• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Kimia dalam Bahan Makanan

Bab V Bahan Kimia dalam Kehidupan

C. Bahan Kimia dalam Bahan Makanan

Gambar 5.18Kue ditambahkan bahan kimia tambahan untuk menambah cita rasa dan agar lebih menarik.

Sumber: Dokumen Penerbit

5. Jelaskan manfaat pemberian pupuk urea pada tanaman! 6. Sebutkan jenis-jenis pestisida berdasarkan target sasarannya!

7. Apakah kandungan bahan kimia yang biasa terdapat dalam obat batuk? 8. Apakah fungsi analgesik dan antipiretik itu?

9. Sebutkan zat-zat radioaktif yang biasa digunakan dalam dunia kedokteran, dan jelaskan fungsinya!

10. Apakah penggunaan zat radioaktif dalam dunia kedokteran tidak ada efek sampingnya? Jelaskan pendapatmu!

Biasanya, bahan aditif diberi kode huruf E (Eropa) dan diikuti dengan tiga angka. Misalnya, E 100 sebagai kode pewarna, E 200 kode konsevator, E 300 kode antioksida, dan E 400 kode pengemulsi atau stabilisator. Contoh bahan aditif itu adalah E 200 asam sorbat, E 201 Na sorbat, E 300 asam askorbat, E 311 oktil gallat, E 320 butil hidroksilanisol (BHA), dan E 321 butilhidroksil toluena (BHT).

Berdasarkan asalnya, bahan aditif pada makanan dibedakan menjadi dua, yaitu alami dan buatan.

1. Bahan Kimia Tambahan Alami pada Makanan

Sejak dulu nenek moyang kita sudah menggunakan bahan tambahan untuk memberi warna, pemanis, pengawet, dan penyedap. Nah, bahan kimia tambahan alami apa saja yang digunakan dalam makanan?

a. Bahan Pewarna Alami

Pernahkah kamu makan nasi kuning? Dari mana asalnya warna kuning pada nasi kuning? Warna kuning itu berasal dari bumbu masakan yang disebut kunyit.

Bahan pewarna alami lain yang juga sering digunakan, antara lain seperti berikut.

1) daun pandan dan daun suji untuk menghasilkan warna hijau;

2) gula merah dan karamel untuk menghasilkan warna cokelat;

3) cabai, tomat, dan paprika untuk menghasilkan warna merah.

Pewarna alami lebih aman dikonsumsi tetapi macamnya terbatas, dan sulit untuk memperolehnya dalam jumlah besar sehingga industri makanan lebih senang menggunakan pewarna sintetis.

b. Bahan Pemanis Alami

Jika kamu ingin membuat air teh yang manis, bahan apa yang ditambahkan ke dalam air teh? Kamu pasti akan menambahkan gula pasir. Gula pasir merupakan salah satu contoh bahan pemanis alami yang sering digunakan dalam rumah tangga.

Terbuat dari apakah gula pasir dan gula merah itu? Gula pasir diolah dari tanaman tebu, sedangkan gula merah diolah dari pohon kelapa atau aren.

Zat pemanis alami yang biasa digunakan, dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1) Pemanis nutritif

Pemanis nutritif adalah pemanis alami yang menghasilkan kalori. Pemanis nutritif berasal dari tanaman (sukrosa/ gula tebu, gula bit, xylitol dan fruktosa), dari hewan (laktosa, madu), dan dari hasil penguraian karbohidrat (sirop glukosa, dekstrosa, sorbitol).

Kelebihan pemanis ini dapat mengakibatkan obesitas, karena kandungan kalorinya yang tinggi.

Gambar 5.19Nasi kuning mengguna-kan pewarna kunyit.

2) Pemanis nonnutritif

Pemanis nonnutritif adalah pemanis alami yang tidak menghasilkan kalori. Pemanis nonnutritif berasal dari tanaman (steviosida), dan dari kelompok protein (miralin, monellin, thaumatin).

c. Bahan Pengawet Alami

Bahan pengawet alami yang sering digunakan adalah garam, cuka, dan gula. Bahan pengawet alami ini digunakan untuk mengawetkan makanan agar selalu berada dalam kondisi baik. Metode pengawetan menggunakan garam dapur (NaCl) telah dilakukan masyarakat luas selama bertahun-tahun. Larutan garam yang masuk ke dalam jaringan diyakini mampu menghambat pertumbuhan aktivitas bakteri penyebab busuk, sehingga makanan tersebut jadi lebih awet. Pengawetan dengan garam ini memungkinkan daya simpan yang lebih lama dibanding dengan produk segarnya yang hanya bisa bertahan beberapa hari atau jam saja. Contoh ikan yang hanya tahan beberapa hari, bila diasinkan dapat awet selama berminggu-minggu. Tentu saja prosedur pengawetan ini perlu mendapat perhatian karena konsumsi garam secara berlebihan dapat memicu penyakit darah tinggi. Selain itu, garam digunakan untuk membuat telur asin dan ikan asin. Cuka digunakan agar sayuran dapat bertahan lama. Gula digunakan dalam pembuatan kecap yang berfungsi sebagai bahan pengawet.

Selain dengan penambahan bahan pengawet, untuk mengawetkan makanan dapat dilakukan dengan pe-manasan, pengeringan, pembekuan, pengalengan, dan irradiasi dengan sinar ultraviolet atau sinar gamma.

d. Bahan Penyedap Alami

Bahan penyedap alami yang sering digunakan untuk me-nimbulkan rasa gurih pada makanan, antara lain santan kelapa, susu sapi, dan kacang-kacangan. Selain itu, bahan penyedap lainnya yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan, antara lain lengkuas, ketumbar, cabai, kayu manis, dan pala.

Tujuan ditambahkannya penyedap adalah meningkatkan cita rasa makanan, mengembalikan cita rasa makanan yang mungkin hilang saat pemprosesan dan memberi cita rasa tertentu pada makanan.

Tugas 5.4

Carilah informasi mengenai bahan-bahan alam yang dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap makanan atau minuman yang dapat dibuat dalam skala besar dan biaya murah sehingga dapat digunakan dalam industri makanan atau minuman.

Info Sains

Pasteurisasi

Louis Pasteur (1822-1895) menyimpulkan bahwa mikroba dapat dibunuh melalui pe-manasan. Prinsip ini digunakan untuk pengawetan susu, yang disebut pasteurisasi yaitu pemanasan berulang-ulang. Susu dipanaskan dengan suhu yang tidak terlalu tinggi yaitu 70°C kemudian didinginkan dan setelah itu dipanaskan kembali. Hal ini dilakukan berulang-ulang. Tujuan pasteurisasi adalah membunuh bakteri patogen tetapi membiarkan bakteri yang tidak berbahaya tetap hidup.

2. Bahan Kimia Tambahan Buatan pada Makanan

Sama halnya seperti bahan kimia tambahan alami, bahan kimia tambahan buatan dapat juga digolongkan menjadi pe-warna, pemanis, pengawet, dan penyedap bahan makanan kemasan. Nah, apa saja yang termasuk bahan kimia buatan yang tergolong sebagai pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap?

a. Bahan Pewarna Buatan

Pernahkah kamu melihat makanan dengan tampilan warna yang sangat menarik? Agar makanan terlihat menarik, para produsen makanan biasanya menambahkan bahan pewarna. Nah, bahan pewarna buatan apa saja yang biasa digunakan dalam makanan?

Bahan pewarna yang masih diperbolehkan untuk dipakai yaitu amarant (pewarna merah), tartrazine (pewarna kuning),

erythrosine (pewarna merah), fast green FCF (pewarna hijau),

sunset yellow (pewarna kuning), dan brilliant blue (pewarna biru).

Meskipun bahan pewarna tersebut diizinkan, kamu harus selalu berhati-hati dalam memilih makanan yang menggunakan bahan pewarna buatan karena penggunaan yang berlebihan tidak baik bagi kesehatanmu.

Penggunaan tartrazine yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi, asma, dan hiperaktif pada anak. Penggunaan

erythrosine yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi pada pernapasan, hiperaktif pada anak, tumor tiroid pada tikus, dan efek kurang baik pada otak dan perilaku. Penggunaan Fast Green FCF secara berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi dan produksi tumor. Adapun penggunaan sunset yellow yang berlebihan dapat menyebab-kan radang selaput lendir pada hidung, sakit pinggang, muntah-muntah, dan gangguan pencernaan.

Selain itu, terdapat beberapa bahan tambahan makanan yang dilarang penggunaannya untuk pangan meskipun saat ini masih banyak digunakan. Misalnya, formalin, boraks, rhodamin-B (pewarna merah), dan methanil yellow (pewarna kuning). Pewarna ini tergolong pewarna sintetis. Khusus untuk methanil yellow dan rhodamin-B hanya diperbolehkan untuk pewarna barang hasil industri seperti plastik, tekstil, kertas, keramik, ubin, dan sebagainya. Zat pewarna sintetis ini bersifat racun jika digunakan dalam pewarna makanan dan dapat memicu pertumbuhan zat karsinogenik yang menyebabkan munculnya penyakit kanker.

Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati dalam memilih makanan yang mempunyai warna sangat menarik karena ada oknum pedagang yang masih menggunakan pewarna tekstil untuk membuat makanan. Jadi jangan hanya tertarik pada warnanya tetapi ingatlah dampak negatifnya.

b. Bahan Pemanis Buatan

Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan buatan yang ditambahkan pada makanan atau minuman untuk menciptakan rasa manis. Bahan pemanis buatan ini sama

Gambar 5.20Makanan yang diberi bahan tambahan pewar-na buatan.

Sumber: Dokumen Penerbit

Info Sains

Pembuatan Terasi

Sebagian masyarakat kita menyukai sambal terasi. Bahan baku terasi adalah udang rebon dan ikan petet. Agar terasi menarik, produsen menambah-kan pewarna. Terasi biasanya berwarna merah dan sebenar-nya warna aslisebenar-nya seperti tanah, cokelat kehitaman. Pe-warna untuk terasi yang biasa adalah anci yang biasa diguna-kan sebagai pewarna kue. Tetapi akhir-akhir ini, ditemukan terasi dengan warna merah yang lebih mencolok. Ternyata produsen terasi tersebut menggunakan pewarna rhodamine-B, yang sebenarnya sebagai pewarna tekstil dan kertas.

Rhodamine-B sangat berbahaya jika dikonsumsi dalam jangka panjang, karena memicu kanker. Rhodamine-B tidak bisa larut dan dicerna tubuh.

Sumber: Kompas, 9 November 2005 dengan pengubahan seperlunya.

sekali tidak mempunyai nilai gizi. Contoh pemanis buatan antara lain sakarin, siklamat dan aspartam. Sakarin atau "biang gula" memiliki tingkat kemanisan 350 – 500 kali gula alami.

Pemanis buatan direkomendasikan untuk diet bagi penderita diabetes atau penyakit gula, karena mereka memerlukan diet rendah kalori. Pemanis ini tidak boleh digunakan untuk orang yang sehat. Sakarin ditemukan pada tahun 1879, mulai umum digunakan pada tahun 1950 dan 1960 yang dikombinasikan dengan siklamat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sakarin dan siklamat dapat mengakibatkan tumor kantung kemih pada binatang percobaan.

Sebaliknya di Indonesia, banyak makanan dan minuman yang ditambah sakarin dan siklamat karena harganya yang jauh lebih murah dari harga gula. Namun penggunaan sakarin sekarang diganti dengan aspartam yang memiliki tingkat kemanisan 180 kali gula tebu. Aspartam ditemukan pada tahun 1981. Aspartam banyak digunakan sebagai pemanis dalam permen dan berbagai jenis makanan olahan. Tahun 1998, FDA (Food and Drug Administrasion) menyetujui penggunaan pemanis baru yaitu sukralose yang memiliki tingkat kemanisan 600 kali gula, molekul pemanis ini tidak diserap oleh tubuh. Makanan olahan yang biasa meng-gunakan pemanis buatan antara lain sirop, es mambo, kue atau roti.

c. Bahan Pengawet Buatan

Menurutmu adakah makanan dalam kemasan tanpa menggunakan bahan pengawet? Pada zaman modern ini rasanya hal itu tidak mungkin karena zaman sekarang ini menuntut penyajian yang serba cepat dan tahan lama. Oleh sebab itu, hampir setiap hari perut kita tidak pernah absen menerima pasokan makanan yang mengandung pengawet. Sesuai SK Menkes RI No.722 tahun 1988 tentang Bahan Tambahan Makanan, yang dimaksud bahan pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Menurut FDA, keamanan suatu pengawet makanan harus mempertimbangkan jumlah yang mungkin dikonsumsi dalam produk makanan atau jumlah zat yang akan terbentuk dalam makanan dari penggunaan pengawet, efek akumulasi dari pengawet dalam makanan dan potensi toksisitas yang dapat terjadi (termasuk menyebabkan kanker) dari pengawet jika dicerna oleh manusia atau hewan. Pengawet juga tidak boleh digunakan untuk mengelabui konsumen dengan mengubah tampilan makanan dari seharusnya, contohnya pengawet yang mengandung sulfit dilarang digunakan pada daging karena zat tersebut dapat menyebabkan warna merah pada daging

Info Sains

Dampak negatif timbal

Jajanan di pinggir jalan yang tidak ditutup atau dikemas secara aman, kemungkinan besar ter-cemar timbal (Pb). Pb dapat mengakibatkan idiot, infertilitas, keguguran, kelumpuhan, kram perut, sembelit, mual, muntah-muntah, sakit kepala, bingung, pikiran kacau, sering pingsan, gagal ginjal, kaku, kelemahan, tidak ingin bermain, peka ter-hadap rangsangan, dan sulit berbicara.

sehingga tidak dapat diketahui dengan pasti apakah daging tersebut merupakan daging segar atau bukan.

Pengawet sebenarnya dibutuhkan untuk mencegah aktivitas mikroorganisme ataupun mencegah proses peluruhan yang terjadi sesuai dengan pertambahan waktu, untuk menjaga kualitas yang memadai sebagaimana yang diinginkan. Namun kita harus tetap mempertimbangkan keamanannya. Di masyarakat kita sekarang ini, penggunaan pengawet yang tidak sesuai masih sering terjadi dan sudah sedemikian luas penggunaannya sehingga tidak lagi mengindahkan dampaknya terhadap kesehatan konsumen.

Mengapa bahan pengawet ditambahkan ke dalam makanan kemasan? Penambahan bahan pengawet dimaksudkan untuk mempertahankan makanan terhadap serangan bakteri, ragi dan jamur. Dengan pengawetan ini, makanan bisa tahan berhari-hari, bahkan berbulan-bulan sehingga dapat menguntungkan produsen atau pedagang.

Alasan lain menggunakan bahan pengawet karena beberapa zat pengawet berfungsi sebagai penambah daya tarik makanan itu sendiri. Misalnya, penambahan kalium nitrit agar olahan daging tampak berwarna merah segar. Tampilan yang menarik biasanya membuat pembeli tertarik untuk membelinya.

Secara garis besar zat pengawet dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1) GRAS (Generally Recognized as Safe) yang umumnya bersifat alami, sehingga aman dan tidak berefek racun sama sekali.

2) ADI (Acceptable Daily Intake), yang selalu ditetapkan batas penggunaan hariannya (daily intake) guna melindungi kesehatan konsumen.

3) Zat pengawet yang memang tidak layak dikonsumsi atau berbahaya seperti boraks, formalin, dan rhodamin-B. Formalin tidak boleh digunakan karena dapat menyebabkan kanker paru-paru dan gangguan pada alat pencernaan dan jantung. Adapun penggunaan boraks sebagai pengawet makanan dapat menyebabkan gangguan pada otak, hati, dan kulit.

Beberapa bahan pengawet diperbolehkan untuk dipakai, namun kurang aman jika digunakan secara berlebihan. Bahan-bahan pengawet tersebut, antara lain sebagai berikut. 1) Kalsium Benzoat

Bahan pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri penghasil toksin (racun), bakteri spora, dan bakteri bukan pembusuk. Senyawa ini dapat memengaruhi rasa. Bahan makanan atau minuman yang diberi benzoat dapat memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Kalsium benzoat digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman anggur, saus sari buah, sirop, dan ikan asin. Bahan ini bisa menyebabkan dampak negatif pada penderita asma

Gambar 5.21Daging diawetkan de-ngan kalium nitrit se-hingga daging tampak berwarna merah segar.

Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 5.22Senyawa benzoat meru-pakan contoh bahan pengawet untuk ma-kanan.

dan bagi orang yang peka terhadap aspirin. Kalsium benzoat bisa memicu terjadinya serangan asma.

2) Sulfur Dioksida (SO2)

Bahan pengawet ini juga banyak ditambahkan pada sari buah, buah kering, kacang kering, sirop, dan acar. Meskipun bermanfaat, penambahan bahan pengawet tersebut berisiko menyebabkan perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker, dan alergi.

3) Kalium Nitrit

Kalium nitrit berwarna putih atau kuning dan kelarutan-nya tinggi dalam air. Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan dalam waktu yang singkat. Kalium nitrit sering digunakan pada daging yang telah dilayukan untuk mempertahankan warna merah agar tampak selalu segar, semisal daging kornet. Penggunaan yang berlebihan, bisa menyebabkan keracunan. Selain memengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, juga menyebabkan kesulitan bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.

4) Kalsium Propionat/Natrium Propionat

Keduanya termasuk dalam golongan asam propionat, sering digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Bahan pengawet ini biasanya digunakan untuk produk roti dan tepung. Penggunaan yang berlebihan bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.

5) Natrium Metasulfat

Sama dengan kalsium dan natrium propionat, natrium metasulfat juga sering digunakan pada produk roti dan tepung. Bahan pengawet ini diduga bisa menyebabkan alergi pada kulit.

6) Asam Sorbat

Beberapa produk beraroma jeruk, berbahan keju, salad, buah, dan produk minuman kerap ditambahkan asam sorbat. Meskipun aman dalam konsentrasi tinggi, asam ini bisa membuat perlukaan di kulit.

Berdasarkan Permenkes No.722/88 terdapat 25 jenis pengawet yang diizinkan untuk digunakan dalam makanan. Meskipun termasuk kategori aman, hendaknya bahan pengawet tersebut harus digunakan dengan dosis di bawah ambang batas yang telah ditentukan. Perhatikan daftar bahan pengawet yang diizinkan untuk digunakan dalam makanan pada tabel berikut.

Adapun bahan-bahan pengawet yang tidak aman dan berbahaya bagi kesehatan, antara lain sebagai berikut. 1) Natamysin

Bahan ini biasa digunakan pada produk daging dan keju. Bahan ini bisa menyebabkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, dan perlukaan kulit.

2) Kalium Asetat

Makanan yang asam umumnya ditambahkan bahan pengawet ini. Padahal bahan pengawet ini diduga bisa menyebabkan rusaknya fungsi ginjal.

3) Butil Hidroksi Anisol (BHA)

Biasanya terdapat pada daging babi dan sosisnya, minyak sayur, shortening, keripik kentang, pizza, dan teh instan. Bahan pengawet jenis ini diduga bisa menyebabkan penyakit hati dan memicu kanker.

d. Bahan Penyedap Buatan

Zat penyedap buatan dibedakan menjadi dua macam, yaitu zat penyedap aroma dan zat penyedap rasa. Zat penyedap aroma buatan terdiri dari senyawa golongan ester, antara lain oktil asetat (aroma buah jeruk), iso amil asetat (aroma buah pisang), dan iso amil valerat (aroma buah apel). Zat penyedap rasa yang banyak digunakan adalah monosodium glutamate

(MSG) atau lebih populer dengan nama vetsin dengan berbagai merek yang beredar di pasar.

Berdasarkan Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) tahun 1987, MSG dimasukkan ke dalam kategori Acceptable Daily Intake (ADI) not specified, artinya MSG dapat digunakan secukupnya yang diatur sesuai dengan cara produksi pangan yang baik. Jumlah bahan tambahan makanan ini dikonversikan per kg berat badan

No. Bahan Pengawet No. Bahan Pengawet

1. asam benzoat 2. asam propionat 3. asam sorbat 4. sulfur dioksida

5. etil p-hidroksi benzoat 6. kalium benzoat 7. kalium sulfit 8. kalium bisulfit 9. kalium nitrat 10. kalium nitrit 11. kalium propionat 12. kalium sorbat 13. kalsium propionat 14. kalsium sorbat 15. kalsium benzoat 16. natrium benzoat

17. metil-p-hidroksi benzoat 18. natrium sulfit 19. natrium bisulfit 20. natrium metabisulfit 21. natrium nitrat 22. natrium nitrit 23. natrium propionat 24. nisin 25. propil-p-hidroksi benzoat

Gambar 5.23Beberapa jenis bahan penyedap aroma untuk makanan dan minuman.

Sumber: Dokumen Penerbit