Prinsip pengendalian tata bangunan adalah sebagai berikut:
3.8 Arahan Pengembangan Kawasan (RP2KP)
Berdasarkan lingkup kegatan dan penyusunan RP2KP sebagai dokumen teknis, kawasan permukiman yang perlu mendapat prioritas penanganan adalah sebagai berikut :
a. Kawasan permukiman yang dikategorisasikan berada dalam lingkungan perumahan kumuh dalam areal perkotaan atau pada kawasan pinggiran, akan tetapi memiliki nilai ekonomis dan atau nilai strategi tinggi, yang apabila ditangani dapat meningkatkan nilai kawasan serta memberi manfaat bagi peningkatan perekonomian wilayah kota secara makro dan mikro.
b. Kawasan permukiman yang memiliki fungsi-fungsi khusus dalam skala pembangunan wilayah perkotaan. Kawasan permukiman yang termasuk dalam kategori ini adalah; kawasan pariwisata, kawasan konservasi kultural, kawasan agro industri, dan sejenisnya.
c. Kawasan pinggiran yang masih memiliki ciri-ciri agraris pedesaan dan secara administrasi berada dalam wilayah perkotaan yang berfungsi sebagai hinterland dan atau buffer/penyangga bagi kota dan memiliki keterkaitan dengan wilayah hinterlandnya.
d. Kawasan permukiman yang potensial terkena bencana (alam maupun konflik sosial), sehingga memerlukan penyelesaian dengan segera agar program lain dapat diselenggarakan tepat waktu. Terhadap kawasan ini memerlukan pendekatan identifikasi di dalam penetapan lokasi beserta luasannya serta potensi ancaman bencana alam yang akan terjadi.
Keempat pertimbangan tersebut merupakan dasar dan acuan di dalam menetapkan kawasan permukiman untuk ditetapkan sebagai kawasan prioritas, untuk selanjutnya akan dilakukan tindakan perencanaan, yang tentunya telah dilakukan dan dijadikan sebagai pertimbangan dalam penetapan kawasan permukiman prioritas perkotaan Kota Watansoppeng. Selanjutnya akan dilakukan perumusan kegiatan dalam program penanganan dan pengendalian yang akan dilakukan sesuai dengan tingkatan prioritasnya. Dengan demikian, Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RP2KP) Kota Watansoppeng akan menjadi landasan dalam pembangunan dimasa yang akan datang. Untuk maksud tersebut dan dengan pertimbangan kompleksitas pembangunan Kota Watansoppeng saat ini, maka diperlukan mekanisme sistem perencanaan komprehensif yang salah satunya adalah kegiatan penyusunan RP2KP Kota Watansoppeng yang bertujuan untuk mendapatkan arahan program pembangunan yang komprehensif dan terpadu.
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN SOPPENG 2016-2020
33 | R P I 2 J M K a b u p a t e n S o p p e n g Kawasan perencanaan adalah merupakan kawasan perencanaan yang sekaligus berfungsi sebagai kawasan perdagangan. Ditinjau dari kondisi fisik eksisting, maka kawasan tersebut memiliki intensitas pemanfaatan lahan yang cukup tinggi. Sementara itu, penduduk yang mendiami kawasan ini bersifat heterogen yang terdiri dari beberapa suku. Dengan demikian, perkembangan kawasan ini dimasa mendatang akan terjadi secara vertikal mengingat lahan yang tersedia untuk pengembangan secara ekstensif sudah semakin kecil.
Kondisi tersebut perlu segera ditangani dan diarahkan pada : a. Perwujudan struktural pemanfaatan ruang kawasan;
b. Memberikan arahan lingkungan binaan pada kawasan perencanaan yang dapat kepentingan atau aspirasi masyarakat, pemanfaatan sumber daya dan daya dukung lingkungan
c. Memberikan bantuan pelaksanaan fisik penataan bangunan.
d. Meningkatkan infrastruktur perkotaan baik kualitas maupun kuantitasnya.
Dalam aspek spasial, salah satu indikator dalam menentukan penilaian daya dukung dan kemampuan tanah untuk mendukung aktifitas di atasnya antara lain dipengaruhi oleh jenis tanah, luas wilayah berdasarkan kedalaman efektif tanah, luas wilayah berdasarkan tekstur tanah, topografi/ kelerengan, dan limitasi/daerah pembatas.
Kondisi topografi yang cukup datar di kawasan perencanaan adalah merupakan potensi yang cukup baik dalam mendukung rencana pengembangan kawasan terutama dalam penyediaan infrastruktur permukiman. Kawasan perencanaan didominasi kawasan terbangun berupa fasilitas perdagangan dan jasa permukiman serta fasilitas ekonomi lainnya.
Penggunaan lahan pada kawasan perencanaan tidak terlepas dari pengaruh penggunaan lahan makro, baik lingkup Kabupaten, kota, maupun kawasan atau pusat-pusat pertumbuhan terdekat. Berdasarkan pengamatan lapangan, sistem pusat pelayanan di Kawasan perencanaan tidak lepas dari sistem hirarki pusat satuan permukiman yang telah berkembang. Kondisi ini mengakibatkan hirarki pusat pelayanan pemukiman secara makro akan terintegrasi antara pusat pemukiman wilayah Kabupaten Soppeng dengan pusat pelayanan yang lebih luas.
Usulan program kegiatan pada pembahasan ini merupakan kesesuaian program kegiatan dalam RP2KP. Hal ini dimaksudkan untuk melihat adanya sinkronoisasi jenis program kegiatan yang akan dilaksanakan pada kawasan prioritas yang meliputi beberapa program kegiatan sebagaimana pada tabel berikut:
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN SOPPENG 2016-2020
34 | R P I 2 J M K a b u p a t e n S o p p e n g Tabel 3.1.Arahan Kegiatan Berdasarkan RP2KP
No Program Arahan Kegiatan RP2KP
1 Pengembangan Peremajaan kawasan permukiman Permukiman Pengaturan GSB, KLB, dan KDB
Pembangunan dan pengembangan jalan lingkungan Peningkatan kualitas permukaan jalan
Pemeliharaan jaringan jalan
Penetapan legalitas jalan-jalan lingkungan, terutama pada lingkungan kumuh Penyediaan dan pengembangan fasilitas pejalan kaki
Pembangunan RUSUNAWA dan RUSUNAMI a. Penyiapan Lahan
b. FS
c. Pembangunan Fisik
Peningkatan peran serta masyarakat 2 Penyehatan
Lingkungan Permukiman
Pengelo/laan limbah secara bersama (onsite) Pembangunan MCK pada lingkungan kumuh Pengelolaan sampah secara terpadu
Peningkatan kapasitas pelayanan persampahan Pengadaan TPS (Container)
Pengadaan tong sampah Pengadaan gerobak sampah
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN SOPPENG 2016-2020
35 | R P I 2 J M K a b u p a t e n S o p p e n g Pembangunan dan pengembangan jaringan drainase
Peningkatan dan perbaikan kondisi saluran Pemeliharaan saluran drainase
Normalisasi aliran saluran drainase
Pembangunan gorong-gorong ke tanggul sungai/pantai Peningkatan peranserta masyarakat
3 Penataan
Bangunan dan Lingkungan
Penyiapan RTH
Penyusunan Rencana Tindak Penataan RTH b. Pembangunan RTH
Konservasi daerah bantaran sungai
Pengendalian pembangunan perumahan di area bantaran sungai Bantuan Perbaikan rumah Warmis
Peningkatan peranserta masyarakat Hidran Kebakaran
Menata kawasan pasar Watansoppeng sebagai pasar komoditas holtikultura 4 Pengembangan Air
Minum
Peningkatan pelayanan air minum Penambahan jaringan sambungan PDAM Pengadaan hidran umum
Penambahan watermeter Penambahan kapasitas debit air
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN SOPPENG 2016-2020
36 | R P I 2 J M K a b u p a t e n S o p p e n g Pembangunan talud sungai
Pembuatan Bronjong Pembuatan Sumur Bor
Peningkatan peranserta masyarakat 5 Penataan Ruang
dan Pertanahan
Penyusunan recana tata ruang yang bersifat terinci, meliputi RDTR, RTBL dan masterplan keciptakaryaan
Pengendalian ruang melalui kebijakan zonasi (Zoning regulation) Konsolidasi lahan, terutama pada kapling lahan yang belum berkembang Meminimalisir penerbitan sertifikat kepemilikan lahan disepanjang bantaran sungai
6 Ekonomi Peningkatan ekonomi produksi masyarakat Pengembangan UKM
Penataan Ekowisata (Bantaran Sungai Watansoppeng) 7 Sosial Kegiatan Sosialisasi/Penyuluhan
Kegiatan Pelatihan dan Pendidikan Pembangunan STK
8 Kelembagaan Peningkatan kelembagaan pemerintah
Peningkatan Kelembagaan Masyarakat (BKM & LSM) 9 Legalitas Penyusunan masterplan kawasan prioritas
Penyusunan Perda
Perizinan Pembangunan dan Pengembangan Sumber : Pedoman RP2KP
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH KABUPATEN SOPPENG 2016-2020
37 | R P I 2 J M K a b u p a t e n S o p p e n g Pada saat ini Kabupaten Soppeng Belum memiliki dokumen RP2KP dan diharapkan kelak dapat terealisasi sebagai salah satu dokumen keciptakaryaan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Soppeng.
3.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kab Soppeng dan Sektor