• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4. Analisis Varians Terhadap Anggaran Operasional dan

Salah satu fungsi dari anggaran adalah sebagai alat pengendalian (controlling). Pengendalian berarti melakukan evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan, dengan cara membandingkan realisasi dengan rencana anggaran dan melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan yang merugikan). Apabila dilihat dari fungsi tersebut, maka perlu dilakukan sebuah analisis varians terhadap anggaran dan realisasi. Analisis varians adalah membandingkan antara kinerja standar dengan kinerja aktual. Evaluasi varians dapat dilakukan secara kuartalan, bulanan, setiap hari atau setiap jam, tergantung pada penting atau tidaknya mengidentifikasi masalah dengan cepat. Karena perusahaan tidak mengetahui angka aktual hingga akhir periode, maka varians hanya dapat dilakukan pada akhir periode.

Direksi

Pengarahan tentang kebijakan, program tahunan, dan target

perusahaan Membentuk tim kerja

penyusun anggaran

Membuat konsep anggaran

Rapat koordinasi

Perbaikan anggaran

Pengajuan anggaran tahunan definitif kepada Badan Pengawas

Disetujui dan disahkan oleh Badan Pengawas

45

Dalam melakukan analisis varians akan dihasilkan penyimpangan antara anggaran dan realisasi. Penyimpangan atau variansi tersebut ada yang bersifat favorable dan unfavorable. Dalam menentukan favorable dan unfavorable terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara pendapatan dan biaya. Dari segi pendapatan apabila anggaran lebih kecil dari realisasi maka penyimpangan yang terjadi menguntungkan atau favorable. Sedangkan apabila anggaran lebih besar dari realisasi maka penyimpangan tersebut merugikan atau unfavorable. Namun hal tersebut berbeda pada segi biaya. Apabila anggaran lebih kecil dari realisasi maka penyimpangannya merugikan atau unfavorable. Sedangkan apabila anggaran lebih besar dari realisasi maka penyimpangan tersebut menguntungkan atau favorable.

Analisis varians pada penelitian kali ini dilakukan terhadap anggaran operasional yakni laporan laba rugi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2006 dan 2007. Hasil penghitungan analisis varians anggaran operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dengan realisasinya pada tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan hasil penghitungan dapat diketahui bahwa terdapat beberapa kategori pada laporan laba rugi dalam melakukan analisis varians, yaitu pendapatan, biaya langsung, biaya tidak langsung, dan laba bersih.

1. Pendapatan

Pendapatan anggaran operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor terdiri dari pendapatan air, pendapatan non air, dan pendapatan lain-lain. Hasil analisis varians pada pendapatan air menghasilkan sebuah penyimpangan yang unfavorable sebesar -2,4 % dengan selisih Rp 1.427.921.350. Anggaran yang telah ditentukan jumlahnya memiliki nilai lebih besar dari realisasinya. Hal ini terjadi karena anggaran pemakaian air, jumlah pelanggan, pemakaian rata-rata per sambungan langganan (SL) per bulan, serta harga air rata-rata berada di bawah anggaran yang telah ditentukan.

Pendapatan non air memiliki penyimpangan favorable sebesar 42,77 % dengan selisih Rp 1.857.410.476. Pendapatan ini terdiri dari pendapatan sambungan baru, bukaan kembali, denda keterlambatan

bayar, jasa penertiban meter air, dan pendapatan lainnya. Penyimpangan pendapatan non air sebesar 42,77 % disebabkan adanya pendapatan sambungan baru serta jasa bukaan kembali yang terealisasi di atas anggaran. Selain itu denda keterlambatan bayar juga mengalami penyesuaian. Jasa pengawasan, jasa penertiban meter air, jasa perbaikan persil, dan pendapatan lainnya juga terealisasi lebih besar dari yang dianggarkan.

Hasil analisis varians pendapatan lainnya dilakukan pada pendapatan lain-lain. Penyimpangan yang terjadi ketika dilakukan analisis varians adalah favorabledengan besar nilai penyimpangan 66,07 % dan jumlah selisih Rp 200.271.488. Persentase penyimpangan pada pendapatan lain-lain mempunyai nilai yang signifikan, karena memiliki nilai penyimpangan paling besar dari komponen lainnya. Penyimpangan pada pendapatan lain-lain terjadi karena penerimaan bunga deposito dan bunga jasa giro yang menjadi faktor penyusun pendapatan lain-lain lebih besar dari yang dianggarkan. Total pendapatan menghasilkan penyimpangan favorable dengan persentase 0,98 % dan selisih sebesar Rp 629.760.614.

2. Biaya Langsung

Biaya langsung terdiri dari biaya sumber air, biaya pengolahan air, biaya transmisi dan distribusi, biaya perpompaan, dan biaya perencanaan teknik. Penghitungan analisis varians yang dilakukan pada biaya sumber air menghasilkan sebuah penyimpangan yang unfavorablesebesar -3,60 % dengan selisih Rp 158.773.688. Hal tersebut terjadi dikarenakan biaya pegawai, biaya listrik, dan biaya bahan kimia yang terealisasi lebih besar dari yang dianggarkan. Selain itu juga terdapat biaya pemeliharaan sumber air yang melebihi anggaran.

Biaya pengolahan air memiliki penyimpangan sebesar 7,9 % dengan selisih Rp 813.920.923, sehingga penyimpangan yang ditimbulkan termasuk favorable. Penyimpangan yang terjadi dikarenakan biaya pegawai, biaya bahan kimia, biaya listrik PLN, dan

47

biaya rupa-rupa operasi berada di bawah anggaran. Selain itu biaya pemeliharaan pengolahan air juga terealisasi di bawah anggarannya.

Analisis varians dilakukan pada biaya transmisi dan distribusi dengan tingkat penyimpangan sebesar 0,13 % dan selisih Rp 13.933.406. Jumlah anggaran yang lebih besar dari realisasi ini menimbulkan penyimpangan yang favorable. Realisasi dari biaya transmisi dan distribusi berada di bawah anggaran yang telah ditentukan, hal ini dikarenakan biaya operasi yang terdiri dari biaya pegawai, biaya pemakaian bahan, biaya pemakaian pipa persil, biaya tutupan, biaya listrik, dan biaya rupa-rupa operasi terealisasi di bawah anggarannya. Selain itu biaya pemeliharaan bengunan dan instalansi serta biaya penyusutan juga berada di bawah anggaran.

Biaya perpompaan termasuk pada kategori penyimpangan favorabledengan persentase penyimpangan sebesar 16,91 % dan selisih Rp 35.432.395. Hasil analisis varians pada biaya perencanaan teknik memiliki jumlah penyimpangan sebesar 2 % dengan selisih Rp 24.892.435. Penyimpangan pada biaya perencanaan teknik bersifat favorable. Total biaya langsung memiliki penyimpangan favorable sebesar 2,67 % dengan selisih Rp 729.405.471.

3. Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung terdiri dari biaya umum dan keuangan, biaya hubungan langganan, dan biaya lain-lain. Penghitungan analisis varians yang dilakukan pada biaya umum dan keuangan memiliki penyimpangan favorable sebesar 1,23 % dengan selisih Rp 298.873.934. Lain halnya dengan biaya hubungan langganan dan biaya lain-lain, kedua biaya ini memiliki penyimpangan yang unfavorable. Biaya hubungan langganan menghasilkan penyimpangan sebesar -12,52 % dengan besar selisih Rp 387.032.365. Biaya lain-lain menghasilkan penyimpangan sebesar - 26,19 % dengan selisih Rp 86.442.027. Total biaya tidak langsung menghasilkan penyimpangan unfavorable dengan persentase sebesar - 37,49 % dengan selisih sebesar Rp 174.600.458.

Laba bersih dihasilkan dari penghitungan total pendapatan, total biaya langsung, total biaya tidak langsung, serta estimasi PPH badan. Hasil analisis varians terhadap estimasi PPH badan menunjukkan bahwa penyimpangan yang terjadi adalah unfavorable dengan nilai persentase - 11,62 % dan besar selisih Rp 363.185.222. Sedangkan laba bersih yang dihasilkan dalam analisis varians ini memiliki penyimpangan favorable dengan persentase 13,42 % dan selisih Rp 821.380.404.

Tabel 4. Hasil Analisis Varians Anggaran Operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Tahun 2006

Uraian Analisis

Varians

Penyimpanga

n (%) U/F

PENDAPATAN

Pendapatan air 1,427,921,350 -2.40 unfavorable Pendapatan non air

-

1,857,410,476 42.77 favorable Pendapatan lain-lain -200,271,488 66.07 favorable

Jumlah pendapatan -629,760,614 0.98 favorable

BIAYA LANGSUNG

Biaya sumber air -158,773,688 -3.60 unfavorable Biaya pengolahan air 813,920,923 7.90 favorable Biaya transmisi dan

distribusi 13,933,406 0.13 favorable

Biaya perpompaan 35,432,395 16.91 favorable Biaya perencanaan teknik 24,892,435 2.00 favorable Jumlah biaya langsung 729,405,471 2.67 favorable BIAYA TIDAK LANGSUNG Biaya umum dan keuangan

298,873,934 1.23 favorable Biaya hubungan

langganan

-387,032,365 -12.52 unfavorable Biaya lain-lain -86,442,027 -26.19 unfavorable Jumlah biaya tidak

langsung

-174,600,458 -0.63 unfavorable

49 Lanjutan Tabel 4. Laba sebelum PPH badan - 1,184,565,626 12.81 favorable

Estimasi PPH badan -363,185,222 -11.62 unfavorable

LABA BERSIH -821,380,404 13.42 favorable

Sumber : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor

Hasil dari analisis varians terhadap anggaran operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor pada tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan hasil penghitungan dapat diketahui bahwa terdapat tiga kategori pada laporan laba rugi tersebut yaitu, pendapatan, biaya langsung, dan biaya tidak langsung.

1. Pendapatan

Pendapatan yang diterima oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor terdiri dari pendapatan air, pendapatan non air, dan pendapatan lain-lain. Analisis varians yang dilakukan pada pendapatan air menghasilkan sebuah penyimpangan yang unfavorable. Jumlah penyimpangan yang terjadi sebesar -1,80 % dengan selisih Rp 1313.450.011. Anggaran yang dibuat sebelumnya memiliki nilai lebih besar dari realisasinya. Hal ini terjadi karena anggaran pemakaian air sebesar 25.172.300 m3 hanya terealisasi sebesar 24.655.516 m3. Selain itu jumlah pelanggan yang dianggarkan sebanyak 74.031 sambungan langganan (SL) dengan pemakaian rata-rata per SL per bulan 28,34 m3dan harga air rata-rata Rp 2.773,51 menghasilkan realisasi jumlah pelanggan 74.898 SL dengan pemakaian rata-rata per SL per bulan 27,43 m3 dan harga air rata-rata Rp 2.767,10. Realisasi rata-rata m3/SL sebesar 27,43 m3 dari yang dianggarkan sebesar 28,34 m3 tersebut disebabkan kondisi air antara supply dan demand sudah tidak seimbang, untuk memenuhi kebutuhan jumlah pelanggan sebesar 74.898 SL PDAM hanya mampu memenuhi rata-rata m3/SL sebesar 27,43 m3.

Persentase penyimpangan favorable yang paling signifikan terjadi pada pendapatan yaitu pendapatan lain-lain sebesar 129,5 % dengan nilai selisih Rp 340.951.934. Penyimpangan pada pendapatan lain-lain terjadi karena penerimaan bunga deposito dan bunga jasa giro yang menjadi

faktor penyusun pendapatan lain-lain lebih besar dari anggaran. Pendapatan lain-lain yang berada di atas anggaran juga terjadi karena adanya penjualan meter bekas dan fee retribusi kebersihan yang meningkat sebesar 151,65 %.

Penyimpangan favorablejuga terjadi pada pendapatan non air yaitu sebesar 52.71 % dengan selisih Rp 2.370.182.353. Pendapatan ini terdiri dari pendapatan sambungan baru, bukaan kembali, denda keterlambatan bayar, jasa penertiban meter air, dan pendapatan lainnya. Penyimpangan pendapatan non air sebesar -52,71 % disebabkan pendapatan sambungan baru yang dianggarkan sebesar 1.500 SL dalam realisasinya sebesar 2.478 SL atau melebihi anggaran sebesar 978 SL. Dalam anggaran seluruh sambungan baru dianggap sebagai pelanggan domestik dengan harga pemasangan baru sebesar Rp 1.200.000 dalam realisasinya sebesar 170 SL termasuk dalam golongan niaga dengan tarif pemasangan baru sebesar Rp 1.900.000. Selain itu jasa bukaan kembali yang terealisasi di atas anggaran disebabkan adanya penyesuaian jasa bukaan kembali sesuai dengan SK. Direksi nomor 3 tahun 2007. Denda keterlambatan bayar juga mengalami penyesuaian sesuai dengan SK. Direksi nomor 3 tahun 2007. Jasa pengawasan, jasa penertiban meter air, jasa perbaikan persil, dan pendapatan lainnya juga terealisasi lebih besar dari yang dianggarkan. Total pendapatan menghasilkan penyimpangan favorable dengan jumlah persentase sebesar 1,80 % dan selisih sebesar Rp 1.397.684.276.

2. Biaya Langsung

Biaya langsung terdiri dari biaya sumber air, biaya pengolahan air, biaya transmisi dan distribusi, biaya perpompaan, dan biaya perencanaan teknik. Analisis varians yang dilakukan pada biaya sumber air menghasilkan penyimpangan unfavorablesebesar -21,47 % dengan nilai selisih Rp 921.996.929. Hal tersebut terjadi dikarenakan biaya pegawai, biaya listrik, dan biaya bahan kimia yang terealisasi lebih besar dari anggaran. Selain itu biaya pemeliharaan sumber air juga meningkat karena adanya pekerjaan jaringan kabel Kota Batu (SPK

51

No.16/PRWT/IV/2007) yang tidak dianggarkan, pemasangan pompa submersible (SPK No. 15/PRWT/III/2007), perbaikan pintu air intake Ciherang Pondok (SPK No. 13/PRWT/III/2007), rekondisi DAV dan Wash Out Tangkil (SPK No. 21.1/PRWT/V/2007), dan perbaikan bangunan Tangkil (SPK No. 26/PRWT/VI/2007) yang terjadi melebihi anggaran yang dianggarkan serta pada bulan Desember terjadi perubahan pembebanan dari beban investasi ke beban biaya akibat dari perubahan kebijakan akuntansi.

Biaya pengolahan air menghasilkan penyimpangan yang unfavorable sebesar -5,33 % dengan selisih Rp 547.520.761. Penyimpangan yang terjadi dikarenakan biaya pegawai, biaya bahan kimia, biaya listrik PLN, dan biaya rupa-rupa operasi melebihi dari anggaran. Selain itu biaya pemeliharaan pengolahan air terealisasi di atas anggarannya, hal tersebut terjadi karena adanya pekerjaan rekondisi motorizer 1,5 HP 1400 Rpm Backwash Butterfly Valve Dia 8” di lokasi WTP Dekeng (SPK No. 4/SPK-PRW/I/2007) yang tidak dianggarkan; pekerjaan pemeliharaan bangunan WTP Cipaku (SPK No. 6/PRW/I/2007); pekerjaan rekondisi fluktuator dan sedimentasi di lokasi WTP Dekeng PDAM (SPK No. 22/PRW/VI/2007); adanya pekerjaan perbaikan meter induk type elektromagnetik di lokasi WTP Dekeng, Cipaku, Bantar Kambing dan Pajajaran (SPK No. 21.1/PRW/V/2007); perbaikan tiga unit filter WTP Dekeng (SPK No. 19/Kons/VIII/2007); dan pemasangan keramik dinding filtrasi WTP Dekeng (SPK No. 32/PRW/IX/2007) yang terealisasi di atas anggaran yang telah ditentukan sebelumnya serta pada bulan Desember terjadi perubahan pembebanan dari beban investasi ke beban biaya akibat dari perubahan kebijakan akuntansi.

Komponen biaya langsung selanjutnya adalah biaya transmisi dan distribusi. Hasil dari analisis varians menunjukkan bahwa biaya transmisi dan distribusi menghasilkan penyimpangan yang unfavorable. Penyimpangannya memiliki nilai sebesar -0,87 % dengan selisih Rp 126.284.662. Realisasi dari biaya transmisi dan distribusi melebihi

anggaran yang telah ditentukan, hal itu dikarenakan biaya operasi yang terdiri dari biaya pegawai, biaya pemakaian bahan, biaya pemakaian pipa persil, biaya tutupan, biaya listrik, dan biaya rupa-rupa operasi terealisasi melebihi anggarannya yaitu sebesar 3,2 %. Realisasi yang paling besar terjadi pada biaya rupa-rupa operasi. Peningkatan biaya tersebut terjadi karena adanya pengadaan 40 buah jaket anti air yang melebihi anggaran (SPK No. 197/SP/XII/06) serta pengadaan 28 wearpackyang tidak dianggarkan sebelumnya.

Selain biaya operasi yang melebihi anggaran, biaya pemeliharaan transmisi dan distribusi juga melebihi anggaran sebelumnya. Biaya pemeliharan terealisasi di atas anggaran sebesar 23,16 %. Hal ini terjadi karena adanya pekerjaan rekondisi pompa booster Jl. Durian Raya yang melebihi anggaran (SPK No. 8/PRW/II/07), pengukuran debit air dengan ultrasonik di Tangkil (SPK No. 1/TRAN/I/07) yang tidak dianggarkan, rekondisi pompa booster Danau Bogor Raya (SPK No. 12/PRW/III/07) yang melebihi anggaran, dan adanya pekerjaan jasa pemasangan rotoseal & anti meter yang tidak dianggarkan. Selain itu pada bulan Desember terjadi perubahan pembebanan dari beban investasi ke beban biaya akibat dari perubahan kebijakan akuntansi.

Analisis varians yang dilakukan pada biaya perpompaan menghasilkan penyimpangan unfavorable. Nilai dari penyimpangan tersebut sebesar -6,48 % dengan selisih Rp 17.876.250. Komponen terakhir dari biaya langsung adalah biaya perencanaan teknik. Biaya perencanaan teknik menghasilkan penyimpangan sebesar -10,43 % dengan selisih Rp 140.939.343 sehingga menghasilkan penyimpangan yang unfavorable. Total biaya langsung memiliki penyimpangan yang unfavorable dengan persentase sebesar -5,73 % dan selisih Rp 1.754.617.944.

3. Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung terdiri dari biaya umum dan keuangan; biaya hubungan langganan; dan biaya lain-lain. Setelah dilakukan analisis varians pada biaya umum, dihasilkan penyimpangan yang favorable.

53

Penyimpangan ini memiliki nilai 3,95 % dengan selisih Rp 1.116.704.027. Secara keseluruhan biaya umum terealisasi sebesar 96,05 % dengan uraian sebagai berikut: biaya pegawai terealisasi sebesar 105,81 %; biaya kantor terealisasi 100,23 %; biaya pemeliharaan terealisasi sebesar 96,10 %; biaya penyisihan piutang usaha di atas anggaran sebesar 55,92 %; biaya direksi di atas anggaran; biaya keuangan terealisasi sebesar 105,14 % hal ini terjadi karena adanya denda bunga dan pokok pinjaman ADB yang tidak dianggarkan; biaya bunga (kendaraan) terealisasi 100 %; dan total rupa-rupa biaya umum lainnya terealisasi berada di bawah anggaran.

Selanjutnya analisis varians dilakukan pada biaya hubungan langganan dan biaya lain-lain. Hasil dari analisis ini menunjukkan bahwa penyimpangan yang terjadi pada biaya hubungan langganan adalah unfavorable dengan nilai penyimpangan -0,08 % dan selisih sebesar Rp 3.059.646. Penyimpangan yang bersifat unfavorable juga terjadi pada biaya lain-lain yaitu sebesar -23,00 % dengan selisih Rp 97.067.905. Total biaya tidak langsung menghasilkan penyimpangan favorable dengan jumlah penyimpangan sebesar 3,12 % dengan selisih sebesar Rp 1.016.576.475.

4. Laba Bersih

Laba bersih dihasilkan dari penghitungan total pendapatan, total biaya langsung, total biaya tidak langsung, serta estimasi PPH badan. Hasil analisis varians terhadap estimasi PPH badan menunjukkan bahwa penyimpangan yang terjadi adalah unfavorable dengan nilai persentase - 8,44 % dan besar selisih Rp 383.234.080. Sedangkan persentase penyimpangan laba bersih yaitu bernilai 2,75 %. Penyimpangan ini termasuk favorabledengan nilai selisih Rp 276.408.727.

Tabel 5. Hasil Analisis Varians Anggaran Operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Tahun 2007

Uraian Analisis

Varians

Penyimpanga

n (%) U/F

PENDAPATAN

Pendapatan air 1,313,450,011 -1.80 unfavorable Pendapatan non air

- 2,370,182,353 52.71 favorable Pendapatan lain- lain -340,951,934 129.50 favorable Jumlah pendapatan - 1,397,684,276 1.80 favorable BIAYA LANGSUNG

Biaya sumber air -921,996,929 -21.47 unfavorable Biaya pengolahan

air -547,520,761 -5.33 unfavorable

Biaya transmisi dan

distribusi -126,284,662 -0.87 unfavorable Biaya perpompaan -17,876,250 -6.48 unfavorable Biaya perencanaan teknik -140,939,343 -10.43 unfavorable Jumlah biaya langsung - 1,754,617,944 -5.73 unfavorable BIAYA TIDAK LANGSUNG Biaya umum dan

keuangan 1,116,704,027 3.95 favorable

Biaya hubungan

langganan -3,059,646 -0.08 unfavorable

Biaya lain-lain -97,067,905 -23.00 unfavorable

Jumlah biaya

tidak langsung 1,016,576,475 3.12 favorable

TOTAL BIAYA -738,041,469 -1.17 unfavorable

Laba sebelum

PPH badan -659,642,807 4.52 favorable

Estimasi PPH

badan -383,234,080 -8.44 unfavorable

LABA BERSIH -276,408,727 2.75 favorable

55

Dokumen terkait