. Pajak Kendaraan Bermotor

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

2. Pajak Daerah Tingkat II ( Kabupaten / Kota ), terdiri atas : a. Pajak Hotel

b. Pajak Restoran c. Pajak Hiburan d. Pajak Reklame

e. Pajak Penerangan Jalan

f. Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C

3. Pajak Reklame a. Dasar Hukum

1) Undang-undang Nomor 34 tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048) tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2) Peraturan Daerah Kabupaten Kaangnyar Nomor 17 tahun 2006 tentang Pajak Reklame.

3) Keputusan Bupati Karanganyar nomor 343 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah kabupaten Karanganyar dan Penetapan Harga Dasar.

b. Pengertian Pajak Reklame

Sesuai dengan Peraturan daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 17 Tahun 2006 tentang Pajak Reklame, Pajak Reklame adalah pungutan daerah atas penyelenggaraan reklame. Sedangkan pengertian dari rekame itu sendiri adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang,jasa atau orang untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah.

c. Dasar pengenaan, tarif dan tata cara perhitungan Pajak Reklame berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten Karanganyar Nomor 17 Tahun 2006 adalah sebaga berikut:

1) Dasar pengenaan Pajak adalah sewa reklame.

2) Nilai Jual Objek Pajak Reklame ( NJOPR ) ditetapkan dalam harga jual.

3) NJOPR untuk minuman beralkohol dan rokok ditambah 25%. 4) NJOPR untuk reklame nama atau identitas perusahaan di lokasi perusahaan serta lembaga pendidikan swasta dikurangi 25%.

5) NJOPR untuk reklame praktek dokter/ RS/ Poliklinik/ Apotik swasta dikurangi 50%.

6) Bagi Wajib Pajak yang merubah matari dan visual reklame meskipun masa ijin/ Pajak reklame belum habis diharuskan membayar kembali pajak reklame sesuai ketentuan yang berlaku.

7) Nilai Strategis Lokasi ( NSL).

8) Tarif pajak Reklame ditetapkan sebesar 25%

Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan Reklame. Subjek Pajak Reklame adalah Orang Pribadi atau Badan yang menyelenggarakan atau melakukan pemasangan Reklame. Wajib Pajak Reklame adalah Orang Pribadi atau Badan yang menyelenggarakan Reklame. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 17 Tahun 2006 tentang Pajak Reklame, Reklame yang dimaksud meliputi :

1) Reklame Papan/ BillBoard

adalah reklame yang diselenggarakan untuk tujuan komersial dengan menggunakan bahan kayu, kertas, plastik, fibre glass, kaca, batu, logam, alat penyinar, atau bahan lain yang sejenis yang berbentuk lampu pijar atau alat lain yang bersinar yang dipasang pada tempat yang disediakan (berdiri sendiri) atau dengan cara digantungkan atau ditempelkan.

2) Reklame kain

Adalah reklame yang diselenggarakan untuk tujuan komersial dengan menggunakan bahan kain, atau bahan lain yang sejenis. 3) Reklame Merekat (Stiker)

Adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan atau dapat diminta untuk ditempelkan, dilekatkan, dipasang, digantungkan pada suatu benda milik pribadi lain dengan ketentuan luasnya tidak lebih dari 200 m2 per lembar.

4) Reklame selebaran

Adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas, dengen ketentuan tidak untuk ditempelkan, dilekatkan, dipasang, digantungkan pada suatu benda lain.

5) Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan

Adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara membawa reklame berkeliling oleh orang berjalan kaki atau yang ditempatkan atau ditempelkan pada kendaraan yang digerakkan oleh tenaga hewan atau tenaga mekanik.

6) Reklame udara

Adalah reklame yang diselenggarakan di udara dengan menggunakan gas, pesawat atau alat lain yang sejenisnya. 7) Reklame suara

Adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata-kata yang diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dan atau oleh perantara alat atau pesawat apapun.

8) Reklame peragaan

Adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara memperagakan suatu barang dengan atau tanpa disertai suara.

9) Reklame film atau slide

Adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara menggunakan klise berupa kaca atau film, ataupun

bahan-bahan lain yang sejenis, sebagai alat untuk diproyeksikan ada atau diperagakan pada layar atau benda lain atau dipancarkan dan atau diperagakan melalui pesawat televisi.

e. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Reklame menurut Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor. 17 Tahun 2006, tentang Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak

1) Memperhitungkan dengan memperhatikan kawasan/zona penempatan, jenis, jangka waktu penyelengaraan dan ukuran media reklame.

2) Reklame yang diselenggarakan oleh orang pribadi atau badan yang memanfaatkan reklame untuk kepentingan sendiri, maka nilai sewa reklame dihitung berdasarkan besarnya biaya pemasangan, pemeliharaan, lama pemasangan, nilai strategis lokasi reklame, jenis reklame,ketinggian pemasangan, dan ukuran media .

3) Reklame yang diselenggarakan oleh pihak ketiga maka nilai sewa reklame ditentukan berdasarkan jumlah pembayaran untuk suatu masa penyelenggaraan reklame dengan memperhatikan biaya pemasangan, pemeliharaan, waktu, nilai strategis lokasi reklame, jenis reklame, ketinggian pemasangan, dan ukuran media.

f. Tata Cara Perhitungan dan Penetapan Pajak

berikut:

1) Bardasarkan Surat Pemberitahuan Terutang Pajak Daerah (SPTPD) Bupati Tahun 2006 menetapkan pajak terutang dengan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD). SKPD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang. Apabila SKPD tidak dibayar atau kurang bayar setelah lewat waktu paling lama 30 hari sejak SKPD diterima dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan dan ditagih dengan menerbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD). STPD adalah surat untuk melakukan tagihan pajak atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda.

2) Wajib pajak yang membayar sendiri, SPTPD ini digunakan untuk menghitung, memperhitungkan dan menetapkan pajak sendiri yang terutang. Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Bupati dapat menerbitkan: a) Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB).

SKPDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar. b) Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan

menentukan tambahan atas jumlah pajak yang ditetapkan. c) Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil (SKPDN). SKPDN

adalah surat keputusan yang menentukan jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan kredit pajak, atau pajak tidak terutang dantidak ada kredit pajak.

g. Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Pajak Reklame menurut Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor. 17 Tahun 2006 Pasal 15 adalah:

Pembayaran Pajak Reklame ini dilakukan di kas daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati sesuai waktu yang ditentukan dalam SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, dan STPD. Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas. Bupati dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur pajak terutang dalam kurun waktu tertentu, setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan. Angsuran pembayaran pajak harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga sebasar 2% sebulan dari jumlah pajak yang belum dibayar atau kurang bayar.

Apabila Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban membayar Pajak Reklame yang telah di tetapkan dalam penyelenggaraan reklame, maka petugas berhak melakukan penagihan. Adapun langkah-langkah dalam penagihan adalah sebagai berikut:

1) Bupati akan menerbitkan Surat Teguran kapada wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajibannya setelah 7 (tujuh) hari sejak tanggal jatuh tempo pembayaran.

2) Bupati akan menerbitkan Surat Paksa kepada Wajib Pajak, apabila setelah 21 (dua puluh satu) hari setelah tanggal Surat Teguran Wajib Pajak tidak melunasi pajak terutang.

3) Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam sesudah tanggal pembetitahuan Surat Paksa, pejabat segera menerbitkan Surat Perintah melaksanakan penyitaan

4) Setelah dilakukan penyitaan, Wajib Pajak belum juga melunasi hutang pajaknya setelah lewat 10 (sepuluh) hari sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah melakukan penyitaan, Bupati mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada Kantor Lelang Negara.

h. Tata Cara Permohonan dan Penyelesaian Pajak Reklame menurut Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Daerah Tingkat II Nomor 7 Tahun 1998 Tentang Pajak Reklame adalah:

1) Setiap reklame baru dapat dipasang setelah mendapat ijin terlebih dahulu dari Bupati. Untuk mendapat ijin pemasangan reklame pemohon harus mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati dengan mengunakan formulir yang telah

disediakan oleh Dinas Pendapatan, dengan mencukupi keterangan-keterangan sebagai berikut:

a) Nama dan alamat pemohon.

b) Jenis, bahan, ukuran, ketinggian, perlengkapan reklame. c) Bunyi, isi, naskah, gambar, foto reklame.

d) Tempat pemasangan Reklame.

e) Klasifikasi jalan yang akan dipasang reklame. f) Posisi reklame.

g) Surat kuasa dari perusahaan apabila permohonan reklame diserahkan kepada pihak ketiga.

h) Foto copy identitas pemohon

i) Keterangan-keterangan yang dianggap perlu.

2) Dalam hal pemasangan reklame diatas tanah/gedung/bangunan milik perorangan yang dipergunakan oleh pihak ketiga, harus dilampirkan surat persetujuan dari pemilik. Pemasngan reklame Surat Persetujuan dari instansi yang bersangkutan.

3) Bupati berhak menolak permohonan ijin pemasangan reklame apabila mengganggu ketertiban, keamanan, norma-norma kesusilaan, pendangan dan keindahan.

4) Pemberian dan penolakan permohon ijin penyelenggaraan reklame dapat diselesaikan kepada pemohon selambat-lambatnya1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya surat permohonan ijin penyelenggaraan reklame.

5) Masa berlaku ijin reklame paling lama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang dengan mengajukan permohonan kembali selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum berakhir masa ijin. 6) Ijin penyelenggaraan reklame diberikan setelah pemohon

membayar Pajak Reklame dan jaminan biaya pembongkaran serta memenuhi ketentuan yang berlaku. Ijin reklame ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendapatan atas nama Bupati dengan memuat besarnya Pajak Reklame.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Realisasi Penerimaan Pajak Reklame

Pajak Reklame merupakan salah satu bagian pajak daerah yang dipungut pemerintah daerah dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan daerah yang sekaligus untuk mengatur dan menertibkan keberadaan reklame di Kabupaten Karanganyar. Pemerintah Daerah Kabupaten Karangnyar mengharap perolehan Pajak Reklame dari tahun ke tahun meningkat. Besar kecilnya penerimaan Pajak Reklame tergantung juga mekanisme pemungutanya. Penerimaan Pajak Reklame dapat diketahui dengan perbandingan target terhadap realisasi penerimaan pajak reklame.

Target pajak reklame adalah kemampuan maksimum yang ingin dicapai dari penerimaan pajak reklame, sedangkan realisasi merupakan hasil pungutan dari penerimaan Pajak Reklame. Seharusnya dasar

penetapan target harus sesuai dengan potensi jumlah reklame yang sebenarnya ada di wilayah Kabupaten Karanganyar, tetapi karena adanya kesulitan dalam melakukan pendataan maka dari pihak Dinas Pendapatan Daerah Penetapan target dengan menggunakan tingkat persentase yang tidak terlalu rendah dengan persentase peningkatan 10% sampai dengan 15% dari realisasi penerimaan pajak reklame tahun sebelumnya, selain itu juga memperhatikan peningkatan jumlah periklanan yang ada pada setiap periode.

Penulis akan menganalisis tingkat efektifitas penerimaan Pajak Reklame berdasar laporan target dan realisasi pendapatan daerah Kabupatan Karangnyar untuk tahun 2004-2008. Efektifitas merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk menilai apakah pemungutan yang dilakukan sudah maksimal sehingga dapat diperoleh hasil yang memuaskan. Efektifitas adalah mengukur hubungan antara hasil pungutan suatu pajak dengan potensi hasil pajak tersebut, dengan asumsi semua wajib pajak membayar pajak masing-masing dan membayar seluruh pajak terutang. Semakin besar nilai efektifitas, maka semakin tinggi tingkat efektifitas penerimaan. Kebijakan akan tampak efektif bila mampu menaikan Pajak Reklame dalam prosentase terbesar. Berikut adalah tabel yang menyajikan perbandingan antara target yang telah ditetapkan dengan realisasi penerimaan pajak reklame dalam kurun waktu 5 tahun, untuk mengetahui rasio efektifitas.

Tabel II.1

Realisasi dan Target Penerimaan Pajak Reklame Tahun Anggaran 2004 sampai dengan tahun 2008 Tahun Target Realisasi Selisih

Efektifitas Anggaran Lebih/kurang 2004 90.000.000 129.860.609 39.860.609 144,29% 2005 160.000.000 203.819.182 43.819.182 127,39% 2006 235.000.000 276.548.873 41.548.873 117,68% 2007 209.874.000 218.820.882 8.946.882 104,26% 2008 250.020.000 255.641.360 5.621.360 102,248 Sumber:Dipenda Kabupaten Karanganyar

Dari tabel diatas, perhitungan ratio efektifitas menurut ( Suhedi, 2000) menggunakan rumus:

Efektifitas=

RealisasiTarget PenerimaanPenerimaanPajak Pajak ReklameReklame

x100%

Dari tabel diatas, dapat dikatakan bahwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir yaitu tahun 2004-2008, tingkat prosentase efektifitas Pajak Reklame mengalami penurunan. Pada tahun 2004 Prosentase Efektifitas 144,29%, Kemudian pada tahun 2005 menjadi 127,39%,

begitu juga untuk tahun – tahun berikutnya prosentase Efektifitas Pajak Reklame mengalami penurunan. Penurunan prosentase efektifitas diakibatkan karena semakin tinggi target yang ditetapkan dari tahun ke tahun. Tetapi Realisasi Penerimaan Pajak Reklame selalu melebihi target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2004 penerimaan Pajak Reklame sebesar 129.860.609 bila dibandingkan targetnya sebesar 90.000.000 dengan ratio efektifitas 144,29%. Begitu pula untuk tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 terus menerus mengalami kenaikan penerimaan Pajak Reklame. Realisasi selalu melebihi target yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Karanganyar. Ini menunjukan bahwa sistem penagihan Pajak Reklame yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karangnyar sudah cukup baik, melalui perbandingan antara target yang telah ditetapkan dengan realisasi penerimaanya.

Adanya peningkatan penerimaan Pajak Reklame tidak disebabkan karena kenaikan tarif, terbukti pada Tahun 2004-2008 tidak ada kenaikan tarif dan berdasarkan hasil wawancara kenaikan tarif dimulai pada tahun 2009. Peningkatan Penerimaan Pajak Reklame disebabkan karena Meningkatnya jumlah Wajib Pajak dari Tahun ke Tahun dan Wajib Pajak Banyak memasang reklame di lokasi-lokasi strategis maka dari itu Jumlah penerimaan Pajak Reklame selalu meningkat dari tahun ke tahun, itu membuktikan bahwa penyelenggaraan reklame saat ini semakin berkembang. Berdasarkan

Daftar Reklame yang habis masa berlakunya jumlah Wajib Pajak tahun 2004 sebesar 245, Tahun 2005 sebesar 305 Wajib Pajak, Tahun 2006 sebesar 398 Wajib Pajak, Tahun 2007 sebesar 410 Wajib Pajak, dan untuk Tahun 2008 sebesar 485 Wajib Pajak. Peningkatan Jumlah Wajib Pajak bukan salah satu hal yang berpengaruh dalam Penerimaan Pajak Reklame di Kabupaten Karanganyar, dapat kita lihat jumlah Wajib Pajak pada tahun 2006 lebih sedikit dibandingkan dengan Tahun 2007 dan Tahun 2008, tetapi penerimaan Pajak Reklame tahun 2006 lebih besar dibandingkan dengan tahun-tahun yang memiliki jumlah Wajib Pajak yang banyak. Hal itu dipengaruhi karena banyaknya Wajib Pajak yang memasang Reklame di lokasi-lokasi yang strategis dan semakin besarnya papan reklame yang dipasang oleh Wajib Pajak, walaupun jumlah Wajib Pajaknya sedikit.

Seiring dengan majunya perkembangan pembangunan di Kabupaten Karanganyar banyak terdapat pendirian sarana dan prasarana baru, dimana untuk mensosialisasikannya kepada khayalak ramai khususnya masyarakat Karanganyar, pengusaha-pengusaha memilih untuk mengkomunikasikannya melalui berbagai media reklame baik melalui media audio, visual, maupun audio visual. Tingginya daya beli masyarakat Karanganyar akan berbagai produk yang ditawarkan produsen membuat tingkat pembuatan reklame juga tinggi. Pembuatan reklame ini dapat berupa reklame komersial maupun non-komersial, contoh reklame komersial seperti reklame dari

berbagai Penyedia Jasa Layanan Komunikasi yang menawarkan keunggulan terbaru produk mereka sedangkan untuk reklame Non-Komersial contohnya seperti iklan kesehatan dari Pusat Kesehatan Masyarakat ataupun dari Pos Pelayanan Terpadu yang biasanya berisi ajakan kepada masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Selain itu juga karena semakin banyak lokasi titik-titik strategis yang ditetapkan pemerintah. Titik-titik strategis tersebut dilelola dengan mekanisme lelang.

Peningkatan kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan pihak swasta atau biro iklan dengan cara memberikan peluang pengelolaan lokasi titik-titik reklame pada pihak swasta atau biro iklan juga sebagai salah satu faktor pendukung peningkatan penerimaan pendapatan Pajak reklame. Biro Iklan yang mengurusi pemasangan Reklame adalah Badan Pelayanan Perijinan Terpadu ( BPPT ). Berdasarkan Laporan Realisasi pendapatan Daerah Kabupaten Karanganyar dari tahun 2004-2008 penerimaan Pajak Daerah khususnya dari Pajak Reklame memiliki potensi yang baik bagi penerimaan Pendapatan Asli Daerah Karanganyar.

d. Penerimaan target dan realisasi Pajak Reklame merupakan dasar untuk mengetahui seberapa besra laju pertumbuhanya. Laju pertumbuhan ini digunakan untuk mengukur kenaikan atau perkembangan penerimaan Pajak reklame dari tahun ke tahun. Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan penerimaan Pajak Reklame menurut Halim, 2001 dalam Widirahmadi, 2007 menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus : ) 1 ( ) 1 ( -= pt pt pt G G :Laju Pertumbuhan

Pt :Realisasi Penerimaan Pajak Reklame tahun berikutnya (pt-1) :Realisasi Penerimaan Pajak Reklame tahun sebelumnya.

Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan penerimaan Pajak Reklame selama 5 tahun terahir dapat diketahui dalam tabel sebagai berikut:

Tabel II.2

Tingkat Pertumbuhan Penerimaan Pajak Reklame Tahun Anggaran 2004 sampai dengan tahun 2008

Realisasi Realisasi Tahun

Tahun Tahun ke- n Sebelumnya Pt – ( Pt – 1 ) G ( pt ) ( pt – 1 ) 2004 90.000.000 - 2005 160.000.000 90.000.000 70.000.000 77.78% 2006 235.000.000 160.000.000 75.000.000 46,88% 2007 209.874.000 235.000.000 25.126.000 10,70% 2008 250.020.000 209.874.000 40.146.000 19,12%

Sumber : Dipenda kabupaten karangnyar.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase pertumbuhan penerimaan Pajak Reklame pada tahun 2005 sebesar 77,78% dari

Dokumen terkait