• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Asas Kewarganegaraan

Hukum kewarganegaraan Indonesia memiliki 2 (dua) sumber hukum. Pertama adalah sumber hukum formil, diantaranya adalah Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 dan peraturan pelaksanaannya, traktat dan sebagainya. Kedua adalah sumber hukum materiil, diantaranya adalah asas hukum (rechtsbegiselen). Asas hukum ini mengikuti pendapat Ron Jue tidak lain adalah nilai-nilai yang melandasi kaidah-kaidah hukum. Asas-asas hukum ini menjelaskan dan melegitimasi kaidah hukum; di atasnya bertumpu muatan ideologis dari tatanan hukum.Karena itu kaidah-kaidah hukum dapat di pandang sebagai operasional atau pengolahan lebih jauh dari asas-asas hukum.Asas-asas hukum juga seperti

dikemukakan Robert alexy adalah ‘optimierungsgebote’, yang berarti aturan yang

mengharuskan bahwa sesuatu berdasarkan kemungkinan-kemungkinan yuridis dan faktual seoptimal mungkin direalisasikan.36

Tiap-tiap negara mempunyai kedaulatan penuh untuk menentukan siapa yang menjadi warga negaranya. Tidak ada suatu negara yang berhak mengatur kewarganegaraan orang lain. Suatu negara tidak bisa begini saja menentukan status kewarganegaraan seseorang di negara lain.37

Terdapat kedaulatan negara untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negaranya, boleh jadi menyebabkan tidak seragamnya pengaturan hukum kewarganegaraan antara negara yang satu dengan negara yang lain. Konsekuensinya orang yang telah di akui sebagai warga negara dari suatu negara tertentu mungkin diakui pula sebagai sebagai warga negara lain; atau justru sebaliknya orang sama sekali tidak memiliki status kewarganegaraan.38

Secara umum dalam menentukan status kewarganegaraan seseorang dikenal adanya dua asas umum yang dapat digunakan; yaitu ius soli dan ius sangiinis. Ius soli adalah penentuan kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan daerah/ Negara tempat ia dilahirkan (Dalam istilah bahasa lain ‘soli’=solum yang artinya negeri, tanah air atau daerah). ius sanguinis, menentukan kewarganegaraan berdasarkan keturunan (Dalam bahasa latin, sanguinis berasal dari kata sangui, artinya darah). ius sanguinis, menetapkan kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan kewarganegaraan orang tuanya, tanpa mengindahkan di mata ia dilahirkan.39

Perlu di perhatikan, bahwa penerapan dua asas ini sering menimbulkan persoalan kewarganegaraan, karena orang bisa jadi tidak jelas kewarganegaraannya, karena ada beberapa orang yang memiliki kewarganegaraan rangkap (bipatride) atau mungkin justru tidak memiliki status kewarganegaraan sama sekali (apatride).40Di samping kedua asas tersebut, dalam menentukan kewarganegaraan seseorang juga

36 B.Arief Sidharta. Refleksi tentang Hukum,Terjemahan. (Bandung:Citra Aditya Bhakti.1996) hal. 121 37Suparlan al hakim.dkk. Pendidikan Kewarganegaraan…..,Op. Cit, hal 111.

38Ibid. 39Ibid. 40Ibid.

dipergunakan adanya dua stelsel kewarganegaraan, yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif.Stelsel aktif, orang harus melakukan tindakan hukum secara aktif untuk bisa menjadi warga negara atau juga untuk melepaskannya.Sedangkan stelsel pasif, orang dengan sendirinya dapat memperoleh kewarganegaraan atau dinyatakan dengan sendirinya hilang status kewarganegaraannya.41

Berkaitan dengan stelsel tersebut, dikenal pula dengan dua hak kewarganegaraan, yaitu; hak opsi dan hak repudiasi.Hak opsi adalah hak untuk memilih status kewarganegaraan seseorang. Hal ini bias digunakan dalam stelsel aktif. Sementara itu, hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak status kewarganegaraan.Dalam status kewarganegaraan diperoleh dengan sendirinya (stelsel pasif). Orang berhak menolak status itu apabila ia tidak menghentikannya.42

Berkaitan dengan asas kewarganegaraan tersebut. Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006, menegaskan mengenai asas sebagai berikut43: “1. Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang

menentukan kewarganegraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.

2. Asas ius soli (law of the soli) secara terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran. Yang diberlakukan berbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini. 3. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan

satu kewarganegraan bagi setiap orang.

4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.”44

Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2006 pada dasarnya tidak mengenal kewarganegraan ganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegraan (apatride).Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-Undang ini suatu pengecualian.45

41Ibid.

42Ibid. hal 112. 43Ibid.

44 Widodo Ekatjahjana. Hukum Kewarganegaraan…,Op, cit hal 33. 45Ibid.

Selain asas-asa umum sebagaimana tersebut di atas, beberapa asas-asas hukum khusus juga menjadi dasar penyusunan undang-undang tentang kewarganegaraan Republik Indonesia :

1. Asas kepentingan sosial adalah asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia. Yang bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan tujuannya sendiri.

2. Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh kepada setiap warga Negara Indonesia dalam keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri.

3. Asas persamaan dalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang menentukan bahwa setiap warga negara Indonesia mendapat perlakuan yang sama dalam hukun dan pemerintahan.

4. Asas kebenaran subtantif adalah Adalah prosedur kewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

5. Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam hal ihwal yang berhubungan dengan warganegara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin dan gender.

6. Asas Pengakuan dan Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia adalah Adalah asas yang dalam segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin, melindungi, dan memuliakan Hak Asasi Manusia pada umumnya, dan hak warga negara pada khususnya.

7. Asas Keterbukaan Adalah asas yang menetukan bahwa segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.

8. Asas Publisitas Adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh dan atau kehilangan kewarganegaraan RI akan diumumkan dalam

Dokumen terkait