• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. PEMBAHASAN

C. Uraian Hasil

1. Ancaman Realistik

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh bentuk ancaman realistik merupakan bentuk ancaman yang paling tinggi dirasakan masyarakat Yogyakarta dari kehadiran kelompok Papua dengan persentase sebesar 88,1%. Di bawah ini akan dipaparkan hasil penemuan ancaman realistik yang dirasakan masyarakat Yoygakarta dari kehadiran kelompok Papua.

Tabel 10

Ancaman Realistik

No. Kategori Uraian Referensi %

1 Keamanan a. Kerusuhan Kerusuhan 7 6,9 Keributan di masyarakat 4 3,9 Jumlah 11 10,8 b. Konflik

Bentrok antar warga 3 2,9

Pertengkaran antar Papua 3 2,9

Tawuran 3 2,9 Perkelahian 8 7,9 Jumlah 17 16,8 c. Kekerasan Pembacokan 1 0,9 Penyiksaan 2 1,9

Pemicu tindakan anarkis 1 0,9

Kekerasan 10 9,9 Brutal 1 0,9 Jumlah 15 14,8 d. Kriminalitas Kriminalitas 5 4,9 Premanisme 2 1,9 Pembegalan 1 0,9 Penjarahan 1 0,9 Perampokan 1 0,9 Pembunuhan 2 1,9 Jumlah 12 11,8 e. Gangguan Kenyamanan Kenyamanan menurun 9 8,9 Suka memaksa 2 1,9

Kebiasaan mabuk yang meresahkan 8 7,9 Temperamental 3 2,9 Jumlah 22 21,7 f. Melanggar Peraturan Umum melanggar peraturan lalulintas 8 7,9 Jumlah 8 7,9 2 Kesehatan Aborsi 1 0,9 Jumlah 1 0,9 3 Kerugian Materi Pengrusakan 1 0,9 Vandalisme 1 0,9 Jumlah 2 1,9 4 Kekuatan Kelompok a. Kekuasaan

Kurang leluasa mendapat

hak 1

0,9

Jumlah 1 0,9

Dari tabel hasil di atas akan diuraikan hasil dari masing-masing sub-kategori yang tergolong bentuk-bentuk ancaman realistik.

a. Keamanan

Pada penelitian ini ditemukan bentuk-bentuk ancaman realistik dari segi keamanan merupakan anggapan paling dominan yang dirasakan masyarakat Yogyakarta atas kehadiran kelompok Papua di antaranya kerusuhan, konflik, kekerasan dan kriminalitas.

1) Kerusuhan

Pada penelitian ini ditemukan kerusuhan (10,8%) merupakan bentuk ancaman yang dirasa masyarakat Yogyakarta dari kehadiran kelompok Papua.

Mereka terkenal dengan tingkat emosi/amarah yang tinggi sehingga bisa saja terjadi kerusuhan. (P.10)

Biasanya mereka menimbulkan kerusuhan dan hal-hal yang tidak diinginkan. (P.93)

Kehadiran kelompok Papua di Yogyakarta dianggap dapat membawa kerusuhan bagi lingkungan Yogyakarta. Kondisi emosi kelompok Papua dianggap dapat menjadi pemicu kerusuhan yang berdampak pada keamanan Yogyakarta. Masyarakat di Yogyakarta merasa kehadiran kelompok Papua merupakan ancaman nyata yang dapat membawa kerusuhan dan menurunkan keamanan di lingkungan Yogyakarta.

2) Konflik

Ditemukan pula masyarakat Yogyakarta dirasa kehadiran kelompok Papua dianggap dapat membawa konflik (16,8%) yang mengancam keamanan Yogyakarta.

Bentrok antara warga sekitar dan orang Papua karena perbedaan budaya. (P.3)

Rawan terjadinya bentrok karena kesalahpahaman, terkadang mereka terpicu untuk melakukan aksi brutal. (P.13)

Apabila ada konflik yang menyangkut antara orang Papua dengan masyarakat lokal, kecenderungannya mereka akan menyelesaikannya dengan anarkis. (P.29)

Perbedaan budaya dan temperamental dipandang pemicu konflik antara kelompok Papua dengan warga lokal di Yogyakarta. Perspektif ini membuat masyarakat di Yogyakarta merasa kehadiran kelompok Papua mengancam keamanan Yogyakarta.

3) Kekerasan

Kekerasan merujuk pada tindakan menyakiti atau penyiksaan terhadap suatu individu atau kelompok yang menyerang fisik dan bisa berakibat fatal. Pada penelitian ini ditemukan kehadiran kelompok Papua dirasa berkaitan dengan sikap menyakiti (14,85%) terhadap kelompok masyarakat Yogyakarta.

Menurut saya, ancaman yang bisa muncul adalah meningkatnya jumlah kekerasan, khususnya pada anggota polisi yang sedang bertugas di jalan. (P.72)

Ancaman kekerasan yang bisa dilakukan orang Papua. (P.87)

4) Kriminalitas

Secara umum kriminalitas dimaksudkan pada tindakan kejahatan, pelanggaran hukum, dan perilaku-perilaku menyimpang lainnya secara hukum. Pada penelitian ini ditemukan bahwa masyarakat di Yogyakarta merasa kehadiran kelompok Papua

berpotensi pada tindakan kriminalitas (11,8%) sehingga membuat kelompok masyarakat Yogyakarta merasa terancam keamanannya.

Ada juga yang memberi ancaman, karena komplotan preman di Indonesia rata-rata dikuasai orang timur. (P.10) Mungkin seperti tawuran, pembegalan, penjarahan, dan hal-hal kriminal lainnya. (P.19)

Preman bertambah, kriminalitas meningkat. (P.21)

Menurut saya, ancaman yang muncul adalah kriminalitas yang semakin meningkat. (P.24)

Berbagai jawaban kriminalitas seperti pembegalan, premanisme dan tindakan kriminalitas lainnya membuat masyarakat di Yogyakarta merasa kehadiran kelompok Papua ialah ancaman nyata yang menyerang keamanan Yogyakarta.

5) Gangguan Kenyamanan

Kenyamanan merupakan salah satu aspek dari keamanan. Kenyamanan merujuk pada ketentraman dan bebas dari rasa takut. Bagi masyarakat Yogyakarta kehadiran kelompok Papua di Yogyakarta dirasa dapat mengganggu kenyamanan (21,7%).

Ketidaknyamanan yang dirasakan karena beberapa orang Papua terkadang suka memaksakan kehendak bahkan ketika orang lain sudah menolak dengan halus. (P.11) Kebiasaan mabuk mereka yang sering kali meresahkan warga Yogyakarta. (P.18)

Merasa tidak nyaman. Mengubah situasi di sekitar lingkungan. (P.71)

Masyarakat Yogyakarta merasa sikap kelompok Papua yang suka memaksa dan kebiasaan mabuk dapat menimbulkan menurunnya kenyamanan di kota Yogyakarta.

6) Mengancam Ketertiban Umum

Ketertiban umum berwewenang untuk menjaga keteraturan demi keamanan dan keselamatan massa. Kehadiran kelompok Papua di Yogyakarta dirasa mengacaukan ketertiban umum (7,9%) sebab sering melakukan tidak taat aturan dan melakukan pelanggaran.

Ngebut-ngebutan di jalan dan mengendarai motor tanpa mengenakan helm. Marah-marah di jalan dan kadang memberikan tatapan tajam. (P.22)

Semena-mena di jalan, tidak pakai helm, melanggar lalu lintas, dll. (P.39)

Nglanggar lalu lintas tapi gamau kena sanksi. (P.73)

Kehadiran kelompok Papua di Yogyakarta dirasa dapat menjadi ancaman ketertiban umum khususnya lalulintas di Yogyakarta. Masyarakat Yogyakarta merasa kelompok Papua sering melanggar peraturan lalulintas seperti tidak memakai helm saat berkendara dan berkendara melebihi kapasitas. Kekhawatiran masyarakat Yogyakarta terhadap sikap ini membuat masyarakat merasa kehadiran kelompok Papua mengancam nilai-nilai ketertiban umum yang ada di Yogyakarta.

b. Kesehatan

Ancaman realistik berikutnya ialah kesehatan. Kesehatan digolongkan ancaman realistik sebab individu atau kelompok merasa berelasi dengan individu atau kelompok lain dapat mengancam kesehatan individu atau kelompok tersebut sehingga dapat menurunkan produktifitas mereka maka, kehadiran kelompok lain bisa berpotensi ancaman. Penelitian menemukan kehadiran kelompok Papua dianggap dapat membawa dampak buruk pada kesehatan (0,9%) masyarakat di Yogyakarta.

Kemungkinan peningkatan jumlah aborsi akibat seks bebas di Yogyakarta. (P.4)

Pernyataan di atas merupakan satu-satunya bentuk ancaman realistik yang dirasa menyerang kesehatan. Pendapat tersebut menganggap perilaku seks bebas yang dilakukan kelompok Papua akan meningkatkan jumlah aborsi di Yogyakarta sehingga kehadiran kelompok Papua akan membawa ancaman bagi kesehatan masyarakat Yogyakarta.

c. Kerugian Materi

Kerugian materi berarti tidak mendapat manfaat atau kehilangan sesuatu yang berharga. Pada penelitian ini ditemukan

kehadiran kelompok Papua di Yogyakarta dirasa dapat membawa kerusakan (1,9%) lingkungan dan fasilitas di Yogyakarta.

Kehadiran mereka (kelompok Papua) bisa membawa perusakan atau vandalism. (P.40)

Terjadinya pengrusakan. (P.70) d. Kekuatan Kelompok

Kekuatan kelompok merujuk pada kekuasaan, daya, kekuatan yang menempatkan derajat kelompok dalam sosialnya. Pada penelitian ini ditemukan pendapat bahwa kehadiran kelompok Papua dianggap berpotensi mengancam kekuatan kelompok khusunya kekuasaan (0,9%) kelompok masyarakat Yogyakarta di Yogyakarta sendiri.

Kehadiran mereka (Papua) membuat kurang leluasa mendapatkan hak kenyamanan. (P.23)

Masyarakat Yogyakarta merasa bahwa kehadiran kelompok Papua dapat mengancam hak-hak warga lokal, seperti hak kenyamanan. Kelompok Papua dianggap membuat masyarakat Yogyakarta kurang leluasa di daerahnya sendiri sehingga mereka dirasa mengancam hak warga lokal.

Dokumen terkait