• Tidak ada hasil yang ditemukan

S3 Sumber daya alam (air, listrik dan lahan). 3

W1 Sumber daya manusia (Pengelola) 3

W2 Perawatan dan pengelolaan sarana prasarana 4

W3 Kebijakan Pemerintah Daerah/Kota 3

W4 Kondisi fisik sarana prasarana. 3

W5 Sumber daya manusia (Pengelola) 3

O1 Waktu tempuh 3

O2 Kemudahan Akses pencapaian terhadap sarana prasarana

4

O3 Jarak tempuh 4

T1 Kondisi jaringan jalan 2

T2 Transportasi 2

Analisis pencocokan: mencocokkan faktor-faktor dalam matriks SWOT untuk mendapatkan beberapa strategi alternatif untuk menentukan ketersediaan sarana prasarana. Matriks ini disajikan pada Tabel 36. Beberapa asumsi alternatif strategi yang dapat dilakukan, yaitu :

1. Strategi Strength-Oppurtunity, yaitu memanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang.

2. Strategi Weakness-Oppurtunity, yaitu meminimalkan kelemahan untuk mencapai dan memanfaatkan peluang.

3. Strategi Strength-Threat, yaitu memanfaatkan kekuatan untuk mengurangi ancaman.

4. Strategi Weakness-Threat, yaitu taktik pertahanan diarahkan untuk mengurangi kelemahan-kelemahan internal serta menghindar dari ancaman-ancaman lingkungan luar.

Tabel 36 Matriks SWOT

Internal

Eksternal

1. Kualitas Pelayanan Sarana Prasarana

Kekuatan (Strenght) :

2. Area / Wilayah Pelayanan 3. Sumber Daya Alam (Air,

Listrik, Lahan)

1. Sumber Daya Manusia (Pengelola)

Kelemahan (Weakness) :

2. Perawatan dan Pengelolaan Sarana Prasarana

3. Kebijakan Pemerintah Daerah/ Kota

4. Kondisi Fisik Sarana Prasarana 1. Waktu Tempuh Peluang (Oppurtunity) : 2. Kemudahan Akses Pencapaian terhadap Sarana Prasarana 3. Jarak Tempuh A. Meningkatkan Radius/Area pelayanan

B. Peningkatan Kualitas Pelayanan C. Memanfaatkan Sumber Daya

Alam untuk Peningkatan Jumlah Sarana Prasarana.

D. Peningkatan Keahlian Sumber Daya Manusia E. Peningkatan Kualitas

Pengelolaan dan Fisik Sarana Prasarana

F. Kebijakan Pemerintah Daerah/Kota yang

mendukung Sarana Prasarana 1. Kondisi Jaringan Jalan

Ancaman (Threat) :

2. Transportasi G. Perbaikan dan Pemeliharaan Sistem Jaringan Jalan H. Peningkatan Jalur Transportasi

I. Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Jaringan Jalan J. Mendukung Pembukaan

Jalur-Jalur Alternatif Transportasi

Sumber: Hasil Analisis, 2011

Langkah selanjutnya analisis pengambilan keputusan dengan memilih keputusan terbaik untuk dilaksanakan. Setiap alternatif strategis pada matriks SWOT diberi nilai sesuai dengan tingkat kepentingannya, kemudian diberi rangking. Pemberian nilai berdasarkan penjumlahan nilai-nilai dari faktor-faktor

yang membangun alternatif strategi. Pemberian ranking berdasarkan pada point nilai tertinggi. Penggambaran pengambilan tingkat prioritas ini dapat dilihat pada Tabel 37.

Tabel 37 Pemilihan Analisis Prioritas

No. Alternatif strategi Keterkaitan Kepentingan Ranking 1. Meningkatkan Radius/Area

pelayanan

(S1,2, O2,3) 15 1

2. Peningkatan Kualitas Pelayanan (S1,O1) 6 6

3. Memanfaatkan Sumber Daya Alam untuk Peningkatan Jumlah Sarana Prasarana.

(S3, O2) 7 4

4. Peningkatan Keahlian Sumber Daya Manusia

(W1,2,O2) 11 3

5. Peningkatan Kualitas Pengelolaan dan Fisik Sarana Prasarana

(W2,3,O2.3) 15 2

6. Kebijakan Pemerintah Daerah/Kota yang mendukung Sarana Prasarana

(W3,O2) 7 5

Sumber: Hasil Analisis, 2011

Hasil analisis peringkat kepentingan, prioritas kebijakan di posisi ranking pertama merupakan kebijakan yang pertama dilaksanakan. Prioritas kebijakan kuadran I, II selanjutnya kuadran III dan IV. Berdasarkan hasil dari Tabel 37 maka prioritas kebijakan yang direkomendasikan adalah:

1. Meningkatkan radius/area pelayanan sarana prasarana.

2. Peningkatan kualitas pengelolaan dan fisik sarana prasarana. 3. Peningkatan keahlian sumber daya manusia.

4. Memanfaatkan sumber daya alam untuk peningkatan jumlah sarana prasarana.

5. Kebijakan Pemerintah Daerah/Kota yang mendukung Sarana Prasarana. 6. Peningkatan kualitas pelayanan.

Beberapa alternatif kebijakan untuk peningkatan kelayakan sarana prasarana di Kota Tangerang Selatan dipengaruhi oleh berbagai aspek terkait diantaranya: aspek fisik, sosial dan budaya dan kebijakan pemerintah daerah/kota. Pemanfaatan aspek fisik yang memperhatikan kondisi dan penggunaan lahan, sumber energi alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan sarana prasarana. Aspek sosial budaya berkaitan dengan sumber daya manusia dan budaya masyarakat untuk merawat dan memelihara sarana prasarana. Kebijakan pemerintah

diperlukan mendukung kebutuhan peningkatan jumlah, kualitas dan wilayah pelayanan sarana prasarana di Kota Tangerang Selatan

Rekomendasi Pengembangan Sarana Prasarana Wilayah Kota Tangerang Selatan

Mengacu kepada Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 2008, tentang Kota Tangerang Selatan yang menjadi bagian Pusat Kegiatan Nasional (PKN) metropolitan Jabodetabek maka rekomendasi pengembangan sarana prasarana: • Meningkatkan akses pencapaian didalam dan antar wilayah dengan penataan

fisik jaringan jalan dan peningkatan kapasitas pelayanan moda transportasi di sepanjang koridor Jakarta-Tangerang Selatan, Jakarta Tangerang, Jakarta Bogor, Jakarta Depok.

• Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan sarana prasarana air bersih di setiap wilayah Kota Tangerang Selatan.

• Meningkatkan kapasitas tampung dan perluasan wilayah pelayanan sarana prasarana persampahan.disetiap wilayah.

• Meningkatkan wilayah pelayanan dan kualitas pengelolaan sarana prasarana kesehatan, pendidikan dan listrik.

• Mengatur wilayah pelayanan sarana prasarana niaga perdagangan berdasarkan zona pelayanan.

1. Sebaran sarana prasarana Kota Tangerang Selatan cukup merata di setiap wilayah, kekurangan jumlah sebaran sarana prasarana diantaranya: sarana prasarana air (Instalasi Pengolahan Air/IPA Serpong) hanya tersedia di kecamatan Serpong, kecamatan Setu tidak mempunyai sarana prasarana pendidikan untuk jenjang Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP), kekurangan jumlah TPS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara) di kecamatan Ciputat, Ciputat Timur, Pondok Aren, Serpong, Serpong Utara dan Pamulang. Terjadi kepadatan sebaran sarana prasarana niaga perdagangan, terlihat dari jumlah mini market di setiap wilayah.

2. Hasil evaluasi ketersediaan sarana prasarana Kota Tangerang Selatan belum terpenuhi secara merata di setiap wilayah, terlihat dari kekurangan kapasitas produksi air bersih PAM, kekurangan pasokan daya listrik, kekurangan daya tampung sarana prasarana pendidikan dan kekurangan kapasitas tampung bangkitan sampah.

3. Akses pencapaian menuju sarana prasarana dipengaruhi oleh radius/wilayah pelayanan dan kerapatan jalan. Radius pelayanan kurang luas terjadi karena pemusatan lokasi sarana prasarana diantaranya: pelayanan air bersih terpusat di kecamatan Serpong, pemusatan lokasi Tempat Pembuangan Sampah sementara (TPS), pemusatan sarana prasarana niaga dan perdagangan di jalan arteri sekunder. Kerapatan jalan Kota Tangerang Selatan terpenuhi tetapi daya tampung jalan kurang terpenuhi sehingga waktu tempuh bertambah berakibat menghambat akses pencapaian.

4. Strategi pengembangan sarana prasarana yang perlu dilakukan adalah:

- Meningkatkan kapasitas produksi dan perluasan radius/wilayah pelayanan sarana prasarana air bersih Kota Tangerang Selatan.

- Meningkatkan akses pencapaian sarana prasarana wilayah Kota Tangerang Selatan didalam dan antar wilayah dengan penataan fisik jaringan jalan. - Meningkatkan kapasitas tampung TPS, menambah frekuensi

pengangkutan dan perluasan radius/wilayah pelayanan sarana prasarana sampah di wilayah Kota Tangerang Selatan.

- Meningkatkan radius/wilayah pelayanan dan kualitas pengelolaan sarana prasarana listrik, pendidikan dan kesehatan.

- Mengatur radius/wilayah pelayanan sarana prasarana niaga perdagangan berdasarkan zona layanan.

Saran

1. Untuk memenuhi kebutuhan sarana prasarana wilayah Kota Tangerang Selatan disarankan kepada Pemerintah Kota: meningkatkan jumlah pengolahan air bersih, peningkatan jumlah gardu listrik, peningkatan jumlah sekolah dan peningkatan jumlah TPS.

2. Untuk pemerataan ketersediaan sarana prasarana wilayah Kota Tangerang Selatan disarankan kepada Pemerintah Kota: meningkatkan kapasitas produksi air bersih dan mengendalikan penggunaan air tanah sehingga ketersediaannya tetap terjaga. Meningkatkan pasokan daya listrik, mengelola dan merawat jaringan jalan secara terpadu dan intensif. Meningkatkan kapasitas tampung peserta didik dengan peningkatan jumlah kelas di setiap sekolah. Meningkatkan kapasitas tampung TPS dan menambah frekuensi pengangkutan sampah.

3. Untuk mempercepat dan mempermudah akses pencapaian menuju sarana prasarana wilayah Kota Tangerang Selatan disarankan kepada Pemerintah Kota: perbaikan jalan dan peningkatan daya tampung jalan kolektor sekunder dengan membangun jalan lingkar luar dan jalan lintas (fly over) sebagai alternatif penyelesaian kepadatan pengguna ruas jalan kolektor sekunder. Meningkatkan radius/wilayah pelayanan sarana prasarana air, listrik, kesehatan masyarakat dan persampahan. Mengatur zona layanan sarana niaga perdagangan dan membatasi izin operasional mini market.

4. Mempertimbangkan arahan strategi pengembangan sarana prasarana wilayah Kota Tangerang Selatan yang tertulis pada simpulan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Anggarkusuma M. 2010 Prediksi Kebutuhan Daya Tampung TPA Sukosari Jumantono Karang Anyar. [Skripsi] Surakarta: Jurusan Infrastruktur Perkotaan Fakultas Teknik Sipil. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Anonim. 1985. Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 26 Tahun 1985 Jaringan Jalan di Lingkungan Perkotaan.

Anonim. 2007 Intepretasi Citra. //scrib.com/doc/

Anonim. 2008.Undang-Undang No.51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan.

27869845/ interpretasi-citra download [15 Mei 2011].

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. 2010. Kota Tangerang Selatan dalam Angka Tahun 2010. Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan.

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2004. Standar Nasional Indonesia 03-1733-2004, Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2003. Standar Nasional Indonesia 03-6967-2003 Persyaratan Umum Sistem Jaringan dan Geometrik Jalan Perumahan Jakarta: Badan Standarisasi Nasional

[BSN] Badan Standarisasi Nasional Standar Nasional Indonesia.2002 Standar Nasional Indonesia 19-2454-2002, Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan .Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. [BAPPEDA] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan.

2010. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2010. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan

Barus B. dan Wiradisastra U.S. 2000 Sistem Informasi Geografis Sarana Manajemen Sumberdaya. Laboratorium Penginderaan Jauh Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jenderal Penataan Ruang. 2002. Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Tahun 2002. Jakarta: Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.

Direktorat Jenderal Cipta Karya. 1983. Sistematika Isi Pedoman Perencanaan Lingkungan Pemukiman. Jakarta: Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.

Direktorat Jenderal Cipta Karya. 1998. Pedoman Teknis Prasarana Jalan Perumahan (Sistem Jaringan dan Geometri Jalan). Jakarta: Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.

Friesner T. 2010. History of SWOT Analysis. /marketingteacher.com/swot/history-of-swot.html.[25 Mei 2011]

Graham S. and Marvin, S. 2010. Splintering Urbanism. London: Routledge. Gleick P. 1996. Water resources. In Encyclopedia of Climate and Weather. ed.

(Schneider S.H, Ed.). New York: Oxford University Press. Vol.2: 817-823.

Hartono E. 2006. Peningkatan Pelayanan Sampah di Kota Brebes melalui Peningkatan kemampuan Pembiayaan [Tesis]. Semarang: Program Pascasarjana Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro Semarang.

Google. 2011. Google Earth Maps and Entreprise. /www.google.com/enterprise/earthmaps/maps.html. [1 September 2011]

Healey J. 1999. Statistics, Fifth Edition. Bellmont California: Wadsworth Publishing Co.

Lillesand T and Kiefer, R.W. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Notoatmojo S. 2003

[NCPWI] The National Council on Public Work Improvement. 1988 Infrastructure Performance and It’s Measurement. Washington DC: National Council on Public Work Improvement the Corps of Engineers

Department of the Army and Defense.

//federalregister.gov/agencies/national-council-on-public-works- improvements [20 Mei 2011].

Prinsip – Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rikaneka Cipta.

Pramono, Sigit. 2002. Pendekatan Sistem pada Pengelolaan Air Bersih di Indonesia. Jurnal Konstruksi dan Desain 1(1): 15-24.

[PT.PLN]. Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara 2010. Kriteria Disain Enjinering Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik. Jakarta: Perusahaan Listrik Negara

Prihastomo. 2008. Pengantar Teknologi SCADA. //script.com. download [15 Mei 2011]

Purwadhi dan Hardiyanti S. 2001. Interpretasi Citra Digital. Jakarta: Grasindo. [PUSBITEK PU] Pusat Pembinaan Keahlian dan Teknik Konstruksi. 2008.

Kebijakan Penataan Ruang Berdasarkan UU No.26 tahun 2007 dalam rangka Penyelenggaraan IPU. [Kuliah Kedinasan] Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

[PU] Departemen Pekerjaan Umum. 2004. Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

[PU] Departemen Pekerjaan Umum. 2007. Peraturan Peraturan No.112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

Rustiadi E, Saefulhakim S dan Panuju D.R. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah .Jakarta: Cresspent press dan Yayasan Obor Indonesia.

Schneekloth L. 2010. Water Resources: Time Saver Standard for Urban Design. New York: Mc Graw Hill Publisher.

Spencer J. 2007 Health, Human Security and the Peri-urban Transition. Internastional Journal for Asia Pasific Studies. 3(2): 43-64.

Sutanto 1992. Penginderaan Jauh Jilid 1. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Watson D, Plattus A and Shibley R. 2010. Urban Infrastructure : Time Saver Standard for Urban Design. New York : Mc Graw Hill Publisher.

Qureshi S. 2010. The Fast Growing Megacity Karachi as A Frontier of Enviromental Chalenges: Urbanism and Contemporary Urbanism Issues. Journal of Geography and Regional Planning.(3)11: 306-321.

[WBCSD] World Bussiness Council for Sustainable Development. 2005. Water Facts and Trends. World Bussiness Council for Sustainable Development. //wbscd.org. [1 Juni 2011].

[WHO] World Health Organization. 1947. Definition of Health. //www.who.int/en. [ 20 Mei 2011].

dan

RATING FAKTOR PENGENDALI

Judul penelitian

Sebaran dan Ketersediaan Sarana Prasarana dan Wilayah Pelayanan di Kota Tangerang Selatan

IDENTITAS RESPONDEN N a m a : Pekerjaan/Jabatan : Alamat : NIA RACHMAWATI A156090011

SEKOLAH PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI ILMU PERENCANAAN WILAYAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

TAHUN 2011

Kami mohon Bapak/Ibu dapat mengisi kuisioner ini secara objektif dan benar. Penelitian ini dilakukan dalam kerangka akademik dan tujuan ilmiah.

PENENTUAN FAKTOR PENGENDALI INTERNAL

Faktor internal dalam kuisioner ini adalah faktor-faktor strategis yang berasal dari dalam badan/organisasi yang mempengaruhi Kelayakan Sarana Prasarana dan Wilayah Pelayanan di kota Tangerang Selatan. Kategori sarana prasarana diantaranya: Air bersih, Listrik, Sarana Pendidikan, Sarana Kesehatan Masyarakat, Jaringan Jalan, Sarana Persampahan dan Sarana Niaga dan Perdagangan.

Petunjuk pengisian :

a. Pemberian nilai positif (+) didasarkan apakah faktor-faktor tersebut akan menjadi

kekuatan

b. Pemberian nilai negatif (-) didasarkan apakah faktor-faktor tersebut akan menjadi yang mempengaruhi kelayakan sarana prasarana dan wilayah pelayanan di kota Tangerang Selatan. Berikan tanda (√) di bawah tanda (+) pada tabel berikut.

kelemahan

c. Selain faktor-faktor yang disebutkan di bawah ini, masih memungkinkan untuk menambah faktor-faktor internal lain yang menurut Bapak/Ibu mempengaruhi kelayakan sarana prasarana dan wilayah pelayanan di kota Tangerang Selatan kemudian berikan tanda (√) di bawah tanda (+) apabila faktor tersebut menjadi kekuatan atau di bawah tanda (-) apabila faktor tersebut menjadi kelemahan.

yang mempengaruhi kelayakan sarana prasarana dan wilayah pelayanan di kota Tangerang Selatan. Berikan tanda (√) di bawah tanda (-) pada tabel berikut.

NO. FAKTOR STRATEGIS INTERNAL KETERANGAN/ ALASAN

1 Kualitas Pelayanan Sarana Prasarana - ………

2 Area/ Wilayah Pelayanan - ………

Dokumen terkait